0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
13 tayangan9 halaman
Wanita memainkan peran penting dalam dakwah melalui pendidikan akidah dan akhlak kepada anak-anak dan masyarakat, serta dukungan logistik bagi pejuang dalam peperangan. Gerakan feminis Islam hanya akan berhasil jika tetap berdasarkan prinsip-prinsip Alquran dan hadis.
Wanita memainkan peran penting dalam dakwah melalui pendidikan akidah dan akhlak kepada anak-anak dan masyarakat, serta dukungan logistik bagi pejuang dalam peperangan. Gerakan feminis Islam hanya akan berhasil jika tetap berdasarkan prinsip-prinsip Alquran dan hadis.
Wanita memainkan peran penting dalam dakwah melalui pendidikan akidah dan akhlak kepada anak-anak dan masyarakat, serta dukungan logistik bagi pejuang dalam peperangan. Gerakan feminis Islam hanya akan berhasil jika tetap berdasarkan prinsip-prinsip Alquran dan hadis.
1. Kodrat wanita dalam dakwah Secara umum kodrat berarti suatu keadaan yang sudah di gariskan atau di takdirkan oleh allah swt, dan tentu kodrat tersebt menjadi fitrah bagi manusia.
a. Kodrat terdapat pada wanita
Agar sesuai dengan yng allah turunkan dan fitrah yang terdapat pada wanita, maka wanita pun harus menyadari dan memahami fitrah atau kodrat apa yang ada dalam dirinya selanjutnya
Sehingga kodrat tersebut dapat dijaga, di
pelihara, dan di optimlkan sebagaiman tujuan allah dalam menciptakannya.
b. Cara menjaga kodrat wanita
Wanita harus menjaga kodrat dengan cara mengkondisikan lingkungan yang kondusif dan sesuai dengan nilai-nilai agama agar dapat terus berjalan kodrat tersebut sesuai dengan perintah agama atau yg telah allah perintahkan. 2. PERANAN WANITA DALAM MENDIDIK UMAT Pendidikan Akidah. Bagaimana seorang ibu mampu menanamkan akidah sedini mungkin, sehingga anak meyakini bahwa kita hidup tidak semau kita. Tapi di sana ada pengatur, pengawas tujuan hidup, akhir dari kehidupan. Kemudian meyakini bahwa apa yang terjadi pada kita, pasti akan kembali pada sang khalik selanjutnya
Pendidikan Ibadah Pendidikan Akhlak.
Ketika ibu menjalani Pembiasaan akhlak yang baik tidak perlu menunggu anak kehamilan sampai dewasa. Dari sini harus sudah melahirkan, tidaklah berat dibiasakan. Sebab kebiasaan baginya untuk mengajak si yang baik, kalau tidak calon bayi untuk ikut serta dibiasakan dalam waktu yang dalam melakukan ibadah lama, sangat sulit untuk menjadi akhlak. Justru ketika kebiasaan harian. Seperi: sholat, baik tidak ada dalam diri kita, puasa, baca Alquran, dengan sendirinya kebiasaan berdoa, berdzikir, dan lain buruk akan menghiasinya tanpa sebagainya. harus dibiasakan. 3. PERAN WANITA DALAM DAKWAH Di samping wanita sebagai ibu rumah tangga dan pendidik generasi, ia dalam satu waktu juga berperan sebagai pendidik para pemudi-pemudi dan ibu-ibu. Di dalam rumah ia pendidik anak-anak, sedang di luar rumah ia pendidik sebagian anggota masyarakat. Suatu masyarakat dikatakan berhasil, bila wanitanya berakhlak mulia. Wanita bagaikan mahkota, bila mahkota baik, maka seluruhnya akan kelihatan cantik dan bagus. Tapi bila mahkotanya rusak, maka yang lainpun tidak ada artinya apa-apa. 4. PERAN WANITA DALAM PEPERANGAN DAN JIHAD Peperangan pada hakekatnya diwajibkan atas laki-laki, kecuali pada waktuwaktu darurat. Tapi tidak menutup kemungkinan perempuan ikut andil di dalamnya. Di antara perannya dalam hal ini adalah memberikan minuman, mengobati yang luka-luka akibat perang, menyiapkan bekal dan lain-lain. Bila para wanita melakukan hal ini dengan ikhlas, pahalanya sama dengan orang yang berjihad. SELANJUTNYA
Sejarah pun telah menuliskan dengan tinta emas,
peranan wanita dalam peperangan. Ketika perang Yarmuk, Khalid bin Walid sebagai panglimanya menugaskan wanita, diantaranya Khansa`, untuk berbaris di belakang barisan laki-laki, tapi jaraknya agak jauh sedikit. Tugas mereka adalah menghalau prajurit laki-laki yang melarikan diri dari medan perang. Mereka dibekali pedang, kayu dan batu. Shafiyah binti Abdul Muthalib juga pernah membunuh seorang Yahudi pengintai 5. Gerakan feminis dan dakwah muslimah
Gerakan feminis di lingkungan muslim hanya
akan berhasil jika berorientasi pada ajaran islam (alquran dan sunnah), bukan di dasarkan pada ide-ide orientalis barat, yang belum tentu cocok atau bahkan justru bertentangan dengan ajaran islam itu sendiri. yang jadi masalah ketika gerakan feminis ini sudah melewati batas, maka yang terjadi adalah kebalikannya.