Anda di halaman 1dari 42

PENGELOLAAN LINGKUNGAN BELAJAR

PENATAAN AREA KELAS

DISUSUN OLEH
Putri Ayu Letari
14518.0164
Reni Parwati
14518.0166
PENGELOLAAN
RUANG KELAS
Menurut Nugraha (2010:16) pengelolaan kelas terdiri dari
dua kata, yaitu “pengelolaan” dan “kelas”. Pengelolaan
merupakan terjemahan dari kata management berasal dari
kata “to manage” yang berarti mengatur, melaksanakan,
mengelola, mengendalikan, dan memperlakukan. Namun
kata manegement sendiri sudah diserap ke dalam bahasa
Indonesia menjadi kata manajemen yang berarti sama
dengan istilah “pengelolaan”, yakni sebagai proses
mengoordinasi dan mengintegrasikan kegiatan-kegiatan kerja
agar dapat diselesaikan secara efisien dan efektif.
PENGELOLAAN
RUANG KELAS
Malayu Hasibuan (2007: 2-3) menjelaskan manajemen adalah
ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumberdaya
manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien
untuk mencapai suatu tujuan tertentu Sedangkan menurut G.R
Terry manajemen adalah suatu proses yang khas terdiri dari
tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
dan pengendalian yang dilakuakan untuk menentukan serta
mencapai sasaran yang telah ditentukan melalui
pemanfaatan sumberdaya manusia dan sumber-sumber lainnya.
PENGELOLAAN
RUANG KELAS
Rusydie (2011: 25-26) pengelolaan kelas adalah
segala usaha yang dilakukan untuk mewujudkan
terciptanya suasana belajar mengajar yang efektif
dan menyenangkan. Menurut Djamarah pengelolaan
kelas dapat dikatakan suatu upaya mendayagunakan
potensi kelas yang seoptimal mungkin untuk
mendukung proses interaksi edukatif mencapai tujuan
pembelajaran.
PENGELOLAAN
RUANG KELAS

menurut Winzer (Winataputra, 2003: 9.9)


menyatakan bahwa pengelolaan kelas adalah
cara-cara yang ditempuh guru dalam
menciptakan lingkungan kelas agar tidak terjadi
kekacauan dan memberikan kesempatan
kepada siswa untuk mencapai tujuan akademis
dan sosial.
PENGELOLAAN
RUANG KELAS

Menurut Milan Rianto(2007:1), pengelolaan


kelas merupakan upaya pendidik untuk
menciptakan dan mengendalikan kondisi belajar
serta memulihkannya apabila terjadi gangguan
dan/atau penyimpangan, sehingga proses
pembelajaran dapat berlangsung secara optimal
PENGELOLAAN
RUANG KELAS

Dari beberapa definisi diatas maka dapat


disimpulkan bahwa pengelolaan kelas adalah
suatu proses perencanaan,
pelaksanaan dan pengawasan
yang dilakukan oleh guru baik
individu maupun melalui orang lain
untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang efektif dan
efisien, dengan cara memanfaatkan
segala sumber daya yang ada.
Konsep Utama
Penataan Ruang Kelas
Penataan Ruang Kelas
Lingkungan kelas perlu ditata dengan baik sehingga memungkinkan terjadinya
interaksi yang aktif antara anak didik dengan guru, dan antar siswa. Ada beberapa
prinsip yang perlu diperhatikan oleh guru dalam menata lingkungan fisik kelas menurut
Loisell (Winataputra, 2003: 9.22) yaitu:

Visibility ( Keleluasaan Fleksibilitas


Pandangan) (Keluwesan)
Accesibility (mudah Kenyamanan
dicapai) Keindahan
Fungsi Penataan Ruang
Kelas
Pada pelaksanaanya fungsi manajemen tersebut harus
disesuaikan dengan filosofis pendidikan (belajar, mengajar) di
dalam kelas. Fungsi pengelolaan kelas meliputi:

Merencanakan Memimpin
Mengorganisasikan Mengawasi
Tujuan Penataan Ruang
Kelas
Untuk menciptakan suasana kelas Terciptanya suasana sosial yang
yang menyenangkan bagi anak memberikan kepuasan, suasana
dalam melakukan sejumlah aktivitas disiplin, perkembangan
yang dirancang bagi kepentingan
intelektual, emosional, dan sikap
pembelajaran melalui pendekatan
sambil bermainAccesibility (mudah
serta apresiasi pada
dicapai) anakAccesibility (mudah dicapai)
Penyediaan fasilitas bagi macam-
macam kegiatan belajar anak dalam Membina dan membimbing anak
lingkungan sosial, emosional, dan dengan latar belakang sosial,
intelektual dalam kelas. Fasilitas yang ekonomi, budaya serta sifat
disediakan itu memungkinkan anak
individunya
belajar dan bekerja
Faktor yang Mempengaruhi
Penataan Ruang Kelas
Faktor Kurikulum
Faktor gedung dan sarana kelas
Faktor lingkungan fisik
Dasar Psikologis Dalam
Penataan Ruang Kelas
Masalah motivasi, dengan memilih serta melakspeserta didikan
motivasi yang tepat agar dapat mencapai tujuan dengan lancar
dan penuh kegembiraan. Misalnya motivasi peserta didik agar
giat belajar.
Masalah belajar, memilih menerapkan dan mengembangkan
teori belajar yang tepatsehingga belajar secara efisien, efektif
dan produktif
Masalah individu atau pribadi, di dalam pengelolaan kelas,
masalah individual perlu diperhatikan, di samping masalah sosial.
PERINTAH PERMENDIKNAS 58/2009

PENGEMBANGAN KURIKULUM DAN Bagamana


ACUAN Realisasinya ??
PEMBELAJARAN PADA SATUAN PAUD
Aplikasi Manajemen Kelas di PAUD
1.    Merancang Lingkungan Kelas
Ruang kelas anak prasekolah biasanya merupakan kelas yang
diorganisasikan sesuai dengan pusat-pusat kegiatan. Masing-
Penataan Ruang Kelas masing pusat kegiatan memiliki program tertentu. Pusat
lingkungan dalam kelas kegiatan tersebut selalu berorientasi pada anak sebagai
(indoor) pusat bukan orang dewasa. Setiap kali diharapkan agar
anak selalu aktif dalam mengikuti kegiatan baik yang
bersifat kelompok kelompok besar, kecil ataupun dalam
kegiatan individual
Lingkungan belajar di luar kelas seyogianya tidak hanya
berperan sebagai tempat bermain melainkan juga sebagai
Penataan Ruang Kelas tempat anak mengekspresikan lingkungannya. Lingkungan ini
lingkungan luar kelas merupakan tempat yang sangat menarik dimana anak-anak
(outdoor) dapat tumbuh dan berkembang. Ketika anak-anak bermain di
luar, mereka menunjukkan ketertarikan serta rasa ingin tahu
yang tinggi. Oleh karena itu lingkungan di luar kelas selalu
penuh kejutan dan kaya akan perubahan.
2. Mengatur Tata Letak Kelas yang Menarik

Kurangi kepadatan tempat lalu lalang


Pastikan bahwa guru dapat dengan mudah
melihat semua murid. Tugas manajemen yang
penting adalah memonitor siswanya secara
4 Prinsip cermat
Dasar Untuk
Menata Materi pengajaran dan perlengkapan murid
Kelas harus mudah di akses. Ini akan meminimalkan
waktu persiapan dan perapian, dan
mengurangi kelambatan dan gangguan
aktivitas.
Pastikan murid dapat dengan mudah melihat
semua presentasi kelompok
Kunci Penataan Ruang Kelas
yang Efektif
Faktor terpenting dalam mengatur sebuah kelas adalah
keamanan. Bila ada peralatan, material, atau permainan di
kelas yang tidak aman, segera singkirkan
Saat anak-anak terlihat bosan atau gelisah dan berlalu lalang
tanpa tujuan dalam kelas, itulah waktunya untuk
menambahkan beberapa mainan baru, atau
memperkenalkan sebuah mainan baru pada anak-anak, atau
mengubah setting kelas.
Beberapa anak memberikan respon negatif terhadap warna-
warna cerah, terutama anak-anak yang memiliki kebutuhan
khusus. Apabila kelas terlalu berwarna dan ramai,
perlembutlah skema warna untuk mencegah anak-anak
terganggu karena cerahnya ruangan tersebut.
Mengatur Area-area Bermain
Batasi jumlah anak yang dapat memilih sebuah area tertentu
(tempelkan angka batas maksimal sehingga anak dapat
melihatnya dan mengerti, atau gunakan sebuah “papan acara
bermain” bagi anak-anak untuk memilih).
Beritahu anak-anak bahwa mereka harus tetap berada di area
pilihan mereka sepanjang permainan masih berlangsung
Apabila anak-anak berperilaku menyimpang selama acara
bermain, ajak mereka keluar area untuk beberapa saat, dan
jelaskan mengapa mereka dibawa keluar. Beri kesempatan untuk
kembali ke permainan mereka. Bila perilaku mereka tetap
berulang, mereka perlu berpindah area
Bila cukup banayak area yang tersedia, jadwalkan anak-anak
untuk meninggalkan area pilihan mereka, dan berpindah ke area
lainnya dengan menggunakan “Papan Acara Bermain.”
Menerapkan Peraturan di Kelas

Pada hari pertama anak masuk ke sekolah pendidik dapat menjelaskan perilaku apa yang seharusnya
diharapkan, dan pendidik perlu mengomunikasikannya dengan dengan lugas, sederhana, dan
disampaikan secara positif adalah hal yang terbaik
Jika memungkinkan, berikan anak kesempatan untuk ikut berpartisipasi dalam membuat peraturan.
Karena dengan melakukan hal ini anak akan lebih mudah mengingatnya dan anak dapat mengingatkan
teman yang lain ketika membuat kesalahan atau hal-hal yang negatif
Tempelkan atau pajang peraturan kelas di tempat yang mudah dilihat anak dan guru agar anak selau
ingat, peraturan tidak hanya berupa tulisan namun juga dapat divisualisasikan dengan gambar atau
simbol yang memudahkan anak untuk mengingatnya.
Peraturan kelas dimungkinkan untuk dibacakan atau dijelaskan secara berulang-ulang sampai anak-
anak menangkap konsepnya
Di awal masa sekolah, pujilah membantu mengomunikasikan perilaku yang diharapkan di dalam kelas.
Lama-kelamaan anak-anak dapat mengatur diri sendiri dan tidak memerlukan banyak pujian untuk
mengatur diri
fMenjelaskan mengapa peraturan itu penting adalah bagian dari pengarahan dalam kelas yang
membantu anak mulai berpikir seperti orang dewasa. Menjelaskan tentang peraturan kelas membantu
anak-anak tidak terlalu memikirkan diri sendiri dan seiring waktu, membantu mereka menyadari
bagaimana hukum ditegakkan di kota-kota dan secara nasional.
Terapkan peraturan secara konsisten kepada semua anak
Terkadang peraturan dapat dimodifikasi jika terdapat kejadian-kejadian luar biasa, dan terapkan kembali
peraturan apabila anak diharapkan mematuhi peraturan di dalam kelas.
STANDAR ISI
F. Kalender Pendidikan
Pengaturan waktu kegiatan pembelajaran selama
satu tahun ajaran sesuai kondisi daerah:
1. Permulaan tahun ajaran,
2. Minggu efektif pembelajaran (rr: 17x2),
3. Waktu pembelajaran efektif (fd, ahd, ad),
4. Hari libur (Nas, daerah, lbg)
STANDAR PROSES

•Bentuk • Penataan
•Prinsip ling. main
•Pengorga- • Pengorg.
nisasian Kegiatan
STANDAR PROSES
(Perencanaan dan Pelaksanaan)
A. Perencanaan
a. Bentuk:
1. Perencanaan Semester,
2. Rencana Kegiatan Mingguan (RKM)
3. Rencana Kegiatan Harian (RKH).
4. Rencana Kegiatan usia 0-2 th bersifat individual
STANDAR PROSES
(Perencanaan dan Pelaksanaan)
A. Perencanaan
b. Prinsip
1. Memperhatikan tingkat perkembangan, kebutuhan, minat
dan karakteristik anak.
2. Mengintegrasikan kesehatan, gizi, pendidikan, pengasuhan,
dan perlindungan.
3. Pembelajaran dilaksanakan melalui bermain.
4. Kegiatan pembelajaran dilakukan secara bertahap,
berkesinambungan, dan bersifat pembiasaan.
5. Proses pembelajaran bersifat aktif, kreatif, interaktif, efektif,
dan menyenangkan.
6. Proses pembelajaran berpusat pada anak.
STANDAR PROSES
(Perencanaan dan Pelaksanaan)
A. Perencanaan
c. Pengorganisasian
1. Pemilihan metode yang tepat dan bervariasi.
2. Pemilihan alat bermain dan sumber belajar yang
ada di lingkungan.
3. Pemilihan teknik dan alat penilaian sesuai dengan
kegiatan yang dilaksanakan.
STANDAR PROSES
(Perencanaan dan Pelaksanaan)
B. Pelaksanaan
a. Penataan lingkungan bermain
1. Menciptakan suasana bermain yang aman,
nyaman, bersih, sehat, dan menarik.
2. Penggunaan alat permainan edukatif memenuhi
standar keamanan, kesehatan, dan sesuai dengan
fungsi stimulasi yang telah direncanakan.
3. Memanfaatkan lingkungan.
STANDAR PROSES
(Perencanaan dan Pelaksanaan)
B. Pelaksanaan
b. Pengorganisasian Kegiatan
1. Kegiatan dilaksanakan di dalam ruang/kelas dan di luar ruang/kelas.
2. Kegiatan dilaksanakan dalam suasana yang menyenangkan.
3. Kegiatan untuk anak usia 0 - <2 tahun, bersifat individual.
4. Pengelolaan kegiatan pembelajaran pada usia 2 - <4 tahun dalam
kelompok besar, kelompok kecil dan individu meliputi inti dan
penutup.
5. Pengelolaan kegiatan pembelajaran pada usia 4 - ≤6 tahun dilakukan
dalam individu, kelompok kecil, dan kelompok besar meliputi tiga
kegiatan pokok, yaitu pembukaan, inti dan penutup.
6. Melibatkan orang tua/keluarga.
STANDAR PENILAIAN

Penilaian adalah proses


pengumpulan dan pengolahan
informasi untuk menentukan
tingkat pencapaian
perkembangan anak.
Standar Penilaian MELIPUTI, 5 hal:

Teknik Penilaian

Lingkup Penilaian

STANDAR Proses Penilain


PENILAIAN

Pengolahan Hasil

Tindak Lanjut
STANDAR PENILAIAN
A. Teknik Penilaian
1) Pengamatan, 2) penugasan, 3) unjuk kerja, 4)
pencatatan anekdot, 5) percakapan/dialog, 6) laporan
orang tua, dan 7) dokumentasi hasil karya anak
(portofolio), serta 8) deskripsi profil anak.
B. Lingkup
1. Mencakup seluruh tingkat pencapaian perkembangan
peserta didik.
2. Mencakup data tentang status kesehatan, pengasuhan,
dan pendidikan.
STANDAR PENILAIAN, lanjjutan...
C. Proses
1. Dilakukan secara berkala, intensif, bermakna,
menyeluruh, dan berkelanjutan.
2. Pengamatan dilakukan pada saat anak melakukan
aktivitas sepanjang hari.
3. Secara berkala tim pendidik mengkaji-ulang catatan
perkembangan anak dan berbagai informasi lain
termasuk kebutuhan khusus anak yang
dikumpulkan dari hasil catatan pengamatan,
anekdot, check list, dan portofolio.
STANDAR PENILAIAN
C. Proses, lanjutan…
4. Melakukan komunikasi dengan orang tua tentang
perkembangan anak, termasuk kebutuhan khusus
anak.
5. Dilakukan secara sistematis, terpercaya, dan
konsisten.
6. Memonitor semua aspek tingkat pencapaian
perkembangan anak.
7. Mengutamakan proses dampak hasil.
8. Pembelajaran melalui bermain dengan benda konkret.
STANDAR PENILAIAN
D. Pengelolaan hasil
1. Pendidik membuat kesimpulan dan laporan kemajuan
anak berdasarkan informasi yang tersedia.
2. Pendidik menyusun dan menyampaikan laporan
perkembangan anak secara tertulis kepada orang tua
secara berkala, minimal sekali dalam satu semester.
3. Laporan perkembangan anak disampaikan kepada
orang tua dalam bentuk laporan lisan dan tertulis
secara bijak, disertai saran-saran yang dapat dilakukan
orang tua di rumah.
STANDAR PENILAIAN
E. Tindak lanjut
1. Pendidik menggunakan hasil penilaian untuk
meningkatkan kompetensi diri.
2. Pendidik menggunakan hasil penilaian untuk
memperbaiki program, metode, jenis
aktivitas/kegiatan, penggunaan dan penataan alat
permainan edukatif, alat kebersihan dan kesehatan,
serta untuk memperbaiki sarana dan prasarana
termasuk untuk anak dengan kebutuhan khusus.
STANDAR PENILAIAN
E. Tindak lanjut, lanjutan…
3. Mengadakan pertemuan dengan orang
tua/keluarga untuk mendiskusikan dan melakukan
tindak lanjut untuk kemajuan perkembangan anak.
4. Pendidik merujuk keterlambatan perkembangan
anak kepada ahlinya melalui orang tua.
5. Merencanakan program pelayanan untuk anak
yang memiliki kebutuhan khusus.
Standar 4: S2P3
Standar sarana dan prasarana,
pengelolaan, dan pembiayaan
mengatur persyaratan fasilitas,
manajemen, dan pembiayaan agar
dapat menyelenggarakan PAUD
dengan baik.
SARPRAS
Prinsip:
Aman, nyaman, terang dan memenuhi kriteria
kesehatan bagi anak
Sesuai karakteristik dan kebutuhan perkembangan
anak
Memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada
di lingkungan sekitar, termasuk barang
limbah/bekas pakai layak
PENGELOLAAN

Mengacu pada prinsip:


Prinsip Kemandirian
Prinsip Kemitraan
Prinsip Partisipasi
Prinsip Keterbukaan
Prinsip Akuntabilitas
PEMBIAYAAN
Tujuan Pembiayaan:
Terpenuhinya kebutuhan anggaran operasional
penyelenggaraan PAUD di tingkat satuan PAUD.
Sumber Pembiayaan:
1. Orang tua
2. Masyarakat
3. Pemerintah Pusat
4. Pemerintah Daerah
MASALAH
KLASIK…
Bagaimana Pengembangan
Seni Saat ini ? !
STANDAR BERDASAR PERMEN
KUR PAUD/TK sd. 2004-2009:
58, TAHUN 2009:
1. Agama dan Moral
1. Agama dan Moral
2. Motorik 2. Motorik
3. Kognitif 3. Kognitif
4. Bahasa 4. Bahasa
5. Sosial-Emosional 5. Sosial-Emosional
Kemana perkembangan seni,
6. SENI mengapa hilang? Bgm
Pengembangannya..!!!
Alternatif Pengembangan Seni !
1. Pemuliaan SENI (AdVa)
2. Basic Needs Vs. Further Needs
(MiBa)
3. SENI sebagai Metode dan Media
4. Pengelolaan Kurikulum/Program
5. ????:
Ali Nugraha
0857.2161.3500
0813.2219.0123
ali_upibdg@yahoo.co.id
ali_direktoratpaud@yahoo.co.id

Anda mungkin juga menyukai