Anda di halaman 1dari 12

MASTITIS

KELOMPOK 3 :

1. RISYANA ARSTYKHNIA
2. ROSI WARGITA
3. SARI HIKMAWATI
4. SEFTIYANI NUR RAHMAWATI
5. SHELLA SULISTIATUN NISA
6. SHILVAH SUSILAWATI
7. SISKA RULLI ANDINI
8. SITI NURUL FAZRIYAH
9. SITI SOPIYANTI
10. SRI LESTARI SETIANINGSIH
11. TATI KUSNIAWATI
12. TIARA SHIFA AZZAHRA
13. TRI ANDINI PUTRI
14. VIVI RESTIHIKMAWATI
PENGERTIAN MASTITIS

Mastitis adalah peradangan payudara pada satu segmen atau lebih


yang dapat disertai infeksi ataupun tidak. Mastitis biasanya terjadi
pada primipara (ibu pertama kali melahirkan), hal ini terjadi karena
ibu belum memiliki kekebalan tubuh terhadap infeksi bakteri
Staphilococcus Aureus. Kasus mastitis diperkirakan terjadi dalam 12
minggu pertama, namun dapat pula terjadi pula sampai tahun kedua
menyusui (Maretta Nur Indahsari & Chusnul Chotimah, 2017).
Pada mastitis terdapat dua hal yang perlu diperhatikan yaitu, mastitis
biasanya dapat menurunkan produksi ASI sehingga ibu akan berhenti
menyusui. Kemudian, mastitis juga berpotensi menyebabkan
beberapa penyakit (Nurhafni, 2018).
JENIS - JENIS MASTITIS

A. Mastitis non infeksi yang biasanya disebabkan oleh stasis susu (susu
diproduksi, tetapi tetap di payudara). Ibu yang mengalami mastitis non
infeksi biasanya merasakan payudara terasa nyeri, bengkak dan
ketidaknyaman (Chiu et al., 2010) .
B. Mastitis infeksi disebabkan oleh bakteri yang umumnya tidak
berkembang dalam saluran susu. tetapi, jika saluran susu berhenti
kemungkinan infeksi akan tumbuh tumbuh. Para ahli percaya bahwa
bakteri yang ada di permukaan kulit payudara masuk ke payudara
melalui retakan kecil atau pecah di kulit. Mereka juga menyarankan
bahwa bakteri di mulut bayi bisa masuk ke payudara ibu saat menyusui
(Walker, 2009). Diagnosis mastitis biasanya klinis, dengan pasien yang
mengalami nyeri tekan dalam satu payudara (Jeanne & Spencer, 2008).
C.
TANDA DAN GEJALA MASTITIS

Tanda dan gejala dari mastitis ini biasanya berupa :


a. Payudara yang terbendung membesar, membengkak, keras dan kadang
terasa nyeri.
b. Payudara dapat terlihat merah, mengkilat dan puting teregang menjadi
rata.
c. ASI tidak mengalir dengan mudah, dan bayi sulit mengenyut untuk
menghisap ASI sampai pembengkakan berkurang.
d. Ibu akan tampak seperti sedang mengalami flu, dengan gejala demam,
rasa dingin dan tubuh terasa pegal dan sakit.
e. Terjadi pembesaran kelenjar getah bening ketiak pada sisi yang sama
dengan payudara yang terkena. 
Gejala yang muncul juga hampir sama dengan payudara yang membengkak
karena sumbatan saluran ASI antara lain:
a. Payudara terasa nyeri 
b. Teraba keras
c. Tampak kemerahan
d. Permukaan kulit dari payudara yang terkena infeksi juga tampak seperti
pecah-pecah, dan badan terasa demam seperti hendak flu, bila terkena
sumbatan tanpa infeksi, biasanya di badan tidak terasa nyeri dan tidak
demam. Pada payudara juga tidak teraba bagian kerasdan nyeri serta merah.
(Pitaloka, 2001 dalam &nonim, 2013)
PENYEBAB DAN FAKTOR RESIKO
MARTITIS

1. Posisi salah saat bayi menyusu sehingga puting terluka
sebab gigitan si kecil
2. Bayi mengalami masalah pada lidah sehingga posisimenyus
u kerap salah
3. Puting terluka
4. Ada jeda panjang sehingga ibu tak segera mengosongkanpa
yudara ASI
5. berhenti menyusui terlalu cepat
6. Bra yang terlalu ketat
LANJUTAN

Mastitis merupakan terjadi mana kala jaringan payudara wanita menjadi


bengkak dan meradang. Biasanya, kondisi ini disebabkan oleh infeksi pada
saluran payudara.
Peradangan yang terjadi pada payudara ini bisa menyebabkan rasa nyeri,
bengkak, rasa panas, dan kemerahan. Beberapa perempuan juga melaporkan
mereka mengalami demam dan mengigil akibat mastitis. Faktor Risiko Mastitis
Berulang pada Ibu Menyusui
Faktor risiko terkait adalah saluran susu yang tersumbat sebelumnya. Saluran
ini dapat berubah bentuk ("sedikit terulur") di lokasi tersumbat sebelumnya
yang dapat membuat area tertentu lebih berisiko untuk tersumbat di masa
mendatang. Untuk mengurangi risiko ini, jagalah agar susu tetap mengalir
dengan baik segera setelah saluran yang tersumbat selesai diobati
PENATALAKSANAAN
PENGOBATAN PADA MASTITIS

Tata laksana mastitis dimulai dengan memperbaiki teknik menyusui ibu dan
yang tidak kalah pentingnya yaitu pemberian kompres (Pusdiknakes WHO,
2003).
Umumnya kompres yang digunakan yaitu air hangat atau air dingin untuk
meredakan rasa nyeri. Namun hal tersebut kurang efektif jika ditinjau dari
segi medis karena tidak ada kandungan antibiotik pada kompres yang dapat
menekan pertumbuhan bakteri seperti Staphylococcus aureus. Seringkali
para ibu menggunakan kompres herbal dengan mencampur daun-daun
tertentu. Namun diantara daun-daun tersebut kemungkinan memiliki tingkat
keefektifan yang berbeda. Oleh karena itu, diperlukan suatu uji in vitro
untuk mengetahui jenis tumbuhan atau bagiannya yang lebih efektif untuk
pengobatan mastitis ini. 
LANJUTA N

Penanganan utama untuk infeksi payudara atau


mastitisadalah pemberian obat antibiotik. Antibiotik
digunakan selama 10-14 hari sesuai petunjuk dokter.
Biasanya keluhan akan membaik dalam waktu 2-3 hari
sejak awal pengobatan. Meski demikian, antibiotik
sebaiknya tetap dikonsumsi hingga periode
pengobatan berakhir agar infeksi tidak muncul
kembali.
LANJUTAN

Selain penanganan terhadap infeksi, ada beberapa tindakan yang dapat


dilakukan di rumah untuk meredakan gejala yang dialami, yaitu:
• Berikan kompres hangat pada area payudara yang mengalami infeksi untuk
meredakan rasa nyeri. Lakukan selama 15 menit, 4 kali sehari.
• Konsumsi obat pereda nyeri, seperti iburofen dan paracetamol, sebagai
langkah lain meredakan nyeri.
• Perbanyak istirahat.
• Hindari mengenakan pakaian yang terlalu ketat, termasuk bra, hingga gejala
infeksi menurun.
• Lakukan aktivitas menyusui secara teratur untuk meredakan infeksi.
Konsultasi dengan dokter anak juga penting dilakukan untuk meningkatkan
pengetahuan tentang teknik dan posisi menyusui yang baik, guna mencegah
infeksi kembali terjadi.

Anda mungkin juga menyukai