Anda di halaman 1dari 15

Pemeriksaan

Spirometri
Nabila Rahmi
032021006
Alih Jenjang D4 K3
Latar Belakang

Pemeriksaan fungsi paru dimaksud untuk mengetahui


ada tidaknya penurunan fungsi paru yang terjadi pada
tenaga kerja akibat terpapar oleh debu
Tujuan Pemeriksaan Spirometri
01 Deteksi
Deteksi adanya penurunan fungsi paru VC (kapasitas paru)

02 FEV (Force Expiration Volume)


Volume expirasi yang dipaksakan

03 FVC (Force Vital Capacity)


Kapasitas vital yang dipaksa

04 FEV 1
Menunjukkan adanya gangguan pada ventilasi dan nilai yg kurang dari 1
Liter
Spirometri
Spirometri adalah pemeriksaan standar yang
dilakukan untuk menilai fungsi paru-paru.
Tes ini dapat membantu dokter dalam
mendiagnosis dan memantau kondisi paru-
paru pasien. Prosedur spirometri akan
mengukur jumlah udara yang dapat dihirup
serta dikeluarkan dalam satu tarikan napas.
Pemeriksaan ini merupakan tes diagnostik
yang cepat, mudah, dan umum dilakukan.
Siapa yang perlu melakukan
Test Spirometri?
• Asma, yakni kondisi yang ditandai
dengan pembengkakan dan
penyempitan saluran napas pada
waktu-waktu tertentu
• Penyakit paru obstruktif kronis
(PPOK), yakni kelainan paru-paru
dengan gejala penyempitan saluran
napas
• Cystic fibrosis, yakni penyakit genetik
ketika paru-paru dan saluran
pencernaan tersumbat oleh lendir
lengket dan tebal
• Fibrosis paru, yakni terbentuknya
jaringan parut pada paru-paru
Siapa sebaiknya tidak
melakukan Test Spirometri?

• Stroke
• Serangan jantung
• Tuberkulosis
• Hipertensi
• Infeksi saluran cerna
• Batuk berdarah
• Pascaoperasi mata
• Pascaoperasi perut
Istilah-Istilah dalam Spirometri

• Expiratory Reserve Volume (ERV) : adalah volume udara yang dapat • Peak Expiratory Flow (PEF) : adalah aliran terbesar yang dapat dikeluarkan
dikeluarkan secara maksimal setelah melakukan ekspirasi pada pernapasan dari manuver forced expiratory maksimum dari posisi inflasi paru maksimal.
biasa. Udara yang tertinggal di dalam paru setelah melakukan ekspirasi PEF diukur dengan liter per detik, dengan tujuan untuk menilai usaha yang
maksimal dikenal dengan Residual Volume (RV)[12,13] dikeluarkan pasien
• Inspiratory Reserve Volume (IRV) : adalah volume udara maksimal yang • Forced Inspiratory Vital Capacity (FIVC) : adalah volume inspirasi terbesar
dapat masuk ke dalam paru setelah melakukan inspirasi normal[12] yang didapatkan segera setelah melakukan ekspirasi paksa[1]
• Vital Capacity (VC) : adalah jumlah udara maksimal yang diekspirasi setelah • Forced Expiratory Time (FET) : merupakan waktu dalam detik yang diukur
inspirasi maksimal tanpa melakukan paksaan[5] dari detik 0 ke akhir ekspirasi, atau awal inspirasi setelah ekspirasi, atau
• Forced Vital Capacity (FVC) : adalah volume udara yang diekspirasi dengan waktu saat pasien melepaskan mouthpiece, dari ketiga nilai ini diambil yang
paksa dan tuntas, setelah melakukan inspirasi yang dalam[1] tertinggi[1]
• Functional Residual Capacity (FRC) : adalah volume udara yang tertinggal • Slow Vital Capacity (SVC) : dilakukan sebagai pemeriksaan tambahan dan
di paru setelah melakukan ekspirasi pada pernapasan normal, yaitu ERV+RV. dilaporkan apabila dicurigai ada obstruksi saluran napas. Pada pasien yang
Volume udara ini masih dapat diekspirasi. Beda dengan Residual memiliki gangguan pada aliran udara, nilai SVC dapat digunakan untuk
Volume (RV), yang merupakan volume udara yang tersisa di paru setelah mengestimasi vital capacity (VC)[8,12]
akhir ekspirasi dan secara fisiologis tidak dapat dikeluarkan. RV menjaga • Inspiratory Capacity (IC) : adalah volume udara yang dapat diinspirasi
agar paru tidak kolaps[12,14] setelah melakukan ekspirasi normal dan sebanding dengan TV+IRV.
• Total Lung Capacity (TLC) : adalah total volume udara yang dapat mengisi • Forced Expiratory Flow (FEF)/Mid-expiratory Flow rate : adalah kecepatan
paru pada inspirasi maksimal, pada orang dewasa yang sehat dapat mencapai aliran udara yang dikeluarkan pada pertengahan ekspirasi paksa, yaitu pada
6000 ml, yaitu TV+ERV+IRV+RV[12] 25%, 50%, dan 75% dari FVC[2,14]
• Forced Expiratory Volume (time) (FEVt) : adalah volume maksimal yang • Inspiratory Vital Capacity (IVC) : adalah jumlah maksimum udara yang
diekspirasi pada waktu t detik dari detik 0 pada manuver ekspirasi dapat diinhalasi setelah melakukan ekspirasi penuh[2]
paksa[1,13] • Kurva Maximal Expiratory Flow Volume (MEFV) : adalah kurva yang
• Forced Expiratory Volume 1 (FEV1) : adalah volume udara yang diekspirasi menggambarkan ekspirasi paksa pada grafik flow-volume[3]
pada detik pertama saat melakukan manuver FVC. Normalnya, seseorang
dapat mengeluarkan 70-80% FVC pada detik pertama manuver ekspirasi[1,2]
• Rasio FEV1/FVC : perbandingan nilai FEV1 dan FVC, dimana FEV1
diperkirakan 3 liter dan FVC diperkirakan 4 liter, berarti cut off FEV1/FVC
adalah >0,70 atau 70%. [1] Pada anak-anak, nilai rasio FEV1/FVC lebih
tinggi. Hal ini karena diameter saluran napas pada anak yang relatif lebih
lebar dengan volume paru yang lebih kecil, sehingga waktu ekspirasi akan
lebih pendek dan pengosongan paru lebih cepat. Oleh karena itu, lebih tepat
menggunakan FEV0,75 pada anak sampai dengan usia 8 tahun[15]
Hal yang Perlu Dihindari Pasien
Sebelum Test Spirometri

• Merokok atau menggunakan vape atau shisha dalam 1 jam sebelum • Pada pasien dengan riwayat torakotomi, penyembuhan tendon dan
melakukan tes fungsi paru untuk menghindari bronkokonstriksi akut otot pasca operasi sampai mencapai fungsi normalnya membutuhkan
karena inhalasi asap waktu sekitar 4-6 minggu, sehingga jangka waktu ini perlu
• Mengonsumsi intoksikan, misalnya alkohol, dalam 8 jam sebelum diperhatikan pada mereka yang akan melakukan spirometri
melakukan tes untuk menghindari gangguan koordinasi dan efek • Pada pasien yang baru menjalankan operasi kraniotomi, pemeriksaan
samping yang ditimbulkan dari intoksikan tersebut spirometri harus ditunda sampai 3-6 minggu pasca operasi
• Melakukan olahraga berat dalam 1 jam sebelum melakukan tes untuk • Pasien dengan emboli paru boleh melakukan pemeriksaan spirometri
menghindari exercise-induced bronchoconstriction apabila pasien sudah berada dalam terapi antikoagulan minimal 2
• Menggunakan pakaian yang terlalu ketat atau yang dapat membatasi minggu, karena dengan terapi antikoagulan risiko kematian berkurang
ekspansi dada dan abdomen yang maksimal untuk menghindari dari 30% menjadi 1-2%
restriksi eksternal • Pada pasien dengan efusi pleura, spirometri disarankan dilakukan
• Pasien yang menggunakan gigi palsu dapat tetap menggunakannya dalam 24 jam setelah melakukan drainase cairan efusi. Pada pasien-
pada saat pemeriksaan, karena melepaskan gigi palsu akan pasien ini perlu diinformasikan pula bahwa pemeriksaan spirometri
meningkatkan FVC sampai dengan 0,080 liter dan hal ini dapat akan memberikan rasa tidak nyaman seperti sesak dan nyeri pleuritik.
menyebabkan bias hasil pemeriksaan • Pada pasien dengan riwayat infark miokard disarankan untuk
• Pasien yang menggunakan bronkodilator disarankan untuk menunda melakukan tes fungsi paru 1 bulan setelah serangan infark
penggunaanya apabila tujuan tes adalah untuk mengetahui kondisi miokard[1,9]
paru yang mendasari. Namun, apabila tujuannya untuk mengetahui
keberhasilan terapi, maka bronkodilator tidak perlu ditunda
Spirometer
Prinsip Kerja
Spirometer
Prinsip kerja alat ini yaitu peniupan yang dilakukan
oleh pengguna pada pipa venturimeter yang sudah
dihubungkan sensor tekanan MPX5100DP dengan
keluaran nilai tegangan yang kemudian data diterima
oleh mikrokontroler Arduino. Pada arduino data yang
diterima diolah oleh ADC mikrokontroler menjadi nilai
digital dan dikonversikan menjadi nilai debit
Video Pengukuran Spirometri

https://www.youtube.com/watc
h?v=1-YpkHpk4oc

https://www.youtube.com/watc
h?v=YwcNbVnHNAo
Prosedur Pemeriksaan Spirometri

1 2 3
Siapkan Formulir Mengendorkan Mengambil sikap duduk
pemeriksaan yang pakaian sedemikian
berisi nama, umur, rupa sehingga gerak
jenis kelamin, tinggi bisa bebas dan
badan, berat badan, maksimal

4 5 6
Memegang alat Bernafas seperti biasa, Catat hasil yang
spirometri kemudian melakukan dikeluarkan oleh alat
ekspirasi maksimal
disusul dengan
menarik napas dalam
Cara Membaca Hasil Spirometer

https://www.youtube.com/watc
h?v=FQS5qwgkO6A
Penurunan Fungsi Paru
dipengaruhi oleh:

• Umur
• Jenis Kelamin
• Penyakit yang menyertai
• Kebiasaan merokok
• Kepatuhan mengguanakan APD
• Kondisi tempat kerja
• Lama paparan
• Konsentrasi
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai