Anda di halaman 1dari 50

KEPUTUSAN INVESTASI

MODAL
(CAPITAL INVESTMENT
DECISION)

BY :
ENDANG RANITAWATI, SE., MSI.
KEPUTUSAN INVESTASI MODAL
(CAPITAL INVESTMENT DECISION)
• Keputusan investasi modal berkenaan dengan proses perencanaan,
penetapan tujuan dan prioritas, pengaturan pendanaan, dan
penggunaan kriteria tertentu untuk memilih aktiva jangka
panjang.
• Keputusan investasi modal menempatkan sejumlah besar
sumber daya pada risiko jangka panjang dan secara simultan
mempengaruhi perkembangan perusahaan di masa depan.
• Proses pengambilan keputusan-keputusan investasi modal
disebut penganggaran modal (capital budgeting). Penganggaran
modal merupakan konsep investasi karena melibatkan
pengucuran dana pada saat ini guna memperoleh imbalan di
masa yang akan datang.
• Tujuan investasi modal Memaksimumkan nilai perusahaan

2
KEPUTUSAN INVESTASI MODAL
(CAPITAL INVESTMENT DECISION)

Proses Pengambilan Keputusan Investasi Modal = Penganggaran


Modal
Ada dua jenis proyek penganggaran modal :
•Proyek Independen
Jika ditolak/diterima tidak mempengaruhi arus kas proyek lainnya.
•Saling eksklusif
Jika diterima/ditolak akan mempengaruhi penerimaan proyek lainnya.
Kedua jenis proyek penganggaran modal ini menggunakan metode
diskonto

3
INVESTASI BERKAITAN DENGAN

• Keterkaitan sumber dana perusahaan


dalam jumlah relatif besar
• Jangka waktu investasi relatif lama
• Masa datang penuh ketidakpastian

4
INVESTASI MODAL YANG BAIK

• Menerima kembali modal awal sepanjang


umurnya
• Pada saat yang sama menghasilkan
pengembalian yang cukup atas investasi
awal.

5
JENIS INVESTASI
(DARI SEGI WAKTUNYA) :
• ♥ Investasi Jangka Panjang (Investasi Modal)
• Pembelian aktiva tetap
• Pemilihan aktiva tetap
• Penggantian aktiva tetap
• ♥ Investasi Jangka Pendek (Investasi Modal Kerja)
• Pembelian aktiva lancar
• Modal Kerja = Aktiva lancar – Hutang lancar

6
Metode dasar untuk menerima atau menolak investasi
yang potensial :
•Pendekatan keputusan nondiskonto
•Pendekatan keputusan diskonto
Digunakan pada keputusan investasi yang melibatkan
proyek-proyek independen dan saling eksklusif.

7
INVESTASI PERLU MEMPERHATIKAN :
TAKSIRAN ARUS KAS
METODE PENILAIAN INVESTASI
• TAKSIRAN ARUS KAS
• Perlu memperhatikan :
• ♥ Akurasi taksiran
• Taksiran harus objektif
• Perlu evaluasi oleh bagian keuangan
• ♥ Arus kas yang relevan
• Arus kas atas dasar setelah pajak
• Arus kas atas dasar selisih (incremental)
• Arus kas hanya karena keputusan investasi
• Arus kas tidak memasukkan biaya terbenam (sunk costs)

8
PERHITUNGAN TAKSIRAN ARUS
KAS BERSUMBER DARI TAKSIRAN
RUGI LABA ♥
Uraian Rugi laba Arus kas Penjelasan
(akunta
nsi)
Penjualan 2.000 2.000 Kas masuk
Biaya-biaya 1.500 1.000 Kas keluar
 Tunai 1.000 1.000
 Penyusutan 500 -
Laba operasi 500 1.000 Kas masuk
Pajak (Tarif 30 %) 150 150 Kas keluar
Laba setelah pajak 350 850 Kas masuk
bersih
9
METODE PENILAIAN INVESTASI

• Metode 1. Net Present Value (NPV)


• Arus kas masa yang akan datang selama investasi dihitung
berdasarkan nilai sekarang
• Menghitung nilai sekarang (PV) penerimaan kas (cash
inflows) dengan nilai sekarang (PV) pengeluaran kas (cash
outflows)
• Kriteria penerimaan : usulan investasi diterima jika PV cash
inflows > dari PV cash outflows atau NPV bernilai positif
1
• Rumus : PV = C x ----------
• (1 + r) n

10
YANG PERLU DIPERHATIKAN :
MENAKSIR ARUS KAS
MENENTUKAN TINGKAT BUNGA YANG

RELEVAN
Contoh kasus :
• Suatu perusahaan agrobisnis akan membuka divisi baru, yaitu
divisi tanaman hias. Divisi tersebut dimulai dengan 50 unit
screen house (rumah plastik), dengan harga Rp. 30 juta per
unit. Ditaksir usia ekonomis selama 4 tahun, dengan nilai sisa
sebesar Rp. 4 juta per unit. Untuk mempermudah analisis
dipergunakan metode penyusutan garis lurus. Perusahaan
beroperasi selama 300 hari dalam satu tahun, ditaksir arus kas
masuk per hari sebesar Rp. 50.000. Berbagai biaya yang
bersifat tunai ditaksir sebesar Rp. 3.000.000 per unit per tahun.
Berapa NPV usaha agrobisnis tersebut, dengan tarif pajak
penghasilan sebesar 35 % per tahun.

11
PENYELESAIAN :
A. TAKSIRAN RUGI LABA PER
TAHUN
Penghasilan=300 x 50 x Rp. 50.000 Rp. 750 juta
Biaya-biaya
 Tunai = 50 x Rp. 3 juta Rp. 150 juta
 Penyusutan = 50 x Rp. 6,5 juta Rp. 325 juta
Total Rp. 475 juta
Laba operasi Rp. 275 juta
Pajak (35 %) Rp. 96,25 juta
Laba setelah pajak Rp. 178,75 juta

Arus kas masuk (netto) Rp.178,75 + 325 juta = Rp.


503,75 juta

12
B. TAKSIRAN ARUS KAS

Tahun ke Kas keluar Kas masuk (netto)

0 (Rp. 1.500 juta)


1 Rp. 503,75 juta
2 Rp. 503,75 juta
3 Rp. 503,75 juta
4 Rp. 503,75 juta + Rp.200 juta

13
C. NPV PADA TINGKAT
BUNGA
(R = 16 %) PER TAHUN
 4 503,75  200
NPV  - 1.500   t 
 4
 t 1 1,16  (1,16 )
 - 1.500  1.409,58  110,45
 - 1.500  1.520,03
 Rp. 20,03 juta

D. Kesimpulan :

Karena NPV positif maka rencana investasi tersebut diterima

14
• Keunggulan NPV :
• Mempertimbangkan nilai waktu uang
• Memperhitungkan arus kas selama masa investasi
• Kelemahan NPV :
• Penentuan tingkat bunga memerlukan perhitungan yang
cermat
• Tidak dapat dibandingkan dengan rencana investasi lain
yang jumlah investasinya tidak sama

15
METODE 2. AVERAGE RETURN ON
INVESTMENT (ROI)
• Perhitungannya menggunakan laba akuntansi
• Semakin tinggi nilai ROI semakin menarik rencana suatu investasi
Rata-rata laba setelah pajak
• Rumus : ROI = ---------------------------------- x 100%
Rata-rata investasi

16
CONTOH PERHITUNGAN ROI
RENCANA INVESTASI
AGROBISNIS :
Tahun Investasi Investasi Rata-rata Laba Setelah
Awal tahun Akhir tahun Investasi Pajak
1 1.500 1.175 1.337,5 178,75
2 1.175 850 1.012,5 178,75
3 850 525 687,5 178,75
4 525 200 362,5 178,75
Jumlah 3.400,0 715,00

Rata-rata 850,0 178,75

178,75
ROI = ----------- = 21,03 %
850
17
• Keunggulan ROI :
• Data mudah diperoleh dari laporan R/L
• Memperhitungkan pendapatan selama masa investasi
• Kelemahan ROI :
• Tidak ada batas kriteria kelayakan rencana investasi
• Mengabaikan nilai waktu uang

18
METODE 3. DISCOUNTED
PAYBACK PERIOD
• Menghitung jangka waktu yang diperlukan untuk menutup
modal yang diinvestasikan
• Semakin pendek payback period semakin menarik suatu
rencana investasi

19
PERHITUNGAN DISCOUNTED
PAYBACK PERIOD INVESTASI
AGROBISNIS TANAMAN HIAS
(R = 16 %) DALAM JUTA RUPIAH :
Tahun Kas Kas PV kas Akumulasi Jumlah
kelu masuk masuk investasi yang
ar ditutup
Rupiah Tahun

0 (1.500) 503,75 434,26


1 503,75 374,37 434,26 1
2 503,75 322,73 808,63 2
3 503,75 278,22 1.131,36 3
4 200 110,45

20
DARI TABEL

Selama 3 tahun dana akan kembali sebesar = Rp.


1.131,36 juta, dengan demikian sisanya tinggal Rp.
1.500 juta – 1.131,36 juta = Rp. 368,64 juta. Karena
pada tahun ke-4 diharapkan investasi tersebut
menghasilkan Rp. 388,67 juta, maka kekurangan
sebesar Rp. 368,64 juta akan kembali dalam waktu :
(368,64/388,67) x 12 bulan = 11,4 bulan
maka discounted payback period-nya = 3 tahun 11,4
bulan.

21
METODE 4. INTERNAL RATE OF
RETURN (IRR)

• Tingkat bunga internal yang menyamakan PV kas keluar dengan


PV kas masuk
• Rencana investasi akan diterima jika memberikan IRR ≥ tingkat
bunga yang relevan
• Berdasarkan contoh investasi agrobisnis tanaman hias,
penghitungan IRR-nya sebagai berikut :
Pendekatan matematis :
PV kas keluar = PV kas masuk

 4 503,75  200
1500   t 

 t 1 (1  i )  (1  i ) 4

22
DENGAN INTERPOLASI, MAKA :

Selisih i PV kas masuk Selisih


16 % 1.520,03 20,03
? 1.500
1%
17 % 1.487,63 12,37
Jumlah 32,40

(20,03/32,40) x 1 % = 0,62 %

Karena itu i = IRR = 16 % + 0,62 % = 16,62 %

23
• Keunggulan IRR :
• Memperhitungkan nilai waktu uang
• Memperhitungkan semua aliran kas selama masa investasi
• Penentuan tingkat bunga dilakukan secara teliti
• Dapat digunakan untuk membandingkan beberapa rencana investasi
• Kelemahan IRR :
• Penghitungan memerlukan waktu yang relatif lama
• Jika terjadi kenaikan tingkat bunga selama masa investasi, IRR yang
telah dihitung, tidak dapat disesuaikan

24
METODE 5. PROFITABILITY INDEKS
(PI)

• Menunjukkan perbandingan antara PV kas masuk


dengan PV kas keluar
• Makin tinggi nilai PI, makin menarik investasi
tersebut
PV kas masuk
Rumus : PI = ------------------------------
PV kas keluar
Untuk contoh yang sama, nilai PI sebagai berikut :
PI = 1.520,03 / 1.500 = 1,013

25
• Keunggulan PI :
• Dapat digunakan untuk memilih 2 rencana investasi yang
jumlah modalnya berbeda
• Kelemahan PI :
• Penentuan tingkat bunga memerlukan penghitungan yang teliti

26
INVESTASI MUTUALLY
EXCLUSIVE

1. Antara NPV dan IRR

Investasi Tahun 0 Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 NPV (r IRR


=18%)
A -1.000 1.300 100 100 234,37 42 % √
B -1.000 300 300 1.300 260,91 √ 30 %

Investasi A unggul dari segi IRR, dan investasi B unggul dari segi
NPV, mana yang dipilih ?

27
KEDUA INVESTASI DI ATAS BERSIFAT MUTUALLY
EXCLUSIVE, UNTUK PENGAMBILAN
KEPUTUSANNYA MENGGUNAKAN INCREMENTAL
IRR DALAM HAL INI (B-A), SEBAGAI BERIKUT :

Inves-tasi Tahun 0 Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 NPV (r=18%) IRR

A -1.000 1.300 100 100 234,37 42 %

B -1.000 300 300 1.300 260,91 30 %

B-A 0 -1.000 200 1.200 26,54 20 %

Keputusannya : Layak menerima investasi B

28
2. ANTARA NPV DAN PI

Inves-tasi PV kas keluar PV kas masuk NPV PI

C - 1.000 1.100 100 √ 1,10


D - 500 560 60 1,12 √

Investasi C unggul dari segi NPV, dan investasi D unggul dari segi PI,
mana yang dipilih ?

Persoalan di atas keputusannya sangat didasarkan pada jumlah dana


yang tersedia. Kalau dana tersedia kurang dari Rp. 1.000, manajemen
layak memilih D. Kalau dana tersedia Rp. 1.000, maka manajemen
layak memilih C.

♥ Secara umum dari 2 persoalan di atas, pengambilan


keputusan hendaknya memilih investasi yang akan
memaksimumkan NPV ♥
29
PEMILIHAN AKTIVA

• Ada 2 aktiva (mesin) yang mempunyai kapasitas yang sama.


Harga mesin A Rp. 15 juta, dan mesin B Rp. 10 juta. Usia
ekonomis mesin A 3 tahun dan mesin B 2 tahun. Biaya operasi
per tahun mesin A Rp. 4 juta, dan mesin B Rp. 6 juta. Mesin
mana yang dipilih ?

30
ANALISIS :

Karena mesin A dan B mempunyai umur ekonomis yang berbeda, maka harus digunakan basis
waktu yang sama (common horizon approach) untuk bisa dibandingkan. Dalam hal ini basis
waktunya adalah 6 tahun (2 x 3 tahun) seperti berikut ini (dalam juta rupiah).

Mesin 0 1 2 3 4 5 6 PV kas keluar (r =10%)

A 15 4 4 4+15 4 4 4 43,69 √
B 10 6 6+10 6 6+10 6 6 51,22

Keputusan : Layak Memilih Mesin A

31
DALAM KEADAAN JIKA BASIS WAKTU YANG SAMA CUKUP
BESAR DIGUNAKAN EQUIVALENT ANNUAL COST
APPROACH SEPERTI BERIKUT INI (DALAM JUTA RUPIAH)
Mesin Kas keluar PV kas keluar
Tahun 0 Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 (r = 10 %)

A 15 4 4 4 24,95
B 10 6 6 - 20,41

Mesin A :
X X X
24,95 = --------- + ----------------- + ------------ Keputusan :
(1+0,1) 1 (1+0,1) 2 (1+0,1) 3 Layak memilih
mesin A.
X A = Rp. 10,03 juta

Mesin B :
X X X
20,41 = --------- + -------------- + -------------
(1+0,1) 1 (1+0,1) 2 (1+0,1) 3

X B = Rp. 11,76 juta


32
PENGGANTIAN AKTIVA

• Suatu perusahaan sedang mempertimbangkan untuk


mengganti mesin lama dengan mesin baru yang lebih efisien.
Nilai buku mesin lama Rp. 80 juta, masih bisa digunakan 4
tahun lagi, tanpa nilai sisa. Metode penyusutan dipakai metode
garis lurus. Kalau mesin baru yang digunakan, perusahaan bisa
menghemat biaya operasi sebesar Rp. 25 juta per tahun. Harga
mesin baru Rp. 120 juta, usia ekonomis 4 tahun. Mesin lama
kalau dijual saat ini laku terjual Rp. 80 juta

33
ANALISIS SECARA INCREMENTAL
SEBAGAI BERIKUT :
Kalau mesin lama diganti dengan yang baru, akan terdapat tambahan
pengeluaran Rp. 40 juta. Taksiran arus kas per tahunnya :
Penghematan biaya operasional Rp. 25 juta
Biaya penyusutan :
• Mesin baru Rp. 30 juta
• Mesin lama Rp. 20 juta
Rp. 10 juta

- Laba sebelum pajak Rp. 15 juta


Pajak (misal 30 %) Rp. 4,5 juta

Laba setelah pajak Rp. 10,5 juta

Kas masuk operasional = Rp.10,5 juta + 10 juta = Rp. 20,5 juta

34
APABILA TINGKAT BUNGA YANG
RELEVAN (R = 20 %), MAKA NPV
SBB :
4 20,5
NPV = - 40 + [ ∑ --------------]
t=1 (1+ 0,2) t
= - 40 + 53,07
= Rp. 13,07 juta (penggantin mesin lama diterima)

35
KALAU MESIN LAMA DIGANTI DENGAN
MESIN BARU DIMANA KEDUA MESIN
TIDAK SAMA USIA EKONOMISNYA,
DIPAKAI CARA BERIKUT
Contoh kasus :

Mesin lama Mesin baru

Harga mesin Rp. 50 juta Rp. 80 juta


Usia ekonomis 5 tahun 7 tahun
Nilai residu Rp. 5 juta Rp. 10 juta
Biaya tunai per tahun Rp. 50 juta Rp. 45 juta
Penghasilan per tahun Rp. 80 juta Rp. 90 juta

36
PENYELESAIAN SECARA INDIVIDU
- TAKSIRAN OPERASIONAL CASH FLOW
SETIAP TAHUN
Mesin lama Mesin baru

Penghasilan Rp. 80 jt Rp. 90 jt


Biaya-biaya : 9 jt 10 jt
Penyusutan 50 jt 45 jt
Yang bersifat tunai 59 jt 55 jt
Total 21 jt 35 jt
Laba sebelum pajak 7,35 jt 12,25 jt
Pajak (35 %) 13,65 jt 22,75 jt
Laba setelah pajak

Arus kas masuk bersih 22,65 jt 32,75 jt

37
5 22,65 5
NPV msn lama = - 50 + [ ∑ ----------- ] + ----------------
t=1 (1+0,18) t (1+0,18) 5
= Rp. 23 juta
7 32,75 10
NPV msn baru = - 80 + [ ∑ --------------- ] + ----------------
t=1 (1+0,18) t (1+0,18) 7
= Rp. 47,9 juta
Keputusan : Penggantian mesin lama dapat diterima

38
PENYELESAIAN SECARA
INCREMENTAL

Incremental per thn


dari thn 1sampai 5
Penghasilan Rp. 10 juta
Penghematan biaya tunai 5 juta
Tambahan penyusutan 1 juta
Penghematan biaya 4 juta
Laba sebelum pajak 14 juta
Pajak (35 %) 4,9 juta
Laba setelah pajak 9,1 juta
Arus kas masuk bersih 10,1 juta

39
INFORMASI ARUS KAS LAINNYA :

• Pengurangan arus kas masuk Rp. 5 juta pada tahun ke-5


karena kehilangan penjualan nilai residu bis lama
• Tambahan arus kas masuk Rp. 32,5 juta pada tahun ke-6
• Tambahan arus kas masuk Rp. 32,5 + Rp. 10 juta nilai residu
bis baru pada tahun ke-7

40
5 10,1 5
- NPV incrl = - 30 + [ ∑ --------------- ] - ----------------
t=1 (1+0,18) t (1+0,18) 5

32,75 32,75 10
= ---------- + ---------------- +------------
(1+0,18) 6 (1+0,18) 7 (1+0,18) 7
= Rp. 24,9 juta

- Keputusan : Penggantian mesin lama diterima

41
INVESTASI MELALUI SEWA GUNA
(LEASING)
• Leasing merupakan suatu cara untuk dapat menggunakan suatu aktiva
tanpa harus membeli aktiva tersebut. Dapat dikatakan leasing merupakan
bentuk persewaan dengan jangka waktu tertentu (sewa guna)
• Yang menyewakan disebut lessor
• Perusahaan sewa guna disebut leasing company
• Yang menyewa disebut lessee
• Net lease, merupakan perjanjian sewa guna dimana lesse membayar biaya-biaya
pemeliharaan, reparasi, pajak, asuransi, dan lain-lain biaya selama periode
persewaan aktiva
• Maintenance lease, merupakan perjanjian sewa guna dimana lessor
menanggung biaya pemeliharaan, reparasi, pajak, asuransi, dan lain-lain biaya
selama periode persewaan aktiva

42
BENTUK SEWA GUNA :

♥ Financial leasing, penyewaaan aktiva untuk jangka waktu tertentu


dengan kemungkinan adanya opsi untuk membeli aktiva tersebut oleh
lessee
♥ Operating leasing, penyewaan aktiva untuk jangka waktu yang
pendek dan tidak ada kemungkinan opsi untuk membeli aktiva
tersebut oleh lessee
♥ Sale and lease back, lessee menjual aktiva miliknya kepada lessor dan
kemudian menyewanya kembali aktiva tersebut dari lessor
♥ Direct leasing, lessee menyewa aktiva yang sebelumnya tidak menjadi
miliknya
♥ Leveraged leasing, lessee menyewa aktiva yang sebelumnya bukan
miliknya, tetapi pendanaan untuk pengadaan aktiva tersebut sebagian
bersumber dari pinjaman

43
ANALISIS PENDANAAN
DENGAN SEWA GUNA
• Keputusan untuk melakukan sewa guna seyogyanya perlu
dibandingkan terlebih dahulu dengan alternatif pendanaan lain
melalui hutang (debt financing)
• Contoh :
• Perusahaan agroindustri pupuk memerlukan mesin seharga
Rp.100 juta. Suatu perusahaan sewa guna menawarkan untuk
membiayai keperluan tersebut dengan cara membayar sewa
sebanyak 5 kali dalam 5 tahun, di awal tahun. Perusahaan
sewa guna menentukan tingkat keuntungan 15 % per tahun.
Maka pembayaran sewa setiap tahun adalah :

44
X X X X
100 = X + -------- + -------- + ------- + ------------ = 3,855 X
(1,15) (1,15) (1,15) (1,15)
X = Rp. 25,94 juta

Apabila perusahaan agroindusti tersebut membeli sendiri aktiva dengan


dana pinjaman bank dan tingkat bunga 16 % per tahun. Pembayaran
pinjaman (pokok+ bunga) dilakukan setiap akhir tahun secara anuitas,
maka perhitungan pembayaran pinjaman setiap tahun adalah :

X X X X X
100 = ------- + ------- + -------- + --------+ ---------
(1,16) (1,16) (1,16) (1,16) (1,16)

X = Rp. 30,54 juta

Sekilas nampak bahwa alternatif hutang akan mengakibatkan cash


outflow yang lebih besar setiap tahunnya

45
• Namun perlu dulu diperhatikan :
• Saat cash outflow tidak sama, sewa guna pada awal
tahun, dan hutang pada akhir tahun
• Dengan hutang, agroindustri pupuk memiliki aktiva
tersebut, maka beban penyusutan dapat mengurangi
beban pajak
• Oleh karena itu perhitungan harus atas dasar
setelah pajak, yakni sbb :
• Apabila tarif pajak penghasilan 50 %, maka biaya modal
setelah pajak yang relevan adalah 0,16 (1-0,5) = 0,08 =
8%

46
A. ANALISIS UNTUK SEWA GUNA
ARUS KAS KELUAR SETELAH PAJAK
(DALAM JUTA RUPIAH)

Akhir Pembayaran Perlindungan Kas keluar PV kas keluar


tahun sewa pajak stlh pajak (r = 8 %)
0 25,94 - 25,94 25,94
1 25,94 12,97 12,97 12,01
2 25,94 12,97 12,97 11,12
3 25,94 12,97 12,97 10,30
4 25,94 12,97 12,97 9,53
5 - 12,97 (12,97) (8,83)
Total 60,07

47
B. ANALISIS UNTUK HUTANG
PEMBAYARAN BUNGA SETIAP
TAHUN
(DALAM JUTA RUPIAH)
Tahun Sisa pokok Angsuran Angsuran Angsuran
pinjaman Bunga Pokok
1 100,00 30,54 16,00 14,54
2 85,46 30,54 13,67 16,87
3 68,59 30,54 10,97 19,57
4 49,02 30,54 7,84 22,70
5 26,32 30,54 4,22 26,32

48
ARUS KAS KELUAR SETELAH
PAJAK (DALAM JUTA RUPIAH)

Akhir Ang- Ang- Beban Perlindu-ngan Kas keluar PV kas


tahun suran suran penyu- pajak (5) keluar
(1) bunga sutan 0,5[(2)+(3)] (r = 8%)
(2) (3) (4) (6)
1 30,54 16,00 20,00 18,00 12,54 11,61
2 30,54 13,67 20,00 16,84 13,70 11,75
3 30,54 10,97 20,00 15,49 15,05 11,95
4 30,54 7,84 20,00 13,92 16,62 12,22
5 30,54 4,22 20,00 12,11 18,43 12,54

Total 60,07

Keputusan : PV kas keluar kedua alternatif bernilai sama, jadi pilihan mana
pun berdampak ekonomis sama
49
terimakasih
terimakasih


THE
THE END
END

50

Anda mungkin juga menyukai