Anda di halaman 1dari 23

04

Modul ke:

TEKNIK KENDALI DIGITAL


RELAY, TIMER, & COUNTER

Fakultas
TEKNIK Akhmad Wahyu Dani ST,MT

Program Studi
Teknik Elektro
IP RATING
Perangkat Kendali Dasar
Relay, Timer dan Counter adalah Perangkat Kendali Dasar. Perangkat
Kendali akan mengolah signal yang diberikan oleh Perangkat Masukan
Dasar untuk mengendalikan Perangkat Keluaran Dasar sesuai dengan
aturan, instruksi pengoperasian, rangkaian logika atau program yang
telah dibuat sebelumnya. Untuk Perangkat Keluaran Dasar akan dibahas
pada artikel berikutnya. Berikut ini adalah Perangkat Kendali Dasar yang
paling umum digunakan di Otomasi Industri :
Relay
Relay adalah Saklar (Switch) yang dioperasikan dengan tenaga listrik
dan merupakan komponen Elektromekanikal (kombinasi elektrik dan
mekanik) yang terdiri dari 2 bagian utama yakni Elektromagnet
(Coil/lilitan magnet) dan Mekanikal (seperangkat Kontak Saklar/Switch).
Sebuah relay minimal memiliki 1 pasang Kontak NO dan Kontak NC.
Prinsip kerja relay adalah menggunakan Prinsip Elektromagnetik untuk
menggerakkan Kontak Saklar tersebut. Sehingga, posisi Kontak NO dan
Kontak NC dapat diubah tanpa langsung disentuh oleh manusia.
Relay
Gambar di slide sebelumnya adalah konstruksi sebuah relay. Sebuah
Besi (Iron Core) dililit oleh sebuah kumparan Coil yang berfungsi untuk
memberi medan Elektomagnet. Saat Switch ditutup, kumparan Coil
diberikan arus listrik, maka akan timbul gaya Elektromagnet yang
kemudian menarik Contact untuk berpindah dari Posisi sebelumnya,
sehingga Kontak NC akan menjadi Open dan Kontak NO akan menjadi
Close.  Coil yang digunakan oleh Relay untuk menarik Contact Poin ke
Posisi Close pada umumnya hanya membutuhkan arus listrik yang
relatif kecil.
Dalam istilah yang lebih umum, relay adalah perantara untuk
menjembatani 2 kondisi berbeda yang ingin saling berinteraksi. Sebagai
contoh, saya memiliki perangkat kendali yang keluarannya adalah 5V DC
dengan arus 50mA, namun saya ingin mengendalikan Lampu dengan
tegangan kerja 220V AC dan arus 0.4A. Maka relay dapat saya gunakan
sebagai perantara pengendalian tersebut seperti pada gambar di atas.
JENIS JENIS RELAY
Relay merupakan salah satu jenis dari Saklar, dimana kondisi umum
sebuah Saklar juga berlaku. Umumnya saklar memiliki istilah Pole dan
Throw. Pole adalah banyaknya Kontak yang dimiliki oleh sebuah relay,
sedangkan Throw adalah Banyaknya kondisi yang dimiliki oleh sebuah
Kontak (NO/NC).
Berdasarkan jumlah Kontak dan Jumlah Kondisi yang memungkinkan,
relay dikelompokkan sebagai berikut :
• Single Pole Single Throw (SPST): Relay ini sedikitnya memiliki 4
Terminal, 2 Terminal sebagai sumber tegangan untuk Coil dan 2
terminal lain adalah untuk penyaklaran. Relay ini hanya memiliki NO
atau NC saja.
• Single Pole Double Throw (SPDT) : Relay ini memiliki 5 Terminal, 2
Terminal sebagai sumber tegangan untuk Coil dan 3 terminal lain
adalah untuk penyaklaran.
JENIS JENIS RELAY
• Double Pole Single Throw (DPST): Relay ini memiliki 6 Terminal,
diantaranya 2 terminal sebagai sumber tegangan untuk Coil dan 4
terminal lain adalah untuk penyaklaran. Relay DPST dapat dijadikan
2 Saklar yang dikendalikan oleh 1 Coil.
• Double Pole Double Throw (DPDT): Relay ini memiliki Terminal
sebanyak 8 Terminal, diantaranya 2 Terminal sebagai sumber
tegangan untuk Coil dan 6 Terminal lainnya yang merupakan 2
pasang Relay SPDT yang dikendalikan oleh 1 (single) Coil.
Dengan adanya lebih dari 1 kontak dalam 1 relay, hal ini membuat relay
dapat mengendalikan 2 beban atau lebih secara bersamaan. Gambar di
bawah adalah Penggolongan Relay berdasarkan Jumlah Pole dan Throw.
FUNGSI RELAY
Fungsi relay yang secara umum digunakan pada Otomasi Industri
adalah sebagai berikut :
• Relay digunakan untuk menjalankan Fungsi Logika (Logic Function)
• Relay digunakan untuk mengendalikan Sirkuit Tegangan tinggi
dengan bantuan dari Signal Tegangan rendah.
• Ada juga Relay yang berfungsi untuk melindungi Motor ataupun
komponen lainnya dari kelebihan Tegangan ataupun hubung singkat
(Short).
• Relay digunakan untuk memberikan Fungsi penundaan waktu (Time
Delay Function)
TIMER
Secara keseluruhan, prinsip kerja Timer sangat mirip dengan relay, yang
membedakan hanyalah adanya waktu tunda antara waktu Timer
diaktifkan dengan Coil Timer aktif. Di bawah ini adalah ilustrasi dari
kontruksi sebuah Timer.
Timer terdiri dari tiga bagian, yaitu Unit Penghitung Waktu (Timer
Counter), Unit Koil, dan Unit Kontak. Timer Counter berfungsi untuk
menunda pengaktifan Coil sesuai dengan pengaturan wantu yang
diberikan. Timer memiliki 2 kelompok terminal utama sebagai sumber
tegangan dan beberapa terminal lain sebagai Kontak. Berikut ini adalah
contoh timer yang berasa di pasaran dan diagram terminalnya.
Pada gambar di atas, terminal yang harus diberi tegangan saat Timer
akan diaktifkan adalah nomor 13 dan 14. Timer memiliki 4 pasang
kontak dengan Common di nomor 9, 10, 11 dan 12, NO berada di
nomor 5, 6, 7, dan 8, kemudian NC berada di nomor 1, 2, 3 dan 4.
Counter
Counter adalah rangkaian elektronika yang befungsi untuk melakukan
penghitungan angka secara berurutan baik itu perhitungan maju
ataupun perhitungan mundur. Yang dimaksud dengan perhitungan maju
adalah di mana rangkaian akan menghitung mulai dari angka yang kecil
menuju angka yang lebih besar dan sebaliknya untuk perhitungan
mundur. Perintah perhitungan pada suatu Counter dikendalikan oleh
masukan signal yang masuk pada terminal input signalnya. Contoh
Counter dan Diagram terminal Counter  ditunjukkan seperti pada
gambar di bawah:
Counter
Sistem tersebut menggunakan counter untuk menghitung jumlah botol
yang melintas pada konveyor. Counter akan memiliki nilai target
tertentu untuk dicapai,saat nilai tersebut tercapai counter
akan memutuskan bagaimana dan kapan menyesuaikan outputnya
berdasarkan beberapa opsi yang dipilih oleh pengguna.
Pada artikel kali ini kita telah mempelajari perangkat kendali paling
dasar dalam sistem Otomasi Industri. Perangkat Kendali lain yang
terdapat dalam Otomasi Industri diantaranya adalah Temperature
Control, Solenoid valve dan PLC.
PROGRAM PLC
KEEP, TIMER, COUNTER
KEEP (FUN 11)
Keep adalah special instruction yang terdapat di CX Programmer yang
berfungsi sebagai pengunci. KEEP sama dengan rangkaian pengunci,
bedanya KEEP lebih sederhana. Cara mengunci menggunakan KEEP
adalah sebagai berikut :

KEEP Instruction
1. Buat tombol START: Ketik C, masukkan adres 000 dan comment START
2. Buat instruksi KEEP: Ketik I, untuk mengeluarkan special instruction, lalu
ketik KEEP(spasi) alamat_output. Contoh: KEEP 10000, pada kotak dialog
Edit Comment ketikkan OUT (lihat Gambar).
3. Pindahkan kursor di bawah tombol START, ketik C untuk membuat tombol
RESET (STOP), kemudian ketikkan address 0001, klik OK dan ketikkan
RESET akhiri dengan klik OK.
KEEP (FUN 11)
Hasilnya seperti ditunjukkan pada Gambar. Pemograman ini
mempunyai fungsi sama dengan pemograman pertemuan
sebelumnya
TIMMER
Program timer pada PLC berfungsi untuk mengatur penyalaan output
pada PLC sesuai kebutuhan.
Sintak penulisan Timmer adalah:
TIM spasi addres timmer spasi #waktu
Misal TIM 0000 #300 : artinya timmer 00 dengan seting waktu 300 X
0,1 detik = 30 detik.
Contoh Aplikasi: Lampu menyala selama 30 detik, kemudian mati.
Cara membuat ladder adalah sebagai berikut:
1. Buatlah ladder rangkaian start-stop lampu seperti minggu lalu
2. Pindahkan kursor pada RUNG-1, buat kontak NO dengan alamat
100.00 (merujuk ke alamat OUTPUT)
3. Membuat Timmer:
– Ketikkan I, kemudian isikan TIM 0000 #300, klik OK
– Pindahkan kursor pada baris 2. Hasilnya seperti ditunjukkan pada
Gambar
Tambahkan kontak NC-Timmer pada rangkaian stop seperti yang
diperlihatkan pada gambar pertama
1. Tempatkan kursos di sebelah kanan tombol STOP
2. Ketik /, untuk membuat NC Timmer
3. Masukkan addres T000, klik OK.
4. Jika muncul edit Comment klik OK lagi. Hasilnya lihat gambar ke 3
Cara kerja TIMER tersebut adalah ketika input 0.00 ditekan, maka timer
akan aktif sehingga mengaktifkan output dengan alamat 10.00. selama
30 detik
UP COUNTER
Secara makna, counter berarti penghitung. Pada PLC Omron, fungsi
counter adalah untuk menghitung berapa kali masukan pada suatu
system yang diinginkan.
Sintak penulisan adalah sebagai berikut:
CNT(spasi) alamat (spasi) #nilaicounter.
Contoh CNT 0000 #3 Counter 00 akan aktif setelah diberi masukkan
sebanyak tiga kali
Contoh aplikasi counter
Menyalakan lampu setelah tombol ditekan 3 kali.
Langkah membuat ladder adalah sebagai berikut:
1. Pasang tombol START dengan addres 0000
2. Pasang Counter:
– Ketik I (new Instruction)
– Ketik CNT 0000 #3, klik OK
– Ketikan komentar COUNTER 3X, klik OK
UP COUNTER
3. Pasang tombol NO untuk RESET dengan adrres 001
– Ketik C, masukkan addres 001 dan komentar RESET
– Panjangkan garis dengan menekan tombol Ctrl dan panah kanan

4. Masukkan ke output
– Pasang tombol NO, berikan addres C0000
– Pasang Output, berikan addres 10000 dan comment LAMP
Cara kerja counter tersebut adalah ketika input 0.00 ditekan sebanyak 3
kali, maka counter C0000 akan aktif sehingga mengaktifkan output
dengan alamat 100.00. Untuk membuat hitungan counter kembali ke 0,
maka tombol RESET harus diaktifkan.
TUGAS

• Buatlah simulasi lampu merah dengan


menggunakan CX Programer
Terima Kasih
Akhmad Wahyu Dani ST,MT

Anda mungkin juga menyukai