SNAKE BITE
Pendamping:
dr. H Mulyadi
IDENTITAS
Nama : Tn. F
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 24 Tahun
Alamat : Panguragan
Status : Menikah
Pekerjaan : buruh
Agama : Islam
Tgl. Pemeriksaan : 17 November 2020
Laporan Kasus
Anamnesis
Anamnesis
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
STATUS PRESENT
Pemeriksaan Fisik
STATUS GENERALIS
Pemeriksaan Fisik
STATUS GENERALIS
Pemeriksaan Fisik
STATUS GENERALIS
Toraks :
Dinding dada/paru :
Inspeksi : Bentuk : simetris
Retraks : tidak ada
Dispneu : tidak ada
Pergerakan : simetris
Palpasi : Fremitus fokal : simetris
Perkusi : sonor/sonor
Auskultasi : Suara Napas Dasar :Vesikuler di parenkim paru
Suara Napas Tambahan : Rhonki kering (-/-),
Laporan Kasus
Pemeriksaan Fisik
STATUS GENERALIS
Jantung :
Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : Apeks teraba di ICS IV II jari medial linea midklavikula,
Intensitas normal, pelebaran (-),irama reguler dan thrill (-)
Perkusi : Batas Atas : ICS II linea parasternal sinistra
Batas Kanan : ICS IV linea parasternal dekstra
Batas Kiri : ICS IV 2 jari medial linea midklavikula
sinistra
Auskultasi : Bunyi jantung : M1 > M2, M1 > T1 , A2 >A1,
P2 >P1, A2>P2
Suara Tambahan : Tidak Ada
Laporan Kasus
Pemeriksaan Fisik
STATUS GENERALIS
Abdomen :
Inspeksi : Bentuk : normal
Pergerakan : Simetris
Palpasi : Dinding Perut : Soepel
Hati : tidak teraba
Lien : tidak teraba
Ginjal : tidak teraba
Massa : tidak ada
Perkusi : Timpani
Auskultasi : bising usus (+) normal
Laporan Kasus
Pemeriksaan Fisik
STATUS GENERALIS
Status Lokalis
Look : tampak jejas (+) 4 buah titik bekas gigitan, eritema di area
sekitar gigitan, edema lokal di area sekitar gigitan
Feel : nyeri tekan (+), hangat pada perabaan, edema lokal non pitting,
pulsasi A. Dorsalis Pedis dan A. Tibialis Posterior teraba,
capillary refil (+) Pembesaran KGB ingunial (-)
Move : gerakan aktif dan pasif terbatas karena nyeri.
Laporan Kasus
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Penunjang
Lab Hasil Nilai normal Lab Hasil Nilai normal
Resume
Diagnosis Kerja
Terapi
Prognosa
Snack Bite atau Gigitan Ular adalah suatu keadaan yang disebabkan oleh gigitan ular
baik yang berbisa ataupun tidak berbisa. Gigitan ular ini akan berbahaya jika ularnya
tergolong jenis berbisa. (Sjamsyuhidayat, 2003)
Tinjauan Pustaka
Procoagulant
Phospholipase
A2 (lecithinasee)
Acetylcholinester
Komposisi Bisa Ular
ase
Hyaluronidase
Enzim proteolitik
α-bungarotoxin
and cobrotoxin
Tinjauan Pustaka
Gigitan ular
berbisa
Bisa ular
DIC
Tinjauan Pustaka Patofisiologi
Tinjauan Pustaka Manifestasi Klinis
Tinjauan Pustaka Derajat Snake Bite
Derajat Venerasi Luka gigit Nyeri Ukuran zona edema/ Gejala sistemik
eritemato kulit (cm)
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Penunjang
PERTOLONGAN PERTAMA
• Bersihkan bagian yang terluka dengan cairan faal atau air steril.
• Untuk efek lokal dianjurkan imobilisasi menggunakan perban katun elastis
dengan lebar ± 10 cm, panjang 45 cm, yang dibalutkan kuat di sekeliling bagian
tubuh yang tergigit, mulai dari ujung jari kaki sampai bagian yang terdekat
dengan gigitan
• Pemberian tindakan pendukung berupa stabilisasi yang meliputi penatalaksanaan
jalan nafas; penatalaksanaan fungsi pernafasan; penatalaksanaan sirkulasi;
penatalaksanaan resusitasi perlu dilaksanakan bila kondisi klinis korban berupa
hipotensi berat dan shock, shock perdarahan, kelumpuhan saraf pernafasan,
kondisi yang tiba-tiba memburuk akibat terlepasnya penekanan perban,
hiperkalaemia akibat rusaknya otot rangka, serta kerusakan ginjal dan komplikasi
nekrosis lokal
• Pemberian suntikan Antitetanus
• Pemberian Antibiotik
• Antibiotik profilaksis spektrum luas masih direkomendasikan yaitu cephalosporin
generasi tiga dengan spektrum luas gram negatif (Ceftriaxone) akan menekan
pertumbuhan bakteri yang mengakibatkan infeksi sekunder.
Tinjauan Pustaka Penatalaksanaan
2 5-20 cc
3-4 40-100 cc
APABILA TERJADI ALERGI SABU ?
Diberikan epinefrin intramuskular pada sepertiga atas
paha 0,5 mg untuk dewasa atau 0,01 mg/kg untuk anak-
anak dan dapat diulang 5-10 menit.
DAFTAR PUSTAKA