Aminoglikosida berdifusi lewat kanal air yang dibentuk oleh porin protein
pada membran luar dari bakteri gram negatif masuk ke ruang periplasmik.
Sedangkan transpor melalui membran dalam sitoplasma membutuhkan
energi. Fase transpor yang tergantung energi ini bersifat rate limitting, dapat
di blok oleh Ca2+ dan Mg2+, hiperosmolaritas, penurunan pH dan anaerobik
suatu abses yang bersifat hiperosmolar. Setelah masuk sel, aminoglikosid
terikat pada ribosom 30S dan menghambat sintesis protein. Terikatnya
aminoglikosid pada ribosom ini mempercepat transpor aminoglikosid ke
dalam sel, diikuti dengan kerusakan membran sitoplasma, dan disusul
kematian sel. Yang diduga terjadi adalah miss reading kode genetik yang
mengakibatkan terganggunya sintesis protein.Aminoglikosida bersifat
bakterisidal cepat. Pengaruh aminoglikosida menghambat sintesis protein
dan menyebabkan miss reading dalam penerjemahan mRNA, tidak
menjelaskan efek letalnya yang cepat.
Farmakokinetik
Gentamisin sebagai polikation bersifat sangat polar, sehingga sangat sukar diabsorpsi melalui
saluran cerna. Gentamisin dalam bentuk garam sulfat yang diberikan IM baik sekali
absorpsinya. Kadar puncak dicapai dalam waktu ½ sampai 2 jam. Sifat polarnya menyebabkan
aminoglikosid sukar masuk sel. Kadar dalam sekret dan jaringan rendah, kadar tinggi dalam
korteks ginjal, endolimf dan perilimf telinga, menerangkan toksisitasnya terhadap alat
tersebut.Ekskresi gentamisin berlangsung melalui ginjal terutama dengan filtrasi glomerulus.
Gentamisin diberikan dalam dosis tunggal menunjukkan jumlah ekskresi renal yang kurang
dari dosis yang diberikan. Karena ekskresi hampir seluruhnya berlangsung melalui ginjal,
maka keadaan ini menunjukkan adanya sekuestrasi ke dalam jaringan. Walaupun demikian
kadar dalam urin mencapai g/mL, sebagian besar ekskresi terjadi dalam 12 jam setelah obat
diberikan.
Gangguan fungsi ginjal akan menghambat ekskresi gentamisin, menyebabkan terjadinya
akumulasi dan kadar dalam darah lebih cepat mencapai kadar toksik. Keadaan ini tidak saja
menimbulkan masalah pada penyakit ginjal, tetapi perlu diperhatikan pula pada bayi terutama
yang baru lahir atau prematur, pada pasien yang usia lanjut dan pada berbagai keadaan, yang
disertai dengan kurang sempurnanya fungsi ginjal. Pada gangguan faal ginjal t ½ gentamisin
cepat meningkat. Karena kekerapannya terjadi nefrotoksisitas dan ototoksitas akibat akumulasi
gentamisin, maka perlu penyesuaian dosis pada pasien gangguan ginjal.
Bioavailabilitas
Antibiotik aminoglikosida merupakan senyawa yang
sangat larut dalam air dan sukar larut dalam lipid.
Akibatnya, obat-obat ini sukar diabsorpsi bila
diberikan secara oral dan harus diberikan secara
parenteral untuk mengobati infeksi sistemik.
Contoh Soal
Kasus 1
Ny.
Siska adalah seorang wanita berusia 30 tahun yang tidak obes
dengan berat badan 70 kg dan memiliki kreatinin serum 0,9 mg/dL.
Dosis gentamisin awal sebesar 140 mg diberikan selama kurang lebih 30
menit dalam bentuk infus intravena. Hitunglah konsentrasi plasma
gentamisin 1 jam setelah infus dimulai (setengah jam setelah infus
selesai)
Jawaban
VD gentamisin = 0,25 L/kg × 70 kg = 17,5 L
C1 =
=
= 8,0 mg/L
Konsentrasi puncak plasma 8,0 mg/L adalah suatu asumsi yang
memperkirakan absopsi terjadi sangat cepat dan tidak terjadi eliminasi
yang signifikan selama pemberian obat.
Cl
cr menit Wanita (mL/menit) =(0,85)
= 0,85{
= 101 mL/menit
Clcr(L/jam)=101 mL/menit ()
= 6,06 L/jam
C1 = (e-kt1)
= (8mg/L)(e -(0,346 jam-1)(1jam))
= (8mg/L)(0,71)
= 5,7 mg/L
t1/2 = =
= 2,0 jam
2
Kasus
Dengan menggunakan klirens 6,06 L/jam,volume distribusi 17,5 L,
konstanta laju eliminasi 0,346 jam-1, dan model infusi singkat,
hitunglah konsentrasi gentamisin yang diharapkan untuk Ny.Siska
pada 1 jam setelah infusi setengah jam dengan dosis 140 mg
diberikan.
Jawaban
Menunjukkan model infusi singkat dan dapat digunakan untuk
menghitung konsentrasi plasma 1 jam setelah infusi setengah jam
diberikan. Durasi infusi atau tin bernilai 0,5 jam dan t2 atau waktu
penurunan kadar mulai dari akhir infusi bernilai 0,5 jam. Dengan
menggunakan nilai-nilai ini, konsntrasi plasma 1 jam setelah
dimulainya infusi setengah jam adalah 6,2 mg/L.
C2 = (1-e-Ktin)(e-Kt2)
= (1-e –(0,346jam-1)(0,5jam) )(e –(0,346jam-1)(0,5jam) )
=(46,2 mg/L)(0,16)(0,84)
=6,2 mg/L
Perhatikan bahwa konsentrasi plasma 7,4 mg/L pada
akhir infusi setengah jam lebih rendah daripada
konsentrasi puncak yang dihitung sebesar 8 mg/L
setelah pemberian dosis bolus. Konsentrasi infusi yang
lebih rendah, pada akhir infusi ini mecerminkan klirens
obat selama proses infusi. Perhatikan juga bahwa
konsentrasi plasma 6,2 mg/L pada 1 jam yang dihitung
menggunakan model infusi lebih besar daripada
konsentrai plasma pembanding (5,7 mg/L) yang
dihitung menggunakan model dosis bolus pada
pertanyaan 1. jumlah obat yang terdapat didalam tubuh
lebih sedikit bila digunakan model dosis bolus karena
modul ini mengasumsikan bahwa seluruh dosis masuk
kedalam ubuh pada awal infusi. Oleh sebab itu, dosis
total telah terpajan mekanisme klirens tubuh dalam
waktu lebih lama.
Kasus 3
Jelaskan tipe pasien yang lebih tepat menggunakan
persamaan infusi untuk memprediksi konsentrasi
aminoglikosida? Kapankah model dosis bolus lebih tepat
digunakan?
Jawaban :
Karena selisih antara hasil ysng diperoleh dari kedua
pendekatan ini sangat berkaitan dengan jumlah obat yang
dibersihkan dari tubuh selama waktu infusi, sangat masuk
akal mengasumsikan bahwa model dosis bolus sangat tepat
bila digunakan pada pasien yang mengalami penurunan
fungsi ginjal dan waktu paruh aminoglikosida yang lebih
lama. Pada pasien dengan fungsi renal yang baik (misalnya
dewasa muda dan anak-anak), penggunaan model infusi lebih
tepat karena pasien-pasien ini sering memiliki waktu paruh
aminoglikosida yang sangat pendek.
Kasus 4
Ny.Siska seorang wanita dengan berat badan 70kg yang
dideskripsikan pada persamaan 1, mendapatkan 140 mg
gentamisin selama setengah jam setiap 8 jam. Prediksikan
konsentrasi plasma puncak dan palung Ny.Siska. pada
keadaan tunak.
Jawaban :
Css1 = e –kt
= e –(0,346 jam-1)(1jam)
=( ) (0,71)
= () (0,71)
= (8,5mg/L)(0,71)
= 6,1 mg/L
Konsentrasi puncak gentamisin yaitu 6,1 mg/L
Css
min = e-kt
=
= (0,063)
= 0,54 mg/L
Konsentrasi minimum gentamisin yaitu 0.54 mg/L
Konsentrasi minimum yang diambil sampelnya sesaat
sebelum infusi berikutnya diberikan (interval pemberian
setiap 8 jam)
Css 2 =
=
= (0.84)
= (7.9 mg/L)(0.84)
= 6.6 mg/L
Konsentrasi “puncak” 1 jam setelah setengah jam mulai
diberikan, konsentrasi puncak pada keadaan tunak ini
bukan merupakn puncak sesungguhnya yang akan
diperoleh di akhir infusi, melainkan konsentrasi yang
diperoleh 1 jam setelah infusi dimulai.
Css min =
= =
=(7,9mg/L)(e –(0,346jam-1)(7,5jam))
= (7.9 mg/L)(0.075)
= 0.59 mg/L
Konsentrasi minimum yang diukur adalah 0,59 mg/L
yang merupakan pengganti yang tepat untuk interval
yang bernilai 8 jam dan waktu infusi yang bernilai 0.5
jam
TERIMA KASIH