Definisi operasional.
a. Terdapat format menejemen kebidanan yang telah
terdaftar pada catatan medis.
b. Format manajemen kebidanan yang terdiri atas
format pengumpulan data,rencana format
pengawasan resume dan tindak nlanjut catatan
kegiatan dan evaluasi.
STANDAR II: Pengkajian.
Pengumpulan data tentang status kesehatan klien
dilakukan secara sistematis dan bersinambungan.data
diperoleh dicatat dan dianalisis.
Definisi operasional
a. Terdapat format pengumpulan data.
b. Pengumpulan data dilakukan secara sistematis,
terfokus,yang meliputi data:
Demografi identitas klien,
Riwayat penyakit terdahulu.
riwayat kesehatan reproduksi
keadaan kesehatan reproduksi.
analisis data.
Pemeriksaan penunjang.
Standar III: diagnosis Kebidanan.
Diagnosis kebidanan dirumuskan berdasarkan
analisis data yang telah dikumpulkan.
Definisi operasional
a. Deiagnosis kebidanan dibuat sesuai dengan
kesenjangan yang dihadapi oleh klien atau suatu
keadaan psikologis yang ada pada tindakan
kebidanan sesuai dengan wewenang bidan dan
kebutuhan klien
b. Diagnosis kebidanan dirumuskan secara
padat,jelas,sistematis,mengarah pada asuhan
kebidanan yang diperlukan oleh klien.
STANDAR IV: Rencana Asuhan
Rencana askeb dibuat berdasarkan diagnosis
kebidanan.
Definisi operasional
a. Terdapat format rencana asuhan kebidanan
b. Format rencana asuhan kebidanan terdiri atas
diagnosis, rencana tindakan dan evaluasi
STANDAR V: Tindakan
Tindakan kebidanan dilaksanakan berdasarkan recana dan
perkembangan keadaan klien.Tindakan kebidanan
dilanjutkan dengan evaluasi keadaan klien.
Definisi Operasiona
a. terdapat format tindakan kebidanan dan evaluasi.
b. format tindakan kebidanan terdiri atas tindakan dan evaluasi.
c. Tindakan kebidanan dilaksanakan dengan rencana dan
perkembangan klien.
d. tindakan kebidanan dilaksanakan sesuai dengan protap dan
wewenang bidan atau tugas kolaborasi.
e. tindakan kebidanan dilaksanakan dengan menerapkan kode etik
kebidanan, etika kebidanan, serta mempertimbangkan keamanan
dan kenyamanan serta hak klien
f. seliruh tindakan kebidanan dicatat pada format yang telah tersedia
STANDAR VI: Parsitipasi klien.
Tindakan kebidanan dilaksanakan bersama klien dan
keluarga dalam upaya peningkatan pemeliharaan dan
pemulihan kesehatan.
Definisi Operasional
Klien atau keluarga mendapatkan informasi tentang :
status kesehatan saat ini.
rencana tindakan yang akan dilakukan.
Peranan klien atau keluarga dalam tindakan kebidanan
Sumber-sumber yang dapat dimanfaatkan.
Klien dan keluarga bersama-sam dengan petugas
melaksanakan tindakan atau kegiatan.
STANDAR VII: Pengawasan
Pemantauan atau pengawasan terhadap klien
dilaksanakan secara terus menerus dengan tujuan
mengetahui perkembangan klien.
Definasi Operasional
a. terdapat format pengawasan klien.
b. pengawasan dilaksanakan secara terus menerus dan
sistematis untuk mengetahui keadaan perkembangan
klien.
c. pengawasan dilaksanakan selalu dicatat pada catatan
yang telah disediakan
STANDAR VIII: Evaluasi
Evaluasi askeb dilaksanakan secara terus menerus
seiring tindakan kebidanan yang dilaksanakan dan
evaluasi dari rencana yang telah dirumuskan.
Definisi Operasional
a. Evaluasi dilakukan setelah dilaksanakan tindakan
kebidanan klien sesuai dengan standar ukuran yang
telah ditetapkan
b. Evaluasi dilaksanakan untuk mengukur rencana yang
telah dirumuskan.
c. Hasil evaluasi dicatat pada format yang telah
disediakan.
STANDAR IX: Dokumentasi
Asuhan kebidanan didokumentasikan sesuai dengan
standar dokumentasi asuhan kebidanan yang
diberikan.
Definisi operasional
a. Dokumentasi dilaksanakan untuk setiap langkah
manajemen kebidanan.
b. Dokumentasi dilaksanakan secara jujur , sistematis, jelas,
dan bertanggung jawab.
c. Dokumentasi merupakan bukti legal pelaksanaan asuhan
kebidanan.
HUKUM
Menurut Utrecht dalam “ Pengantar Hukum
Indonesia” :
“ Hukum adalah himpunan peraturan-peraturan
(segala perintah dan larangan), yang mengurus tata
tertip suatu masyarakat sehingga harus ditaati oleh
masyarakat itu sendiri.”
Seperti kita ketahui bahwa kaidah hukum diperlukan
dalam mengatur hubungan manusia di segala aspek
kehidupan,sehingga tidak mengherankan bahwa pada
saat ini masalah hukum pun memasuki bidang profesi
kebidanan.
Dalam melaksanakan profesinya semua tenaga
kesehatan termasuk bidan tidak dapat melepaskan
seluruh rangkaian tugasprofesional dari lingkup
hukum terutama hukum kesehatan.
Apabila terjadi sesuatu peristiwa atau masalah yang
melibatkan bidan, masyarakat umum menganggap
bahwa pihak berwajib dapat menyelesaikan masalah
tersebut.oleh karena itu, pemberi layanan kesehatan
diharap meningkatkan ciri profesionalismenya,
sehingga mampu memberikan layanan optimal sesuai
perkembangan yang ada.
Menurut Peraturan Pemerintah No 32 Tahun
1996, hubungan bidan dan klien dari aspek hukum
adalah hubungan antar subyek hukum.Pemahaman
dan pendalaman peraturan yang berhubungan
dengan tugas profesionalisme akan memberi
keyakinan bidan dan menjaga mereka untuk selalu
berada dijalur yang aman.
Bidan harus menyadari bahwa dalam menjalankan
tugasnya ,mereka tidak hanya bertanggung jawab
secara kesehatan kepada psien, namun juga
bertanggung jawab di bidang hukum.