Anda di halaman 1dari 35

STEM CELL DILIHAT DARI PERSPEKTIF MEDIS DAN KEISLAMAN-

KEMUHAMMADIYAHAN

Disusun oleh :

Ameilia Nurul A J510195034


Firstian Dhita I J510195037
M Dwiki Tafwidhi J510195043
Ayu Safira Ilma J510195056
Faizah Noor Amala J510195059
Ayu Sevianita P J510195060
Fanni Asyifa J510195062
Harminingtyas Kusuma D J510195068
Pembimbing
  :
dr. Rochmadina Suci B, M. Sc
KEPANITERAAN KLINIK ILMU BAITUL INSAN KAMIL
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2020
BAB I
Pendahuluan
Masyarakat Indonesia saat ini sedang dimanjakan oleh terapi
pengobatan yang paling canggih, yaitu terapi menggunakan Stem
Cell. Secara klinis, Stem cell ebih maju dari DNA karena mampu
memberi harapan dan kesempatan kepada manusia untuk dapat
hidup lebih sehat melalui perbaikan dan penyegaran sistemseltubuh
yang telah rusak.
Pendahuluan
Beberapa keunggulan sel punca bukan hanya memungkinkan terjadinya
regenerasi dan perbaikan sistemjaringan sel yang rusak dalamtubuh sendiri,
namun juga dapatditransplantasi kepada orang lain.

Sel punca embrionik (Embryonic Stem cells/ESCs) merupakan salah satu


jenissel punca yang dikembangkan sampai saatini. Namun penggunaan
Embryonic stem cell sampai sekarang terus memicu perdebatan baik dari
sudut pandang hukum, politik, etika dan agama, sehingga sedikit sekali dari
negara maju yang bersungguh-sungguh mengembangkan sel punca embrionik
(Yuliantoro, 2017).
Ilmu pengetahuan modern
dan teknologi semakin
berkembang, terutama di “Kami akan memperlihatkan
bidang ilmu kedokteran dan kepada mereka tanda-tanda
Al-Qur‟an dan As-Sunnah
ilmu biologi molekuler. Karena (kekuasaan) Kami di segala
perkembangan yang sangat merupakan sumber hukum wilayah bumi dan pada diri
pesat, hukum Islam perlu mereka sendiri, hingga jelas
utama dalam agama Islam,
selalu dikembangkan secara bagi mereka bahwa Al Quran
aktual dan kontekstual agar secara umum terdapat dalam Al- itu adalah benar. Tiadakah
dapat menyikapi secara adil cukup bahwa sesungguhnya
Qur‟an dan As-Sunnah.
dan komprehensif Tuhanmu menjadi saksi atas
permasalahan-permasalahan segala sesuatu” (QS Al
global yang dampaknya secara Fushilat : 53).)
tidak langsung akan dirasakan
oleh umat Islam.
Pendahuluan
Salah satu sumber sel punca yang dipermasalahkan adalah sel embrionik.
Sel punca embrionik dapat tumbuh menjadi berbagai tipe sel di dalam tubuh,
kecuali sel telur dan sperma. Dengan kemampuannya, sel punca embrionik
merupakan jenis yang paling fleksibel untuk digunakan. Namun, inilah pokok
masalah tersebut penelitian sel punca embrionik manusia dianggap
melanggar batas etika karena untuk memulai membuat galur sel punca (line
stem cell), maka biasanya akan mengorbankan embrio manusia ( Tursina,
2019).
Bagaimana pandangan stem cell menurut
Rumusan

medis ?

Bagaimana pandangan stem cell menurut
Masalah keislaman dan kemuhammadiyahan ?


Untuk menjelaskan mengenai stem cell menurut medis
Untuk menjelaskan mengenai stem cell menurut
Tujuan

menurut keislaman dan kemuhammadiyahan agar


tidak menyalahi sesuai Alqur’an dan Al Hadis
BAB II
Ilustrasi kasus Stem Cells
Awalnya stem cells/ sel punca/ sel induk belum
dimanfaatkan secara klinis untuk pengobatan organ
tubuh manusia. Bahkan, lebih dari 87 tahun publikasi
Maksimov, sel punca hanya dikembangkan di
laboratorium (by research) dan hanya diujicobakan pada
organ tubuh hewan.
Barulah kemudian pada tahun 1995, seorang dokter-ilmuwan cemerlang dari India,dr. B.G.
Matapurkar, secara memuaskan berhasil memanfaatkan hasil penelitian sel punca untuk
keperluan pengobatan berbagai penyakit dengan cara mengusahakan neogenerasi jaringan
dan organ tubuh manusia.

Perkembangan penelitian sel induk berlangsung dengan sangat cepat. Tahun 1999 dan 2000,
para ilmuwan menemukan bahwa memanipulasi jaringan tikus dewasa dapat menghasilkan
berbagai jenis sel. Ini menunjukkan bahwa sel-sel dari sumsum tulang dapat menghasilkan
sel-sel saraf atau hati, dan sel-sel di otak juga dapat menghasilkan jenis sel lainnya.
 Kasus Pro Stem Cells

Dokter Ahmad Aulia Jusuf menerangkan penggunaan stem cells untuk mengobati penyakit dikenal sebagai
Cell Based Therapy. Prinsip terapi ini adalah dengan melakukan transplantasi stem cells pada organ yang
rusak. Tujuan dari transplantasi stem cells, yakni:

1. Mendapatkan pertumbuhan dan perkembangan sel-sel baru yang sehat pada jaringan atau organ tubuh
pasien.
2. Menggantikan sel-sel spesifik yang rusak akibat penyakit atau cidera tertentu dengan sel-sel baru yang
ditranspalantasikan Dari penjelasan tersebut, beberapa manfaat dari stem cell, di antaranya:
a. Obati cedera pada medula spinalis (spinal cord)
b. Penanganan penyakit stroke
 Kasus Pro Stem Cells

3. Terapi gen. Stem cell digunakan sebagai alat pembawa transgen ke dalam tubuh pasien, dan selanjutnya
dapat dilacak jejaknya apakah stem cell ini berhasil mengekspresikan gen tertentu dalam tubuh pasien.
4. Mengetahui proses biologis, yaitu perkembangan organisme dan perkembangan kanker. Melalui stem cell
dapat dipelajari nasib sel, baik sel normal maupun sel kanker.
5. Penemuan dan pengembangan obat baru, yaitu untuk mengetahui efek obat terhadap berbagai jaringan
6. Terapi sel berupa replacement therapy
 3 golongan penyakit yang dapat diatasi oleh stem cell:

1. Penyakit autoimun.

Misalnya pada lupus, artritis reumatoid dan diabetes tipe 1

2. Penyakit degeneratif.

Pada penyakit degeneratif seperti stroke, penyakit Parkinson, penyakit Alzheimer

3. Penyakit keganasan.

Prinsip terapi stem cell pada keganasan sama dengan penyakit autoimun.
 Kasus Kontra Stem Cells

Kontroversi pemanfaatan sel induk, telah muncul sejak pertama kali human embryonic cells (hESC) diisolasi dan
dikultur dari embrio “sisa” yang disumbangkan oleh pasangan pasien infertilitas tahun 1998. Kekhawatiran
masyarakat mengenai hESC merupakan dampak dari kegelisahan akan potensi negatif sains yang mungkin timbul
dari pengembangan sains yang sudah ada sebelumnya, seperti cloning, komodifikasi bahan biologis, pencampuran
spesies manusia dan hewan serta upaya manusia akan keabadian.
Terdapat dua kubu akan perkembangan sains ini, yaitu utopia dan dystopia. Kelompok
dystopian memiliki ideology pro-kehidupan menentang penelitian sel induk
embrionik dilatar belakangi ketidaksetujuan atas proses panen sel induk yang berasal
dari penghancuran embrio manusia praimplantasi berusia lima hari pada fase
blastosit. Kelompok ini berargumen bahwa semua embrio praimplementasi memiliki
kedudukan moral yang sama dengan embrio yang berkembang baik secara normal di
rahim wanita ataupun secara in-vitro.
Pihak yang kontra, menolak stem cell karena alasan moral dari embrio, riset embrio yang
dikhawatirkan tidak manusiawi dan resiko komersialisasi embrio. Apabila embrio muda tersebut
tetap digunakan sebagai sel punca untuk membentuk organ tertentu dalam tubuh manusia, ada
yang berpendapat, hal itu sama artinya hanya akan merusak “potensi” embrionik tersebut.
BAB III
Pembahasan Dari Perspektif Medis
DEFINISI


stem cell adalah sel yang tidak/belum terspesialisasi dan
mempunyai potensi untuk berkembang menjadi berbagai jenis
sel-sel yang spesifik yang membentuk berbagai jaringan tubuh.

FUNGSI


Stem sel berfungsi sebagai perbaikan untuk mengganti sel-sel tubuh yang telah rusak demi kelangsungan hidup
organisme
SIFAT KHAS STEM SEL

1.Differentiate:


kemampuan untuk berdifferensiasi menjadi sel lain. Sel Punca mampu berkembang menjadi berbagai jenis sel yang khas
(spesifik) misalnya sel saraf, sel otot jantung, sel otot rangka, sel pankreas dan lain-lain

1.Self regenerate/self renew:


kemampuan untuk memperbaharui atau meregenerasi dirinya sendiri. Stem cells mampu membuat salinan sel
yang persis sama dengan dirinya melalui pembelahan sel.
DIFFERENSIASI STEM SELL

Totipoten Pluripoten
sel punca yang dapat
sel punca yang dapat
berdifferensiasi menjadi 3
berdifferensiasi menjadi lapisan germinal (ektoderm,
semua jenis sel. mesoderm, dan endoderm)

Multipoten Unipotent
sel punca yang dapat berdifferensiasi sel punca yang hanya dapat
menjadi berbagai jenis sel misalnya berdifferensiasi menjadi 1 jenis
sel punca hemopoetik (hemopoetic sel, mempunyai sifat masih dapat
stem cells) yang terdapat pada memperbaharui atau meregenerasi
sumsum tulang diri (self-regenerate/self renew)
KLASIFIKASI STEM SEL BERDASARKAN ASALNYA

Stem cell embrionik Sel germinal/benih embrionik


(Embryonic stem cells) (embryonic germ cells)
Sel germinal/benih (seperti sperma/ovum).
Sel ini diambil inner cell mass
Sel germinal embrionik manusiaembryonic
suatu blastocyst (embrio yang stem cells (hEGCs) termasuk stem cel yang
terdiri dari 50-150 sel, kira-kira berasal dari sel germinal primordial dari
pada hari ke 5 pasca pembuahan) janin berumur 5-9 minggu

Stem cell non embrionik (Adult


Stem Cells)
Berasal dari darah tali pusat, sumsum
tulang, darah ligament berbagai
jaringan lain. Stem cell dari darah tali
pusat diambil dari tali pusat setelah
bayi lahir.
Stem cell fetal
Sel primitive yang dapat ditemukan pada organ-organ fetus (janin)

Stem cell hematopoietic


Salah satu macam sel induk dewasa adalah sel induk (hematopoietic stem cells), yaitu sel induk pembentuk darah.

Stem cell mesenkimal Stem cell mesenkimal/mesenchymal stem cell (MSC)


Dapat ditemukan pada stroma sumsum tulang belakang, periosteum, lemak, dan kulit.
APLIKASI / PENGGUNAAN KULTUR STEM CELLS
Terapi gen

Penelitian untuk mempelajari proses-proses biologis yang terjadi pada organisma termasuk perkembangan organisma dan
perkembangan kanker

Penelitian untuk menemukan dan mengembangkan obat-obat baru terutama untuk mengetahui efek obat terhadap berbagai
jaringan

Terapi sel (cell based therapy)


PENGGUNAAN STEM CELLS DALAM PENGOBATAN PENYAKIT

Adapun tujuanya adalah:


Penggunaan stem cells untuk mengobati penyakit ●
● Mendapatkan pertumbuhan dan perkembangan sel-sel baru
dikenal sebagai Cell Based Therapy. Prinsip terapi yang sehat pada jaringan atau organ tubuh pasien
adalah dengan melakukan transplantasi stem cells ●
● Menggantikan sel-sel spesifik yang rusak akibat penyakit
pada organ yang rusak. atau cidera tertentu dengan sel-sel baru yang
ditranspalantasikan.
BAB IV
Disebutkan dalam Al Qur’an surat Al-Mukminun Ayat 12-13 sebagi berikut:

“Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari saripati (berasal) dari tanah”. Al-
Mukminun:12

“Kemudian Kami menjadikannya air mani (yang disimpan) dalam tempat


yang kokoh (rahim”). Al- Mukminun:13
Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin mengatakan bahwa pengobatan dengan metode stem
cell diperbolehkan asal memang benar-benar telah terbukti dapat menyembuhkan. Ia mengatakan
demikian karena stem cell bisa saja diambil dari bagian tubuh manusia hidup, yang mana bagian
tersebut bisa dikatakan adalah mayat. Dan ia menegaskan bahwa mayat manusia hukumnya suci.
Hukum dengan Bagian Sel
Darah
Darah adalah najis jika dilihat dari penggalan Al Quran surat Al An’am: 145 berbunyi, “Katakanlah:
‘Tiadalah aku peroleh dalam wahyu yang diwahyukan kepada-Ku, sesuatu yang diharamkan bagi
orang yang hendak memakannya, kecuali kalau makanan itu adalah bangkai, atau darah yang
mengalir atau daging babi, karena sesungguhnya semuanya itu adalah kotor.”

Al Hasan Al Bashri rahimahullah berpendapat bahwa dahulu, kaum muslimin saat


berperang dan kemudian shalat, mereka dalam keadaan terluka. Sementara itu Syaikh
Muhammad bin Shalih al Utsaimin juga berpendapat bahwa hanya darah yang keluar
dari dua lubang (qubul dan dubur) yang dapat membatalkan wudhu.
Ibnu ‘Abidin berkata:
‫ ولم يجد من المباح ما‬، ‫يجوز للعليل شرب البول والدم والميتة للتداوي إذا أخبره طبيب مسلم أن شفاءه فيه‬
‫يقوم مقامه‬
“Boleh berobat dengan meminum kencing, darah, mengkonsumsi mayat, jika
memang diberitahu oleh dokter muslim yang terpercaya dan tidak didapatkan obat
mubah lainnya”.

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,


‫ج ُس‬ُ ْ ‫الم ْؤ ِم َن ل َا يَن‬
ُ ‫ِإ َّن‬
“Jasad seorang mukmin tidaklah najis.”
Dalam Shahih Al Hakim disebutkan,
‫َحيًّا َول َا َميتًا‬
“Baik hidup ataupun saat mati.”
Siti Aisyah Ismail, MARS selaku anggota divisi kerjasama internasional Majelis Upaya Kesehatan Islam
Seluruh Indonesia (Mukisi) mengatakan bahwa dalam hukum Islam mempertimbangkan beberapa
situasi dan kondisi yang dapat diberi kelonggaran sebagai darurah atau rukhsah.

Dalam adh
dhaurah itulah dibagi
Maslahah Dalam Islam lima prinsip Maqashid
Syariah yang berpaku
dengan lima Qawa’id
Fiqhiyyah utama,
dimana salah satunya
menggunakan prinsip Al
Masyaqqah (kesulitan).
adh dhaurah al hajah at tahsiniyah Sebuah prinsip
kesulitan membawa
(Kebutuhan (Kebutuhan (Kebutuhan kemudahan, serta
kebutuhan
Primer) Sekunder) Tersier) menghilangkan
larangan.
BAB V
Kesimpulan & Saran
KESIMPULAN

Dapat disimpulkan dari pembahasan diatas mengenai hukum stem cell


dalam perspektif medis, islam dan kemuhammadiyahan yaitu hukum
penggunaan stem cell dalam pandangan Agama Islam adalah mubah
atau boleh dilakukan, jika untuk keperluan darurat dan asal memang
benar-benar telah terbukti dapat menyembuhkan suatu penyakit.
Hukum dalam konteks ini adalah stem cell yang digunakan adalah
adult stem cell yang digunakan untuk pengobatan dan bersifat darurat.
Namun, jika stem cell dipergunakan untuk hal yang dapat merugikan
umat manusia maka hukumnya adalah haram dan menyebabkan dosa.
SARAN

Diharapkan kepada generasi muda Islam untuk memperdalam


pengetahuan – pengetahuan yang berkaitan dengan penerapan hukum
stem cell dalam perspektif Islam, karena tanpa mengetahui fakta yang
sebenarnya, generasi muda Islam akan kesulitan dalam
mengkontekskannya dengan ajaran Islam.

Diharapkan kepada para civitas akademika muslim khususnya, untuk


memperkaya literatur – literatur yang bersifat kontemporer, dengan
harapan hasil dari karya – karya tersebut bisa dijadikan rujukan bagi umat
Islam dalam mengimbangi kemajuan teknologi agar tidak bertentangan
dengan nilai – nilai agama.
Daftar Pustaka
Abdulazeez, S.S., 2015, Diabetes treatment: A rapid review of the currentand future scope of stem cell research, SPJ, 23,
333-340

Aldhous, P., Nature, issue No. 7034. Stem- Cell research: After theUpdated 2010.

Alya Tursina. 2019. Terapi transplantasi sel punca sebagai upaya pelayanan kesehatan di indonesia dalam perspektif
hukum kesehatan dan hukum islam. https://doi.org/10.29313/aktualita .v2i1.4668

Amin Soebandrio, 2010, Pedoman Riset Sel Punca Manusia, Edisi Pertama, Asosiasi sel Punca Indonesia, Jakarta

Bartinek J, Vanderheyden M, Vandekerchove B et al., Intracoronary injection of CD133-positive enriched bone marrow
progenitor cells promotes cardiac recovery after recent myocardial infarction. Circulation 2005; 112 (9 suppl): 78-83

Departemen Agama RI. 2002. Islam untuk Disiplin Ilmu Kedokteran dan Kesehatan 1. Jakarta: Departemen Agama RI.

Faradz, S.M.H., 2010. Harapan Baru Pengobatan Sel Punca di Indonesia. Pusat Riset Biomedik, FK-Universitas Diponegoro.

Halim, D., Murti, H., Sandra, F., Boediono, A., Djuwantono, T., Setiawan, B. 2010, Stem Cell-Dasar Teori & Aplikasi Klinis,
Erlangga, Jakarta.

Li Y, Chen J, Chen XG, et al. Human marrow stromal cell therapy for stroke in rat: neurotrophins and functional recovery
Neurology 2002;59:514 –523

Liu S, Qu Y, Stewart TJ et al. Embryonic stem cells differentiate into oligodendrocyts and myelinated in culture and after
spinal cord transplantation. PNAS 2000: 97(11):6126-6131

Mahfudh, Sahal. 2005. Solusi Problematika Hukum Islam Keputusan Muktamar, Munas, dan Konbas. Surabaya : Lajnah
Wan Nasyr (LTN) NU Jawa Timur.

McNeish, J. (2004) Embryonic Stem Cells in Drug Discovery Nat. Rev. Drug Discov. 3, 70-80.

Zuhroni, Nur Riani, dan Nazarudin. 2003. Islam Untuk Disiplin Ilmu Kedokteran dan Kesehatan 2. Jakarta: Departemen
Agama RI.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai