Anda di halaman 1dari 19

TUNALARAS

Disusun Oleh :

Ari Widayati (4A / K7110018)


Arviant Enggar P (4A / K7110039)
Budi Arga Asmara (4A / K7110082)
Rima (4A / K7110141)
A. Pengertian Anak Tunalaras
• “tuna” yang berarti kurang dan “laras” yang berarti sesuai. Jadi,
anak tuna laras berarti anak yang bertingkah laku kurang/ tidak
sesuai dengan lingkungan. Perilakunya sering bertentangan
dengan norma-norma yang berlaku di dalam masyarakat
tempat ia berada.
• Beberapa komponen penting yang harus diperhatikan adalah :
Adanya penyimpangan perilaku yang terus-menerus menurut
norma yang berlaku sehingga menimbulkan ketidakmampuan
belajar dan penyesuaian diri.
Penyimpangan itu tetap ada walaupun telah menerima layanan
belajar serta bimbingan.
B. Klasifikasi Anak Tunalaras
Secara garis besar anak tuna laras dapat
diklasifikasikan menjadi :
1. Anak yang mengalami kesulitan dalam
menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial
2. Anak yang mengalami gangguan emosi

Rosemberadkk. ( 1992 ) mengemukakan klasifikasi


bahwa anak tunalaras dapat dikelompokkan
atas : tingkah laku yang berisiko tinggi dan
rendah.
Menurut Quay, anak tunalaras dikelompokkan
menjadi :
1) Anak yang mengalami gangguan perilaku
yang kacau (conduct disorder)
2) Anak yang cemas-menarik diri (anxicus-
withdraw)
3) Dimensi ketidakmatangan (immaturity)
4) Anak agresi sosialisasi (sozialized-aggressive)
C. Karakteristik Anak Tunalaras
• Karakteristik yang dikemukakan Hallahan dan
kauffman (1986) berdasarkan dimensi tingkah laku anak
tuna laras adalah sebagai berikut :
– Anak yang mengalami gangguan perilaku
– Anak yang mengalami kecemasan dan menyendiri
( menarik diri)
– Anak yang kurang dewasa
– Anak yang agresif bersosialisasi
• Karakteristik Akademik :
- Hasil belajar jauh dibawah rata-rata - Sering
berurusan dengan guru BK
- Tidak naik kelas - Sering membolos
- Sering melakukan pelanggaran, baik disekolah
maupun dimasyarakat.
• Karakteristik Sosial/ Emosional :
- Karakteristik Sosial
1. Masalah yang menimbulkan gangguan bagi orang lain :
*Perilaku itu tidak diterima masyarakat, biasanya
melanggar norma budaya
*Perilaku itu bersifat menggangu, dan dapat dikenai
sanksi oleh kelompok sosial
2. Perilaku itu ditandai dengan tindakan agresif, yaitu :
*Tidak mengikuti aturan
*Bersifat mengganggu
*Bersifat membangkang dan menentang
*Tidak dapat bekerjasama
3. Melakukan tindakan yang melanggar hukum dan
kejahatan remaja .
• Karakteristik Emosional
– Hal-hal yang menimbulkan penderitaan bagi anak, misalnya
tekanan batin dan rasa cemas
– Ditandai dengan rasa gelisah, rasa malu, rendah diri, ketakutan
dan sifat perasa/ sensitif

• Karakteristik Fisik/
* Gangguan makan,
*Gangguan tidur atau gangguan gerakan.
*mudah mengalami kecelakaan,
*Merasa cemas pada kesehatannya, seolah-olah merasa
sakit.
*Buang air tidak terkontrol, sering mengompol, dan
jorok.
D. Penyebab Anak Tunalaras
• Faktor Internal
Faktor internal yaitu faktor penyebab yang
berasal dari diri individu (anak). Seperti kondisi:
- inteligensi/kecerdasan,
- fisik ,
- jenis kelamin,
- usia/umur.
• Faktor Eksternal
1. Lingkungan Keluarga : kondisi ekonomi, Broken-Home,
sikap dan perlakuan orang tua kepada anak-anaknya,
kedudukan anak dalam keluarga.
2. Lingkungan Sekolah
3. Lingkungan Masyarakat : Pengaruh teman sepermainan
yang bereputasi tidak baik, Pengaruh media massa,
Kurangnya pembinaan hidup beragama, Kurangnya
fasilitas rekreasi dan olah raga, Terjadinya perubahan
sosial dan budaya yang terlalu cepat dan tidak seimbang,
Kurangnya pengawasan aktifitas anak dari masyarakat.
• Cruickshank mengklasifikasikan penyebab ketunalarasan
menjadi tiga kelompok, yaitu :
Faktor Psychologis : Faktor psychologis yaitu penyebab yang
berkaitan dengan faktor kejiwaan berupa penyimpangan
tingkah laku seperti : Abnormal Fixation, Agresif, Regresif,
Resignation, dan concept of Discrepancy.
Faktor Psychososial : Penyimpangan tingkah laku akibat adanya
gangguan psikologis dan sosial
Faktor Physiologis : Penyimpangan perilaku yang disebabkan
adanya gangguan atau tidak/kurang berfungsinya organ-organ
tubuh. Contoh : tidak/kurang berfungsinya : organ otak (Brain
Damage), Hyper thyroid, system syaraf motoris.
E. Cara Mengidentifikasi Anak Tunalaras

• Ada beberapa teknik dan alat untuk


identifikasi anak tunalaras, diantaranya
dengan cara :
1. Observasi
2. Wawancara
3. Sosiometri
4. Studi kasus
5. Psikotes (tes psikologis)
F. Cara mengatasi Anak Tunalaras
• Upaya Keluarga / OrangTua
1) Mencipatakan iklim sosio-emosional yang hangat dan sehat
2) Berupaya untuk memenuhi kebutuhan anak
3) Mengembangkan kemampuan pengendalian diri dan
kemampuan menghadapi frustasi pada anak.
4) Memahami karakteristik anak dalam segala aspek
5) Membiasakan hidup disiplin
6) Melakukan pengawasan dan perlidungan terhadap anak.
7) Meningkatkan kehidupan beragama
8) Melakukan instropeksi
9) Meminta bantuan ahli
• Upaya Sekolah/ Guru
1) Menciptakan iklim sosio-emosional yang sehat, seperti yang
dijelaskan di atas.
2) Guru harus berupaya untuk memahami tiap siswa dalam segala
aspek kepribadian.
3) Peningkatan kemampuan/kompetensi dasar guru, diantaranya
mengembangkan kemampuan dalam penguasaan akademik,
metode pembelajaran, proses pembelajaran, dan pengelolaan
kelas.
4) Mengembangkan bakat dan minat anak dengan melalui
kegiatan ekstrakurikuler.
5) Menjalin kerjasama dengan orangtua, dan lembaga tertentu
untuk menjalankan fungsi sekolah.
6) “Menyesuaikan kurikulum” dengan kebutuhan anak maupun
kebutuhan masyarakat.
• Upaya Masyarakat
1) Menyediakan sarana dan prasarana untuk
mengembangkan bakat, minat, dan hobi. Seperti
lapangan olah raga, sarana kesenian, rekreasi, dan
sebagainya.
2) Memanfaatkan organisasi sosial kemasyarakatan secara
efektif. Misalnya: Karang Taruna, dan Pramuka.
3) Menumbuhkembangkan kehidupan beragama.
4) Pengawasan perilaku anak dalam berperilaku sehari-
hari di masyarakat.
5) Melakukan kerjasama dengan orang tua, sekolah
apabila ada anak/remaja yang berperilaku
menyimpang, dsb.
• Upaya Pemerintah
1) Pengawasan tempat-tempat hiburan dan rekreasi
yang rawan dikunjungi anak/remaja.
2) Penyuluhan tentang penyebab dan akibat
ketunalarasan kepada masyarakat, termasuk
kepada anak dan remaja.
3) Membuat perangkat hukum khusus tentang
pidana dan peradilan anak/remaja.
4) Menyediakan sarana dan prasarana untuk
mengembangkan bakat dan minat anak/remaja.
5) Melakukan tindak refresif apabila ada
anak/remaja yang berperilaku menyimpang
G. Perkembangan Anak Tunalaras
• Perkembangan Kognitif Anak Tunalaras
• Perkembangan Kepribadian Anak Tunalaras
• Perkembangan Emosi Anak Tunalaras
• Perkembangan Sosial Anak Tunalaras
H. Kebutuhan Pendidikan dan Jenis Layanan
Bagi Anak Tunalaras
I. Alat Terapi

Anda mungkin juga menyukai