Anda di halaman 1dari 46

Gambaran Fraktur Mandibula:

Pictorial Review
Pembimbing :
drg. Merry Annisa Damayanti

Rio Guntur Maharsi 160112180096


Karina Atmawinanda 160112180097
Pendahuluan
Fraktur Mandibula

Epidemiologi Etiologi
1. Fraktur maksilofasial yang ▰ Kecelakaan lalu lintas (40-
paling umum terjadi (60- 42%)
70%) ▰ Jatuh
2. Usia rata-rata pasien: ▰ Perkelahian
 Pria: 38 tahun ▰ Olahraga
 Wanita: 40 tahun ▰ Cedera kerja
3. Rasio pria:wanita  5: 1
Area Anatomis Fraktur Mandibula
Tinjauan Pustaka
Fraktur Mandibula

• Jenis fraktur pada tulang fasial yang sering


DEFINISI terjadi ( fraktur mandibula > fraktur maksila)

• ≥ 50% kasus: usia 16-35 tahun


• Laki-laki > wanita (3x lipat) EPIDEMIOLOGI

• Kontak/benturan fisik  utama


ETIOLOGI • Kecelakaan lalu lintas
• Jatuh
• Cedera saat olahraga dll
Klasifikasi
favorable
orientasi
unfavorable
▰ Fraktur Bodi
unilateral
sisi
terdampak bilateral
kepala
▰ Fraktur Kondilus lokasi
leher

▰ Fraktur Pros. Alveolar


7
Gejala Klinis

FRAKTUR BODI FRAKTUR KONDILUS


▰ Riwayat cedera berkaitan ▰ Nyeri saat buka-tutup mulut
dengan trauma (mis. (trismus) dari pembengkakan
contusion atau luka memar lokal
pada kulit) ▰ Open bite anterior dapat terjadi
▰ Pembengkakan & dengan hanya distal gigi molar
deformitas yang menonjol yang berkontak
saat pasien membuka ▰ Deviasi mandibula saat
mulut. membuka mulut
▰ Diskrepansi di bidang ▰ Kesulitan menggerakkan
8
oklusal. mandibula secara protrusif
Gejala Klinis

FRAKTUR PROS. ALVEOLAR

▰ Maloklusi disertai pergeseran dan mobilitas


fragmen
▰ Gigi dalam fragmen akan mengalami suara tumpul
yang dapat dikenali saat tes perkusi
▰ Laserasi pada attached gingiva
▰ Tulang yang terlepas dapat meliputi lantai sinus
maksilaris, dimana memungkinkan perdarahan dari
hidung pada sisi yang terdampak
9
Patogenesis

GAYA BERLEBIH
TRAUMA DIAPLIKASIKAN PADA DAERAH
MANDIBULA

PERGESERAN
FRAGMEN

KERJA OTOT FRAKTUR


TIDAK ADA
PERGESERAN
FRAGMEN

10
Daerah Fraktur Radiografi yang biasa Digunakan
Angulus  Tomografi dental panoramik atau oblique lateral
 Postero-anterior (PA rahang)
Leher kondilus  Tomografi dental panoramik atau oblique lateral
 Postero-anterior (PA rahang) (untuk fraktur leher
bagian bawah)
 Reverse Towne’s (untuk fraktur leher bagian atas)
Bodi  Tomografi dental panoramik atau oblique lateral
 Postero-anterior (PA rahang)
 Periapikal gigi yang terlibat
 Oklusal <90o
Regio kaninus  Tomografi dental panoramik atau oblique lateral
 Periapikal gigi yang terlibat
 Lateral tulang tengkorak
Simfisis  Oklusal <45o
 Oklusal <90o
Ramus  Tomografi dental panoramik atau oblique lateral
 Postero-anterior (PA rahang)
Prosesus koronoid  Tomografi dental panoramik atau oblique lateral
 0o oksipitomental (0o OM)
11
Translate Journal
Teknik Pencitraan
X-ray

▰ Tampilan postero-anterior  fraktur angulus dan ramus


▰ Tampilan angled antero-posterior (reverse Towne’s view)  fraktur
dengan perpindahan fragmen kondilar
▰ Tampilan bilateral oblique  fraktur angulus dan horizontal branch
mandibula
Panoramic radiography (PAN)

▰ Sensitivitas lebih tinggi dibandingkan dengan X-ray untuk deteksi


fraktur mandibula (PAN 70-92% dan X-ray 66%)
▰ PAN dan X-ray dipengaruhi oleh kekurangan dari teknik pencitraan
2D:
 kesulitan dalam penentuan posisi pasien, anatomi, superimposisi,
distorsi geometrik, angulasi sinar-X, dan kontras radiografi
Multislice spiral computed
tomography (MSCT)

▰ Kelebihan:
1. Rekonstruksi 3D tanpa tumpang tindih antara struktur anatomis
2. Waktu pemindaian singkat
3. Kualitas gambar yang lebih baik untuk visualisasi jaringan lunak
▰ Sensitivitas sekitar 100% dalam deteksi fraktur mandibula
▰ Ketebalan thin-layer (0,5-1,0 mm)
Cone beam computed tomography
(CBCT)

▰ Teknik pencitraan 3D yang memiliki studi volumetrik yang sangat baik dari
struktur tulang maksilofasial
▰ Kelebihan:
1. Resolusi spasial yang tinggi (0,075-0,4 mm isotropic voxel)
2. Dosis radiasi yang relatif rendah dibandingkan dengan MSCT
▰ Kekurangan: Waktu pemindaian yang lama (5,4-40 detik)
Magnetic resonance imaging (MRI)

▰ Teknik terbaik untuk evaluasi jaringan lunak pada fraktur kondilar


 dapat mengidentifikasi secara akurat setiap perubahan pasca-
trauma, terutama pada dislokasi kondilus mandibula
▰ MRI sangat ideal untuk menentukan peningkatan jumlah
ekstraseluler dalam edema sumsum tulang
Anatomi, Fungsi,
Fraktur Mandibula
Corpus Mandibula

▰ Bentuk seperti tapal kuda, dengan bagian dalam yang cekung


▰ Tepi bawah berbatasan dengan milohioid, geniohioid, dan anterior otot-otot
digastrik yang masuk pada tulang hioid
▰ Tepi atas corpus mandibula memiliki enam belas rongga alveolar, dengan ukuran
dan kedalaman bervariasi sesuai dengan akar gigi
▰ Fraktur corpus mandibula termasuk fraktur simfisis / parasimfisis
Fraktur simfisis. Garis fraktur (tanda panah) berjalan dari dasar simfisis mandibula ke proses
alveolar premolar pertama kiri rahang bawah. Puncak akar gigi taring patah (tanda panah)
Fraktur simfisis. Dua garis fraktur (tanda panah) bertemu di daerah antara gigi seri lateral kiri
bawah dan gigi taring
Corpus Mandibula

▰ Fraktur horizontal branch terletak di daerah antara sudut kaninus dan mandibula
▰ Klasifikasi fraktur horizontal branch:
1. Fraktur unfavourable  garis fraktur berjalan dari alveolar ridge ke bawah
korteks mandibula ke arah posterior disertai dengan berpindah tempatnya fragmen
tulang
2. Fraktur favourable  garis fraktur berjalan ke arah anterior karena fragmen
tulang bergerak satu sama lain tanpa adanya perpindahan tempat
Fraktur horizontal branch. a Fraktur unfavourable. b. Fraktur favourable. c, d Radiografi
panoramik pada pasien edentulous dengan fraktur horizontal branch unfavourable (tanda panah)
dan favourable (kepala tanda panah)
Angulus Mandibula

▰ Definisi  sudut yang dibentuk oleh persimpangan tepi bawah ramus dan bagian
eksternal corpus mandibula
▰ Fraktur ini terletak di sebelah distal molar tiga
▰ Faktor predisposisi:
1. Impaksi gigi molar tiga
2. Kondisi yang menyebabkan penipisan / pelemahan mandibula seperti lesi litik
(kista atau tumor), osteoporosis, osteomielitis, hipoplasia kongenital, dan rahang
edentulous.
Fraktur Angulus. Gambar tersebut menunjukkan fraktur vertikal yang membentang ke molar
ketiga (tanda panah). Fraktur ini tergeser karena otot masseter menarik fragmen tulang distal
ke atas dan ke medial. b Fraktur angulus mandibula yang melibatkan molar ketiga yang
terimpaksi (tanda panah)
Ramus Mandibula

▰ Definisi  area anatomi antara sudut dan tepi bawah kondilus mandibula
▰ Dari tepi atas ramus mandibula, terdapat 2 prosesus koronoid di bagian anterior
dan prosesus kondilus di bagian posterior  dipisahkan oleh cekungan yang
dinamai sigmoid notch
▰ Klasifikasi fraktur:
1. Vertikal
2. Horizontal
3. Kombinasi
Fraktur ramus. Gambar tersebut menunjukkan bahwa fraktur ramus mandibula dapat vertikal
(kepala tanda panah) atau horizontal (tanda panah). b Fraktur ramus mandibula kombinasi.
Garis fraktur berasal dari permukaan luar ramus dan memiliki arah vertikal (kepala tanda
panah) dan horizontal (tanda panah)
Fraktur ramus vertikal. Radiografi
panoramik menunjukkan fraktur ramus
mandibula kiri, yang membentang dari
permukaan luar ramus ke sigmoid notch
(tanda panah)
Prosesus Koronoid

▰ Definisi  penonjolan triangular tipis yang terletak di ujung antero-superior


ramus mandibula
▰ Prosesus koronoid berhubungan dengan otot temporal  berkontribusi pada
pembukaan dan penutupan mandibula
▰ Prosesus koronoid jarang mengalami fraktur  dilindungi dengan baik oleh
beberapa struktur tulang, terutama kompleks zigomatikum
Fraktur prosesus koronoid. a Sebuah garis lurus yang melewati titik tengah terdalam dari sigmoid notch (tanda panah) dilacak dari
bagian posterior bawah dari kepala condylar (tanda panah tunggal) ke tepi anterior ramus mandibula (tanda panah ganda). b Fraktur
puncak prosesus koronoid c Fraktur prosesus koronoid medial ke titik sentral terdalam dari sigmoid notch. d Fraktur prosesus koronoid
bersamaan dengan titik sentral terdalam dari sigmoid notch.
Fraktur puncak prosesus koronoid. a Garis fraktur (tanda panah) berjalan dari permukaan
internal ke eksternal dari prosesus koronoid. b Computed tomography rekonstruksi oblique 5
mm dari pasien yang sama
Fraktur prosesus koronoid medial ke titik sentral terdalam dari sigmoid notch. Radiografi
panoramik pada pasien edentulous. Garis fraktur (tanda panah) berasal dari permukaan internal
prosesus koronoid dan berakhir secara medial ke titik sentral terdalam dari sigmoid notch.
Computed tomography rekonstruksi oblique 5 mm dari pasien yang berbeda yang menjalani
pemeriksaan setelah kecelakaan. Perpindahan fragmen tulang (tanda panah)
Fraktur prosesus koronoid medial ke titik sentral terdalam dari sigmoid notch. Radiografi
panoramik pada pasien edentulous. Garis fraktur (tanda panah) berasal dari permukaan internal
prosesus koronoid dan berakhir secara medial ke titik sentral terdalam dari sigmoid notch.
Computed tomography rekonstruksi oblique 5 mm dari pasien yang berbeda yang menjalani
pemeriksaan setelah kecelakaan. Perpindahan fragmen tulang (tanda panah)
Fraktur prosesus koronoid lateral ke titik sentral terdalam sigmoid notch.
Potongan radiograf panoramik menunjukkan pergeseran fraktur prosesus koronoid kanan
(panah). Otot temporal mengelevasi fragmen tulang ke atas.
Prosesus Kondilus

▰ Prosesus kondilus terdiri dari bagian kepala dan leher


▰ Klasifikasi fraktur kondilus:
1. Kepala
2. Leher bagian atas
3. Leher bagian bawah
Gambar fraktur kondilus mandibula menurut klasifikasi AO Foundation. Fraktur dikategorikan
sebagai fraktur leher bagian atas dan/atau leher bagian bawah dilihat dari garis fraktur berada
di atas dan/atau bawah garis keempat.
Gambar yang menjabarkan fraktur kondilus mandibula menurut klasifikasi MacLennan et al.
Perawatan
Perawatan bedah
fraktur
mandibula Manajemen
konservatif
non invasif
Faktor yang memengaruhi:
• Lokasi dan derajat pergeseran fragmen
• Usia dan/atau kesehatan pasien
• Kemampuan dokter bedah
Fraktur Mandibula

Indikasi reduksi tertutup Indikasi reduksi terbuka


▰ Fraktur pada anak ▰ Fraktur angulus mandibula,
▰ Fraktur prosesus koronoid khususnya bila fragmen tulang tidak
selaras
▰ Fraktur prosesus kondilus
▰ Atrofi mandibula dengan
kehilangan gigi, osteogenesis yang
buruk, atau menurunnya potensi
penyembuhan.
▰ Fraktur maksilofasial kompleks
a. Radiograf panoramik menunjukkan fraktur pada kedua leher kondilus (panah), disertai dengan trauma berat pada simfisis
dagu.
b. Perpindahan lateral kepala kondilus diindikasikan untuk perawatan reduksi terbuka dan fiksasi internal rigid dengan plat
Interpretasi

Area 1 Gigi Geligi Area 2 Maksila-Sinus-Nasal


Missing teeth: gigi 16, 14, 36, 31, 41 DBN
Persistensi: -
Impaksi: gigi 13, 23 Area 3 Mandibula
Kondisi mahkota: DBN
- Terdapat gambaran radioopak di gigi 17, 15, 12, 11, 21, 22,
24, 37, 35, 34, 33, 32, 42, 43, 44 menyerupai restorasi Area 4 TMJ
jembatan gigi
Terdapat gambaran garis radiolusen pada leher kondilus
- Terdapat gambaran radiolusen di gigi 45 dari enamel
dextra dan sinistra
sampai pulpa di oklusal
Bentuk kondilus-fossa-eminensia: angled/bersudut
Kondisi akar:
Posisi kondilus: Perpindahan lateral kepala kondilus dextra
- Terdapat gambaran radioopak pada saluran akar gigi 15
dan sinistra
dan 44
Kondisi alveolar crest–furkasi: DBN
Kondisi periapikal: pelebaran membran periodontal pada gigi
27 Area 5 Ramus-Os Vertebrae
Suspek Radiodiagnosis DBN
Missing teeth gigi 16, 14, 36, 31, 41
Karies profunda gigi 45 Kesan
Nekrosis pulpa post PSA gigi 15 dan 44 Terdapat kelainan pada area 1 dan 4
Post restorasi bridge gigi 17, 15, 12, 11, 21, 22, 24, 37, 35,
34, 33, 32, 42, 43, 44
Fraktur leher kondilus bilateral 42
a. Radiograf panoramik menunjukkan fraktur di kedua angulus mandibula (panah) meliputi gigi molar tiga rahang bawah.
b. Setelah pencabutan gigi molar tiga kiri rahang bawah, fiksasi internal rigid dengan plat osteosintestis menyatukan kembali
segmen tulang.
Interpretasi

Area 1 Gigi Geligi Area 3 Mandibula


Terdapat gambaran garis radiolusen pada angulus mandibula
Missing teeth: gigi 47 sebelah kanan dan kiri menyerupai garis fraktur vertikal,
Persistensi: - melibatkan gigi 38, 48
Impaksi: -
Kondisi mahkota:
- Terdapat gambaran radioopak di gigi 18, 17, 16, 26, 27, 28, Area 4 TMJ
37, 35, 44, 45, 46 menyerupai bahan tambal Bentuk kondilus-fossa-eminensia: kondilus dextra dan sinistra
- Terdapat gambaran radiolusen di gigi 37 dari enamel berbentuk ovoid,
sampai dentin di oklusal Posisi kondilus: kondilus dextra dan sinistra terletak lebih ke
- Terdapat gambaran radiolusen di gigi 44 dari enamel anterior dari fossa glenoidalis, asimetris, kondilus sinistra
sampai dentin di mesial berada lebih superior daripada kondilus dextra
Kondisi alveolar crest–furkasi: DBN
Kondisi periapikal: DBN
Area 5 Ramus-Os Vertebrae
Terdapat gambaran radiolusen pada angulus mandibula
Area 2 Maksila-Sinus-Nasal sebelah kanan dan kiri menyerupai garis fraktur vertikal,
DBN melibatkan gigi 38, 48

Suspek Radiodiagnosis
Kesan Post restorasi gigi 18, 17, 16, 26, 27, 28, 37, 35, 44, 45, 46
Terdapat kelainan pada area 1, 3, dan 5 Karies media gigi 37 dan 44
Fraktur angulus mandibula bilateral 44
Kesimpulan

▰ Tujuan teknik interpretasi radiograf adalah untuk mengidentifikasi keberadaan,


jumlah, dan lokalisasi dan ekstensi dari pola fraktur, serta untuk menganalisis
komplikasi yang menyertai pada struktur anatomis yang berdekatan.
▰ Terapi dapat bersifat konservatif atau bedah, bergantung pada lokasi dan
karakteristik fraktur.
TERIMA KASIH

46

Anda mungkin juga menyukai