Anda di halaman 1dari 8

TREND DAN ISSUE HIV AIDS DI

INDONESIA

KELOMPOK 2 :
AYU RONALITA TAKENE(191112009)
SR. BENEDIKTA JENU (191112010)
DOMINIKA SIN LAMAKADU (191112011)
EGGI RAHMAWATI (191112012)
EMIL YULIA RITA VAO (191112013)
EYODIA RAMA SAKTI BANIK (191112014)
FREDERIKA EMITHA LETTO (191112015)
HENDJELS ADRIAWAN KIRI (191112016)
HIV (human immunodeficiency virus) adalah virus yang merusak sistem kekebalan
tubuh, dengan menginfeksi dan menghancurkan sel CD4. Semakin banyak sel CD4
yang dihancurkan, kekebalan tubuh akan semakin lemah, sehingga rentan diserang
berbagai penyakit.
Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang mengakibatkan turunnya
kekebalan tubuh manusia dan membuatnya lebih rentan terhadap berbagai penyakit

AIDS adalah stadium akhir dari infeksi virus HIV. Pada tahap ini, kemampuan tubuh
untuk melawan infeksi sudah hilang sepenuhnya.
AIDS merupakan penyakit mematikan yang disebabkan oleh virus HIV
Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan suatu kumpulan gejala
penyakit akibat kerusakan sistem kekebalan tubuh yang disebabkan oleh Human
Immunodeficiency Virus (HIV).
Trend HIV AIDS

• Tren penularan HIV/AIDS beralih yaitu dari


pecandu narkoba menjadi perilaku
heteroseksual. Dari perilaku heteroseksual
tersebut, jumlah laki-laki positif HIV/AIDS lebih
tinggi ketimbang wanita, dengan usia dominan
yaitu 20-29 tahun.
• Koordinator Bidang Ilmiah Perteuan Nasional (Pernas)
AIDS IV, Yanri Subrongto mengatakan tren penularan
berubah karena berbagai faktor, dari faktor heterokseksual
sendiri, yaitu tentang Pekerja Seks Komersial (PSK). Ini
disebabkan karena “PSK bisa pergi ke mana-mana tanpa
dibatasi aturan, dan bisa saja membawa virus. Hal inilah
yang memicu peningkatan kasus HIV/AIDS," paparnya
dalam Konferensi Pers Pertemuan Nasional AIDS IV di
Yogyakarta, Rabu(21/9). Data yang ada juga memberi
informasi bahwa kelompok heteroseksual menjadi
kelompok paling rentan atas kasus AIDS di Indonesia
ISUE HIV/AIDS

1. Terompet tahun baru


Pergantian tahun identik dengan pesta kembang api dan tiup-
tiup terompet. Beberapa waktu lalu pun ramai beredar pesan
berantai yang menyebutkan bahwa virus HIV bisa menyebar
lewat terompet.
2. Baju bekas
Pada sekitar tahun 2015, Menteri Perdagangan saat itu, Rachmat
Gobel, sempat mendapat kecaman dari aktivis Indonesia AIDS
Coalition (IAC). Gobel menyebut pakaian bekas impor berbahaya
karena bisa menularkan HIV (Human Imunodeficiency Virus).
.
3. Makanan kalengan
Pernah beredar kabar bahwa ada virus HIV-AIDS di dalam kemasan
makanan kalengan impor. Pesan yang dikirim melalui broadcast
message blackberry messenger tersebut mengatakan bahwa para
pekerja positif HIV-AIDS tempat makanan tersebut dibuat
memasukkan darah mereka ke dalam kemasan makanan tersebut.
Akan tetapi hal ini di tepis oleh dr Roy Sparringa yang kala itu
menjabat sebagai Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan
(BPOM). dr Roy mengatakan bahwa BPOM tidak pernah
menemukan hal-hal seperti yang disebutkan dalam pesan berantai
tersebut, termasuk kandungan darah dan virus HIV. Selain itu
menurut dr Roy, virus HIV tidak akan mampu bertahan hidup jika
sudah keluar dari tubuh manusia.
4. Pembalut
• Lagi-lagi sangat tidak masuk akal virus HIV bisa menular melalui produk
pembalut yang dijual di pasaran. Lagipula jika pembalut yang dibelinya
kotor, terdapat bercak darah seperti pembalut yang sudah pernah dipakai,
tentu tidak ada orang yang mau menggunakannya.
5. Bangku bioskop
• Jarum suntik yang disebut-sebut berisi virus HIV juga pernah dipasang di
bangku bioskop. Jika ada orang yang duduk di bangku tersebut, maka ia
otomatis akan tertular oleh virus tersebut. dr Sarsanto Wibisono Sarwono,
SpOG menyebutkan bahwa rasanya sulit menularkan virus HIV-AIDS. Ini
karena darah yang terinfeksi harus benar-benar masuk ke dalam pembuluh
darah seseorang. “Kalau beneran ada jarum di kursi bioskop, misal ada yang
menduduki, jarumnya kan tertahan sama kain bajunya. Kalau celana juga
kan biasanya tebal, itu juga udah susah kena ke kulit,” imbuh dr Sarsanto.
Sekian dan Terima Kasih...................

Anda mungkin juga menyukai