Anda di halaman 1dari 26

PERATURAN-PERATURAAN

TENTANG
KEAMANAN PENERBANGAN
(Rules and Regulations)

Friday, January 15, 2021


INTERNASIONAL
ANNEX 17: Security Safeguarding International Civil Aviation Against
Acts Of Unlawful Interference.
ANNEX 17 STD 3.2.1: Airport Security Programme.
DOC 8973: Security Manual.

ANNEX 18: The Safe Transport Of Dangerous Goods By Air.


DOC 9284/AN-905: Technical Instructions For The Safe Transport
Dangerous Goods By Air.
CASR 92 Advisory Circular 92-02: Dangerous Goods Manuals.

ANNEX 14: Aerodrome;


DOC 9774: Manual Certification of Aerodrome;
DOC 9137: Airport Service Manual.
NASIONAL
 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 Tentang Penerbangan
 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1976 Tentang Pengesahan
Konvensi Tokyo 1963, Konvensi The Hague 1970, dan Konvensi
Montreal 1971.
 Undang-Undang Nomor 4 tahun 1976 Tentang Perubahan dan
Penambahan Beberapa Pasal Dalam KUHP Bertalian Dengan
Perluasan Berlakunya Ketentuan Perundang-undangan Pidana,
Kejahatan Penerbangan, dan Kejahatan Terhadap
Sarana/Prasarana Penerbangan.
 Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 Tentang
Keamanan dan Keselamatan Penerbangan.
 Peraturan Pemerintah Nomor 70 Th 2001 Tentang
Kebandarudaraan.
PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN
PM 80 Tahun 2017 Perubahan Atas Peraturan Menteri Perhubungan
Nomor PM 90 Tahun 2016 dan PM 127 Tahun 2015 Tentang Program
Keamanan Penerbangan Nasional.

PM 94 Tahun 2016 Perubahan Atas Peraturan Menteri Perhubungan


Nomor PM 137 Tahun 2015 Tentang Program Pendidikan dan
Pelatihan Keamanan Penerbangan Nasional.

PM 83 Tahun 2017 Tentang Aerodrome; CASR PART 139;

PM 58 Tahun 2016 Perubahan Atas Peraturan Menteri Perhubungan


Nomor PM 90 Tahun 2013 Tentang Keselamatan Pengangkutan
Barang Berbahaya Dengan Pesawat Udara.

PM 57 Tahun 2018 Tentang Program Pengawasan Keamanan


Penerbangan Nasional.Perubahan PM.92 Tahun 2015.
PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN
PM 140 Tahun 2015 Tentang Program Penanggulangan Keadaan Darurat
Keamanan Penerbangan Nasional.
PM 53 tahun 2017 perubahan PM 153 tahun 2015 Tentang Pengamanan
Kargo dan Pos serta Rantai Pasok (Supply Chain) Kargo dan Pos Yang
Diangkut Dengan Pesawat Udara.
PM 93 tahun 2016 tentang Program Keselamatan Penerbangan Nasional.
PM 140 tahun 2015 Program Penanggulangan Keadaan Darurat Keamanan
Penerbangan Nasional (Contingency Plan).
PM 167 tahun 2015 Perubahan Atas Peraturan Menteri Perhubungan
Nomor PM 33 Tahun 2015 Tentang Pengendalian Jalan Masuk (Access
Control) Ke Daerah Keamanan Terbatas Di Bandar Udara.
PM 247 tahun 2015 tentang Komite Nasional Keamanan Penerbangan.
PM 21 tahun 2015 Standar Keselamatan Penerbangan.
PERATURAN DIRJEN HUBUD
SKEP/100/VII/2003 Tentang Juknis Penanganan Penumpang
Pesawat Udara Sipil Yang Membawa Senjata Api Beserta Peluru
Dan Tata Cara Pengamanan Pengawalan Tahanan Dalam
Penerbangan Sipil.

SKEP/2765/XII/2010 Tentang Tata Cara Pemeriksaan Keamanan


Penumpang, Personel Pesawat Udara Dan Barang Bawaan Yang
Diangkut Dengan Pesawat Udara dan Orang Perseorangan.

KP 129 Tahun 2017 Tentang Juknis Pengawasan dan Investigasi


Keamanan Penerbangan.

KP 506 TAHUN 2015, Tentang Juknis Pengawasan Keamanan


Penerbangan
PERATURAN DIRJEN HUBUD

KP 172 TAHUN 2017, Tentang Petunjuk Teknis Pengawasan


Rencana Penanggulangan Keadaan Darurat Bandar Udara
(Airport Emergency Plan) dan Pertolongan Kecelakaan
Penerbangan dan Pemadam Kebakaran (PKP-PK)

KP 626 TAHUN 2015, Tentang Pedoman Teknis Operasional


Program Keamanan Penerbangan

KP 624 TAHUN 2015, Tentang Pedoman Teknis Penilaian Resiko


(Risk Assessment)

KP 601 TAHUN 2015, Tentang Standar Pagar Untuk Daerah


Keamanan Terbatas Bandar Udara
PERATURAN DIRJEN HUBUD
KP 571 TAHUN 2015, Tentang Izin Pengangkutan Barang
Berbahaya Dengan Pesawat Udara

KP 547 TAHUN 2015, Tentang Pedoman Teknis Operasional


Kendaraan Pertolongan Kecelakaan Penerbangan Dan Pemadam
Kebakaran/PKP-PK

KP 546 TAHUN 2015, Tentang Program Pendidikan Dan Pelatihan


Personel Penanganan Pengangkutan Barang Berbahaya

KP 479 TAHUN 2015, Tentang Petunjuk dan Tata Cara Rencana


Penanggulangan Keadaan Darurat Bandar Udara

KP 22 TAHUN 2015, Tentang Pedoman Teknis Operasional Standar


Kompetensi Personel Bandar Udara
PERATURAN DIRJEN HUBUD
KP 21 TAHUN 2015, Tentang Pedoman Teknis Lisensi Personel
Bandar Udara
KP 14 TAHUN 2015, Tentang Standar Teknis Pelayanan
Pertolongan Kecelakaan Penerbangan Dan Pemadam Kebakaran
(PKP-PK)
KP 412 Tahun 2014, Tentang Petunjuk Teknis Keselematan
Pengangkutan Barang Berbahaya Dengan Pesawat Udara
KP 241 TAHUN 2014, Tentang Pedoman Pengoperasian,
Pemeliharaan dan Pelaporan Fasilitas Keamanan Penerbangan
KP 260 TAHUN 2012, Tentang Sertifikasi Peralatan Keamanan
Penerbangan
KP 152 Tahun 2012, Tentang Pengamanan Kargo dan Pos Yang
Diangkut Dengan Pesawat Udara
PERATURAN DIRJEN HUBUD
KP 571 Tahun 2015 Tentang Izin Pengangkutan Barang Berbahaya
Dengan Pesawat Udara.
KP 128 Tahun 2017 Tentang Juknis Tata Cara Pengawasan dan
Investigasi Keselamatan Pengangkutan Barang Berbahaya Dengan
Pesawat Udara.
SKEP/95/IV/2008 Tentang Juknis Penanganan Petugas Pengamanan
Dalam Penerbangan (In Flight Security Officer/Air Marshal) Pesawat
Udara Niaga Asing.
SKEP/43/III/2007 Tentang Penanganan Cairan, Aerosol Dan Gel
(Liquids, Aerosol And Gels) Yang Dibawa Penumpang Ke Dalam Kabin
Pesawat Udara Pada Penerbangan International.
SKEP/160/VIII/2008 Tentang Sertifikat Kecakapan Petugas
Pengamanan Penerbangan Sipil.
PERATURAN DIRJEN HUBUD

KP 002 Tahun 2012, Tentang Lisensi dan Standar Kompetensi


Personel PKP-PK
SKEP/69/II/2011, Tentang Petunjuk dan Tata Cara Pengawasan
Keamanan Penerbangan
SKEP/47/IV/2010, Tentang Pemeriksaan Kargo dan Pos yang
Diangkut dengan Pesawat Udara Sipil dan Tata Cara Pemberian
Sertifikat Sebagai Regulated Agent
SKEP/42/III/2010, Tentang Petunjuk dan Tata Cara Manajemen
Bahaya Hewan Liar Di Bandar Udara dan Sekitarnya
PERATURAN DIRJEN HUBUD
KP 546 Tahun 2015 Tentang Program Diklat Personel Penanganan
Pengangkutan Barang Berbahaya
SE 6 Tahun 2016 Tentang Perangkat Elektronik yang Diangkut
dengan Pesawat Udara
INST 008 TAHUN 2017 Tentang Sikap Personil Kemanan
Penerbangan Dalam Bertugas di Bandar Udara
INST 03 Tahun 2017 Tentang Upaya Peningkatan Pengamanan
Ancaman Bom Pada Penerbangan Sipil
SE 015 Tahun 2018 Tentang Ketentuan Membawa Pengisi Baterai
Portabel (Powerbank) dan Baterai Lithium Cadangan Pada Pesawat
Udara
INST 03 Tahun 2018 Tentang Peningkatan Kewaspadaan Keamanan
Penerbangan di Bandar Udara
Organisasi Penerbangan Sipil Internasional
International Civil Aviation Organization (ICAO)

 Dibentuk berdasarkan konvensi penerbangan sipil


internasional yang ditandatangani di Chicago pada tanggal 4
Desember 1944.

 Indonesia menjadi anggota ICAO pada bulan juni 1950.

 Pusat ICAO di Montreal, Canada

 Pengamanan penerbangan sipil tertuang dalam Annex 17;


Safeguarding International Civil Aviation Againts Acts of
Unlawful interference dan pada Doc 8973 yang merupakan
petunjuk teknis (security manual).
ANNEX 17 SECURITY MENGATUR TENTANG
 Tujuan Utama Aviation Security adalah keselamatan
penumpang, awak pesawat, petugas dan masyarakat umum
terhadap tindakan melawan hukum dengan mencegah
terangkutnya barang-barang yang dapat membahayakan
penerbangan.
 Penerapan Pemeriksaan Terhadap:
a. pemeriksaan penumpang
b. pemeriksaan awak pesawat
c. pemeriksaan bagasi
 Penerapan Pengawasan Terhadap:
a. pengawasan kargo,pos dll
b. pengawasan acces control ke sisi udara
 Civil Aviation Security Programme sebagai panduan dalam
penerapan Aviation Security.
UNDANG UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2009

Pasal 334
(1) Orang perseorangan, kendaraan, kargo dan pos
yang akan memasuki daerah keamanan terbatas
wajib memiliki izin masuk daerah terbatas atau
tiket pesawat udara bagi penumpang pesawat
udara, dan dilakukan pemeriksaan keamanan.

(2) Pemeriksaan keamanan sebagaimana dimaksud


pada ayat (1) dilakukan oleh petugas yang
berkompeten dibidang keamanan penerbangan.
UNDANG UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2009

Pasal 335
(1) Terhadap penumpang, personel pesawat
udara, bagasi kargo, dan pos yang akan
diangkut harus dilakukan pemeriksaan
dan memenuhi persyaratan keamanan
penerbangan.
(2) Penumpang dan kargo tertentu dapat
diberikan perlakuan khusus dalam
pemeriksaan keamanan.
UNDANG UNDANG NOMOR 1 TAHUN
2009

Pasal 336
Kantong diplomatik tidak boleh
diperiksa, kecuali atas permintaan dari
instansi yg berwenang di bidang
hubungan luar negeri dan pertahanan
negara.
UNDANG UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2009

Pasal 337
(1) Penumpang pesawat udara yg membawa senjata
wajib melaporkan dan menyerahkannya kepada
badan usaha angkutan udara yg akan mengangkut
penumpang tsb.

(2) Badan Usaha Angkutan Udara sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) bertanggung jawab atas
keamanan senjata yg diterima sampai dengan
diserahkan kembali kepada pemiliknya di bandara
tujuan.
UNDANG UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2009
Pasal 344
Setiap orang dilarang melakukan tindakan melawan hukum
(acts of unlawful interference) yg membahayakan
keselamatan penerbangan dan angkutan udara berupa:
a. Menguasai secara tdk sah pswt udara yg sedang atau yg
sedang didarat;
b. Menyandera orang di dalam pswt udara, atau di bandara;
c. Masuk ke dalam pswt udara, daerah keamanan terbatas
bandara, atau wilayah fasilitas aeronautika secara tdk sah;
d. Membawa senjata, barang dan paralatan berbahaya, atau
bom ke dalam pswt udara atau bandara tanpa ijin;
e. Menyampaikan informasi palsu yg membahayakan
kespen.
KETENTUAN PIDANA
Pasal 423
(1) Personel bandar udara yang mengoperasikan dan/atau
memelihara fasilitas bandar udara tanpa memiliki lisensi atau
sertifikat kompetensi dipidana dengan pidana penjara paling lama
1 (satu) tahun atau denda paling banyak Rp200.000.000,00 (dua
ratus juta rupiah).
(2) Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
mengakibatkan matinya orang, dipidana dengan pidana penjara
paling lama 15 (lima belas) tahun dan denda paling banyak
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
Pasal 432
Setiap orang yang akan memasuki daerah keamanan terbatas tanpa
memiliki izin masuk daerah terbatas atau tiket pesawat udara
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 334 ayat (1) dipidana dengan
pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun atau denda paling banyak
Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
KETENTUAN PIDANA
Pasal 433

Setiap orang yang menempatkan petugas keamanan dalam


penerbangan pada pesawat udara niaga berjadwal asing dari
dan ke wilayah Republik Indonesia tanpa adanya perjanjian
bilateral, dipidana dengan pidana denda paling banyak
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

Pasal 435

Setiap orang yang masuk ke dalam pesawat udara, daerah


keamanan terbatas bandar udara, atau wilayah fasilitas
aeronautika secara tidak sah, dipidana dengan pidana penjara
paling lama 1 (satu) tahun atau denda paling banyak
Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
KETENTUAN PIDANA
Pasal 421

(1) Setiap orang berada di daerah tertentu di bandar udara,


tanpa memperoleh izin dari otoritas bandar udara
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 210 dipidana dengan
pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun atau denda paling
banyak Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah).

(2) Setiap orang membuat halangan (obstacle), dan/atau


melakukan kegiatan lain di kawasan keselamatan operasi
penerbangan yang membahayakan keselamatan dan
keamanan penerbangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
210 dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga)
tahun dan/atau denda paling banyak Rp1.000.000.000,00
(satu miliar rupiah).
KETENTUAN PIDANA
Pasal 436

(1) Setiap orang yang membawa senjata, barang dan peralatan


berbahaya, atau bom ke dalam pesawat udara atau bandar
udara tanpa izin, dipidana dengan pidana penjara paling
lama 3 (tiga) tahun.

(2) Dalam hal tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat


(1) mengakibatkan kerugian harta benda dipidana dengan
pidana penjara paling lama 8 (delapan) tahun.

(3) Dalam hal tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat


(1) mengakibatkan matinya orang, dipidana dengan pidana
penjara paling lama 15 (lima belas) tahun.
KETENTUAN PIDANA
Pasal 437

(1) Setiap orang menyampaikan informasi palsu yang


membahayakan keselamatan penerbangan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 344 huruf e dipidana dengan pidana
penjara paling lama 1 (satu) tahun.

(2) Dalam hal tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat


(1) mengakibatkan kecelakaan atau kerugian harta benda,
dipidana dengan pidana penjara paling lama 8 (delapan)
tahun.

(3) Dalam hal tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat


(1) mengakibatkan matinya orang, dipidana dengan pidana
penjara paling lama 15 (lima belas) tahun.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai