Anda di halaman 1dari 21

KELOMPOK V

1. Erry Millenia Wahyu


2. Frina Meisha Andita Wineyni
3.Hartami Dwi Saputri
4. Jiro Victoria
5. Kiki Masnarki
METODOLOGI KEPERAWATAN
FRAKTUR
Fraktur adalah terputusnya hubungan
atau kontinuitas tulang karena stress
pada tulang yang berlebihan
(Luckmann and Sorensens, 1993 :
1915)
• Fraktur merupakan istilah dari
hilangnya kontunuitas tulang baik
yang bersifat total maupun sebagian.
• Secara ringkas dan umum dari
penggunaan kata fraktur adalah
patah tulang, biasanya disebabkan
oleh trauma atau tenaga fisik
FRAKTUR
TERBUKA
FRAKTUR
FRAKTUR
TERTUTUP
FRAKTUR TERBUKA

Fraktur terbuka adalah jenis Fraktur


yang merusak kulit di sekitarnya dan
menembus kulit. Fraktur terbuka juga
sering dikenal sebagai fraktur kompon
Fraktur terbuka (open fraktur ) bila
ada hubungan antara fragmen tulang
dengan dunia luar karena adanya
perlukaan kulit
FRAKTUR TERTUTUP
Fraktur tertutup (close fraktur ) bila tidak
terdapat hubungan antara fragmen tulang dg
dunia luar di sebut juga fraktur bersih ( karena
kulit masih utuh ) tanpa komplikasi
Gambar fraktur tertutup
Penyebab fraktur diantaranya :
a.  Trauma
1.  Trauma langsung berarti pukulan langsung terhadap tulang sehingga tulang
patah secara spontan.
2. Trauma tidak langsung Trauma tidak langsung yaitu titik tumpuan benturan
dan fraktur berjauhan,
misalnya jatuh terpleset di kamar mandi.
b. Fraktur Patologis Fraktur disebabkan karena proses penyakit seperti
osteoporosis, kanker tulang dan lain-lain.
c.    Degenerasi Terjadi kemunduran patologis dari jaringan itu sendiri : usia lanjut

d.   Spontan Terjadi tarikan otot yang sangat kuat seperti olah raga.
JENIS KHUSUS FRAKTUR

1)   Greenstick : Fraktur dimana salah satu sisi tulang patah, sedang sisi lainnya membengkok.
2)   Tranversal : Fraktur sepanjang garis tengah tulang.
3)   Oblik : Fraktur membentuk sudut dengan garis tengah tulang.
4)   Spiral: Fraktur memuntir seputar batang tulang
5)   Kominutif : Fraktur dengan tulang pecah menjadi beberapa fragmen
6)   Depresi : Fraktur dengan fragmen patahan terdorong kedalam (sering terjadi pada tulang
tengkorak dan tulang wajah)
7) Kompresi : Fraktur dimana tulang mengalami kompresi (terjadi pada tulang belakang)
8)  Patologik: Fraktur yang terjadi pada daerah tulang berpenyakit (kista tulang, penyakit pegel,
tumor)
9)Avulsi : Tertariknya fragmen tulang oleh ligament atau tendon pada perlekatannya
10) Epifiseal : Fraktur melalui epifisis
11) Impaksi : Fraktur dimana fragmen tulang terdorong ke fragmen tulang lainnya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi penyembuhan fraktur

• Faktor-faktor yang mempengaruhi penyembuhan


fraktur antara lain: usia pasien,
banyaknya displacement fraktur, jenis fraktur, lokasi
fraktur, pasokan darah pada
fraktur, dan kondisi medis yang menyertainya
Pemeriksaan penunjang fraktrur
1. Laboratorium :
Pada fraktur test laboratorium yang perlu diketahui : Hb, hematokrit
sering rendah akibat perdarahan, laju endap darah (LED) meningkat bila
kerusakan jaringan lunak sangat luas. Pada masa penyembuhan Ca dan P
meengikat di dalam darah.
 
2. Radiologi :
X-Ray dapat dilihat gambaran fraktur, deformitas dan metalikment.
Venogram/anterogram menggambarkan arus vascularisasi. CT scan
untuk mendeteksi struktur fraktur yang kompleks. 
Diagnosa Keperawatan
Adapun diagnosa keperawatan yang lazim dijumpai pada klien fraktur
adalah sebagai berikut:
a. Nyeri akut b/d spasme otot, gerakan fragmen tulang, edema, cedera
jaringan lunak, pemasangan traksi, stress/ansietas.
b. Risiko disfungsi neurovaskuler perifer b/d penurunan aliran darah
(cedera vaskuler, edema, pembentukan trombus)
c. Gangguan pertukaran gas b/d perubahan aliran darah, emboli,
perubahan membran alveolar/kapiler (interstisial, edema paru, kongesti)
d. Gangguan mobilitas fisik b/d kerusakan rangka neuromuskuler,
nyeri, terapi restriktif (imobilisasi)
e. Gangguan integritas kulit b/d fraktur terbuka, pemasangan traksi
(pen, kawat, sekrup)
f. Risiko infeksi b/d ketidakadekuatan pertahanan primer (kerusakan
kulit, taruma jaringan lunak, prosedur invasif/traksi tulang)
g. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan
pengobatan b/d kurang terpajan atau salah interpretasi terhadap
informasi, keterbatasan kognitif, kurang akurat/lengkapnya informasi
yang ada
(Doengoes, 2000)
INTERVENSI
Kita ambil satu diagnosa yaitu :
Gangguan integritas kulit b/d fraktur terbuka, pemasangan traksi
(pen, kawat, sekrup)
Tujuan : Klien menyatakan ketidaknyamanan hilang,
menunjukkan
perilaku tekhnik untuk mencegah kerusakan
kulit/memudahkan penyembuhan sesuai indikasi, mencapai
penyembuhan luka
sesuai waktu/penyembuhan lesi terjadi
INTERVENSI KEPERAWATAN RASIONAL
1. Pertahankan tempat tidur yang nyaman dan Menurunkan risiko kerusakan/abrasi kulit yang
aman (kering, bersih, alat tenun kencang, lebih luas.
bantalan bawah siku, tumit)
2. Masase kulit terutama daerah penonjolan Meningkatkan sirkulasi perifer dan
tulang dan area distal bebat/gips meningkatkan kelemasan kulit dan otot
terhadap tekanan yang relatif konstan pada
imobilisasi.

3. Lindungi kulit dan gips pada daerah perianal Mencegah gangguan integritas kulit dan
jaringan akibat kontaminasi fekal.
4. Observasi keadaan kulit, penekanan Menilai perkembangan masalah klien.
gips/bebat terhadap kulit, insersi pen/traksi.
Evaluasi
o Nyeri berkurang atau hilang
o Tidak terjadi disfungsi neurovaskuler perifer
o Pertukaran gas adekuat
o Tidak terjadi kerusakan integritas kulit
o Infeksi tidak terjadi
o Meningkatnya pemahaman klien terhadap
penyakit yang dialami
THANK’S

Anda mungkin juga menyukai