Anda di halaman 1dari 18

NAMA KELOMPOK :

1. MEGA DEWI NURHIDAYAH (1904053)


2. MEYLLA PUTRI ASTRIAWAT (1904054)
3. MUHAMMAD KHOIRUL HUDA (1904055)
4. MUHAMMAD ULIL AZMI (1904056)
5. NUGROHO ADI SAPUTRO (1904057)

PRAKTIKUM FARMAKOTERAPI
KASUS 5
KASUS

Tn.Parto (37 tahun) mengeluh sering


kesemutan, kadar gula darahnya
cukup tinggi
ANALISIS SOAP

SUBYEKTIF :
- Pasien sering kesemutan seharusnya
tidak sering kesemutan
 kadar gula darahnya cukup tinggi

Seharusnya gula darahnya normal


OBYEKTIF : Tidak ada
- Assessment : diabetes
DEFINISI PENYAKIT

Diabetes melitus (DM)adalah penyakit


metabolit dengan karakteristik peningkatan
kadar gula di dalam darah/hiperglikemi yang
dihasilkan dari gangguan sekresi insulin, kerja
insulin atau keduanya.
(American Diabetes Association,2005 dalam
Smeltzer & bare,2008)
.
KLASIFIKASI PENYAKIT
 destruksi sel beta, umumnya menjurus ke
defisiensi insulin absolut.
 Autoimun
 Idiopatik
 bervariasi, mulai yang dominan resistensi insulin
disetai defisiensi insulin relatif sampai yang
dominan defek sekresi insulin disertai resistensi
insulin.
TANDA ATAU GEJALA
 Pada DM Tipe I gejala umum yang sering dikeluhkan adalah poliuria,
polidipsia, polifagia, penurunan berat badan, cepat merasa lelah (fatigue),
iritabilitas, dan pruritus (gatal-gatal pada kulit).

 Pada DM tipe 2 gejala yang banyak dikeluhkan umumnya hampir tidak


ada. Tipe 2 sering Kali muncul tanpa diketahui dan penanganan baru
dimulai beberapa tahun kemudian ketika penyakit sudah berkembang
dan komplikasi sudah terjadi. Penderita DM tipe 2 umumnya lebih
mudah terkena infeksi, sukar sembuh dari luka, daya penglihatan
semakin buruk dan umumnya menderita hipertensi, hiperlipidemia,
obesitas, dan juga komplikasi pada pembuluh darah dan syaraf.
FAKTOR RESIKO
 Faktor risiko dari keturunan
• Ras dan etnik

• Riwayat keluarga dengan DM

• Umur

• Riwayat lahir dengan BB rendah

 Faktor risiko dari diri sendiri

• BB lebih (IMT ≥23 kg/m2)

• Kebiasaan aktivitas fisik

• Dislipidemia

• Diet tak sehat.


TUJUAN TERAPI

Meredakan nyeri serta mengembalikan fungsi


normal saraf tubuh dan menekan kadar gula
darah yang cukup tinggi
TATA LAKSANA TERAPI
Tujuan penatalaksanaan meliputi :
1. Tujuan jangka pendek: menghilangkan keluhan DM,
Memperbaiki kualitas hidup, dan mengurangi risiko
komplikasi akut.
2. Tujuan jangka Panjang : mencegah dan
menghambat progresivitas penyulit mikroangiopati
dan makroangiopati.
3. Tujuan akhir pengelolaan adalah turunnya
morbiditas dan mortalitas DM.
Untuk mencapai tujuan tersebut perlu dilakukan
Pengendalian glukosa darah, tekanan darah, berat
badan, dan profil lipid, melalui pengelolaan pasien
secara komprehensif.
PEMBAHASAN KASUS
Tn.Parto (37 tahun) mengeluh sering kesemutan,
kadar gula darahnya cukup tinggi. Pada kasus
tersebut Tn.Parto diduga menderita penyakit
Diabetes.
Obat yang direkomendasikan adalah Metformin.
Karena Metformin mempunyai efek utama
Mengurangi produksi glukosa hati
(glukoneogenesis), dan memperbaiki Ambilan
glukosa di jaringan perifer. Metformin merupakan
pilihan pertama Pada Sebagian besar kasus DMT2.
DIAGNOSA KASUS

Dokter akan meninjau riwayat kesehatan pasien dan melakukan


pemeriksaan fisik
 Diagnosis DM ditegakkan atas dasar pemeriksaan kadar

glukosa darah.
 Pemeriksaan glukosa darah yang dianjurkan adalah

pemeriksaan glukosa darah secara enzimatik dengan bahan


plasma darah vena.
PEMILIHAN TERAPI
Terapi farmakologi

1. Obat antihiperglikemia oral


 Pemacu sekresi insulin : Sulfonilurea, Glinid,
 Peningkat sensitivitas terhadap insulin:
Metformin, Tiazolidindion (TZD)

2. Obat antihiperglikemia suntik


 Insulin
Terapi non farmakologi

A. Komposisi makanan yang dianjurkan :


Karbohidrat, Lemak, Protein, Natrium, Serat,
Pemanis alternatif.
B. Kebutuhan kalori => Faktor-faktor yang
menentukan kebutuhan kalori : Jenis kelamin,
Umur, Aktivitas fisik atau pekerjaan, Stres
metabolik, Berat badan.
C. Latihan jasmani / olahraga.
ATURAN PAKAI
 ATURAN PAKAI METFORMIN
 Dewasa

 Dosis awal 500-850 mg, 2-3 kali sehari. Dosis


maksimal 3000 mg per hari, dibagi ke dalam 3 kali
minum.
 Anak-anak 10 tahun ke atas

 Dosis awal 500-850 mg, 1 kali sehari. Dosis


maksimal 2000 mg per hari, dibagi ke dalam 2-3 kali
minum.
MONITORING TERAPI

Pemeriksaan kadar glukosa darah


 Mengetahui apakah sasaran terapi telah
tercapai
 Melakukan penyesuaian dosis obat, bila
belum tercapai sasaran terapi.
Untuk mengetahui apakah terapi telah berjalan
dilakukan Pemeriksaan HbA1C
Tes hemoglobin terglikosilasi, yang disebut juga sebagai
glikohemoglobin, atau hemoglobin glikosilasi (disingkat
sebagai HbA1C), merupakan cara yang digunakan
untuk menilai efek perubahan terapi 8-12 minggu
sebelumnya. Untuk melihat hasil terapi dan rencana
perubahan terapi, HbA1c diperiksa setiap 3 bulan (E),
atau tiap bulan pada keadaan HbA1c yang sangat tinggi
(> 10%). Pada pasien yang telah mencapai sasran terapi
disertai kendali glikemik yang stabil HbA1C diperiksa
paling sedikit 2 kali dalam 1 tahun.
DAFTAR PUSTAKA
 PHARMACEUTICAL CARE UNTUK PENYAKIT DIABETES
MELLITUS. DIREKTORAT BINA FARMASI KOMUNITAS DAN
KLINIK DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN
DAN ALAT KESEHATAN DEPARTEMEN KESEHATAN
RI,2005.
 American Diabetes Association,2005 dalam Smeltzer & bare,2008
 IKATAN DOKTER ANAK INDONESIA Diagnosis dan Tata
Laksana Diabetes Melitus Tipe-1 pada Anak dan Remaja, 2017
IKATAN DOKTER ANAK INDONESIA

Anda mungkin juga menyukai