CRS Hidronefrosis Kanan
CRS Hidronefrosis Kanan
Identitas Pasien
Nama : Tn. S
Usia : 47 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Dusun Cikadu
Pekerjaan : Wiraswasta
Tgl masuk RSHS : 14 Februari 2020
Tgl pemeriksaan : 14 Februari 2020
Anamnesis
Keluhan Utama: Nyeri pinggang kanan
Riwayat Sakit Sekarang:
Pasien mengeluhkan nyeri pinggang sebelah kanan seja 10 hari SMRS yang dirasakan
hilang timbul. Keluhan nyeri tidak menjalar ke bagian lain. Terkadang pasien juga
merasakan nyeri pada saat BAK.
Keluhan harus mengedan ketika memulai BAK, pancaran air kencing lemah, kencing
terputus-putus, merasa kencing tidak puas, menetes setelah BAK, kencing berpasir
dan batu, selalu merasa ingin buang air kecil, sering kencing di malam hari saat ini
tidak ada. Keluhan demam dan mual muntah tidak ada. Riwayat trauma tidak ada.
Pasien meminum obat pereda nyeri dan antibiotik yang dibeli sendiri untuk
mengurangi gejala yang dirasakannya.
Riwayat Sakit Sebelumnya:
2 bulan yang lalu pasien memiliki riwayat retensi urine et causa batu
uretra pars prostatika yang telah dilakukan push back pada 27
Desember 2019
Tanda – Tanda Vital
• Keadaan umum: Sakit sedang
• Kesadaran : Compos mentis
• Tekanan darah : 110/80 mmHg
• Nadi : 85
• Pernapasan : 22 x/m
• Suhu : 36,30 C
Pemeriksaan Fisik
• Kepala : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
• Leher : tidak ada pembesaran KGB
• Pulmo : bentuk dan gerak simetris VBS kanan = kiri, Ronkhi -/-,
Wheezing-/-
• Cor : S1-S2 normal regular, murmur (-)
• Abdomen : datar lembut, bising usus (+) normal
• Ekstremitas: hangat, CRT < 2 detik
HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Pemeriksaan darah rutin
Pemeriksaan Hemostasis (30/10/2018)
• PT : 10.30 detik (N:21-41)
• INR : 0.94 (N: 0.8-1.2)
• APTT : 27.2 detik (N: 14.2-34.2)
Pemeriksaan kimia darah (30/10/2018)
• Glukosa sewaktu : 61 mg/dL (N:<140)
• Protein total: 6.7 g/dL (N: 6.4-8.2)
• Albumin : 2.8 g/dL (N: 3.4-5.0)
• Globulin : 3.9 g/dL
• Ureum : 36 g/dL (N: 15-39)
• Kreatinin : 0.91 mg/dL (N: 0.6-1.0)
• Natrium : 142 mEq/L (N: 135-145)
• Kalium : 3.9 mEq/L (N: 3.5-5.1)
• Rasio Albumin/Globulin : 0.72 (N: 1.1-1.5)
Urine Rutin (30/10/2018) • Glukosa urin : Negatif
Makroskopis • Keton : Negatif
• Warna : Kuning • Eritrosit : +1 (N: negatif)
• Kejernihan : Agak keruh • Leukosit esterase : +3 (N: negatif)
Kimia Urin Mikroskopis urin
• Berat jenis urine : 1.015 (N: 1.015 – 1.025) • Eritrosit : 5-9 / lbp (N: 0-3)
• pH urine : 7.0 (N: 5-8) • Lekosit : 30-49 / lbp (N: 0-5)
• Nitrit : Negatif • Epitel : 1-2 / lpk (N: 0-1)
• Protein : Negatif • Bakteri : Negatif (N: Negatif)
HASIL PEMERIKSAAN USG
(04/12/2019)
• Ginjal kanan : ukuran normal, kontur normal, parenkim normal, intensitas gema normal.
Batas tekstur parenkim dengan central echocomplek normal. Tidak tampak bayangan
hiperekhoik dengan acoustic shadow. Sistem pelvokalises melebar. Ureter tidak terdeteksi
• Ginjal kiri : Ukuran normal, kontur normal, parenkim normal, intensitas gema normal.
Batas tekstur parenkim dengan central echocomplek normal. Tidak tampak bayangan
hiperekhoik dengan acoustic shadow. Sistem pelvokalises tidak melebar. Ureter tidak
terdeteksi.
• Vesica Urinaria : Terisi cukup, dinding tidak menebal, regular, tidak tampak bayangan
hiperekhoik dengan acoustic shadow / massa
• Prostat : Ukuran tidak membesar, tekstur parenkim inhomogen. Tidak tampak protrusion
prostat ke dalam vesica urinaria. Tampak lesi hiperekhoik pada prostat berdiameter lk 1,31
cm.
• Kesan : Mencurigai adanya
urethrolithiasis di daerah
pars prostatika (diameter
lesi lk 1,31 cm) dd kalsifikasi
prostat
• Hidronefrosis ginjal kanan
grade 1-2
• USG ginjal kiri dan vesica
urinaria saat ini tidak
tampak kelainan
HASIL PEMERIKSAAN USG
(23/12/2019)
• Ginjal kanan : ukuran normal, kontur normal, parenkim normal, intensitas gema
normal. Batas tekstur parenkim dengan central echocomplek normal. Tidak tampak
bayangan hiperekhoik dengan acoustic shadow. Sistem pelvokalises melebar.
Ureter proksimal tidak terdeteksi
• Ginjal kiri : Ukuran normal, kontur normal, parenkim normal, intensitas gema
normal. Batas tekstur parenkim dengan central echocomplek normal. Tidak tampak
bayangan hiperekhoik dengan acoustic shadow. Sistem pelvokalises melebar.
Ureter proksimal tidak terdeteksi.
• Vesica Urinaria : Tidak terisi penuh, dinding sulit dinilai, tidak tampak bayangan
hiperekhoik dengan acustic shadow/massa.
• Prostat : Ukuran tidak membesar, echogenitas parenkim normal, tidak tampak
kalsifikasi (-). Tampak lesi hyperechoic dengan acoustic shadow (+)
Kesan : Pelvokaliektasis ginjal kanan disertai sugestif dengan uretrolithiasis,
USG ginjal kiri saat ini tidak tampak kelainan
Khusus:
Cystoscopy + Litotripsi batu buli + Litotripsi batu ureter dextra
Diagnosis Kerja
Hidronefrosis dextra et causa batu ureter distal dextra ukuran 6x6mm +
multiple vesicolithiasis ukuran >15x10mm
Prognosis
Ad vitam : Ad bonam
Ad functionam : Dubia ad bonam
Ad sanationam : Dubia ad bonam
Klasifikasi :
• Berdasarkan penyebab : Congenital/ acquired
• Berdasarkan waktu : akut/ kronis
• Berdasarkan tingkat keparahan : parsial/ komplit
• Berdasarkan letak : upper/ lower
Congenital
• Pada anak, paling sering ditemukan obstruksi pada urinary tract. Pada
anak laki-laki kebanyakan di external meatus ( meatal stenosis)
• Pada anak perempuan paling sering ditemukan di dalam external
urinary meatus , distal urethra stenosis dll
Acquired
• Primary
Pada urinary tract
• Secondary
Lesi retroperitoneal diluar urinary tract yang menginvasi atau menekan urinary tract
• Teori Matriks
Matriks organik terdiri atas serum/protein urine (albumin,globulin
dan mukoprotein) merupakan kerangka tempat diendapkannya
kristal-kristal batu.
• Teori infeksi
pH air kemih > 7 → reaksi sintesis ammonium dengan molekul
magnesium dan fosfat → terbentuk magnesium ammonium
fosfat (batu survit) misalnya saja pada bakteri pemecah urea
yang menghasilkan urease (Proteus spp, Klebsiella, Serratia,
Enterobakter, Pseudomonas, Staphiloccocus).
• Teori Vaskuler
• Hipertensi: 83% penderita hipertensi mempunyai
perkapuran. Aliran darah pada papilla ginjal berbelok
180˚, berubah dari aliran laminer menjadi turbulensi →
terjadinya pengendapan ion-ion kalsium papilla (Ranall’s
plaque) atau perkapuran ginjal → berubah menjadi batu.
• Kolesterol: Butiran kolesterol dalam air kemih akan
merangsang agregasi dengan kristal kalsium oksalat dan
kalsium fosfat sehingga terbentuk batu (teori epitaksi)
Jenis-jenis batu
1. Kalsium
Paling sering 70-80%, terdiri atas kalium oksalat, kalium fosfat, atau
campuran
2. Non Kalsium
• Batu struvite / batu infeksi
disebabkan oleh adanya infeksi saluran kemih. Batu dapat tumbuh menjadi
lebih besar membentuk batu staghorn. Kuman penyebab infeksi ini adalah
golongan kuman pemecah urea atau urea splitter yang dapat menghasilkan
enzim urease dan merubah urine menjadi bersuasana basa melalui hidrolisis
urea menjadi amonia.
• Batu urat/cystein
Manifestasi klinis
Tergantung pada letak, besar batu
• Anamnesis:
Nyeri pada pinggang (nyeri kolik / bukan kolik,
penjalaran )
Gangguan miksi (obstruksi aliran urin, nyeri,
hematuria)
• Pemeriksaan fisik:
Nyeri ketok pada daerah kosto-vertebra
teraba ginjal pada sisi sakit akibat hidronefrosis
tanda-tanda gagal ginjal
retensi urine
jika infeksi didapatkan demam