Anda di halaman 1dari 17

KONTRA TITIPKAN

LANSIA
DI PANTI JOMPO
Nopiane Rospita
Atika Nur Aini
Jessica Tobing
Shifa Nurzahra Zaki
Pendahuluan

Lanjut usia: individu yang berusia di Ketika seseorang mencapai usia lanjut, Keberadaan lansia seringkali
atas 60 tahun yang pada umumnya dan anak-anak sudah membentuk dipersepsikan secara negatif dan keliru,
memiliki tanda-tanda terjadinya keluarga- keluarga sendiri, lepaslah dimana lansia dianggap sebagai beban
penurunan fungsi-fungsi biologis, tanggung jawabnya pada mereka keluarga maupun masyarakat
psikologis, sosial, dan ekonomi. sekitarnya.
• Panti Jompo adalah tempat tinggal yang
dirancang khusus untuk orang lanjut usia, yang
Pendahuluan di dalamnya disediakan semua fasilitas lengkap
yang dibutuhkan orang lanjut usia
Aspek Hukum
• Pasal 46 
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkaw
inan
 (UU Perkawinan):
• (1) Anak wajib menghormati orang tua dan mentaati
kehendak mereka yang baik.
• (2) Jika anak telah dewasa, ia wajib memelihara
menurut kemampuannya, orang tua dan keluarga
dalam garis lurus ke atas, bila mereka itu memerlukan
bantuannya.
• Selain merujuk pada UU Perkawinan, kewajiban anak yang telah dewasa untuk memelihara orang tuanya juga
terdapat dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga
 (“UU PKDRT”) yang mengatakan bahwa setiap orang dilarang menelantarkan orang dalam lingkup rumah tangganya,
padahal menurut hukum yang berlaku baginya atau karena persetujuan atau perjanjian ia wajib memberikan
kehidupan, perawatan, atau pemeliharaan kepada orang tersebut
• Lingkup rumah tangga ini meliputi:
a.  suami, istri, dan anak;
b. orang-orang yang mempunyai hubungan keluarga dengan orang sebagaimana dimaksud pada huruf a karena
hubungan darah, perkawinan, persusuan, pengasuhan, dan perwalian, yang menetap dalam rumah tangga; dan/atau
c. orang yang bekerja membantu rumah tangga dan menetap dalam rumah tangga tersebut.
• Jika orang tua tersebut tinggal dengan si anak, maka orang tua tersebut termasuk dalam lingkup rumah tangga.
Aspek Agama
Agama Islam

• “Dan Allah telah memerintahkan supaya kamu jangan


menyembah kepada selain-Nya, dan hendaknya kamu berbuat
baik kepada orangtuamu. Jika salah seorang diantara keduanya
atau dua-duanya hidup sampai usianya lanjut berada di sisimu,
maka janganlah sekali-kali mengatakan kepada mereka ucapan
“ah”, dan janganlah kamu membentak mereka, dan ucapkanlah
kepada mereka ucapan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu
terhadap mereka berdua dengan penuh kasih sayang, ”
(Surat Al-Isra’ : 23 – 24).
• Rasulullah SAW. bersabda: "Yaitu orang yang mendapati kedua
orangtuanya atau salah satunya dalam keadaan tua (jompo),
kemudian ia tidak masuk surga (dengan berbakti kepadanya).”
(HR. Muslim).
Agama Buddha

• Di Dunia Tzu Chi yang menjunjungi tinggi Xiao Shun atau Berbakti, sangat tidak menyarankan
untuk menitipkan orangtua, opa-oma kita ke Panti Jompo di usia senja mereka. Dapat
berkumpul dengan anak cucu baik dalam suka maupun duka adalah menjadi kebahagian tak
terhingga bagi orangtua.
Agama Hindu
• Bhakti terhadap Guru Rupaka
Orang tua dan para leluhur, yang telah memberikan tuntunan dan bimbingan kepada anak-anak secara
terus menerus, melalui generasi ke generasi.
• Oleh sebab itu anak-anak sangat berhutang budi kepada orang tua karena mereka telah memberikan
jalan kepada anak-anak bisa lahir (reinkarnasi) menjadi manusia.
• Anak-anak harus membayar hutang kepada orang tua dengan jalan berbhakti kepadanya
• “Hormatilah ayahmu dan ibumu- sebagai perintah
pertama dengan sebuah janji bagi mereka yang
menaatinya – supaya kamu berbahagia dan panjang
umurmu di bumi" (Efesus 6:2-3).
Agama Kristen • “Hormatilah janda-janda yang benar-benar janda.
Tetapi jikalau seorang janda mempunyai anak atau
cucu, hendaknya mereka itu pertama-tama belajar
berbakti kepada kaum keluarganya sendiri dan
membalas budi orangtua dan nenek mereka, karena
itulah yang berkenan kepada Allah. Tetapi jika ada
seorang yang tidak memeliharakan sanak
saudaranya, apalagi seisi rumahnya, orang itu murtad
dan lebih buruk dari orang yang tidak beriman" (1
Tim 5:3-4, 8).
Agama Kristen
• “Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah
mengeringkan tulang” (Amsal 17:22)
• Merawat lansia, sekiranya:
Tinggal bersama keluarga anak, secara bergiliran lansia tinggal di rumah anak-
anaknya. Dengan demikian, tetap bisa berkumpul dengan anak-anak dan cucu-
cicitnya. Jika masih kuat bepergian, ajaklah mereka berekreasi bersama
keluarga. Hal ini bisa membuat mereka bersukacita.
• Bakti seorang anak adalah untuk membalas kasih sayang yang diberikan oleh
orang tuanya, sehingga sebisa mungkin jika orang tua sudah lanjut usia, seorang
anak tetap merawat orang tuanya tersebut sebagai bentuk bakti mereka.
Aspek Psikologis
Mengapa keluarga merawat lansia
dirumah?
1. Kewajiban antar generasi: Sesuai dengan karakteristik keluarga di
anak dengan ortu Indonesia, yang mempunyai ikatan erat,
2. Kepuasan personal: lebih keluarga besar, dan sangat menghormati orang
leluasa, supaya dekat dengan tua, menyebabkan keluarga tinggal Bersama
lansia
dan mengasuh lansia sampai akhir hayatnya
3. Ekonomi keluarga: biaya
4. Kondisi Kesehatan lansia
5. Adanya persepsi seseorang
Wiyono J, et al. Pengalaman Keluarga Merawat Lansia
selama merawat: senang
Dengan Tingkat Ketergantungan Tinggi di Rumah, Kota
melayani, ikhlas, hadiah dari
Malang, Jawa Timur: Studi Fenomenologi. Jurnal
yang Maha Kuasa
Keperawatan Indonesia;12(2):2008
Perubahan fungsi keluarga
• Anak menitipkan orangtua di panti jompo sudah tidak asing lagi
• Menyebabkan pergeseran hubungan batin anak dengan orang tua antar
generasi
• Anak beranggapan bahwa dengan bekerja, menghasilkan uang, itu juga untuk
keperluan keluarga sendiri beserta orangtua
• Perubahan fungsi keluarga  memberikan makna bahwa panti jompo
memberikan solusi dalam masalah keluarga  anak memutuskan untuk
menitipkan orangtua di panti jompo
• Segala bentuk penyebab anak menitipkan orang tua di panti jompo 
perubahan hubungan batin anak dengan orang tua
• Faktanya di era moden sekarang  orang tua menjadi korban tinggal di panti
jompo karena keputusan anak
Faktor positif yang menghambat penuaan:
Kemampuan mempertahankan hubungan dekat dengan keluarga dan
teman  lansia merasa bahagia  lebih mudah tertawa  kepuasan
dalam hidup  mampu memiliki kehidupan rutin dan pekerjaan rutin
dengan rasa lebih “content”  menurunkan kemungkinan faktor
negatif yang mempercepat proses penuaan: depresi, tidak mampu
mengekspresikan diri, merasa tidak ada harapan, merasa tidak puas,
khawatir berlebihan
Faktor yang mempengaruhi kualitas lansia
yang tinggal di Panti Jompo
• Perbedaan karakter yang dimiliki sesama lansia  lansia stres karena
sering berselisih paham dengan sesama lansia  tetap merasa
kesepian.
• Faktor keluarga  lansia merasa diasingkan keluarga  menurunkan
tingkat kepuasan hidup lansia, kurang percaya diri
• Makanan  sering tidak sesuai keinginan, nafsu makan turun,
pengaruh pada kesehatan lansia

Anda mungkin juga menyukai