Anda di halaman 1dari 18

TERMOREGULAS

I PADA ANIMALIA
Mata Kuliah : BIOLOGI FUNGSIONAL
Jurusan Pendidikan Biologi
Direktorat Pasca Sarjana UMM

Oleh :
SARIFUDIN LATHIF
NIM : 201910620211004
DAFTAR ISI

1. LATAR BELAKANG & DEFINISI


2. ADAPTASI TERHADAP SUHU LINGKUNGAN
3. PROSES INTERAKSI TERMOREGULASI
4. MEKANISME TERMOREGULASI ;
a. IKAN
b. AMPHIBI
c. REPTIL
d. AVES
e. MAMALIA
Latar Belakang,
TEMPERATUR DAN
KEHIDUPAN

 Hewan maupun Manusia memerlukan Suhu untuk


kelangsungan hidupnya untuk menjalankan sistem
Metabolisme yang terjadi di dalam tubuh.
 Suhu yang diperoleh bisa bersal dari luar maupun dalam
tubuh.
 Hukum Termodinamika I dan II
 Kenyataannya, Suhu diluar tubuh selalu berubah-ubah
sehingga diperlukan Sistem pengaturan agar tetap bisa
bertahan hidup
DEFINISI

 PENGERTIAN
Adalah mekanisme makhluk hidup untuk mempertahankan suhu internal agar
berada di dalam kisaran yang dapat ditolelir.

 TUJUAN :
Mempertahankan suhu tubuh agar tetap konstan dinamis untuk tetap melakukan
proses metabolisme tubuh.

 MEKANISME :
Mengatur keseimbangan antara perolehan panas dengan pelepasan panas.
ADAPTASI TERMOREGULASI

 EKTOTHERM
Binatang ektotherm temperatur tubuhnya sangat ditentukan atau tergantung kepada temperatur
lingkungan tempat mereka saat itu berada. Temperatur tubuhnya berubah sesuai dengan temperatur
lingkungannya melalui Penyesuaian Tingkah Laku, bukan melalui mekanisme Fisiologi.
Termasuk jenis vertebrata Ektotherm meliputi ikan, amfibia, dan reptilia.

 ENDOTHERM
binatang endotherm mampu melangsungkan thermoregulasi melalui mekanisme penyesuaian
perilaku dan yang lebih penting pengaturan fisiologi. Melalui mekanisme pengaturan fisiologi,
binatang tersebut mampu meningkatkan produksi panas metabolismenya dan sekaligus menekan
kehilangan panas tubuhnya bila mereka terdedah dengan lingkungan dingin.
Termasuk jenis Vertebrata Endotherm adalah Unggas dan Mamalia.
PENGGOLONGAN HEWAN BERDASAR
ADAPTASI TERMOREGULASI

1. POIKILOTHERM
Hewan yang temperatur tubuhnya selalu mendekati temperatur lingkungan tempat binatang
tersebut saat itu berada. (EKTOTHERM).

2. HOMEOTHERM
Hewan yang mampu mempertahankan temperatur tubunya agar tetap konstan atau mendekati
konstan walaupun temperatur lingkungannya sangat bervariasi atau berubah-ubah
(ENDOTHERM)

3. HETEROTHERM
Hewan yang pada saat tertentu memiliki sifat poikilotermik dan pada saat lain bersifat
homeotermik, dan kelompok hewan yang mengatur suhu tubuh secara parsial.
Unta mampu bertahan hidup pada lingkungan gurun yang sangat panas di siang hari dan sangat
dingin di malam hari
MEKANISME INTERAKSI SUHU
DALAM TERMOREGULASI
a. KONDUKSI

 yaitu perpindahan langsung gerakan termal


(panas) antara molekul-molekul lingkungan
dengan moleku-molekul permukaan tubuh 
 Misalnya seekor hewan duduk dalam kolam air
dingin atau diatas batu yang panas akan selalu
dihantarkan dari benda bersuhu lebih tinggi ke
benda bersuhu lebih rendah.
MEKANISME INTERAKSI SUHU
DALAM TERMOREGULASI
b. KONVEKSI

 Yaitu perpindahan panas melalui pergerakan


udara atau cairan melewati permukaan tubuh.

 Seperti ketika tiupan angin turut menghilangkan


panas dari permukaan tubuh hewan yang berkuit
kering
MEKANISME INTERAKSI SUHU
DALAM TERMOREGULASI
c. RADIASI

 yaitu pancaran gelombang elektromagnetik yang dihasilkan oleh semua benda


(termasuk tubuh hewan) yang lebih hangat dari suhu yang absolute nol
 Contohnya hewan menyerap panas radiasi dari matahari
MEKANISME INTERAKSI SUHU
DALAM TERMOREGULASI
d. EVAPORASI
 Penguapan adalah kehilangan panas dari permukaan cairan yang hilang berupa
molekulnya yang berubah menjadi gas evaporasi 
 Air dari seekor hewan memberi efek pendinginan yang signifikan pada permukaakn
hewan itu. 
 Konveksi dan evaporasi merupakan penyebab kehilangan panas
TERMOREGULASI PADA
IKAN

 Suhu pda lingkungan akuatik relative stabil, sehingga


hewan yang hidup didalamnya tidak mengalami
permasalahan suhu lingkungan yang rumit.
 Pelepasan panas dari tubuh hewan (ikan) terutama
terjadi melalui insang.
 Ikan tuna memiliki otot yang digunakan untuk
berenang dan saluran pencernaan yang lebih panas
dibandingkan bagian tubuh lainnya. Kemampuan ini
dimilliki karena adanya Heat exchanger (penukar
panas) pada tubunya.
TERMOREGULASI PADA
AMPHIBI

 Amfibia yang hidup di air mempunyai aktivitas thermoregulasi


yang sangat mirip dengan yang berlangsung pada ikan. Binatang
tersebut hampir sepenuhnya bergantung kepada pemilihan bagian
lingkungan untuk mempertahankan temperatur tubuhnya agar
tetap berada dalam kisaran temperatur yang dapat ditolerirnya.
 Amfibia yang hidup di darat mengatur temperatur tubuhnya
terbatas melalui penyesuaian perilaku. Dalam beberapa hal,
binatang tersebut mampu menahan temperatur rendah (dingin)
dalam jangka waktu lama dengan melakukan hibernasi
(hibernation), yaitu tidur dengan menekan proses fisiologi yang
berlangsung dalam tubuhnya sampai batas minimum
 Amfibia gurun pasir melakukan aktivitas pembenaman diri atau
disebut estivasi (estivation) – aktivitas yang mirip dengan
hibernasi. Selama hari-hari yang panas di musim panas, amfibia
tersebut membenamkan dirinya dalam tanah dan kembali muncul
ke permukaan tanah ketika temperatur lingkungan sudah tidak
terlalau mencekam lagi.
TERMOREGULASI PADA
REPTIL

 Karena kulitnya yang kering, reptilia lebih sulit kehilangan panas tubuh
dan juga lebih mampu mengendalikan hilangnya air tubuh ketimbang
amfibia.
 Tergantung kepada temperatur tubuhnya pada suatu waktu tertentu, reptilia
akan memilih lingkungan yang hangat atau dingin untuk tempat
menghabiskan waktunya. Selama malam hari yang dingin di gurun pasir,
reptil mungkin menghabiskan waktunya dengan berada pada batu karang
atau jalan yang dikeraskan untuk dapat menyerap sisa-sisa panas matahari
yang dipancarkan oleh benda padat tersebut.
 Sejumlah besar reptil mampu melakukan sedikit aktivitas thermoregulasi
fisiologi dan adanya kemampuan itu menunjukkan mulai berkembangnya
kemampuan homeothermi (kemampuan mempertahankan temperatur
tubuh agar konstan atau mendekati konstan) pada binatang bertulang
belakang (vertebrata).
 Beberapa jenis reptil yang lebih besar ukuran tubuhnya mempunyai sedikit
kemampuan untuk mengatur laju metabolismenya. Sebagai contoh, ular
piton India mengerami telurnya dengan secara aktif mengkontraksikan
ototnya untuk menghasilkan panas.
TERMOREGULASI PADA
MAMALIA & BURUNG
 Pada suhu dingin, mamalia dan burung akan meningkatkan laju metabolisme dengan perubahan
hormon-hormon yang terlibat di dalamnya, sehingga meningkatkan produksi panas.
 Pada ektoterm (misal pada lebah madu), adaptasi terhadap suhu dingin dengan cara berkelompok dalam
sarangnya. Hasil metabolisme lebah secara kelompok mampu menghasilkan panas di dalam sarangnya.
 Beberapa adaptasi hewan untuk mengurangi kehilangan panas, misalnya adanya bulu dan rambut pada
burung dan mamalia, otot, dan modifikasi sistim sirkulasi di bagian kulit. Kontriksi pembuluh darah di
bagian kulit dan countercurrent heat exchange adalah salah satu cara untuk mengurangi kehilangan
panas tubuh. 
 Perilaku adalah hal yang penting dalam hubungannya dengan termoregulasi. Migrasi, relokasi, dan
sembunyi ditemukan pada beberapa hewan untuk menurunkan atau menaikkan suhu tubuh. Gajah di
daerah tropis untuk menurunkan suhu tubuh dengan cara mandi atau mengipaskan daun telinga ke
tubuh. Manusia menggunakan pakaian adalah salah satu perilaku unik dalam termoregulasi.
Adaptasi dalam Termoregulasi

1. Adaptasi Morfologi
Adalah penyesuaian pada organ tubuh yang disesuaikan dengan kebutuhan organisme hidup. Misalnya
seperti gigi singa, harimau, citah, macan, dan sebagainya yang runcing dan tajam untuk makan daging.
Sedangkan pada gigi sapi, kambing, kerbau, biri-biri, domba dan lain sebagainya tidak runcing dan
tajam karena giginya lebih banyak dipakai untuk memotong rumput atau daun dan mengunyah makanan.

2. Adaptasi Fisiologi
Adaptasi fisiologi adalah penyesuaian yang dipengaruhi oleh lingkungan sekitar yang menyebabkan
adanya penyesuaian pada alat-alat tubuh untuk mempertahankan hidup dengan baik. Contoh adapatasi
fisiologis adalah seperti pada binatang / hewan onta yang punya kantung air di punuknya untuk
menyimpan air agar tahan tidak minum di padang pasir dalam jangka waktu yang lama serta pada anjing
laut yang memiliki lapisan lemak yang tebal untuk bertahan di daerah dingin.

3. Adaptasi Tingkah Laku


Adaptasi tingkah laku adalah penyesuaian mahkluk hidup pada tingkah laku / perilaku terhadap
lingkungannya seperti pada binatang bunglon yang dapat berubah warna kulit sesuai dengan warna yang
ada di lingkungan sekitarnya dengan tujuan untuk menyembunyikan diri(Soewolo, 2000).
Termoregulasi Pada Suhu ekstrem

 SUHU SANGAT DINGIN.


Pertama yang dilakukan dengan cara meningkatkan laju pendinginan melalui kulit
(contoh Cacinf, Katak), Keringat dan melalui saluran pernapasan (co : Insekta,
Reptil). Kedua dengan emngbah mesin metaboliknya agar bisa bekerja pada suhu
tinggi (contoh : Reptil di gurun pasir)
 SUHU PANAS.
Pertama dengan menambah Zat terlarur kedalam cairan tubuhnya untuk
meningkatan konsentrasi osmotic (contoh lalat dari Alaska dapat bertahan pada
suhu – 60 0C dengan cara menambahkan gliserol). Kedua, menambahkan protein
antibeku kedalam cairan tubuh (contoh pada ikan es dari antartika).
Termoregulasi pada hewan
HETEROTHERM

• Heterotermik adalah hewan yang mampu memproduksi panas


endotermik dalam berbagai tingkat, tetapi umumnya tidak
meregulasi suhu tubuhnya dalam rentangan pendek.
• Heterotermik dibedakan menjadi 2 kelompok:
1. Heterotermik temporal merupakan suatu kategori yang luas,
dimana suhu tubuh hewan dapat berbeda setiap saat,
misalnya terdapat pada serangga terbang, phyton dan
beberapa ikan, yang dapat meningkatkan suhu tubuh di atas
suhu lingkungan dengan sifat panas yang dibangkitkan
sebagai suatu hasil yang melibatkan aktivitas otot.
2. heterotermik regional adalah poikilotermik seperti teleostei
besar yang dapat mencapai suhu tubuh dalam (suhu jaringan
dalam) cukup tinggi melalui aktivitas otot, sementara
jaringan periferal dan ekstremitas mendekati suhu
lingkungannya. Contoh pada ikan hiu, tuna dan pada
serangga terbang.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai