Angota kelompok 3 :
1. Fiki Oktaviani (190106004)
2. Hani’atul Mahmudah (190106005)
3. Oki Suci Kurniawati (190106012)
Apa itu Lupus Eritematosus
Sistemik (LES)?
1. Faktor Hormonal
Pada penderita LES wanita lebih dominan bila dibanding pria hal ini
mendapat perhatian yang serius para peneliti yang mana dikatakan
bahwa penderita LES wanita secara signifikan didapatkan kadar
hormon androgen yang rendah (testoteron dan dehidro
epiandrogesteron sulfat), sedangkan kadar hormon prolaktin dan
estrodial sedikit lebih tinggi pada wanita dengan LES dibandingkan
kontrol pada studi meta analisis, perlu ditambahkan peningkatan
ringan sampai sedang hormon prolaktin didapatkan pada 20-30
kasus wanita dengan LES yang aktif.
2. Faktor Genetik Lanjutan…
Kejadian LES yang lebih tingi pada kembar monozigotik (25%) dibandingkan
dengan kembar dizigotik (3%). Peningkatan frekuensi LES pada keluarga
penderita LES dibandingkan dengan kontrol sehat dan peningkatan prevelansi
LES pada kelompok etnik tertentu, menguatkan dugaan bahwa faktor genetik
berperan dalam patogenesis LES.
3. Faktor Lingkungan
Meskipun faktor genetik dan hormonal mungkin merupakan predisposisi
untuk LES, tetapi inisiasi penyakit ini diduga merupakan hasil dari beberapa
faktor eksogen dan lingkungan. Radiasi UV bisa mencetuskan dan
mengeksaserbasi ruam fotosensitivitas pada LES, juga ditemukan bahwa sinar
UV dapat merubah struktur DNA yang menyebabkan terbentuknya
autoantibodi.
Patogenesis
15
Trombosit Vena (10%), arteri (5%)
• Obat imunosupresif misalnya azatioprin bermanfaat untuk mengontrol penyakit aktif. Azatioprin memiliki
catatan keamanan yang baik selama kehamilan.
• Antimalaria membantu mengontrol kelainan kulit. Meskupun obat golongan ini melewati plasenta,
hidrosiklorokuin belum pernah dilaporkan menyebabkan malformasi kongenital.
• Karena waktu paruh antimalaria yang lama dan karena penghentian pengotbatan dapat memicu kekambuhan
lupus maka sebagian besar penueliti menganjurkan keberlanjutan terapi ini.
• Jika penyakit menjadi parah biasanya berupa kekambuhan lupus pasien diberi glukokortikoid dosisi tinggi.
Komplikasi Ibu
Dilaporkan bahwa pada 1000 pasien yang diikuti selama 10
tahun, manifestasi klinis terbanyak berturut-turut adalah
arthritis sebesar 48,1 %
, ruam malar 31,1 %
Neuropati 27,9%,
fotosensitifity 22,9%
, keterlibatan neurologik 19,4%,
dan demam 16,6 %.
Jurnal 1
KARAKTERISTIK KEHAMILAN DENGAN LUPUS ERITEMATOSUS SISTEMIK DI
RSUP DR. KARIADI SEMARANG
Jurnal 2
Sistemik Lupus Eritematosus pada Kehamilan
Jurnal 3
MANAJEMEN ANESTESI PADA KEHAMILAN SISTEMIK LUPUS ERITEMATOSUS
Dari ketiga jurnal di atas dapat kita ambil kesimpulan:
Ny. S umur 27 tahun hamil anak ke 2 dengan usia kehamilan 16 Minggu, dibawa
ke RS karena sejak 3 hari yang lalu pasien merasakan badan terasa lemas,
demam terus menerus, sakit kepala, BAK seperti teh,nyeri sendi, dan timbul
ruam-ruam merah di wajah
DS:
Ibu mengatakan sejak 3 hari yang lalu ibu merasakan badan terasa lemas,
demam terus menerus, sakit kepala, BAK seperti teh, dan timbul ruam-ruam
merah di wajah dan lengannya.
DO:
Keadaan Umum: lemas
Kesadaran: Composmentis
TD : 130/90 mmHg
Nadi: 102x/ menit
Pernafasan: 20x/ menit
Suhu: 37,5°C
Kepala: Konjungtiva anemis, malar rash (+), discoid rash(+), stomatitis (+)
Pemeriksaan obstetri
Pemeriksaan Luar :
TFU : 3 jari di atas simpisis, ballotement externa (+)
Djj. : (-)
His : (-)
Pemeriksaan penunjang ( 01 Januari 2021 )
Hematologi
Hb 7.3 g/dl
Eritrosit 2.64
Hematokrit 23%
Leukosit Leukosit 2100 /mm3
Trombosit 83000
Diff count 0/9/78/16/5
Fungsi Hati
SGOT 42 u/L
SGPT 16 u/L
Albumin Albumin 2.1 mg/dL
Fungsi Ginjal
Ureum 11 mg/dL
Kreatinin Kreatinin 0,56 mg/dL
Elektrolit
Kalsium 7,0 mg/dL
Natrium Natrium 137 mEq/L
Kalium 2,7 mEq/L
USG
Tampak JTM intrauterin
Biometri janin : BPD 3.33 FL : 2,10 EFW 91,09 g HC 12,09 AC 9,07
Plasenta di Corpus anterior
Ketuban cukup