Anda di halaman 1dari 18

METODE

ANALYTIC HIERARCHY PROCESS


Metode AHP

 Metode penyelesaian dengan langkah statistik dalam


pembuatan keputusan multi parameter. (Saaty, 1980)
 Digunakan dalam pembuatan peta kerentanan, kera-
wanan, maupun risiko bencana geologi berdasarkan
kelogisan penilaian dalam pembobotan masing-masing
parameter peta.
Metode AHP, dilakukan dengan :

 Melakukan perbandingan berpasangan (pair-wise


comparison).
 Melakukan normalisasi & analisis rasio.
 Menentukan alternatif peringkat dari pilihan hasil
variasi perbandingan.
Intensitas
Skala Kepentingan Keterangan

Kedua parameter memiliki kepentingan yang sama ter-


1 Sama hadap objek. Setiap parameter memiliki pengaruh yang
sama besar.

3
Sedikit lebih
penting
Parameter yang satu sedikit lebih penting daripada pa-
rameter lainnya. Pengalaman & penilaian sedikit menyo-  Penentuan nilai
kong satu parameter dibandingkan parameter yang lainnya. bobot masing-ma
sing parameter
Jauh lebih Parameter yang satu lebih penting daripada lainnya. menunjukkan be-
5 penting Pengalaman & penilaian sangat kuat menyokong satu sar pengaruh pa-
parameter dibandingkan parameter yang lainnya.
rameter sebagai
Satu parameter jelas mutlak penting daripada parameter faktor pengontrol
Sangat
7 penting lainnya. Satu parameter yang kuat disokong & dominan terjadinya benca-
terlihat dalam praktek. na geologi.

Mutlak
Satu parameter mutlak penting daripada parameter
lainnya. Bukti yang mendukung parameter yang satu
 Penilaian diten-
9 tukan dengan me-
penting terhadap elemen lain memiliki tingkat penegasan tertinggi
yang mungkin menguatkan. nggunakan skala
kepentingan.
Nilai-nilai antara dua nilai pertimbangan-pertimbangan
2, 4, Nilai tengah yang berdekatan. Nilai ini diberikan apabila terdapat dua
6, 8
kompromi diantara dua pilihan.

Jika untuk aktivitas I mendapat satu angka dibandingkan


1/n Kebalikan dengan aktivitas j, maka j mempunyai nilai kebalikannya
sebanding dengan i.
Zona
Parameter Kelerengan Geologi Tataguna struktur Bobot
teknik lahan parameter
geologi

Kelerengan A1 A2 A3 A4 A

Geologi B2 B1 B3 B4 B
teknik
Tataguna
lahan C2 C3 C1 C4 C

Zona
struktur D2 D3 D4 D1 D
geologi

Jumlah e f g h 100%
Menentukan λ maks. dari matrik perbandingan. (Nobrega, 2009)
 
λmaks = A.e + B.f + C.g + D.h
 Menentukan Consistency Index (CI) (Nobrega, 2009)  CI =
 Menentukan Random Consistency Index (RI) berdasarkan matrik
timbal-balik dengan skala 1/9, 1/8,..1..8, 9 untuk melihat nilai RI
yang konsisten, kurang dari 10%. (Saaty, 1980)

N 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
RI 0 0 0,58 0,9 1,12 1,24 1,32 1,41 1,45 1,49

 
 Menentukan Consistensy Ratio (CR) dengan membandingkan CI
dan RI. (Nobrega, 2009)  CR =
Jika nilai konsistensi ≤ 10%, maka penilaian subjektif dapat diterima
& dianggap konsisten. Jika nilai rasio > 10%, maka perlu merevisi
penilaian subjektif.
Penentuan nilai prioritas
masing-masing parameter

Penentuan nilai prioritas parameter kerentanan


gerakan tanah, yaitu :
1. Kemiringan Lereng
2. Geologi Teknik
3. Zona Struktur Geologi
4. Tataguna Lahan
Kemiringan lereng

 Kelas lereng agak curam sedikit lebih penting (3) dibandingkan


kelas lereng landai (1);
 Kelas lereng curam jauh lebih penting (5); dan
 Kelas lereng sangat curam sangat penting (7) dibandingkan kelas
lereng landai.
 Nilai kebalikan kelas lereng landai (0,33) terhadap kelas lereng
agak curam, (0,20) terhadap kelas lereng curam, dan (0,14)
terhadap kelas lereng sangat curam.

Sub parameter Sangat curam Curam Agak curam Landai Jumlah


Sangat curam 1,00 3,00 5,00 7,00 16,00
Curam 0,33 1,00 3,00 5,00 9,33
Agak curam 0,20 0,33 1,00 3,00 4,53
Landai 0,14 0,20 0,33 1,00 1,67
Jumlah 1,67 4,53 9,33 16,00
Tahap normalisasi

Sub Sangat Agak Nilai


parameter curam Curam curam Landai Jumlah Prioritas
(%)
Sangat
curam 0,60 0,66 0,54 0,44 2,23 55,86

Curam 0,20 0,22 0,32 0,31 1,05 26,31


Agak
curam 0,12 0,07 0,11 0,19 0,49 12,18

Landai 0,08 0,04 0,04 0,06 0,23 5,65


Jumlah 1,00 1,00 1,00 1,00 4,00 100

 maks. 4,16 n 4
CI 5,33 %
CR 5,9 %

Nilai Consistency Ratio (CR) 6,10 % < 10 %  penentuan nilai prioritas dapat
diterima.
Geologi Teknik

 Satuan lanau pasiran sedikit lebih penting (3) dibandingkan Satuan pasir
kerikilan (1);
 Satuan lanau pasiran sangat penting (7) dibandingkan Satuan pasir
bongkahan koluvial; dan
 Satuan pasir kerikilan jauh lebih penting (5) dibandingkan Satuan pasir
bongkahan koluvial.
 Nilai kebalikan Satuan pasir bongkahan koluvial (0,2) terhadap Satuan
pasir kerikilan; (0,14) terhadap Satuan lanau pasiran.

Satuan Satuan Satuan pasir


Sub parameter lanau pasiran pasir kerikilan bongkahan koluvial Jumlah

Satuan
lanau pasiran 1,00 3,00 7,00 11,00

Satuan
pasir kerikilan 0,33 1,00 5,00 6,33

Satuan pasir
bongkahan koluvial 0,14 0,20 1,00 1,34

Jumlah 1,47 4,20 13,00


Tahap normalisasi
Satuan Satuan Satuan pasir Nilai
Sub
parameter lanau pasir bongkahan Jumlah Prioritas
pasiran kerikilan koluvial (%)
Satuan 0,68 0,71 0,54 1,93 64,43
lanau pasiran
Satuan
pasir kerikilan 0,22 0,24 0,38 0,85 28,24
Satuan pasir
0,10 0,05 0,08 0,22 7,33
bongkahan koluvial
Jumlah 1,00 1,00 1,00 3,00 100

 maks. 3,0856 n 3
CI 4,28 %
CR 7,38 %

Nilai Consistency Ratio (CR) 7,38 % < 10 %  penentuan nilai prioritas dapat
diterima.
Zona Struktur Geologi

 Zona < 100 m sangat penting (7) dibandingkan dengan zona > 300
m (1);
 Zona 100 – 300 m jauh lebih penting (5) dibandingkan dengan
zona > 300 m dan sedikit lebih penting (3) dibandingkan dengan
zona < 100 m.
 Nilai kebalikan Zona > 300 m (0,2) terhadap Zona 100 – 300 m dan
(0,14) terhadap Zona < 100 m.

Sub parameter < 100 m 100 – 300 m > 300 m Jumlah

< 100 m 1,00 3,00 7,00 11,00

100 – 300 m 0,33 1,00 5,00 6,33

> 300 m 0,14 0,20 1,00 1,34

Jumlah 1,47 4,20 13,00


Tahap normalisasi

Nilai
Sub < 100 m 100 – 300 m > 300 m Jumlah Prioritas
parameter
(%)
< 100 m 0,68 0,71 0,54 1,93 64,43
100 – 300 m 0,22 0,24 0,38 0,85 28,24
> 300 m 0,10 0,05 0,08 0,22 7,33
Jumlah 1,00 1,00 1,00 3,00 100

 maks. 3,0856 n 3
CI 4,28 %
CR 7,38 %

Nilai Consistency Ratio (CR) 7,38 % < 10 %  penentuan nilai prioritas dapat
diterima.
Tataguna Lahan

 Pemukiman sangat penting (7), ladang & semak belukar jauh


lebih penting (5) dibandingkan dengan hutan (1);
 Ladang & semak belukar mempunyai nilai sama penting (2)
terhadap peristiwa gerakan tanah.
 Nilai kebalikan hutan (0,14) terhadap pemukiman dan (0,20)
terhadap ladang maupun semak belukar.

Sub parameter Pemukiman Ladang Semak belukar Hutan Jumlah

Pemukiman 1,00 2,00 2,00 7,00 12

Ladang 0,50 1,00 1,00 5,00 7,50

Semak belukar 0,50 1,00 1,00 5,00 7,50

Hutan 0,14 0,20 0,20 1,00 1,54

Jumlah 2,14 4,20 4,20 18,00


Tahap normalisasi

Nilai
Sub Pemukiman Ladang Semak Hutan Jumlah Prioritas
parameter belukar (%)
Pemukiman 0,47 0,48 0,48 0,39 1,81 45,21
Ladang 0,23 0,24 0,24 0,28 0,99 24,69
Semak
belukar 0,23 0,24 0,24 0,28 0,99 24,69

Hutan 0,07 0,05 0,05 0,06 0,22 5,41


Jumlah 1,00 1,00 1,00 1,00 4,00 100

 maks. 4,0145 n 4
CI 0,48 %
CR 0,54 %

Nilai Consistency Ratio (CR) 0,54 % < 10 %  penentuan nilai prioritas dapat
diterima.
Penentuan bobot
masing-masing parameter
 Parameter Geologi Teknik mendapat skala sama (1) terhadap
parameter Kemiringan Lereng, sedikit lebih penting (3)
terhadap parameter Struktur Geologi.
 Parameter Kemiringan Lereng dan Geologi Teknik memiliki
skala lebih penting (5) terhadap parameter Tataguna Lahan.
Sub
 Parameter Kemiringan Geologi
Struktur Geologi Struktur terhadap
(0,33) Tataguna parameter
Jumlah
parameter Lereng Teknik Geologi Lahan
Kemiringan Lereng & Geologi Teknik.
Kemiringan
 Parameter
Lereng Tataguna
1,00 Lahan
1,00 (0,20)
3,00 terhadap
5,00 Kemiringan
10,00
Lereng & Geologi Teknik.
Geologi 1,00 1,00 3,00 5,00 10,00
Teknik

Struktur 0,33 0,33 1,00 3,00 4,66


Geologi

Tataguna 0,20 0,20 0,33 1,00 1,73


Lahan

Jumlah 2,53 2,53 7,33 14,00


Tahap normalisasi

Sub Kemiringan Geologi Struktur Tataguna Nilai


parameter Lereng Teknik Geologi Lahan Jumlah Prioritas (%)
Kemiringan 0,40 0,40 0,41 0,36 1,56 38,92
Lereng
Geologi
0,40 0,40 0,41 0,36 1,56 38,92
Teknik
Struktur
Geologi 0,13 0,13 0,21 0,21 0,61 15,29

Tataguna 0,08 0,08 0,05 0,07 0,27 6,86


Lahan
Jumlah 1,00 1,00 1,00 1,00 4,00 100

 maks. 4,0512 n 4
CI 1,71 %
CR 1,90 %

Nilai Consistency Ratio (CR) 1,90 % < 10 %  penentuan nilai prioritas dapat
diterima.

Anda mungkin juga menyukai