FARMAKOLOGI
FARMAKOLOGI
KEPUSTAKAAN
1. Sulistia Gan, Farmakologi dan Terapi, Edisi 3, 1987,
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
2. Joyce L.K dan Evelyn R, Pendekatan Proses
Keperawatan.
3. Katzung B.C.,Basicand Clinical Pharmacology, 3rd
Ed,1986, Apleton&Lange, California.
1. FARMASETIK [DISOLUSI]
2. FARMAKOKINETIK
a. Absorpsi
b. Distribusi
c. Metabolisme [Biotransformasi]
d. Ekskresi [Eliminasi]
3. FARMAKODINAMIK
FARMASETIK/ DISOLUSI
Fase pertama dari kerja obat
I. Absorbsi
II. Distribusi
III. Metabolisme/ biotransformasi
IV. Ekskresi
6
Absorbsi
• Absorpsi obat meliputi proses obat dari saat
dimasukkan ke dalam tubuh, melalui jalurnya
hingga masuk ke dalam sirkulasi sistemik
7
Metode absorpsi
Transport pasif
• Transport pasif tidak memerlukan energi, sebab hanya
dengan proses difusi obat dapat berpindah dari daerah
dengan kadar konsentrasi tinggi ke daerah dengan
konsentrasi rendah.
• Terjadi selama molekul-molekul kecil dapat berdifusi
sepanjang membran dan berhenti bila konsentrasi pada
kedua sisi membran seimbang.
Transport Aktif
• Transport aktif membutuhkan energi untuk menggerakkan
obat dari daerah dengan konsentrasi obat rendah ke daerah
dengan konsentrasi obat tinggi.
Pinositosis
• Pinositosis adalah bentuk transfer aktif yang
unik dimana sel ‘menelan’ partikel obat.
Biasanya terjadi pada obat-obat larut lemak
(vit A, D, E, K).
Faktor-faktor
yang mempengaruhi absorbsi
1. Total Luas permukaan yg tersedia sebagai
tempat absorbsi
2. Aliran darah ketempat absorbsi
3. Nyeri & stress
4. Motilitas sal. Pencernaan
5. Bentuk obat
- Rapid rate (dtk-mnt): sublingual, IV, inhalasi
- Intermediate rate (1-2 jam): IM, SC
- Slow rate (jam-hari): oral
10
Faktor-faktor
yang mempengaruhi absorbsi
6. Interaksi obat (obat--obat; obat--makanan)
7. Efek lintas pertama/ first-pass hepatik
(bbrp obat mengalami metabolisme di hati atau
vena portal sebelum masuk ke sist.sirkulasi
* contoh obat: dopamin, isoproterenol,
lidokain, morfin, nitrogliserin, propanolol,
reserpin, & warfarin
* efek lintas pertama dosis oral > dosis IV
11
Faktor-faktor
yang mempengaruhi absorbsi
8. Kelarutan obat
9. Bioavailability
= persentase dosis obat yang mencapai sist.
sirkulasi
10. Daur enterohepatik
12
Kecepatan Absorpsi
Apabila pembatas antara obat aktif dan sirkulasi
sitemik hanya sedikit sel absorpsi terjadi
cepat obat segera mencapai level
pengobatan dalam tubuh.
• Detik s/d menit: SL, IV, inhalasi
• Lebih lambat: oral, IM topikal kulit> lapisan
intestinal, otot, kulit menghambat jalan
• Lambat sekali, berjam-jam / berhari-hari: per
rektal/ sustained release
Kecepatan Absorpsi
Diperlambat oleh nyeri dan stres
• Nyeri dan stres mengurangi aliran darah, mengurangi
pergerakan saluran cerna, retensi gaster
Makanan tinggi lemak
• Makanan tinggi lemak dan padat akan menghambat
pengosongan lambung dan memperlambat waktu absorpsi
obat
Faktor bentuk obat
• Absorpsi dipengaruhi formulasi obat: tablet, kapsul, cairan,
sustained release, dll
Kombinasi dengan obat lain
• Interaksi satu obat dengan obat lain dapat meningkatkan atau
memperlambat tergantung jenis obat.
Absorbsi
16
Forms of Oral Drugs
Fastest
• liquids: syrups, elixirs
• suspensions
• powders
Slowest
• pills: capsules, tablets
Buccal/Sublingual
mouth
– buccal = cheek
Buccal/Sublingual
• absorbed
– transdermal: usually slowly over a day
Inhalation
• Suppositories
– Vaginal: usually not absorbed
• Rectal: absorbed
– some first pass effect
Bioavailabilitas
• Bioavailabilitas adalah persentase obat yang
diberikan yang sampai ke sirkulasi sistemik
dalam bentuk kimia aslinya.
Faktor yang mempengaruhi bioavailabilitas
• First-pass metabolism hepar (metabolisme
lintas pertama hepar)
• Solubilitas obat
• Ketidakstabilan kimiawi
• Formulasi obat
Hepar
Obat yang diserap oleh usus halus ditransport ke
hepar sebelum beredar ke seluruh tubuh.
Hepar memetabolisme banyak obat sebelum
masuk ke sirkulasi. Hal ini yang disebut dengan
efek first-pass.
Metabolisme hepar dapat menyebabkan obat
menjadi inaktif sehingga menurunkan jumlah
obat yang sampai ke sirkulasi sitemik dosis
obat yang diberikan harus banyak.
Distribusi
• Distribusi obat adalah proses obat dihantarkan
dari sirkulasi sistemik ke jaringan dan cairan
tubuh.
• Distribusi obat yang telah diabsorpsi
tergantung beberapa faktor:
– Aliran darah
– Permeabilitas kapiler
– Ikatan protein
Aliran darah
Setelah obat sampai ke aliran darah, segera terdistribusi ke
organ berdasarkan jumlah aliran darahnya. Organ dengan
aliran darah terbesar:
– jantung
– Hepar
– Ginjal
Distribusi ke organ lain kulit, lemak dan otot lebih lambat
Permeabilitas Kapiler
Tergantung:
– Struktur kapiler
– Struktur Obat
Ikatan dengan protein
Obat beredar di seluruh tubuh > berkontak
dengan protein> Dapat terikat atau bebas.
Obat yang terikat protein tidak aktif dan tidak
dapt bekerja.
Hanya obat bebas yang dapat memberikan
efek.
Obat dikatakan berikatan protein tinggi bila
>80% obat terikat protein
Metabolisme
Obat dapat dimetabolisme melalui beberapa cara:
- Menjadi metabolit inaktif kemudian diekskresikan
- Menjadi metabolit aktif memiliki kerja
farmakologi tersendiri bisa dimetabolisme
lanjutan
- Beberapa obat diberikan dalam bentu tidak aktif
kemudian setelah dimetabolisme baru menjadi
aktif (=prodrugs)
- Metabolisme terjadi di: Hepar
Metabolisme
Kondisi Khusus
• Beberapa penyakit tertentu dapat mengurangi metabolisme,
al. penyakit hepar seperti sirosis.
Pengaruh Gen
• Perbedaan gen individual menyebabkan beberapa orang dapat
memetabolisme obat dengan cepat, sementara yang lain
lambat.
Pengaruh Lingkungan
• Lingkungan juga dapat mempengaruhi metabolisme,
contohnya: – Rokok – Keadaan stress – Penyakit lama –
Operasi – Cedera
Usia
• Perubahan umur dapat mempengaruhi metabolisme,
Ekskresi
Ekskresi obat artinya eliminasi/pembuangan
obat dari tubuh.
Sebagian besar obat dibuang dari tubuh oleh
ginjal dan melalui urin (sist.Renal).
Obat juga dapat dibuang melalui paru-paru,
eksokrin (keringat, ludah, payudara), kulit dan
taraktus intestinal (sist.Biliaris)
Waktu Paruh = Plasma Half Life = t½ (eliminasi)
• Adalah waktu yg dibutuhkan untuk mengubah jumlah obat dalam
tubuh menjadi separuhnya selama eliminasi (metabolisme &
ekskresi).
• Kecepatan eliminasi obat & plasma t½ tergantung pd kecepatan
biotransformasi & ekskresi.
• Fungsi organ eliminasi penting, karena pd kerusakan hati / ginjal
t½ dapat meningkat 20 kali.
• Cara pemberian obat menentukan nilai t½ .
• Plasma Half Life = t½ (eliminasi) merupakan ukuran lamanya efek
obat, maka t½ bersama kurva konsentrasi-waktu sebagai dasar untuk
menentukan regimen dosis obat & frekuensi pemberian obat yg
rasional (berapa kali sehari sekian mg).
• Obat dg t½ panjang (>24 jam), pemberiannya 1 dd (digoksin).
• Obat dg t½ pendek & cepat dimetabolisme, regimennya 3 – 6 dd
(oksitosin infus tetes kontinu).
Onset, puncak, and durasi
Onset:
• Waktu dari saat obat diberikan hingga obat terasa
kerjanya.
• Sangat tergantung rute pemberian dan farmakokinetik
obat
Puncak
• Setelah tubuh menyerap semakinbanyak obat maka
konsentrasinya di dalam tubuh semakin meningkat
• Namun konsentrasi puncak ~ puncak respon
Durasi
• Durasi kerja adalah lama obat menghasilkan suatu efek
terapi
FARMAKODINAMIK
• Mempelajari efek fisiologi dan biokimia obat terhadap
berbagai organ tubuh serta mekanisme kerjanya.
2. Reseptor Non-spesifik
Sebuah reseptor terdapat di tempat yang berbeda-beda dalam
tubuh => respon fisiologis yang bermacam-macam tergantung
reseptor itu berada.
contoh : Betanekol (Urecholine) => untuk retensi urine pasca bedah.
Betanekol mempengaruhi reseptor kolinergik yang terdapat pada :
- Jantung : menurunkan denyut jantung.
- Pembuluh Darah : menurunkan tekanan darah.
- Lambung : meningkatkan sekresi asam lambung.
- Broncus : menyempitkan bronkiolus.
- Mata : Mengecilkan pupil mata.
3 . Reseptor Non-selektif.
Obat-obat yang mempengaruhi berbagai reseptor.
Contoh : - Klorpromazin (Thorazine) bekerja pada reseptor :
norepinefrin, dopamin, asetilkolin, dan histamin.
- Epinefrin, bekerja pada reseptor :
alfa => meningkatkan tekanan darah.
beta 1 => meningkatkan denyut jantung.
beta 2 => merelaksasi saluran bronkus.
EFEK OBAT
.Efek Terapi adalah Efek yang kita
harapkan/inginkan dari suatu obat
1.Efek Samping
• efek suatu obat yg tidak diinginkan untuk tujuan terapi dg
dosis yg dianjurkan. obat yg ideal adalah yg bekerja cepat,
selektif, untuk tempat tertentu & hanya berkhasiat
terhadap penyakit tertentu tanpa aktivitas lain. pada
suatu saat ES dapat sebagai efek utama.
• Con :
a. Asetosal, ES : mengencerkan darah (merintangi
penggumpalan trombosit), bermanfaat untuk prevensi
sekunder infark otak / jantung.
b. Promethazin (antihistamin), ES : efek sedatif,
dikembangkan sbg psikofarmaka gol. Klorpromazin.
2. Efek Tambahan / Sekunder
• efek tidak langsung akibat efek utama obat. cont :
penggunaan antibitika (A.B) spectrum luas /
fungistatik mengganggu bakteri usus yg
memproduksi vitamin, tjd defisiensi vitamin, diberi
vit. B komplek.
3.Idiosinkrasi
• efek abnormal dari obat terhadap seseorang,
disebabkan kelainan faktor genetik pada pasien yg
bersangkutan. ex : pengobatan malaria dg
primaquin / pentaquin (pada orang kulit hitam
afrika) menyebabkan anemia hemolitik.
4. ALERGI
6. Efek toksik
• bila obat digunakan dalam dosis yg tinggi menunjukkan
gejala toksik. bila dosis dikurangi, efek toksik berkurang.
(pembahasan toksikologi)
7. Efek teratogen
• efek obat pada dosis terapetik untuk ibu dapat
mengakibatkan cacat pada janin.
• Con : talidomid →focomelia
tetrasiklin →mengganggu pertumbuhan tulang &
gigi.
8. Toleransi
• peristiwa dimana dosis obat harus dinaikkan terus-menerus untuk
mencapai efek yg sama.
• menurut WHO
ketergantungan rohaniah & jasmaniah terhadap suatu obat,
ciri-ciri :
• adanya dorongan untuk selalu menggunakan obat tsb
• adanya kecenderungan kenaikan dosis
• timbul ketergantungan rohaniah & diikuti ketergantungan badaniah
• menimbulkan kerugian terhadap masyarakat / individu sendiri
• penghentian penggunaan obat tsb menimbulkan efek hebat secara
jasmani & rohani (abstinensi)
ex : abuse narkotika (morfin, kokain, ganja)
10. Tachifilaksis
• peristiwa berkurangnya respon terhadap aksi obat pada pengulangan
dalam dosis yg sama. Respon mula-mula tidak dapat diperoleh
meskipun dosisnya diperbesar.
• ex : efedrin (TM) untuk glaucoma
11. Kumulasi
• fenomena pengumpulan obat dalam badan sebagai hasil
pengulangan penggunaan obat & diabsorpsi lebih cepat dibanding
ekskresinya. adanya akumulasi obat , pada pengulangan dg dosis
terapi dapat terjadi efek toksik.
• ketr : no. 4,8,9,10,11 efek-efek yg tidak dikehendaki pada
pengulangan / perpanjangan penggunaan obat
65
Absorbsi
Jika 2 obat atau lebih dipakai secara bersamaan, maka laju absorbsi dari salah
satu atau kedua obat itu dapat berubah.
Obat yang satu dapat menghambat, menurunkan atau meningkatkan laju absorbsi
obat yang lain.
Dengan 3 cara: 1) memperpendek atau memperpanjang waktu pengosongan
lambung, 2)mengubah pH lambung, 3) membentuk kompleks obat.
Obat-obatan yang dapat meningkatkan kecepatan pengosongan lambung: laksatif,
meningkatkan motilitas lambung dan usus halus sehingga menurunkan absorpsi
di usus halus;
Obat-obatan untuk memperpendek waktu pengosongan lambung dan menurunkan
motilitas gastrointestinal (GI), sehingga menyebabkan peningkatkan laju absorbsi
antara lain obat-obatan narkotik dan antikolinergik(atropin)
Jika ph lambung menurun, obat asam lemah seperti aspirin akan lebih cepat
diabsorbsi.
Susu dan antasid akan meningkatkan pH getah lambung dan mengurangi absorbsi
obat antibiotik al: tetrasiklin, paling tidak dihindari selama 1 jam sebelum atau 2
jam setelah minum tetrasiklin.
Distribusi
• Dua obat yang berikatan dengan protein dan
albumin bersaing untuk mendapatkan tempat
pada protein atau albumin dalam plasma,
akibatnya terjadi penurunan dalam distribusi.
cont…
• Interaksi farmakodinamik
- Indifference: efek kombinasi = komponen yg
plg aktif
- Additive: efek kombinasi= jumlah efek setiap
obat
- Synergistic: efek kombinasi> efek masing2
- Potentiation: satu obat kerja obat lain
- Antagonistic: satu obat kerja obat lain
68
• Contoh interaksi pada reseptor yang bersifat
antagonistik misalnya:
interaksi antara β-bloker dengan agonis-β2
pada penderita asma;
interaksi antara penghambat reseptor
dopamine (haloperidol, metoclo-pramid)
dengan levodopa pada pasien parkinson.
KERJA OBAT TANPA PERANTARAAN RESEPTOR
• Adsorbsi, contohnya adalah kaolin dan karbon aktif akan menyerap racun
pada pengobatan diare dan sebagai antidotum.
• Rasa, contohnya adalah gentian (senyawa pahit) akan memacu aliran asam
klorida ke lambung sehingga menambah nafsu makan
• Radioaktivitas, contohnya senyawa Iodium131 memiliki
aktivitas radiasi pada pengobatan hipertiroidisme.
• Pengendapan protein, contohnya fenol bersifat denaturasi
protein mikroorganisme sehingga bersifat desinfektan.
• Barrier fisik, contohnya sukralfat, melapisi membran mukosa
lambung sehingga akan melindungi lambung dari serangan
pepsinasam.
• Surfaktan, contohnya sabun pembersih kulit bersifat
antiseptik dan desinfektan.
• Melarut dalam lemak dari membran sel, contohnya anestetik ,
berdasarkan sifat lipofilnya, obat ini melarut dalam lemak dari
membran sel, sehingga menghambat transport oksigen dan
zat-zat gizi akhirnya menyebabkan aktivitas sel terhambat.
2. Secara Kimia
• Aktivitas asam basa, contohnya antasida lambung (Al(OH)3)
yang bersifat basa akan menetralkan kelebihan asam lambung.
75
Hal Yang Harus Diperhatikan perawat dalam
pemberian obat
• Cuci tangan sebelum tindakan
• Cek nama dan register pasien
• Cek instruksi pengobatannya dengan teliti
• Cek cara pemberian obatnya, dosis, waktu dll.
• Cek kondisi obat, warna, bentuk, tanggal
kadaluwarsa dll.
• Jangan ambil obat tablet dalam botol dengan tangan.
• Jika obat sirup cara menuangkan jangan sampai
merusak etiket.