Anda di halaman 1dari 16

KELOMPOK 3

EVIDENCE BASED : KONTAP


Dosen Pemimbing : Nursari Abdul Syukur, M.Keb
1. Juliyana Eka Putri 6. Nia Cahya Frisma

2. Kristina Julianti G 7. Oktivita Jayana

3. Mega Selvia 8. Ridayatul Afdaliyah

4. Nada Berliana Balqiz 9. Risda Rofina

5. Nada Rahmadina
EVIDENCE BASED
Evidence based artinya berdasarkan bukti,
tidak lagi berdasarkan pengalaman atau
kebiasaan semata. Semua harus
berdasarkan bukti dan bukti inipun tidak
sekedar bukti. Tapi bukti ilmiah terkini
yang bisa dipertanggungjawabkan.
Paradigma baru program Keluarga Berencana
Nasional telah diubah visinya dari mewujudkan
NKKBS menjadi visi untuk mewujudkan
“Keluarga Berkualitas tahun 2015” (Saifuddin,
2003).
EVIDENCE BASED DALAM PELAYANAN KB
KESPRO
Metode kontrasepsi merupakan usaha untuk
menurunkan angka kesakitan dan kematian
yang tinggi akibat kehamilan. Kontrasepsi
tubektomi merupakan kontrasepsi jangka
panjang (permanen) dan relatif tidak
menimbulkan efek samping. Kontrasepsi
tubektomi di anjurkan bagi pasangan usia
subur yang sudah mempunyai anak minimal
2 orang dan usia ibu diatas 26 tahun.
KONTRASEPSI MANTAP
Kontrasepsi mantap adalah suatu
metode kontrasepsi yang pada pria
disebut vasektomi dan pada wanita
disebut tubektomi. Kontrasepsi mantap
pada wanita yang disebut tubektomi ialah
suatu pembedahan dengan cara mini
laparatomi (minilap) yaitu tindakan pada
tuba fallopii wanita melalui irisan kecil di
dinding perut ± 2-3 cm yang dapat
mengakibatkan wanita tersebut tidak
dapat hamil.
MOW (Medis Operatif Wanita)/
Tubektomi
MOW (Medis Operatif Wanita)/
Tubektomi atau juga dapat disebut
dengan sterilisasi. MOW merupakan
tindakan penutupan terhadap kedua
saluran telur kanan dan kiri yang
menyebabkan sel telur tidak dapat
melewati saluran telur, dengan demikian
sel telur tidak dapat bertemu dengan
sperma laki laki sehingga tidak terjadi
kehamilan, oleh karena itu gairah seks
wania tidak akan turun (BKKBN, 2006)
Syarat Melakukan MOW
Syarat dilakukan MOW Menurut Saiffudin (2002)
yaitu sebagai berikut:
a).      Syarat Sukarela
meliputi antara lain pengetahuan pasangan
tentang cara cara kontrasepsi lain, resiko dan
keuntungan kontrasepsi mantap serta
pengetahuan tentang sifat permanen pada
kontrasepsi ini (Wiknjosastro, 2005)
b).      Syarat Bahagia
dilihat dari ikatan perkawinan yang syah dan
harmonis, umur istri sekurang kurangnya 25
dengan sekurang kurangnya 2 orang anak hidup
dan anak terkecil lebih dari 2 tahun
(Wiknjosastro,2005)
Teknik Melakukan MOW
Tindakan pembedahan (2009) teknik yang
digunakan dalam pelayanan tubektomi antara lain:
1).       Minilaparotomi
2).      Laparoskopi

Keuntungan MOW Kerugian MOW

a).   Perlindungan terhadap a).   Harus dipertimbangkan sifat


terjadinya kehamilan sangat tinggi permanen metode kontrasepsi ini
b).      Tidak mengganggu tidak dapat dipulihkan kembali.
kehidupan suami istri b).   Klien dapat menyesal
c).   Tidak mempengaruhi dikemudian hari
kehidupan suami istri c).   Resiko komplikasi kecil
d).   Tidak mempengaruhi ASI meningkat apabila digunakan
e).   Lebih aman (keluhan lebih anestesi umum
sedikit), praktis (hanya d).   Rasa sakit/ketidaknyamanan
memerlukan satu kali tindakan), dalam jangka pendek setelah
lebih efektif (tingkat kegagalan tindakan
sangat kecil), lebih ekonomis e).    Tidak melindungi diri dari
IMS.
MOP (METODE OPERATIF PRIA)

MOP ( Medis Operatif Pria ) / vasektomi


atau juga dapat disebut dengan sterilisasi.
MOP adalah alat kontrasepsi jenis sterilisasi
melalui pembedahan dengan cara
memotong saluran sperma yang
menghubungkan testikel (buah zakar)
dengan kantung sperma sehingga tidak ada
lagi kandungan sperma di dalam ejakulasi
air mani pria (Verawati, 2012).
Syarat MOP

Setiap peserta kontap harus memenuhi 3 syarat,yaitu:


a).    Sukarela
Setiap calon peserta kontap harus secara sukarela menerima
pelayanan kontap; artinya secara sadar dan dengan kemauan
sendiri memilih kontap sebagai cara kontrasepsi
b).    Bahagia
Setiap calon peserta kontap harus memenuhi syarat bahagia;
artinya :
1.  Calon peserta tersebut dalam perkawinan yang sah dan
harmonis dan  telah dianugerahi sekurang-kurangnya 2 orang
anak yang sehat rohani dan jasmani
2. Bila hanya mempunyai 2 orang anak, maka anak yang terkecil
paling sedikit umur sekitar 2 tahun 
3.  Umur isteri paling muda sekitar 25 tahun
c).    Kesehatan
Setiap calon peserta kontap harus memenuhi syarat kesehatan;
artinya tidak ditemukan adanya hambatan atau kontraindikasi
untuk menjalani kontap.       
KEUNTUNGAN MOP KERUGIAN MOP

a.  Diperlukan suatu tindakan


a.   Efektif.
operatif.
b.   Aman, morbiditas rendah dan b.  Kadang-kadang menyebabkan
komplikasi seperti perdarahan
hampir tidak ada mortalitas.
c.  Kontap pria belum memberikan
c.   Sederhana. perlindungan total sampai semua
spermatozoa, yang sudah ada di
d.   Cepat, hanya memerlukan waktu
dalam sistem reproduksi distal
5-10 menit. dari tempat oklusi vas deferens,
dikeluarkan.
e.   Menyenangkan bagi akseptor
d.  Problem psikologis yang
karena memerlukan anestesi berhubungan dengan perilaku
seksual mungkin bertambah
lokal
parah setelah tindakan operatif
f.   Biaya rendah. yang menyangkut sistem
reproduksi pria.
CONTOH KASUS
STUDI KASUS DI PUSKESMAS KEC. PONTIANAK KOTA
Jumlah pemakai tubektomi pada bulan Januari hingga November 2012 di
Wilayah Kerja Puskesmas Kec.Pontianak Kota berjumlah 0,3%. Wilayah
Kerja Puskesmas Kec. Pontianak Kota merupakan wilayah kerja dengan
jumlah pengguna tubektomi terendah pada tahun 2012. Faktor dalam
pemilihan kontrasepsi antara lain yaitu ongkos, dan faktor sosial budaya.
Demikian pula dengan faktor yang mempengaruhi mengenai pemilihan
metode kontrasepsi menurut WHO (1994) antara lain adalah Faktor
individu antara lain usia, usia muda, frekuensi koitus, faktor ekonomi dan
kemudahan memperolehnya serta faktor budaya
Faktor faktor yang mempengaruhi dalam pemilihan kontrasepsi tersebut antara lain
faktor pasangan yang berhubungan dengan umur, frekuensi senggama, jumlah keluarga
yang diinginkan, faktor metode kontrasepsi yang berhubungan dengan efek samping
minor, kerugian, komplikasi-komplikasi yang potensial, dan biaya. Dominannya faktor
budaya berupa nilai agama sesuai dengan konsep menurut WHO (1994) bahwa agama
dan kepercayaan juga dapat mempengaruhi orang dalam pemilihan metode
kontrasepsi karena adanya aturan yang ditetapkan dalam ajaran yang dianut. Dalam hal
ini tubektomi masih dianggap sesuatu yang tidak diperbolehkan kecuali dalam keadaan
darurat. Hasil penelitian ini juga memperkuat hasil penelitian terdahulu, bahwa faktor-
fakor yang menghambat Pasangan Usia Subur memilih Tubektomi di wilayah Kerja
Puskesmas Pengasih I meliputi kurangnya informasi tentang tubektomi dan tarif
pelayanan merupakan faktor penghambat PUS memilih tubektomi sebagai alat
kontrasepsinya.
Responden yang mendapat konseling pra tubektomi dengan baik menempati urutan
terbanyak yaitu sebanyak 31 orang (72,09%), responden yang mendapat konseling pra
tubektomi dengan baik memiliki indeks fungsi seksual wanita kategori sedang yang paling
banyak yaitu 21 orang (67,74 %), responden yang kurang mendapat konseling pra tubektomi
seluruhnya memiliki indeks fungsi seksual kategori buruk sebanyak 1 orang (100%),
responden yang tidak mendapat konseling pra tubektomi memiliki indeks fungsi seksual
kategori sedang yang paling banyak yaitu 6 orang (54,55%) Penggunaan tubektomi di
Wilayah Kerja Puskesmas Kec. Pontianak Kota masih rendah. Pasangan usia subur yang
kurang mendapatkan informasi yang berguna dari petugas kesehatan mengenai kontrasepsi
tubektomi. Selain itu masih ada masyarakat yang masih meragukan kontrasepsi tubektomi
yang mengaitkannya dengan ekonomi, sosial budaya dan dukungan suami. Hal ini mungkin
saja menjadi salah satu faktor penyebab masih rendahnya penggunaan kontrasepsi
tubektomi di Wilayah Kerja Puskesmas Kec. Pontianak Kota. Berdasarkan hasil dari survei
yang dilakukan diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti faktor-faktor yang berhubungan
dengan pemilihan alat kontrasepsi tubektomi pada pasangan usia subur di wilayah kerja
Puskesmas Kec. Pontianak Kota.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai