Anda di halaman 1dari 24

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PERUBAHAN

SOSIAL PADA LANSIA DENGAN MASALAH


HIPERTENSI

Dosen pengajar : Ns. Ulhil Amriana S.Kep,. M.Mkep

DI SUSUN OLEH
KELOMPOK 4 :

1.FERA METEKOHY
2.T. JEKSEN ELATH
3.YAKOBA K. ANGGANOIS
4.AMALIA AKSARI
5.ROSMIATI
6.WELMINCI R. SABONO
7.RINO A. NANARIAIN
8.MEGA MURNI
LAPORAN PENDAHULUAN (LP) HIPERTENSI
DENGAN PERUBAHAN SOSIAL PADA LANSIA

A. DEFENISI

Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan sebuah kondisi medis dimana
orang yang tekanan darahnya meningkat diatas normal yaitu 140/90 mmHg dan
dapat mengalami resiko kesakitan (morbiditas) bahkan kematian (mortalitas).
Penyakit ini sering dikatakan sebagai the silent diseases.

B. ETIOLOGI

Faktor genetik dianggap penting sebagai sebab timbulnya hipertensi. Anggapan


ini didukung oleh banyak penelitian pada hewan percobaan dan pada manusia.
Faktor genetik tampaknya bersifat mulifaktorial akibat efek pada beberapa gen
yang berperan pada pengaturan tekanan darah.
Next…

Faktor lingkungan merupakan faktor yang paling berperan dalam perjalanan


munculnya penyakit hipertensi. Faktor ini meliputi intake garam yang berlebihan,
obesitas, pekerjaan, alkoholisme, stresor psikogenik dan tempat tinggal Semakin
banyak seseorang terpapar faktor-faktor tersebut maka semakin besar
kemungkinan seseorang menderita hipertensi, juga seiring bertambahnya umur
seseorang.
C. KLASIFIKASI
Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dibedakan menjadi 2 kelompok.yaitu

Hipertensi Essensialatau hipertensi primer yang tidak diketahui penyebabnya
(90%)

Hipertensi SekunderPenyebabnya dapat ditentukan (10%), antara lain kelainan
pembuluh darah ginjal, gangguan kelenjar tiroid (hipertiroid), penyakit kelenjar
adrenal (hiperaldosteronisme) dll.
Next…

D. MANFESTASI KLINIS

Berbagai manifestasi klinis hipertensi dapat diperoleh dari


anamnesis ataupun pemeriksaan fisik.
Anamnesis:
1. Lama dan derajat hipertensi sebelumnya
2. Tanda-tanda hipertensi sekunder:
aktor-faktor risiko terjadinya hipertensi adalah riwayat (hipertensi,
penyakit kardiovaskular, diabetes mellitus, dan dislipidemia) pada
pasien ataupun keluarganya, kebiasaan merokok, obesitas, pola
makan (tinggi lemak, garam, dan alkohol), kurang aktivitas fisik, dan
kepribadian tertentu.
Next…

E. PATOFISIOLOGI

Mekanisme yang mengontrol konnstriksi dan relaksasi pembuluh darah


terletak dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini
bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan
keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan
abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls
yang bergerak ke bawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis.
Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan
merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan
dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah.
Next…

F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Dalam menegakkan diagnosis, dokter akan melakukan tanya jawab terkait
riwayat penyakit pasien dan keluarga pasien. Dokter juga akan bertanya
mengenai gaya hidup pasien, seperti kebiasaan merokok dan mengonsumsi
minuman beralkohol.
Diagnosis hipertensi dilakukan dengan mengukur tekanan darah pasien
menggunakan alat yang disebut sphygmomanometer.
Riwayat dan pemeriksaan fisik secara menyeluruh
Pemeriksaan retina
Pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui kerusakan organ seperti ginjal dan
jantung
EKG untuk mengetahui hipertropi ventrikel kiri
Urinalisa untuk mengetahui protein dalam urin, darah, glukosa
Next…

G. PENATALAKSANAAN
Tekanan darah tinggi bisa diatasi dengan mengubah gaya hidup
menjadi lebih sehat. Namun, pada beberapa penderita,
perubahan gaya hidup juga harus disertai dengan konsumsi
obat antihipertensi.
Perlu atau tidaknya penggunaan obat antihipertensi tergantung
pada nilai tekanan darah pasien dan seberapa besar risiko
pasien terserang komplikasi, seperti stroke atau serangan
jantung.
Next…

H. KOMPLIKASI
Tekanan darah tinggi bisa merusak pembuluh darah dan organ-
organ lain di dalam tubuh. Jika tidak segera diobati, tekanan
darah tinggi bisa menimbulkan penyakit-penyakit serius, seperti:
Penyakit ginjal
Penyakit jantung
Gagal jantung
Stroke
KASUS :

• Ny.B berusia 65 thn masuk RS diantarkan oleh suami dan seorang anaknya dengan keluhan yang

dialami oleh Ny. B Yaitu nyeri pada bagian kepalanya, alasan Ny.B masuk RS sakit karena

merasakan pusing samapi tidak bisa berdiri dan merasakan demam disertai dengan nyeri kepala

yang tidak tertahankan saat melakukan pergerakan kepala terlalu aktiv dan sudah selama 8 bulan

yang lalu, sehingga sangat menganggu kondisi pasien dalam melakukan aktivitas, pasien juga

mengatakan dia sangat tidak nyaman dengan rasa sakit pada kepala yang dia rasakan, saat

dilakukan pengkajian keluhan yang didapatkan oleh Ny. B adalah kepala sangat pusing serta nyeri

yang tidak tertahankan saat melakukan pergerakan kepala terlalu aktiv Ny. B juga terlihat waja

muram dan pucat, polah istrirahat terganggu tampak cemas dan kebingungan, hasil TTV

didapatkan : TD : 160/90 MmHg S : 39,60C, RR : 22x /m, N : 90x/m, HB : 18, 6 g/Dl.


ASUHAN KEPERAWATAN

A.        Identitas Pasien
a.    Nama                           :  Ny. B
b.    Umur                             :  65 tahun
c.    Pendidikan terakhir        :  SD
d.   Agama                             : Kristen
e.    Status perkawinan          :  Sudah menikah
f.     Alamat                             :  Jln Matahari No 20
g.    Telepon                           :  -
h.    Jenis kelamin                  :  Perempuan
k.    Alamat                             :  Jln Matahari No 20
Next…
B. Status Kesehatan Saat Ini

• Keluhan utama : Nyeri Pada bagian kepalah


• Alasan MRS : keluarga pasien mengatakan pada tanggal 8
bulan 1 2021 pasien merasakan pusing samapi tidak bisa
berdiri dan merasakan demam disertai dengan nyeri kepala
yang tidak tertahankan saat melakukan pergerakan kepala
terlalu aktiv dan sudah selama 8 bulan yang lalu, sehingga
sangat menganggu kondisi psien dalam melakukan aktivitas,
pasien juga mengatakan dia sangat tidak nyaman dengan rasa
sakit pada kepala yang dia rasakan, sehingga klien meminta
kepada keluarga untuk membawa nya ke rumah sakit untuk
mendapat perawatan medis.
Next …


Riwayat penyakit
Provokatif /paliatif : melakukan pergerakan kepala terlalu
aktif
Quality : nyeri tertusuk-tertusuk
Region : kepala
Severity/skala : 6 ( Nyeri Sedang )
Time : siang dan sore hari
 
Next …

C. Status Kesehatan Masa lalu


Klien mengatakan tidak pernah mengalami
penyakit yang serius, klien hanya mengeluhkan
pusing, pandangan kabur saat jalan dan
terkadang seperti akan jatuh. Hal ini dirasakan
kurang lebih 2 tahun yang lalu.
D. Pengkajian Status Sosial
APGAR Keluarga

No Fungsi Uraian Skore


1. Adaptasi Saya puas bahwa saya dapat kembali pada 8
keluarga (teman-teman) saya untuk membantu
pada waktu sesuatu menyusahkan saya.
2. Hubungan Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman) 9
saya membicarakan sesuatu dengan saya dan
mengungkapkan masalah dengan saya.
3. Pertumbuhan Saya puas bahwa keluarga (teman-teman) saya 9
menerima dan mendukung keinginan saya untuk
melakukan aktivitas atau arah baru
4. Afeksi Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman) 8
saya mengeskpresikan efek berespon terhadap
emosi saya seperti marah, sedih atau mencintai.
5. Pemecahan Saya puas dengan cara teman-teman saya dan 9
saya menyediakan waktu bersama-sama.
Next…

Analisa hasil :
Skor : 8-10 : fungsi sosial normal
Skor : 5-7   : fungsi sosial cukup
Skor : 0-4   : fungsi sosial kurang/suka
menyendiri
Berdasarkan data, Ny. B memperoleh nilai 8.
Maka lansia tsb mempunyai fungsi sosial normal.
E. ANALISA DATA
No. DATA PENYEBAP MASALAH

1. DO : Setelah melakukan pengkajian klien Penekanan Saraf Nyeri Akut


mengatakan kepalanya sangat pusing dan
merasa nyeri pada bagian kepala seprti dipukul-
pukul dan tidak tertahankan
 
DS: klien tampak gelisa, terus memegang
kepalanya serta waja muram dan terlihat pucat
dan meringis kesakitan
Vital Sigin:
TD : 160/90 MmHg
S : 39,60C
RR : 22x /m
N : 90x/m

2. DO : Setelah dilakukan pengkajian Klien Kurang Kontrol Tidur Gangguan Pola Tidur
mengatakan istirahat terganggu dan tidak bisa
membuat dia tidur nyenyak
 
DS : Klien tampak cemas dan kebingungan
mempertahankan kualitas istirahat pasien juga
tampak gelisa.
Vital Sigin:
TD : 160/90 MmHg
S : 39,60C
RR : 22x /m
N : 90x/m
3 Kelemahan Intoleransi Aktifitas
DO : Setelah dilakukan pengkajian Pasien
mengatakan tubuhnya lemas dan tidak bisa
bangun dari tidurnya Klien juga mengatakan
tidak dapat melakukan aktifitas secara aktiv
 
DS : Pasien tampak tidak nyaman waja
terlihat murung dan kebingungan
F. DIAGNOSA

1. Nyeri akut
2. Gangguan pola tidur

G. INTERVENSI
No. SDKI SLKI SIKI
1. Nyeri Akut (D.0077) Setelah dilakukan tindakan 1. Manajemen nyeri (I.08238)
keperawatan selama 2x24 jam Observasi :
diharapkan tingkat nyeri Identifikasi lokasi, karaktersistik, durasi
berkurang dengan kriteria hasil: frekuansi, kualitas, intensitas nyeri.
 Keluhan nyeri (5) Identifikasi skala nyeri
 Meringis (5) Indentifikasi factor yang memperberat
 Nafsu makan (5) dan memperingan nyeri
 Pola tidur (5) Monitor efek samping penggunaan
analgetik.
Terapeutik:
Berikan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangai rasa nyeri.
Control lingkungan yang memperberat
rasa nyeri
Edukasi:
1. Jelaskan penyebab, periode, dan
pemicu nyeri.
2. Jelaskan strategi meredakan nyeri
3. Ajarkan teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri.
Kolaborasi :
4. Kolaborasi pemberian analgetik,
jika perlu
 
2. Pemberian analgetik (I.08243)
Observasi:
5. Identifikasi karekteristik nyeri
6. Identifikasi kesesuaian jenis
anagetik dengan tingkat keperahan
nyeri
Terapeutik :
7. Tetapkan target efektifitas analgetik
untuk mengoptimalkan respons
pasien.
8. Dokumentasikan respons terhadap
efek analgetik dan efek yang tidak
diinginkan
Edukasi :
9. Jelaskan efek terapi dan efek
samping obat
Kolaborasi :
10. Kolaborasi pemberian dosis dan
jenis analgetik sesuai indikasi.
2. GANGGUAN POLAH Setelah dilakukan tindakan 1. Dukungan Tidur (I.05174)
TIDUR (D.0055) keperawatan selama 2x24
jam diharapkan polah tidur Observasi :
membaik dengan kriteria 1. Identifikasi polah aktivitas dan
hasil: tidur
 Keluhan sulit tidur (5) 2. Identifikasi factor pengganggu
 Keluhan polah tidur tidur
berubah (5) 3. Identifikasi makanan dan
 Keluhan istirahat tidak minuman yang mengganggu tidur
cukup (5) Terapeutik :
4. Modifikasi lingkungan
5. Fasilitasi menghilangkan setres
sebelum tidur
6. Tetapkan jadwal tidur rutin
7. Lakukan prosedur untuk
meningkatkan kenyamanan
Edukasi :
8. Jelaskan pentingnya tidur cukup
selama sakit
9. Anjurkan menempati kbiasaan
waktu tidur
10. Anjurkan menghindari makanan
atau minuman yang mengganggu
tidur.
2. Edukasi Aktivitas/ Istirahat
(I.12362)
Observasi :
1. Identifikasi kesiapan dan
kemampuan menerima
informasi
Terapeutik :
2. Sediakan materi dan media
pengaturan aktivitas dan
istirahat
3. Berikan kesempatan kepada
pasien dan keluarga untuk
bertanya
Edukasi :
4. Anjurkan terlibat dalam
aktivitas kelompok, aktivitas
bermain atau aktivitas lainnya
5. Anjurkan menyusun jadwal
aktivitas dan istirahat
6. Ajarkan cara mengidentifikasi
kebutuhan istirahat
7. Ajarkan cara mengidentifikasi
target dan jenis aktivitas
sesuai kemampuan
3 INTOLERANSI Setelah dilakukan tindakan 1. Manejemen energy (I.05178)
AKTIVITAS (D.0056)
keperawatan selama 1 x 24 jam Observasi :
1. Identifikasi gangguan fungsi
diharapkan toleransi aktivitas tubuh yang mengakibatkan
meningkat dengan kriteria kelelahan
2. Monitor kelelahan fisik dan
hasil : emosionak
3. Monitor pola g]dan jam tidur
 Kemudahan dalam aktivitas
sehari-hari (5) Terapeutik:
4. Lakukan latihan rentang gerak
 Kecepatan berjalan (5) aktif/pasif
5. Berikan aktivitas distraksi yang
 Kekuatan tubuh bagian atas menenangkan
(5)
Edukasi:
 Kekuatan tubuh bagian 6. Anjurkan melakukan aktivitas
secara bertahap.
bawah (5)
Kolaborasi:
 Keluhan lelah (5) 7. Kolaborasi dengan ahli gizi
 Perasaan lemah (5) tentang cara meningkatkan
asupan makanan
 
2. Terapi aktivitas (I.05186)
Observasi :
1. Identifikasi deficit tingfkat aktivitas
Terapeutik:
2. Fasilitas aktivitas fisik rutin sesuai
kebutuhan
3. Libatkan keluarga dalam kativitas
4. Berikan penguatan positif atas
partisipasi dalam aktivitas.
Edukasi:
5. Jelaskan metode aktivitas fisik sehari-
hari, jika perlu.
6. Anjurkan keluarga untuk memberi
penguatan positif atas partisipasi
dalam aktivitas.
Kolaborasi:
7. Kolabiorasi dengan terapis
8. okupasi dalam merencanakan dan
memonitor program aktivitas, jika
sesuai.
Sekian dan Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai