Kuliah Ke 4 PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL
Kuliah Ke 4 PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL
• Acuan yang dipakai adalah Tata Cara Perencanaan Pembebanan untuk Rumah
dan Gedung (SNI-1727-1989 F).
2). akibat beban mati D, beban hidup L, dan beban atap A atau beban hujan R,
paling tidak harus sama dengan
U = 1,2 D + 1,6 L + 0,5 (A atau R)
3). bila beban angin W harus diperhitungkan dalam perencanaan, maka pengaruh
kombinasi beban D, L, dan W berikut harus ditinjau untuk menentukan nilai U
yang terbesar, yaitu:
U = 1,2 D + 0,5 L ± 1,3 W + 0,5 (A atau R)
dengan kombinasi beban harus memperhitungkan kemungkinan beban hidup L
yang penuh dan kosong untuk mendapatkan kondisi yang paling berbahaya,
dan
U = 0,9 D ± 1,3 W
6). bila tekanan fluida, F diperhitungkan, maka beban tersebut harus dikalikan
dengan faktor beban 1,4 ditambahkan pada beban mati dan dan dikalikan
dengan faktor beban 1,2 ditambahkan pada semua kombinasi beban yang
memperhitungkan beban hidup.
8). bila pengaruh struktural T akibat perbedaan penurunan fondasi, rangkak, susut,
ekspansi beton, atau perubahan suhu diperhitungkan, maka:
U = 0,75 (1,2 D + 1,2 T + 1,6 L)
tetapi nilai U tidak boleh kurang dari
U = 0,75 (D + T)
9). jika pada bangunan terjadi benturan yang besarnya P, maka pengaruh beban
tersebut dikalikan dengan faktor 1,2.
Secara singkat kombinasi pembebanan tsb dpt dirangkum dalam tabel
berikut
Kuat rencana.
• Kuat rencana diperoleh dengan mengalikan kekuatan nominal
dengan nilai reduksi kekuatan Ø yang bernilai kurang dari satu.
Kekuatan nominal diperoleh dengan meninjau kekuatan teoritis
bahan yang dipakai.
0,8
0 0,10fc’Ag Pn