Anda di halaman 1dari 10

Current Management

of Tonsillar Cancer
Disusun Oleh :
I Gusti Ayu Novita Afsari

Pembimbing :
dr. Febriyanti Purnama Sari, Sp. THT-KL
IDENTITAS JURNAL

 Judul : Current Management of Tonsillar Cancer


 Penulis : Eric M. Gendena, Alfio Ferlitob, Crispian Scullyc, Ashok R. Shahad,
Kevin Higginsa , Alessandra Rinaldob
 Penerbit : ELSEVIER
 Tahun terbit : 2003
ABSTRAK
Konsumsi alkohol dan tembakau merupakan faktor risiko terjadinya kanker tonsil,
namun terdapat beberapa kasus baru pada pasien muda tanpa faktor risiko tersebut.
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa human papilloma virus (HPV) merupakan etiologi
dalam beberapa kasus. Terlepas dari etiologi tersebut, sebagian besar kasus karsinoma
tonsil dapat diobati secara efektif dengan menggunakan terapi tunggal. Sementara
kontrol regional lokal dan kelangsungan hidup setelah pembedahan atau radioterapi
memberikan hasil yang sama. Sebaliknya, pembedahan setelah radioterapi secara teknis
cukup sulit dan sering dikaitkan dengan peningkatan dalam komplikasi bedah dan
morbiditas. Berbeda dengan penyakit tonsil dini, kanker tonsil stadium lanjut merupakan
tantangan klinis yang membutuhkan multimodalitas terapi. Sementara lesi lanjut sering
diobati dengan kombinasi radiasi, kemoterapi, dan terapi bedah, penanganan leher dan
metastasis jauh terus menjadi dilema dalam pengobatan.
PENDAHULUAN
Massa tonsil dapat merupakan lesi jinak, keganasan, atau suatu metastasis.
Sementara sekitar 25% dari semua neoplasma tonsil adalah jinak, dan 75%
adalah ganas

Squamous cell carcinoma (lymphoepithelioma) dan malignant lymphoma


merupakan keganasan yang umum ditemukan pada orofaring.

Faktor resiko seperti merokok dan konsumsi alkohol merupakan faktor


utama yang menyebabkan karsinoma tonsil. Infeksi virus merupakan salah
satu faktor non tradisional pada karsinoma tonsil.
PATOGENESIS

Inhibisi aktivitas tumor


Infeksi HPV
gen supresor p53

Klussmann et al. recently reviewed 98 cases of head


and neck cancer using highly specific PCR techniques
and demonstrated that while only 26% of cases were
associated with HPV, the highest prevalence was found
in the tonsil (58%).
◆ Pola pertumbuhan karsinoma tonsil dapat eksofitik, infiltratif, atau
ulseratif.
◆ Neoplasma timbul dari tonsil dapat meluas ke mukosa atau
submukosa sepanjang jalur fasia yang telah terbentuk sebelumnya
dan secara neurovaskular ke jaringan yang berdekatan.
◆ Perluasan kanker tonsil sering melibatkan palatum mole, pangkal
lidah, dan hipofaring, saat tumor bergerak di sepanjang otot
palatofaring.
DIAGNOSIS

◆ Odinofagia (nyeri menelan)


◆ Disfagia (sulit menelan) ◆ panendoscopy
◆ Trismus ◆ Pencitraan CT atau MRI
◆ Muffled voice ◆ Biopsi
◆ Otalgia ◆ Imunohistokimia, analisis
◆ Pembesaran tonsil asimetris molekuler dan subserial
◆ Massa pada leher sectioning
MANAJEMEN TERAPI

◆ Karsinoma tonsil (stadium I dan II ), memberikan respon


yang sama terhadap terapi radiasi atau terapi bedah.
◆ Dosis antara 60 dan 65 Gy cukup untuk T1 sementara 70 Gy
telah terbukti efektif untuk kebanyakan lesi T2.
◆ Berdasarkan penelitian O’Brien et al didapatkan terapi radiasi
primer mempunyai survival rate 26% pada 5 tahun, yang
dipengaruhi oleh stadium T, stadium klinis dan usia.
◆ Pada kasinoma tonsil stadium III dan IV dibutuhkan terapi
kombinasi radiasi dan pembedahan.
◆ Penyakit stadium III dan stadium IV yang dapat dioperasi
seringkali membutuhkan reseksi komposit dan diseksi leher
diikuti oleh radioterapi sinar eksternal pasca operasi. Kadang
mandibulektomi marjinal mungkin dilakukan.
Terima
Kasih
CREDITS: This presentation template was created by
Slidesgo, including icons by Flaticon, and infographics &
images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai