Anda di halaman 1dari 48

PULMONARY

TUBERCULOSIS
(TB PARU)
Disusun oleh : Anastasia Victoria

Pembimbing : dr. Sardarita Sitepu, Sp.P


DEFINITION

• Tuberkulosis (TB) merupakan suatu


penyakit menular yang disebabkan oleh
bakteri Mycobacterium tuberculosis.
• TB adalah penyakit infeksius yang terutama
menyerang parenkim paru, tapi juga dapat
menyerang bagian tubuh lainnya, terutama
meningen, ginjal, tulang, dan nodus limfe.
Penyebab utama TB adalah
ETIOLOGY Mycobacterium tuberculosis,
sejenis basil aerobic kecil yang
non-motil. Mycobacterium
tuberculosis adalah batang
aerobik tahan asam yang
tumbuh dengan lambat dan
sensitif terhadap panas dan
sinar ultraviolet, dengan ukuran
panjang 1-4μm dan tebal 0.3-
0.6μm. Dan dapat bertahan
hidup beberapa jam di tempat
gelap dan lembab.
PATHOPHYSIOLOGY
TB Primer

1. Kuman TB Kontak dengan makrofag

2. Berkembang biak dalam alveoli  paru membentuk


sarang TB kecil (Ghon Focus)  kelenjar getah bening
(limfangitis lokal/regional) kompleks primer

a. sembuh

b. sembuh dengan cacat (fibrotik, kalsifikasi)

c. komplikasi penyebaran (limfogen, bronkogen, hematogen)


CLASSIFICATION

Penentuan klasifikasi penyakit dan tipe pasien


tuberkulosis meliputi empat hal , yaitu:
• Lokasi atau organ tubuh yang sakit

• Bakteriologi (hasil pemeriksaan dahak secara


mikroskopis)
• Tingkat keparahan penyakit

• Riwayat pengobatan TB sebelumnya


Klasifikasi tuberkulosis dibagi menjadi empat,
yaitu sebagai berikut:
1. Berdasarkan organ
tubuh yang terkena :
 TB paru 4. Berdasarkan riwayat
 TB ekstra paru pengobatan sebelumnya
(Depkes RI, 2006) :
2. Berdasarkan hasil a. Kasus baru
pemeriksaan dahak b. Kasus kambuh (Relapse)
mikroskopis yang terjadi c. Kasus putus obat
pada TB paru : (default/drop out/DO)
 TB paru BTA positif d. Kasus gagal (failure)
 TB paru BTA negatif e. Kasus pindahan (transfer
3. Berdasarkan tingkat in)
keparahan penyakit : f. Kasus kronik
 TB paru berat g. Kasus bekas TB
 TB paru ringan
KLASIFIKASI MENURUT WHO

Kategori I, adalah kasus baru dengan sputum positif dan penderita


dengan keadaan yang berat seperti meningitis, TB milier, pericarditis,
peritonitis, pleuritis massif atau bilateralm spondiolitis dengan gangguan
neurologis, dan penderita dengan sputum negative tetapi kelainanya
parunya luas, TB usus, TB saluran perkemihan, dan sebagainya.

Kategori II, adalah kasus kambuh atau gagal dengan sputum tetap
positif. Diberikan kepada penderita kambuh, penderita gagal terapi,
penderita dengan pengobatan setelah lalai minum obat.

Kategori III, adalah kasus sputum


negatif tetapi kelainan parunya tidak Kategori IV, adalah
luas dan kasus TB di luar paru selain tuberculosis kronis.
yang disebut dalam
DIAGNOSIS
Diagnosis TB dapat ditegakkan berdasarkan :
- gejala klinis
- pemeriksaan fisik
- pemeriksaan bakteriologi
- radiologi
- dan pemeriksaan penunjang lainnya
1. GEJALA KLINIS
Gejala respiratorik :
-Batuk lebih dari 2
minggu
-Batuk darah
-Sesak napas
-Nyeri dada

Gejala sistemik :
-Demam
-Keringat malam
-Anoreksia
-Berat badan menurun
-Malaise
2. Pemeriksaan Fisik

• Pemeriksaan fisik pada TB paru, kelainan yang didapat


tergantung luas kelainan struktur paru.
• Pada permulaan (awal) perkembangan penyakit
umumnya tidak (atau sulit sekali) menemukan
kelainan.
• Kelainan paru pada umumnya terletak di daerah lobus
superior terutama daerah apeks dan segment posterior,
serta daerah apeks lobus inferior.
Pada pemeriksaan fisik dapat
ditemukan antara lain :
• Keadaan umum : sakit ringan, sedang atau berat

Biasanya sakit ringan pada kasus baru.


• Suara nafas bronkial

• Amforik

• Suara nafas melemah

• Ronki basah

• Perkusi menimbulkan suara “dull” : pada efusi pleura

• TTVdemam subfebris
3. PEMERIKSAAN
BAKTERIOLOGIK
• Bahan untuk pemeriksaan bakteriologi ini biasanya
berasal dari dahak (tes BTA)
• Untuk pemeriksaan dahak, dilakukan pengambilan dahak
3 kali (SPS) :

(1) Sewaktu/spot (dahak sewaktu saat kunjungan);

(2) Pagi (keesokan harinya);

(3) Sewaktu/spot (pada saat mengantarkam dahak pagi)


atau setiap pagi 3 hari berturut-turut.
Berdasarkan rekomendasi WHO, interpretasi pemeriksaan mikroskopis dibaca dengan skala
International Union Against Tuberculosis dan Lung Disease (IUATLD), antara lain :

• Tidak ditemukan BTA dalam 100 lapang pandang


disebut negatif
• Ditemukan 1-9 BTA dalam 100 lapang pandang,
ditulis jumlah kuman yang ditemukan
• Ditemukan 10-99 BTA dalam 100 lapang pandang
disebut +1
• Ditemukan 1-10 BTA dalam 1 lapang pandang disebut
+2
• Ditemukan >10 BTA dalam 1 lapang pandang disebut
+3
Pemeriksaan bakteriologi dari spesimen dahak dapat dilakukan dengan cara :

a. Mikroskopik b. Biakan

Ziehl-Neelsen smear (Acid- culture on Lowenstein-Jensen


Fast Bacilli) medium (egg-base medium)
4. Pemeriksaan Radiologik
Pemeriksaan standar ialah foto toraks PA.

Gambaran radiologi yang Gambaran radiologic yang


dicurigai sebagai lesi TB aktif : dicurigai lesi TB inaktif :

• Bayangan berawan / nodular • Fibrotik pada segmen apikal


(sarang pneumonik) di segmen dan/atau posterior lobus atas
apikal dan posterior  lobus atas
paru dan segmen superior • Kalsifikasi
lobus bawah • Kompleks ranke
• Kaviti, terutama lebih dari
• Schwarte atau penebalan
satu, dikelilingi oleh bayangan
opak berawan atau nodular pleura
• Bayangan bercak milier • Luluh paru (destroyed lung)
• Efusi pleura unilateral
(umumnya) atau bilateral
(jarang)
Gambaran lesi aktif
Gambaran lesi inaktif
TB Millier Luluh Paru
(Destroyed Lung)
4. Pemeriksaan penunjang

• Analisis cairan pleura


• Pemeriksaan histopatologi jaringan
• Pemeriksaan darah
• Uji tuberkulin
PENGOBATAN TB
Obat Anti Tuberkulosis (OAT)

a. Jenis obat utama ( lini 1) :


• Isoniazid/INH (H) c. Kombinasi dosis tetap
• Rifampicin (R) (Fixed dose combination)
• Streptomycin (S) - Empat OAT dalam satu tablet,
• Pyrazinamide (Z) yaitu rifampisin 150mg,
isoniazid 75mg, pyrazinamide
• Ethambutol (E) 400mg dan ethambutol
275mg
- Tiga OAT dalam satu tablet,
b. Jenis obat tambahan (lini 2) :
- Kanamisin yaitu rifampisin 150mg,
- Kuinolon isoniazid 75mg dan
- Obat lain masih dalam penelitian pyrazinamid 400mg
: makrolid, amoksilin + asam
klavulanat
Kemasan :
- Obat tunggal, obat disajikan secara terpisah, masing-masing INH,
rifampicin, pyrazinamide dan ethambutol.
- Obat kombinasi dosis tetap (Fixed Dose Combination—FDC).
Kombinasi dosis tetap ini terdiri dari 3 atau 4 obat dalam satu tablet.
Panduan obat anti TB
Pengobatan TB terbagi menjadi 2 fase yaitu fase intensif
dan fase lanjutan. Pada umumnya lama pengobatan adalah
6-8 bulan. Obat lini pertama adalah Isoniazid (H),
Rifampisin (R), Pirazinamid (Z), Etambutol (E), dan
Streptomisin (S). Sedangkan obat lini kedua adalah
kanamisin, kapreomisin,  amikasin, kuinolon, sikloserin,
etionamid, para-amino salisilat (PAS). Obat lini kedua
hanya digunakan untuk kasus resisten obat, terutama TB
mulidrug resistant (MDR).
Untuk program nasional pemberantasan TB paru,
WHO menganjurkan panduan obat sesuai dengan
kategori penyakit. Kategori didasarkan pada urutan ke
butuhan pengobatan dalam program. Untuk itu, pende
rita dibagi dalam empat kategori sebagai berikut :
-Kategori I (2HRZE/4H3R3)
-Kategori II  (2HRZES/HRZE/5H3R3E3)
-Kategori III (2HRZ/4H3R3)
-Kategori IV : peresepan INH seumur hidup. TB
kronis, prioritas pengobatan rendah karena
kemungkinan keberhasilan rendah sekali.
Dosis OAT
Kombinasi dosis tetap :
Rekomendasi WHO 1999 untuk kombinasi dosis tetap penderita hanya minum obat
3-4 sehari selama fase intensif, sedangkan fase lanjutan dapat menggunakan
kombinasi dosis 2 obat antituberkulosis seperti selama ini telah digunakan sesuai
dengan pedoman pengobatan.
Pengobatan MDR-TB

Kriteria utama berdasarkan data biologikal dibagi menjadi 3


kelompok OAT:
(1) Obat dengan aktiviti bakterisid : aminoglikosid, tionamid
dan pirazinamid yang bekerja pada pH asam
(2) Obat dengan aktiviti bakterisid rendah : fluorokuinolon
(3) Obat dengan aktiviti bakteriostatik : ethambutol, cycloserin
dan PAS
Side Effects
Pengobatan suportif dan simptomatik

a. Penderita rawat jalan : b. Penderita rawat inap :


- Makan makanan Pengobatan suportif/simptomatik yang
bergizi diberikan sesuai dengan keadaan klinis
- Bila demam diberikan dan indikasi rawat.
obat penurun
panas/demam
- Bila perlu dapat Indikasi buat rawat inap :
TB paru disertai keadaan/klomplikasi sbb :
diberikan obat untuk - Batuk darah (profus)
mengatasi gejala -Keadaan umum buruk
batuk, sesak napas
- Pneumotoraks
atau keluhan lain
- Empiema
- Efusi pleura masif/bilateral
- Sesak napas berat (bukan karena efusi pleura)
- TB paru milier
Evaluasi pengobatan

a. Evaluasi klinis : keluhan, BB, efek samping


b. Evaluasi mikrobiologi : konversi sputum
akhir bulan II (III), akhir bulan V (VII), akhir
pengobatan
c. Evaluasi radiologi : perubahan Ro toraks
setelah fase intensif dan akhir pengobatan
Complication
Beberapa komplikasi yang sering ditemukan pada
pasien TB :
• Kerusakan tulang dan sendi
• Kerusakan otak
• Kerusakan hati dan ginjal
• Kerusakan jantung
• Gangguan mata
• Resistensi kuman
Prevention
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai