Israil Tujuan umum 1. Memahami Batasan ayat tentang keluarnya Nabi Musa dari Mesir ke Madyan. 2. Menjelaskan keadaan Nabi Musa AS ketika keluar dari Mesir. 3. Menjelaskan urgensi menggembala kambing oleh para Nabi dan Rasul. 4. Menunjukan urgensi senantias kembali kepada Allah SWT. 5. Membentuk arahan yang dinamis terhadap hakekat dan nilai-nilai yang dapat diambil dari keluarnya Nabi Musa AS dari Mesir ke Madyan. Tujuan Kognitif 1. Menjelaskan sebab minta bantuannya pemuda Ibrany kepada Nabi Musa AS. 2. Menjelaskan sikap Musa kepada seorang laki-laki Mesir. 3. Menganalisa alasan seorang laki-laki terhormat menasehati Musa AS agar keluar dari Mesir. 4. Menjelaskan keadaan Musa ketika keluar dari Mesir ke Madyan. 5. Menegaskan tentang sikap Musa AS ketika melihat dua orang wanita yang hendak memberi minum ternak-tenaknya. 6. Menjelaskan tentang do’a dan munajat Nabi Musa : ربيإني لما أنزلت إ ّلىمنخير فقير 7. Menjelaskan tentang sebab salah seorang wanita tersebut meminta kepada ayahnya agar Musa dijadikan pekerja untuk menggembala kambing-kambingnya. 8. Menjelaskan tentang mahar bekerja selama 8 tahun. 9. Menguraikan hikmah tentang penggembalaan kaming oleh para Nabi. Tujuan Afektif • • Menyimak pelajaran dengan penuh perhatian. • Bersedia membaca kisah Nabi Musa AS. • Menghindari kezaliman dan para pelakunya. • Mampu bersikap seperti Nabi Musa pada saat keluar dari Mesir. • Terlibat aktif dalam diskusi seputar keluarnya Nabi Musa dan pertemuannya dengan Nabi Syuaib AS. • Menunjukan kecintaannya dalam menasehati dan memperdulikan orang lain. • Sukarela dalam menolong kaum lemah dan oarng-orang yang dizhalimi. • Meneladani para Nabi dalam akhlak dan perilakunya. Tujuan Psikomotorik 1. Memilih kaset rekaman yang berisi tenatng kisah Nabi Musa AS. 2. Mengutip ayat-ayat yang membahas tentang keluarnya nabi Musa dari mesir. 3. Membaca ayat-ayat tenatng kisah tersebut dengan penuh itqon. 4. Mengambil pelajarn dakwah darinya. 5. Menulis makalah tenang urgensi sabar bagi seorang Da’i. 6. Menguti pendapat para ulama tentang siapa sesungguhnya ayah dari kedua wanita dalam kisah tersebut, Nabi Syuaib ataukah yang lainnya. Muwashofat KANDUNGAN MATERI • Surat Al-Qashash ayat 15-21 • Thaha ك فَتَقُو ُل هَ ْل أَ ُدلُّ ُك ْم َعلَى َم ْن يَ ْكفُلُهُ • ْإذ تَ ْم ِشي أُ ْختُ َ ك َك ْي تَقَ َّر َع ْينُهَا َوال تَ ْح َز َن َوقَتَ ْل َ ت ك إِلَى أُ ِّم َ فَ َر َج ْعنَا َ ين فِي ت ِسنِ َ ك فُتُونًا فَلَبِ ْث َ ك ِم َن ْال َغ ِّم َوفَتَنَّا َ نَ ْف ًسا فَنَ َّج ْينَا َ ت َعلَى قَ َد ٍر يَا ُمو َسى ()٤٠ أَ ْه ِل َم ْديَ َن ثُ َّم ِج ْئ َ • 40. (yaitu) ketika saudaramu yang perempuan berjalan, lalu ia Berkata kepada (keluarga Fir'aun): "Bolehkah saya menunjukkan kepadamu orang yang akan memeliharanya?" Maka kami mengembalikanmu kepada ibumu, agar senang hatinya dan tidak berduka cita. dan kamu pernah membunuh seorang manusia[917], lalu kami selamatkan kamu dari kesusahan dan kami Telah mencobamu dengan beberapa cobaan; Maka kamu tinggal beberapa tahun diantara penduduk Madyan[918], Kemudian kamu datang menurut waktu yang ditetapkan[919] Hai Musa, • Nabi Musa dibesarkan di Istana Fir’aun, menjadi pemuda yang kuat dan perkasa. Ia berasal dari bangsa Isra’il, bangsa yang ditindas oleh Fir’aun dan balatentaranya.
• Di dalam kitab At-Thabary melalui sanad Ibnu Abbas
disebutkan bahwa Nabi Musa pada usia mudanya pernah mencegah permusuhan bangsa Mesir terhadap Bani Isr’ail, maka secara tabi’i bangsa Israil mulai memahami tentang eksistensi dan kemenangan, yang akan selalu dialami oleh orang-orang yang tertindas di kalangan mereka. • Pada suatu hari Musa AS ke luar ke kota (Memphis) di saat penduduknya lengah, lalu Ia mendapatkan seorang berkebangsaan Mesir tengah melakukan kerja paksa kepada seorang berkebangsaan Ibrani, kemudian Ia segera meminta tolong kepada Nabi Musa, beliaupun lansung mendatang bangsa mesir tersebut dan meninjunya hingga mati, kemudian Nabi Musa segera menguburnya. Tidak ada yang mengetahui hal ini, kecuali laki-laki Ibrani yang ditolongnya tersebut. • Nabi Musa menyesali perbuatnannya, Ia berkata dalam hatinya : “apa yang telah aku lakukan adalah perbuatan syeitan, sesungghnya ia adalah musuh yang nyata- nyata menyesatkan”, kemudian beliau bersimpuh kepada Allah seraya bertaubat kepada-NYA dan memohon agar Ia tidak dijadikan sebagai orang membela orang yang berdosa dan menolong pelaku kejahatan. • bangsa Mesir tatkala mereka menemukan mayat yang telah dibunuh oleh Nabi Musa, tidak tahu siapa pembunuh sebenarnya, mereka menduga Bangsa Isra’illah pembunuhnya. Lalu mereka mengadukan hal tersebut kepada Fir’aun bahwasanya Bani israil telah membunuh salah seorang kaumnya. • Mereka meminta agar Fir’aun tidak bersikap tenggang rasa dan memberikan toleransi dalm hal ini. Fir’aun merespon tunututan mereka seraya meminta untuk segera mengakap pembunuhnya dan menghadirkan seorang saksi agar dapat dijautuhkan vonis hukum kepada pelakunya. • Tatkala mereka sedang mencari siapa pembunuhnya, tiba- tiba Nabi Musa lewat di sekitar mereka, dan bertemu dengan seorang Israil yang telah ditolongnya kemarin, kemudian beliau berkata kepadanya dengan nada marah : إنك لغويمبين, Iapun ketakutan melihat amarahnya dan khawatir akan dibunuh seperti orang yang dibunuhnya kemarin, lalu Ia berkata : أتريد أن تقتلني كما قتلت نفساً باألمس “ ؟hai Musa, apakah engkau akan membunuhku sebagaiman engkau telah membunuh seseorang kemarin?”. • • Orangnya Fir’aunpun segera memberitahu kaumnya dan membawa perkara ini kepada Fir’aun serta memberitahukan kepadanya bahwa pembunuhnya adalah Musa. Fir’aunpun memerintahkan para algojonya untuk segera menagkapnya. Pada saat itu juga seorang berhati mulia dari keluarga Fir’aun dari kota yang cukup jauh datang tergesa-gesa menemui Musa, agar dapat mendahului para algojo Fir’aun yang tengah memburunya dengan melalui jalan pintas. Ia memberitahukan kepada Musa apa yang tengah dilekaukan oleh Fir’aun terhadapnya. Hal ini merupakan cobaan dari Allah bagi Musa • Lalu laki-laki mulia tersebut menasehati Musa agar segera menyelamatkan dirinya dengan secepatnya meninggalkan Mesir agar tidak tertangkap oleh para algojojnya Fir’aun. Musa pun menerima nasehat mahal tersebut, lalu beliaupun bergegas menuju negeri Madyan Laki-laki tadi disebut mulia karena dua hal
" Pertama : pribahasa mengatakan •
yang demikian itu mereka ’"األطراف سكنى اإلشراف telah memperoleh apa yang mereka butuhkan di kota dengan segala kelabihan yang mereka miliki berupa kekuasaan dan kekayaan, dan kehormatan dan kemualiaan mereka menjadi .tumpuan orang-orang yang berhajat • Kedua : Sesungguhnya Allah mengungkapkan nasehatnya kepada Musa dalam firman-NYA : المأل يأتمرون بك ليقتلوك إن ’ Al-Mala’ yang dimaksud adalah kelompok elit yang membuat orang yang melihatnya penuh dengan daya tarik dan kewibawaan, dan tidak ada yang dapat mengungkap rahasia kaum elit kecuali orang yang menjadi bagian darinya, dan rahasia mereka tidak ada yang tertutupi sedikitpun. Hal ini hanya dapat dilakukan oleh orang- orang yang berasal dari kalangan elit dan terhormat. PERNIKAHAN MUSA AS DENGAN PUTRI NABI SYU’AIB, DAN PEKERJAANNYA SEBAGAI PENGGEMBALA KAMBING .
• Berkata Ibnu Abbas `: “Musa keluar dari Mesir
menuju Madyan dengan menmpuh perjalanan selama delapan malam, tidak makan apa-apa kecuali kol dan daun-daunan. Ia berjalan dengan bertelanjang kaki (nyeker), lalu Ia istirahat sejenak di bawah pohon seraya menahan lapar. • Di tengah istiraht Ia melihat dua orang wanita yang sedang menggembala kambing, mereka ingin memberi minum kepada kambing gembalaannya dari sebuah sumur besar, tetapi penggembala lainnya juga sedang berkerumun di sekitar sumur, karena mereka takut kambing-kambingnya tercampur, maka mereka memilih menunggu penggembala lain pergi • Musa merasa kasihan melihat mereka berdua, lalu bertanya kepadanya tentang sebab-sebab mereka sampai menggembala kambing. Keduanyapun memberitahu bahwa bapaknya sudah tua renta, dan tidak memiliki anak laki- laki yang dapat melakukan pekerjaan ini. Tanpa banyak kata Musa langsung membenatu keduanya mengambil air dan meminumkan kambing gembalaannya. • Setelah itu Ia duduk dibawah pohon seraya berdo’a kepada Allah SWT : • َولَ َّما تَ َو َّجهَ تِ ْلقَا َء َم ْديَ َن قَا َل َع َسى َربِّي أَ ْن يَ ْه ِديَنِي َس َوا َء ال َّسبِ ِ يل اس يَ ْسقُ َ ون َّ ن ال نَ م ِ ً ةمَّ (َ )٢٢ولَ َّما َو َر َد َما َء َم ْديَ َن َو َج َد َعلَ ْي ِه أُ ِ طبُ ُك َما قَالَتَا ال نَ ْسقِي ان قَا َل َما َخ ْ َو َو َج َد ِم ْن ُدونِ ِه ُم ا ْم َرأتَ ْي ِن تَ ُذو َد ِ َحتَّى يُصْ ِد َرال ِّر َعا ُء َوأَبُونَا َش ْي ٌخ َكبِي ٌر ()٢٣ • Dan tatkala ia menghadap kejurusan negeri Mad-yan ia berdoa (lagi): "Mudah-mudahan Tuhanku memimpinku ke jalan yang benar". • 23. Dan tatkala ia sampai di sumber air negeri Mad-yan ia menjumpai di sana sekumpulan orang yang sedang meminumkan (ternaknya), dan ia men- jumpai di belakang orang banyak itu, dua orang wanita yang sedang menghambat (ternaknya). Musa berkata: "Apakah maksudmu (dengan berbuat at begitu)?" kedua wanita itu menjawab: "Kami tidak dapat meminumkan (ternak kami), sebelum pengembala- pengembala itu memulangkan (ternaknya), sedang bapak kami adalah orang tua yang Telah lanjut umurnya". • Ibnu Katsir berkata dalam kitab Tarikhnya (Al-Bidayah wanihaayah), bahwasanya para penggembala bila telah selesai memberi minum hewan gembalaannya, mereka meletakkan batu-batu besar di bibir sumur, ketika dua penggembala wanita itu hendak meminumkan kambing gembalaannya, mereka menghadapi kesulitan, pada saat itulah Musa datang membantu kedua wanita tersebut dengan mengangkat batu- batu tersebut dan meminumkan gembalaannya, setelah selesai batu-batu tersebutpun dikembalikan ke tempat semula, padahal setiap batu biasanya hanya dapat diangkat oleh sepuluh orang, sedangkan Musa mampu mengangkatnya sendiri dan meletakannya kembali ke tempat semula sendiri. • Tatkala kedua wanita tersebut pulang ke rumahnya, mereka memberitahu orang tuanya tentang seorang pemuda (Musa) yang gagah perkasa, seraya meminta kepadanya agar pemuda tersebut dijadikan sebagai pekerja. Ternyata permintaannya dikabulkan, lalu datanglah salah seorang menghadap Musa untuk mengundangnya menghadap bapaknya, lebih lengkapnya dapat kita simak dalam surat Al-Qashash ayat 25-30 : • 25. Kemudian datanglah kepada Musa salah seorang dari kedua wanita itu berjalan kemalu-maluan, ia berkata: "Sesungguhnya bapakku memanggil kamu agar ia memberikan balasan terhadap (kebaikan)mu memberi minum (ternak) kami". Maka tatkala Musa mendatangi bapaknya (Syu'aib) dan menceritakan kepadanya cerita (mengenai dirinya), Syu'aib berkata: "Janganlah kamu takut. kamu Telah selamat dari orang-orang yang zalim itu". • 26. Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: "Ya bapakku ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), Karena Sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang Kuat lagi dapat dipercaya". • 27. Berkatalah dia (Syu'aib): "Sesungguhnya Aku bermaksud menikahkan kamu dengan salah seorang dari kedua anakku ini, atas dasar bahwa kamu bekerja denganku delapan tahun dan jika kamu • cukupkan sepuluh tahun Maka itu adalah (suatu kebaikan) dari kamu, Maka Aku tidak hendak memberati kamu. dan kamu insya Allah akan mendapatiku termasuk orang- orang yang baik". • 28. Dia (Musa) berkata: "Itulah (perjanjian) antara Aku dan kamu. mana saja dari kedua waktu yang ditentukan itu Aku sempurnakan, Maka tidak ada tuntutan tambahan atas diriku (lagi). dan Allah adalah saksi atas apa yang kita ucapkan". • • Ibnu Katsir menambahkan : “Para Mufassir berbeda pendapat tentang siapakah sebenarnya orang Tua tersebut?”. Ada yang mengatakan orang Tua tersebut adalah Nabi Syuaib AS, ini adalah pendapat yang masyhur di kalangan kebanyakan para Mufasir, termasuk Hasan al-Basry yang mengutip dari Malik bin Anas bahwa Nabi syuaib masih diberikan umur panjang setelah kaumnya binasa, sampai bertemu Musa dan mennikahkan putrinya kepadanya. • Pendapat lain mengatakan bahwa orang tua tersebut adalah anak saudaranya, juga ada yang mengatakan anak pamannya, jadi bukan Nabi Syuaib yang diutus ke negeri Madyan. Pendapat pertama lebih kuat karena sebagian besar mufasir berpendapat demikian. • • Nabi Musa menetap di Madyan setelah menikah dengan putri Nabi Syuaib AS, Ia menggembala kambing hingga selesai batas waktunya (10 tahun), sebagai mahar yang dibayarkan Musa kepada putri Nabi Syuaib. Jika Nabi Musa saja menggembala kambing, maka tidaklah aib bila seseorang melakukan pekerjaan tersebut, sebagaimana terdapat dalam hadits shahih bahwa Rasullah SAW bersabda : : حتى أنت يا رسول هللا ! قال:• "ما من نبي إِالَّ ورعى الغنم" قالوا .""حتى أنا كنت أرعاها لقريش على قراريط • • “Tidak ada seorang Nabi melainkan Ia telah menggembala kambing, para sahabat bertanya : “termasuk engkau ya Rasulallah!”, “Ya termasuk aku, aku telah menggembala kambing milik orang Quraisy dengan upah beberapa Qirath”, jawab beliau. • Adapun hikmahnya para Nabi dan Rasul menggembala kambing adalah agar memiliki jiwa yang tenang dan tawadu, serta menjadi mukadimah bagi mereka dalam mengatur dan memimpin umat sebagaimana mereka mengatur gembalaannya. Begitulah para Nabi mereka beralih dari penggembala kambing menjadi pemimpin umat.