Anda di halaman 1dari 33

3.1.1.14.

030 Musa dengan Bani


Israil
Tujuan umum
1. Memahami Batasan ayat tentang keluarnya Nabi Musa
dari Mesir ke Madyan.
2. Menjelaskan keadaan Nabi Musa AS ketika keluar dari
Mesir.
3. Menjelaskan urgensi menggembala kambing oleh para
Nabi dan Rasul.
4. Menunjukan urgensi senantias kembali kepada Allah SWT.
5. Membentuk arahan yang dinamis terhadap hakekat dan
nilai-nilai yang dapat diambil dari keluarnya Nabi Musa
AS dari Mesir ke Madyan.
Tujuan Kognitif
1. Menjelaskan sebab minta bantuannya pemuda Ibrany kepada Nabi Musa AS.
2. Menjelaskan sikap Musa kepada seorang laki-laki Mesir.
3. Menganalisa alasan seorang laki-laki terhormat menasehati Musa AS agar keluar
dari Mesir.
4. Menjelaskan keadaan Musa ketika keluar dari Mesir ke Madyan.
5. Menegaskan tentang sikap Musa AS ketika melihat dua orang wanita yang
hendak memberi minum ternak-tenaknya.
6. Menjelaskan tentang do’a dan munajat Nabi Musa : ‫ربيإني لما أنزلت إ ّلىمنخير فقير‬
7. Menjelaskan tentang sebab salah seorang wanita tersebut meminta kepada
ayahnya agar Musa dijadikan pekerja untuk menggembala kambing-kambingnya.
8. Menjelaskan tentang mahar bekerja selama 8 tahun.
9. Menguraikan hikmah tentang penggembalaan kaming oleh para Nabi.
Tujuan Afektif
•  
• Menyimak pelajaran dengan penuh perhatian.
• Bersedia membaca kisah Nabi Musa AS.
• Menghindari kezaliman dan para pelakunya.
• Mampu bersikap seperti Nabi Musa pada saat keluar dari Mesir.
• Terlibat aktif dalam diskusi seputar keluarnya Nabi Musa dan
pertemuannya dengan Nabi Syuaib AS.
• Menunjukan kecintaannya dalam menasehati dan memperdulikan
orang lain.
• Sukarela dalam menolong kaum lemah dan oarng-orang yang
dizhalimi.
• Meneladani para Nabi dalam akhlak dan perilakunya.
Tujuan Psikomotorik
1.  Memilih kaset rekaman yang berisi tenatng kisah Nabi Musa
AS.
2. Mengutip ayat-ayat yang membahas tentang keluarnya nabi
Musa dari mesir.
3. Membaca ayat-ayat tenatng kisah tersebut dengan penuh
itqon.
4. Mengambil pelajarn dakwah darinya.
5. Menulis makalah tenang urgensi sabar bagi seorang Da’i.
6. Menguti pendapat para ulama tentang siapa sesungguhnya
ayah dari kedua wanita dalam kisah tersebut, Nabi Syuaib
ataukah yang lainnya.
Muwashofat
KANDUNGAN MATERI
• Surat Al-Qashash ayat 15-21
• Thaha
‫ك فَتَقُو ُل هَ ْل أَ ُدلُّ ُك ْم َعلَى َم ْن يَ ْكفُلُهُ‬ ‫• ْإذ تَ ْم ِشي أُ ْختُ َ‬
‫ك َك ْي تَقَ َّر َع ْينُهَا َوال تَ ْح َز َن َوقَتَ ْل َ‬
‫ت‬ ‫ك إِلَى أُ ِّم َ‬ ‫فَ َر َج ْعنَا َ‬
‫ين فِي‬ ‫ت ِسنِ َ‬ ‫ك فُتُونًا فَلَبِ ْث َ‬
‫ك ِم َن ْال َغ ِّم َوفَتَنَّا َ‬ ‫نَ ْف ًسا فَنَ َّج ْينَا َ‬
‫ت َعلَى قَ َد ٍر يَا ُمو َسى (‪)٤٠‬‬ ‫أَ ْه ِل َم ْديَ َن ثُ َّم ِج ْئ َ‬
• 40. (yaitu) ketika saudaramu yang perempuan berjalan,
lalu ia Berkata kepada (keluarga Fir'aun): "Bolehkah saya
menunjukkan kepadamu orang yang akan
memeliharanya?" Maka kami mengembalikanmu kepada
ibumu, agar senang hatinya dan tidak berduka cita. dan
kamu pernah membunuh seorang manusia[917], lalu
kami selamatkan kamu dari kesusahan dan kami Telah
mencobamu dengan beberapa cobaan; Maka kamu
tinggal beberapa tahun diantara penduduk Madyan[918],
Kemudian kamu datang menurut waktu yang
ditetapkan[919] Hai Musa,
• Nabi Musa dibesarkan di Istana Fir’aun, menjadi pemuda
yang kuat dan perkasa. Ia berasal dari bangsa Isra’il,
bangsa yang ditindas oleh Fir’aun dan balatentaranya.

• Di dalam kitab At-Thabary melalui sanad Ibnu Abbas


disebutkan bahwa Nabi Musa pada usia mudanya pernah
mencegah permusuhan bangsa Mesir terhadap Bani Isr’ail,
maka secara tabi’i bangsa Israil mulai memahami tentang
eksistensi dan kemenangan, yang akan selalu dialami oleh
orang-orang yang tertindas di kalangan mereka.
• Pada suatu hari Musa AS ke luar ke kota (Memphis)
di saat penduduknya lengah, lalu Ia mendapatkan
seorang berkebangsaan Mesir tengah melakukan
kerja paksa kepada seorang berkebangsaan Ibrani,
kemudian Ia segera meminta tolong kepada Nabi
Musa, beliaupun lansung mendatang bangsa mesir
tersebut dan meninjunya hingga mati, kemudian
Nabi Musa segera menguburnya. Tidak ada yang
mengetahui hal ini, kecuali laki-laki Ibrani yang
ditolongnya tersebut.
• Nabi Musa menyesali perbuatnannya, Ia
berkata dalam hatinya : “apa yang telah aku
lakukan adalah perbuatan syeitan,
sesungghnya ia adalah musuh yang nyata-
nyata menyesatkan”, kemudian beliau
bersimpuh kepada Allah seraya bertaubat
kepada-NYA dan memohon agar Ia tidak
dijadikan sebagai orang membela orang yang
berdosa dan menolong pelaku kejahatan.
• bangsa Mesir tatkala mereka menemukan
mayat yang telah dibunuh oleh Nabi Musa,
tidak tahu siapa pembunuh sebenarnya,
mereka menduga Bangsa Isra’illah
pembunuhnya. Lalu mereka mengadukan hal
tersebut kepada Fir’aun bahwasanya Bani israil
telah membunuh salah seorang kaumnya.
• Mereka meminta agar Fir’aun tidak bersikap
tenggang rasa dan memberikan toleransi
dalm hal ini. Fir’aun merespon tunututan
mereka seraya meminta untuk segera
mengakap pembunuhnya dan menghadirkan
seorang saksi agar dapat dijautuhkan vonis
hukum kepada pelakunya.
• Tatkala mereka sedang mencari siapa pembunuhnya, tiba-
tiba Nabi Musa lewat di sekitar mereka, dan bertemu
dengan seorang Israil yang telah ditolongnya kemarin,
kemudian beliau berkata kepadanya dengan nada marah :
‫ إنك لغويمبين‬, Iapun ketakutan melihat amarahnya dan
khawatir akan dibunuh seperti orang yang dibunuhnya
kemarin, lalu Ia berkata :  ‫أتريد أن تقتلني كما قتلت‬
‫نفساً باألمس‬  ‫“ ؟‬hai Musa, apakah engkau akan
membunuhku sebagaiman engkau telah membunuh
seseorang kemarin?”.
•  
• Orangnya Fir’aunpun segera memberitahu kaumnya dan
membawa perkara ini kepada Fir’aun serta memberitahukan
kepadanya bahwa pembunuhnya adalah Musa. Fir’aunpun
memerintahkan para algojonya untuk segera menagkapnya.
Pada saat itu juga seorang berhati mulia dari keluarga Fir’aun
dari kota yang cukup jauh datang tergesa-gesa menemui
Musa, agar dapat mendahului para algojo Fir’aun yang
tengah memburunya dengan melalui jalan pintas. Ia
memberitahukan kepada Musa apa yang tengah dilekaukan
oleh Fir’aun terhadapnya. Hal ini merupakan cobaan dari
Allah bagi Musa
• Lalu laki-laki mulia tersebut menasehati Musa
agar segera menyelamatkan dirinya dengan
secepatnya meninggalkan Mesir agar tidak
tertangkap oleh para algojojnya Fir’aun. Musa
pun menerima nasehat mahal tersebut, lalu
beliaupun bergegas menuju negeri Madyan
Laki-laki tadi disebut mulia karena dua hal

" Pertama : pribahasa mengatakan •


yang demikian itu mereka ’"‫األطراف سكنى اإلشراف‬
telah memperoleh apa yang mereka butuhkan
di kota dengan segala kelabihan yang mereka
miliki berupa kekuasaan dan kekayaan, dan
kehormatan dan kemualiaan mereka menjadi
.tumpuan orang-orang yang berhajat
• Kedua : Sesungguhnya Allah mengungkapkan
nasehatnya kepada Musa dalam firman-NYA : 
‫المأل يأتمرون بك ليقتلوك إن‬ ’ Al-Mala’ yang dimaksud
adalah kelompok elit yang membuat orang yang
melihatnya penuh dengan daya tarik dan
kewibawaan, dan tidak ada yang dapat mengungkap
rahasia kaum elit kecuali orang yang menjadi bagian
darinya, dan rahasia mereka tidak ada yang tertutupi
sedikitpun. Hal ini hanya dapat dilakukan oleh orang-
orang yang berasal dari kalangan elit dan terhormat.
PERNIKAHAN MUSA AS DENGAN PUTRI NABI SYU’AIB,
DAN PEKERJAANNYA SEBAGAI PENGGEMBALA KAMBING .

• Berkata Ibnu Abbas `: “Musa keluar dari Mesir


menuju Madyan dengan menmpuh perjalanan
selama delapan malam, tidak makan apa-apa
kecuali kol dan daun-daunan. Ia berjalan
dengan bertelanjang kaki (nyeker), lalu Ia
istirahat sejenak di bawah pohon seraya
menahan lapar.
• Di tengah istiraht Ia melihat dua orang wanita
yang sedang menggembala kambing, mereka
ingin memberi minum kepada kambing
gembalaannya dari sebuah sumur besar, tetapi
penggembala lainnya juga sedang berkerumun
di sekitar sumur, karena mereka takut
kambing-kambingnya tercampur, maka
mereka memilih menunggu penggembala lain
pergi
• Musa merasa kasihan melihat mereka berdua,
lalu bertanya kepadanya tentang sebab-sebab
mereka sampai menggembala kambing.
Keduanyapun memberitahu bahwa bapaknya
sudah tua renta, dan tidak memiliki anak laki-
laki yang dapat melakukan pekerjaan ini.
Tanpa banyak kata Musa langsung
membenatu keduanya mengambil air dan
meminumkan kambing gembalaannya.
‫‪• Setelah itu Ia duduk dibawah pohon seraya‬‬
‫‪berdo’a kepada Allah SWT :‬‬
‫• َولَ َّما تَ َو َّجهَ تِ ْلقَا َء َم ْديَ َن قَا َل َع َسى َربِّي أَ ْن يَ ْه ِديَنِي َس َوا َء ال َّسبِ ِ‬
‫يل‬
‫اس يَ ْسقُ َ‬
‫ون‬ ‫َّ‬ ‫ن‬ ‫ال‬ ‫ن‬‫َ‬ ‫م‬
‫ِ‬ ‫ً‬ ‫ة‬‫م‬‫َّ‬ ‫(‪َ )٢٢‬ولَ َّما َو َر َد َما َء َم ْديَ َن َو َج َد َعلَ ْي ِه أُ‬
‫ِ‬
‫طبُ ُك َما قَالَتَا ال نَ ْسقِي‬ ‫ان قَا َل َما َخ ْ‬ ‫َو َو َج َد ِم ْن ُدونِ ِه ُم ا ْم َرأتَ ْي ِن تَ ُذو َد ِ‬
‫َحتَّى يُصْ ِد َرال ِّر َعا ُء َوأَبُونَا َش ْي ٌخ َكبِي ٌر (‪)٢٣‬‬
• Dan tatkala ia menghadap kejurusan negeri Mad-yan ia berdoa
(lagi): "Mudah-mudahan Tuhanku memimpinku ke jalan yang
benar".
• 23. Dan tatkala ia sampai di sumber air negeri Mad-yan ia
menjumpai di sana sekumpulan orang yang sedang
meminumkan (ternaknya), dan ia men- jumpai di belakang orang
banyak itu, dua orang wanita yang sedang menghambat
(ternaknya). Musa berkata: "Apakah maksudmu (dengan
berbuat at begitu)?" kedua wanita itu menjawab: "Kami tidak
dapat meminumkan (ternak kami), sebelum pengembala-
pengembala itu memulangkan (ternaknya), sedang bapak kami
adalah orang tua yang Telah lanjut umurnya".
• Ibnu Katsir berkata dalam kitab Tarikhnya (Al-Bidayah
wanihaayah), bahwasanya para penggembala bila telah selesai
memberi minum hewan gembalaannya, mereka meletakkan
batu-batu besar di bibir sumur, ketika dua penggembala wanita
itu hendak meminumkan kambing gembalaannya, mereka
menghadapi kesulitan, pada saat itulah Musa datang
membantu kedua wanita tersebut dengan mengangkat batu-
batu tersebut dan meminumkan gembalaannya, setelah selesai
batu-batu tersebutpun dikembalikan ke tempat semula,
padahal setiap batu biasanya hanya dapat diangkat oleh
sepuluh orang, sedangkan Musa mampu mengangkatnya
sendiri dan meletakannya kembali ke tempat semula sendiri.
• Tatkala kedua wanita tersebut pulang ke
rumahnya, mereka memberitahu orang tuanya
tentang seorang pemuda (Musa) yang gagah
perkasa, seraya meminta kepadanya agar pemuda
tersebut dijadikan sebagai pekerja. Ternyata
permintaannya dikabulkan, lalu datanglah salah
seorang menghadap Musa untuk mengundangnya
menghadap bapaknya, lebih lengkapnya dapat
kita simak dalam surat Al-Qashash ayat 25-30 :
• 25. Kemudian datanglah kepada Musa salah seorang dari kedua wanita itu
berjalan kemalu-maluan, ia berkata: "Sesungguhnya bapakku memanggil
kamu agar ia memberikan balasan terhadap (kebaikan)mu memberi minum
(ternak) kami". Maka tatkala Musa mendatangi bapaknya (Syu'aib) dan
menceritakan kepadanya cerita (mengenai dirinya), Syu'aib berkata:
"Janganlah kamu takut. kamu Telah selamat dari orang-orang yang zalim
itu".
• 26. Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: "Ya bapakku ambillah ia
sebagai orang yang bekerja (pada kita), Karena Sesungguhnya orang yang
paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang
Kuat lagi dapat dipercaya".
• 27. Berkatalah dia (Syu'aib): "Sesungguhnya Aku bermaksud menikahkan
kamu dengan salah seorang dari kedua anakku ini, atas dasar bahwa kamu
bekerja denganku delapan tahun dan jika kamu
• cukupkan sepuluh tahun Maka itu adalah (suatu
kebaikan) dari kamu, Maka Aku tidak hendak
memberati kamu. dan kamu insya Allah akan
mendapatiku termasuk orang- orang yang baik".
• 28. Dia (Musa) berkata: "Itulah (perjanjian) antara
Aku dan kamu. mana saja dari kedua waktu yang
ditentukan itu Aku sempurnakan, Maka tidak ada
tuntutan tambahan atas diriku (lagi). dan Allah adalah
saksi atas apa yang kita ucapkan".
•  
• Ibnu Katsir menambahkan : “Para Mufassir berbeda
pendapat tentang siapakah sebenarnya orang Tua
tersebut?”. Ada yang mengatakan orang Tua
tersebut adalah Nabi Syuaib AS, ini adalah pendapat
yang masyhur di kalangan kebanyakan para Mufasir,
termasuk Hasan al-Basry yang mengutip dari Malik
bin Anas bahwa Nabi syuaib masih diberikan umur
panjang setelah kaumnya binasa, sampai bertemu
Musa dan mennikahkan putrinya kepadanya.
• Pendapat lain mengatakan bahwa orang tua
tersebut adalah anak saudaranya, juga ada
yang mengatakan anak pamannya, jadi bukan
Nabi Syuaib yang diutus ke negeri Madyan.
Pendapat pertama lebih kuat karena sebagian
besar mufasir berpendapat demikian.
•  
• Nabi Musa menetap di Madyan setelah menikah
dengan putri Nabi Syuaib AS, Ia menggembala
kambing hingga selesai batas waktunya (10
tahun), sebagai mahar yang dibayarkan Musa
kepada putri Nabi Syuaib. Jika Nabi Musa saja
menggembala kambing, maka tidaklah aib bila
seseorang melakukan pekerjaan tersebut,
sebagaimana terdapat dalam hadits shahih
bahwa Rasullah SAW bersabda :
:‫ حتى أنت يا رسول هللا ! قال‬:‫• "ما من نبي إِالَّ ورعى الغنم" قالوا‬
."‫"حتى أنا كنت أرعاها لقريش على قراريط‬
•  
• “Tidak ada seorang Nabi melainkan Ia telah
menggembala kambing, para sahabat bertanya :
“termasuk engkau ya Rasulallah!”, “Ya
termasuk aku, aku telah menggembala kambing
milik orang Quraisy dengan upah beberapa
Qirath”, jawab beliau.
• Adapun hikmahnya para Nabi dan Rasul
menggembala kambing adalah agar memiliki
jiwa yang tenang dan tawadu, serta menjadi
mukadimah bagi mereka dalam mengatur dan
memimpin umat sebagaimana mereka
mengatur gembalaannya. Begitulah para Nabi
mereka beralih dari penggembala kambing
menjadi pemimpin umat.

Anda mungkin juga menyukai