Anda di halaman 1dari 17

ANTIBIOTIK

PENGERTIAN
• Antibiotik berasal dari bahasa latin yang terdiri dari anti =
lawan, bios = hidup. Adalah zat-zat yang dihasilkan oleh
mikroba terutama fungi dan bakteri tanah, yang dapat
menghambat pertumbuhan atau membasmi mikroba jenis lain,
sedangkan toksisitasnya(racun) terhadap manusia relatif kecil.

• Antibiotik pertama kali ditemukan oleh sarjana Inggris


Dr.Alexander Flemming yaitu antibiotik Penisilin pada tahun
1982 di London. Tetapi penemuan ini baru dikembangkan dan
digunakan dalam terapi pada tahun 1941 oleh Dr. Florey.
Kemudian banyak zat dengan khasiat antibiotik diisolir oleh
penyelidik-penyelidik lain diseluruh dunia, namun toksisitasnya
hanya beberapa saja yang dapat digunakan sebagai obat.
Antibiotik juga dapat dibuat secara sintetis, atau semi sintetis.
PENGGOLONGAN
A. Berdasarkan mekanisme kerjanya, antibiotik dibagi menjadi:
a. Menghambat sintesis dinding sel
Sel kuman dibatasi oleh suatu struktur kaku yang disebut dinding sel, yang
melindungi membran protoplasma di bawahnya terhafap trauma, baik osmotik
maupun mekanik. Karena itu, setiap zat yang mampu merusak dinding sel atau
mencegah sintesisnya, akan menyebabkan terbentuknya sel-sel yang peka
terhadap tekanan osmotik. Di antara antibiotika yang mempengaruhi dinding sel
adalah penisilin, fosdomisin, sikloserin, ristosetin, vankomisin dan basitrasin.
 
b. Menghambat fungsi membrane
Membran sel memegang peranan vital  dalam sel. Ia merupakan pembatas
osmotik bagi bebasnya difusi antara lingkungan luar dan dalam sel. Ia
mempengaruhi konsentrasi metabolit dan bahan gizi di dalam sel dan
merupakan tempat berlangsungnya pernafasan dan aktivitas biosintetik tertentu.
Beberapa antibiotika diketahui mampu merusak atau memperlemah satu atau
lebih dari fungsi-fungsi ini yang akan menyebabkan gangguan-gangguan
terhadap kehidupan sel.
Hanya beberapa saja dari antibiotika golongan ini yang dapat dipakai di
klinik, karena kebanyakan bersifat toksik. Salah satu contohnya penisilin
mengganggu pembentukan dinding sel terutama pada tahap terakhir.
Penggunaan penisilin ini dapat menyebabkan terbentuknya sferoplas
yaitu kuman-kuman tanpa dinding sel atau kuman berbentuk L.
 
c. Menghambat sintesis protein
Sintesis protein merupakan hasil akhir dari dua proses utama, yaitu
a.    transkripsi atau sintesis asam ribonukleat yang DNA-dependent
b.    translasi atau sintesis protein yang RNA-dependent
 
Antibiotika yang mampu mengahambat salah satu proses ini, akan
menghambat sintesis protein. Tergolong di dalam antibiotika jenis ini
adalah aktinomisin, rifampisin, streptomisin, tetrasiklin, kloramfenikol,
eritromisin, dan klindamisin.
•  
d. Menghambat metabolisme asam nukleat
Sejumlah obat-obat antimikroba berfungsi terutama
mengganggu/merusak struktur dan fungsi DNA, Oleh karena itu,
setiap zat yang mampu mengganggu struktur double helix DNA
tersebut, akan mampu mempengaruhi seluruh fase pertumbuhan
dan metabolisme kuman. Tergolong di dalam kelompok
antibiotika ini adalah mitosin dan asam nalidiksat.

e. Menghambat metabolisme intermedier


Enzim-enzim seringkali dihambat oleh senyawa-senyawa yang
mempunyai struktur mirip dengn substrat asalnya. Penghambat-
penghambat ini menyatu dengan enzim sehingga mencegah
kombinasi substrat enzim dan reaksi-reaksi katalitik.
Penghambat-penghambat ini disebut anti-metabolit.
B. Berdasarkan Aktifitasnya, antibiotik dibedakan menjadi:
• Antibiotika spektrum luas (broad spectrum) contohnya seperti
tetrasiklin dan sefalosporin efektif terhadap organism baik
gram positif maupun gram negatif.
• Antibiotika spektrum sempit (narrow spectrum) golongan ini
terutama efektif untuk melawan satu jenis organisme.
Contohnya penisilin dan eritromisin dipakai untuk mengobati
infeksi yang disebabkan oleh bakteri gram positif. Karena
antibiotik berspektrum sempit bersifat selektif, maka obat-obat
ini lebih aktif dalam melawan organisme tunggal tersebut
daripada antibiotik berspektrum luas.
C. Berdasarkan struktur kimianya, antibiotik dibagi menjadi :

a. Golongan Beta-Laktam, antara lain golongan sefalosporin


(sefaleksin, sefazolin, sefuroksim, sefadroksil, seftazidim), golongan
monosiklik, dan golongan penisilin (penisilin, amoksisilin).

b. Antibiotik golongan aminoglikosida, aminoglikosida dihasilkan oleh


jenis-jenis fungi Streptomyces dan Micromonospora. Semua senyawa
dan turunan semi-sintesisnya mengandung dua atau tiga gula-amino di
dalam molekulnya, yang saling terikat secara glukosidis. Contohnya
streptomisin, gentamisin, amikasin, neomisin, dan paranomisin.

c. Antibiotik golongan tetrasiklin, khasiatnya bersifat bakteriostatis,


hanya melalui injeksi intravena dapat dicapai kadar plasma yang
bakterisid lemah. Mekanisme kerjanya berdasarkan diganggunya
sintesa protein kuman. Contohnya tetrasiklin, doksisiklin, dan
monosiklin.
d. Antibiotik golongan makrolida, bekerja bakteriostatis terhadap terutama bakteri
gram-positif dan spectrum kerjanya mirip Penisilin-G. Mekanisme kerjanya melalui
pengikatan reversibel pada ribosom kuman, sehingga sintesa proteinnya dirintangi. Bila
digunakan terlalu lama atau sering dapat menyebabkan resistensi. Absorbinya tidak
teratur, agak sering menimbulkan efek samping lambung-usus, dan waktu paruhnya
singkat, maka perlu ditakarkan sampai 4x sehari

e. Antibiotik golongan linkomisin, dihasilkan oleh srteptomyces lincolnensis (AS 1960).


Khasiatnya bakteriostatis dengan spektrum kerja lebih sempit dar ipada makrolida,n
terutama terhadap kuman gram positif dan anaerob. Berhubung efek sampingnya hebat
kini hanya digunakan bila terdapat resistensi terhadap antibiotika lain. Contohnya
linkomisin.

f. Antibiotik golongan kuinolon, senyawa-senyawa kuinolon berkhasiat bakterisid pada


fase pertumbuhan kuman, berdasarkan inhibisi terhadap enzim DNA-gyrase kuman,
sehingga sintesis DNAnya dihindarkan. Golongan ini hanya dapat digunakan pada infeksi
saluran kemih (ISK) tanpa komplikasi.

g. Antibiotik golongan kloramfenikol, kloramfenikol mempunyai spektrum luas.


Berkhasiat bakteriostatis terhadap hampir semua kuman gram positif dan sejumlah
kuman gram negatif. Mekanisme kerjanya berdasarkan perintangan sintesa polipeptida
kuman. Contohnya kloramfenikol
D. Berdasarkan penyakitnya, antibiotik digolongkan menjadi :
• Golongan Penisilin
Dihasilkan oleh fungi Penicillinum chrysognum. Aktif terutama pada bakteri gram (+)
dan beberapa gram (-).
Contoh obat yang termasuk dalam golongan ini antara lain : Ampisilin dan Amoksisilin.
Efek samping : reaksi alergi, syok anafilaksis, kematian,Gangguan lambung & usus. Pada
dosis amat tinggi dapat menimbulkan reaksi nefrotoksik dan neurotoksik. Aman bagi
wanita hamil & menyusui.
 
• Golongan Sefalosporin
Dihasilkan oleh jamur Cephalosporium acremonium. Spektrum kerjanya luas meliputi
bakteri gram positif dan negatif. Contoh obat yang termasuk dalam golongan ini antara
lain : Sefradin, Sefaklor, Sefadroksil, Sefaleksin, E.coli, Klebsiella dan Proteus.

• Golongan Lincosamides
Dihasilkan oleh Streptomyces lincolnensis dan bersifat bakteriostatis. Spektrum kerjanya
lebih sempit dari makrolida, terutama terhadap gram positif dan anaerob. Penggunaannya
aktif terhadap Propionibacter acnes sehingga digunakan secara topikal pada acne. Contoh
obatnya yaitu Clindamycin (klindamisin) dan Linkomycin (linkomisin).

 
• Golongan Tetracycline
Diperoleh dari Streptomyces aureofaciens & Streptomyces rimosus. Adapun
contoh obatnya yaitu : Tetrasiklin, Klortetrasiklin, Oksitetrasiklin, doksisiklin
dan minosiklin.
Khasiatnya bersifat bakteriostatik , pada pemberian iv dapat dicapai kadar
plasma yang bersifat bakterisid lemah.Mekanisme kerjanya mengganggu
sintesis protein kuman. Namun dibatasi karena resistensinya dan efek
sampingnya selama kehamilan & pada anak kecil.
 
• Golongan Kloramfenikol
Bersifat bakteriostatik terhadap Enterobacter & S. aureus berdasarkan
perintangan sintesis polipeptida kuman. Bersifat bakterisid terhadap S.
pneumoniae, N. meningitidis & H. influenza.
 
• Golongan Makrolida
Bersifat bakteriostatik. Mekanisme kerjanya yaitu pengikatan reversibel pada
ribosom kuman, sehingga mengganggu sintesis protein. Sering pula digunakan
untuk pasien yang alergi terhadap penisilin.Contoh obatnya : eritromisin,
klaritromisin, roxitromisin, azitromisin, diritromisin serta spiramisin.
• Golongan Kuinolon
Berkhasiat bakterisid pada fase pertumbuhan kuman, dgn menghambat enzim DNA gyrase bakteri sehingga
menghambat sintesa DNA. Digunakan untuk mengobati sinusitis akut, infeksi saluran pernafasan bagian bawah
serta pneumonia nosokomial, infeksi kulit dan jaringan kulit, infeksi tulang sendi, infeksi saluran kencing,
Cystitis uncomplicated akut, prostates bacterial kronik, infeksi intra abdominal complicated, demam tifoid,
penyakit menular seksual, serta efektif untuk mengobati Anthrax inhalational.
Penggolongan :
Generasi I : asam nalidiksat dan pipemidat digunakan pada ISK tanpa komplikasi
Generasi II : senyawa fluorkuinolon misal siprofloksasin, norfloksasin, pefloksasin,ofloksasin. Spektrum
kerja lebih luas, dan dapat digunakan untuk infeksi sistemik lain.
 
Zat-zat long acting : misal sparfloksasin, trovafloksasin dan grepafloksasin.Spektrum kerja sangat luas dan
meliputi gram positif.
 
• Aminoglikosida
Dihasilkan oleh fungi Streptomyces & micromonospora.Mekanisme kerjanya : bakterisid, berpenetrasi pada
dinding bakteri dan mengikatkan diri pada ribosom dalam sel. Contoh obatnya : streptomisin, kanamisin,
gentamisin, amikasin, neomisin
Penggunaan Aminoglikosida Streptomisin & kanamisin Þ injeksi pada TBC juga pada endocarditis,Gentamisin,
amikasin bersama dengan penisilin pada infeksi dengan Pseudomonas,Gentamisin, tobramisin, neomisin juga
sering diberikan secara topikal sebagai salep atau tetes mata/telinga,Efek samping : kerusakan pada organ
pendengar dan keseimbangan serta nefrotoksik.
 
• Monobaktam
Dihasilkan oleh Chromobacterium violaceum Bersifat bakterisid, dengan mekanisme yang sama dengan gol. b-
laktam lainnya.Bekerja khusus pada kuman gram negatif aerob misal Pseudomonas, H.influenza yang resisten
terhadap penisilinase Contoh : aztreonam
 
• Sulfonamide
Merupakan antibiotika spektrum luas terhadap bakteri gram positrif dan
negatif. Bersifat bakteriostatik. Mekanisme kerja : mencegah sintesis asam
folat dalam bakteri yang dibutuhkan oleh bakteri untuk membentuk DNA dan
RNA bakteri.Kombinasi sulfonamida : trisulfa (sulfadiazin, sulfamerazin dan
sulfamezatin dengan perbandingan sama),Kotrimoksazol (sulfametoksazol +
trimetoprim dengan perbandingan 5:1),Sulfadoksin + pirimetamin.
 
• Vankomisin
Dihasikan oleh Streptomyces orientalis.Bersifat bakterisid thp kuman gram
positif aerob dan anaerob.Merupakan antibiotik terakhir jika obat-obat lain
tidak ampuh lagi.
SIFAT-SIFAT ANTIBIOTIK
a. Menghambat atau membunuh patogen tanpa merusak host.
b. Bersifat bakterisid dan bukan bakteriostatik.
c. Berspektrum luas
d. Tidak bersifat alergenik atau menimbulkan efek samping bila
dipergunakan dalam jangka waktu lama.
e. Tetap aktif dalam plasma, cairan badan atau eksudat
f. Larut di dalam air serta stabil
g. Baktericidal level di dalam tubuh cepat dicapai dan bertahan
untuk waktu yang lama.
TANAMAN PENGHASIL
ANTIBIOTIK
1. Lidah mertua
Lidah mertua ini sebenarnya lebih banyak digunakan sebagai tanaman penghias rumah. 
Tapi ternyata, banyak manfaat dari tanaman antibiotik ini terutama bagian daunnya.  Daun
lidah mertua yang berbentuk panjang ini memiliki sebuah senyawa yang disebut dengan
Abamagenin. Senyawa inilah yang berguna untuk membantu memperlancar pernafasan,
untuk mengurangi keluhan batuk juga menyembuhkan radang.  Selain itu, tanaman lidah
mertua ini juga bersifat polutan yaitu dapat membersihkan udara disekitarnya dari polusi. 
 
2. Sambiloto
Tanaman ini memang mirip dengan tanaman liar, tapi sangat berkhasiat bagi kesehatan.
Tanaman antibiotik ini dapat mencegah penyakit kanker juga untuk meningkatkan daya
kekebalan tubuh. Selain itu sambiloto juga mengandung sebuah senyawa yaitu flavonoid
yang sangat baik dalam membantu melancarkan peredaran darah, serta adanya zat kimia lain
yang terkandung seperti  kalium yang berfungsi untuk menurunkan tekanan darah.
 
3. Kayu manis
Kayu manis ini termasuk sebagai tanaman antibiotik karena mampu mencegah pertumbuhan
bakteri dan mengurangi gejala berbagai macam penyakit seperti influenza dan sinusitis. 
Minyak yang terkandung di alamnya juga dapat bermanfaat sebagai aromaterapi.  Cara
membuatnya adalah dengan direbus bersama air dan diminum secara teratur.
 
4. Kunyit
Kunyit ini termasuk tanaman antibiotik yang memiliki banyak khasiat
terutama kandungan senyawa di dalamnya yang bisa menghambat kanker dan
penyakit lain yang berbahaya.  Selain itu, kunyit dapat membantu
melancarkan peredaran darah, mengurangi rasa sakit di perut juga untuk
membantu untuk menekan pertumbuhan kuman di dalam tubuh

5. Bawang Merah
Bawang merah mengandung belerang yang dipercaya banyak orang
mengandung antibakteri dan zat diuretik. Sirup atau obat yang terbuat dari
bawang merah berkhasiat sebagai ekspekstoran yang membantu mengeluarkan
lendir dari bronkus, paru-paru, dan trakea.

6. Bawang Putih
Sudah sejak dahulu bawang putih dipercaya sebagai antibiotik alami karena
mampu melawan flu dan demam. Kandungan allicin yang ada di dalam
bawang putih memiliki rasa dan bau yang kuat, serta mempunyai zat
theurapeutic yang bisa digunakan untuk mengurangi rasa sakit dan terapi
penyembuhan penyakit.  Menurut hasil penelitian, bawang putih mampu
menurunkan kadar kolesterol dan menurunkan tekanan darah.
7. Teh Hijau
Memang benar teh hijau bukan antibiotik yang kuat, namun
berdasarkan hasil penelitian teh hijau mampu membantu kinerja
antibiotik. Teh hijau mengandung aktioksidan yang tinggi dan sangat
bermanfaat bagi tubuh.
 
8. Echinaceae
Tumbuhan ini bila dalam bentuk ekstrak mampu melawan berbagai
bakteri, gigitan serangga, dan juga virus. Selain itu, echinacea juga
bermanfaat untuk merangsang sistem kekebalan tubuh agar sel darah
putih lebih kuat dan efektif dalam melawan infeksi. Namun tidak
dianjurkan untuk mengkonsumsi supplemen ini secara terus menerus
karena efektivitasnya akan berkurang.
SEKIAN DAN TERIMAKASIH 

Anda mungkin juga menyukai