Anda di halaman 1dari 15

Manusia Dalam Ruang Lingkup

Ilmu Sosial
BAB II
Manusia
1. Manusia adalah Makhluk Sosial (Sosial
Animal): hidup berkelompok dan
bermasyarakat yang saling ketergantungan
untuk bertahan hidup dan memenuhi
kebutuhannya.
2. Makhluk Budaya (Culture Animal):
menciptakan dan menstransmisi pengetahuan
dan bersama mempertahankan tradisi
berpikir dan berperilaku yang benar.
Manusia dengan Masalah Sosialnya
1. Permasalahan secara umum yakni mencakup
kepentingan umum
2. Permasalahan menurut ahli yakni mencakup
kondisi atau perkembangan yang terwujud
dalam masyarakat berdasarkan studi
Masalah Sosial dapat Dikategorikan Menjadi
4 Jenis
1. Faktor Ekonomi ; kemiskinan, pengangguran,
dsb
2. Faktor Budaya ; perceraian, kenakalan
remaja, dsb
3. Faktor Biologis ; penyakit menular, dsb
4. Faktor Psikologis ; aliran sesat, penyakit
syaraf, dsb.
Lingkup Kajian Ilmu Sosial
1. Kajian ilmu sosial meliputi segala aspek
dalam kehidupan manusia, dimulai dari sifat
individu, interaksi antar individu, individu dan
kelompok, dan kelompok dengan kelompok
2. Objek studi ilmu sosial adalah hal yang
berkaitan dengan manusia sebagai makhluk
sosial .
Manusia dalam Berbagai Dimensi
• Manusia dalam kehidupan sehari-hari terdiri
dari badan dan jiwa (jasmani dan rohani)
sebagai suatu kesatuan yang utuh
• Melahirkan 3 aliran filsafat yang
mempertanyakan lebih penting antara badan
dan jiwa yakni ; aliran materialisme, aliran
spriritualisme, aliran dualisme (Praja, 2006).
Aliran Materialisme
“Feurbach (1804-1972)”
1. Badanlah yang penting, jiwa hanya membonceng saja
dalam tubuh
2. Dibalik badan manusia tidak ada makhluk lain yang
misterius yang disebut jiwa, seperti adanya Tuhan
dibalik alam ini
3. Sesuatu itu disebut nyata, bila dapat dirasakan oleh
pancaindra
4. Manusia merupakan makhluk jasmani yang dinamis
Pendapat Feurbach menggambarkan bahwa aliran
materialisme bersifat materialistis, ateis, dan sosial
komunis
Aliran Spiritualisme “Plato (427-347 SM)”
1. Jiwa lebih penting dari pada badan, jiwa telag ada di “alam
atas”sebelum masuk ke jiwa
2. Jiwa ini terjatuh ke dalam kehidupan duniawi, lalu terikat
pada badan jasmani yang fana
3. Dalam kerukunannya, badan jiwa tidak berdampingan
secara setingkat
4. Jiwa harus melepaskan diri dari penularan (kontaminasi)
dan pembusukan badan
5. Badan merupakan rintangan terhadap jiwa yang lebih asli
dari kenyataan duniawi dan mempunyai pertalian dengan
nilai-nilai yang abadi
6. Dunia indrawi hanya merupakan banyangan dari dunia ide
Aliran spiritualis bersifat etis-relegius
Aliran Dualisme “Rene Descrates (1596-1650)”
1. Badan dan jiwa sama pentingnya, jiwa adalah
substansi yang berfikir dan badan adalah
substansi yang berkeluasan
2. Hubungan badan dan jiwa adalah hubungan
hakiki, yang masing-masing merupakan substansi
sendiri, namun jika salah satu unsur itu maka ia
bukan manusia lagi.
Aliran dualisme terbagi atas Paralelisme dan
Monisme. Paralelisme mengatakan badan sejajar
dengan kedudukannya dengan jiwa. Monisme
mengatakan antara badan dan jiwa telah terjadi
perpaduan, sehingga manunggal.
Pemaknaan Manusia Berdasarkan Penampakan
Keseharian (Widjaja, 1986)
1. Materialime Antropologik, manusia pada hakikatnya
adalah materi. Manusia adalah jasad yang tersusun
dari bahan material dan anorganik
2. Materialisme Biologik, manusia merupakan badan
yang hidup yang mempersatukan segala
pembawaan kegiatan kehidupan badan dalam
dirinya
3. Materialisme Antropologik, manusia memiliki unsur
spiritual-intelektual yang secara intrinsik tidak
bergantung pada materi.
Manusia Sebagai Makhluk Individu
Karakteristik yang khas dari seseorang dapat
disebut dengan kepribadian. Kepribadian
dipengaruhi oleh faktor bawaan (genotipe) dan
faktor lingkungan (fenotipe) yang bsaling
berinteraksi secara berkelanjutan.
Wujud kepribadian seseorang terungkap pada
tindakan dan perbuatan serta reaksi mental
psikologisnya jika mendapat rangsangan dari
lingkungan .
Hakikat Kepribadian Seseorang (Syamsu, 2008; Sujanto, 1997)
1. Vitalitas Jasmani dan Rohani, vitalitas jasmani merupakan
kontruksi tubuh manusia yang dipengaruhi oleh faktor
hereditas (keturunan) sehingga keadannya tetap. Vitalitas
rohani merupakan daya hidup spikis yang belum terarah
secara intensional (disengaja), karena tergantung dari
lingkungan.
2. Bakat, merupakn fitrah yang ditentukan oleh kelahiran
atau keturunan sehingga cenderung konstan.
3. Tempramen, campuran cairan-cairan yang ada dalam
tubuh manusia , berupa darah, lendir putih, empeduh
kuning dan hitam. Dan cairan yang dominan membentuk
sifat tempramen yang relatif konstan.
4. Karakter, sifat manusia yang sebagian ditentukan oleh
hereditas dan pengaruh pendidikan, oleh karena itu
karakter mengalami perubahan.
3 Jenis Status dalam Masyarakat sesuai dengan
Peran Individu
1. Ascribed Status, kedudukan yang diperoleh dari
seseorang dari lahir, sehingga tidak memperhatikan
perbedaan krmampuan atau sejenisnya. Berdasarkan
keturunan, biasanya raja mewariskan tahta pada
putranya.
2. Achieved Status, kedudukan yang diperoleh dengan
usaha-usaha yang disengaja, kedudukan yang tidak
diperoleh dari lahir sehingga bersift terbuka, seperti
anggota DPR.
3. Assigned Status, kedudukan atau status yang diberikan.
Biasanya diberikan kepada seseorang yang berjasa
dimasyarakat. Para pejuang kemerdakaan RI sebagai
status veteran dengan segala hak dan kewajibannya.
Manusia Sebagai Makhluk Sosial
Menurut kodratnya manusia adalah makhluk
sosial atau bermasyarakat yang hidup secara
kelompok.
Esensi manusia sebagai makhluk sosial pada
ndasarnya adalah kesadaran atas status dan
posisi dirinya untuk hidup bersama dengan
manusia lain.
3 faktor Personal yang Mempengaruhi
Interaksi Manusia
a. Tekanan Emosional
b. Harga Diri yang Rendah
c. Isolasi Sosial

Anda mungkin juga menyukai