Anda di halaman 1dari 16

ANALISIS KIMIA & PENGUJIAN

SIFAT FISIK BATUBARA


Oleh:
AD RIZKI TAMARA
061940411959
3EGA
PENDAHULUAN

Kualitas batubara dapat dinyatakan dengan parameter yang ditunjukkan pada


saat memberi perlakuan panas terhadap batubara, cara ini biasa disebut analisis
proksimat dan analisis Ultimate. Parameter-parameter yang terukur pada analisis
proksimat adalah kandungan abu, lengas tertambat, zat terbang, dan karbon
tetap. Sedangkan pada analisis Ultimate adalah kadar
karbon, hidrogen, sulfur, nitrogen dan oksigen. Disamping itu juga kadang-
kadang dilakukan analisis komposisi Abu untuk tujuan pengendalian lingkungan
atau pemeliharaan peralatan.
Pengujian terhadap sifat fisik batubara yang juga sering dilakukan yaitu
pengujian nilai kalor, indeks ketergerusan highgrove(HGI), analisis titik leleh
abu, pengujian muai bebas, dan lain-lain.
Analisis Kimia Batubara
Penentuan kadar lengas tertambat
(moisture in air dried sample)

Sampel batubara sebanyak 1 gram berukuran -60


mesh dipanaskan dalam oven pada suhu 105 ± 5 °C selama 1
jam. Kehilangan berat selama pemanasan adalah kadar lengas
tertambat dari batubara tersebut.
Penentuan Kadar Abu

Sampel batubara dibakar sempurna dalam furnace pada suhu 815 ±


10 °C selama kurang lebih 3 jam. Selanjutnya batubara tersebut
didinginkan dan ditimbang. Perbandingan berat sebelum dan setelah
pembakaran adalah kadar Abu dari batubara tersebut.
Penentuan Kadar Zat Terbang

Sampel dipanaskan tanpa oksidasi pada suhu 900 ± 10


°C selama 7 menit. Kehilangan berat dari sampel yang kemudian
dikoreksi terhadap kadar lengas tertambat adalah kadar zat
terbang.
Penentuan Kadar Karbon Padat

Kadar karbon padat diperoleh dari hasil perhitungan sebagai berikut:

Persen karbon padat = 100%- (lengas tertambat + abu + zat terbang) %


Penentuan Kadar Karbon dan Hidrogen

Sampel dioksidasi dengan oksigen murni dalam alat Micro


Combustion Furnace, sehingga seluruh hidrogen berubah menjadi
air dan karbon menjadi karbon dioksida. Gas hasil oksidasi ini
dialirkan melalui penyerap air dan karbon dioksida, kemudian
ditetapkan secara gravimetri. Total karbon dan hidrogen dihitung
dari penambahan berat penyerap gas-gas tersebut.
Penentuan Kadar Sulfut Total

Penentuan kadar belerang dapat dilakukan dengan beberapa


cara sebagai berikut:

 Penentuan kadar sulfur total dengan metoda Esckha

 Penentuan kadar sulfur melalui pembakaran pada suhu tinggi

 Penentuan kadar sulfur secara deteksi Infra Red


Penentuan Kadar Nitrogen

Kadar nitrogen ditentukan dengan metode Kjedahl, yaitu sebagai


berikut :

 Sampel batubara didestruksi dengan asam sulfat pekat sehingga


terbentuk garam amonium sulfat (NH4)2SO4.

  Melalui penambahan kalium hidroksida pada proses distilasi, maka


NH3 akan dibebaskan dan ditampung dengan asam borat. Kadar
nitrogen dapat dihitung dengan cara titrasi.
Penentuan Kadar Oksigen Total

Kadar oksigen total dalam batubara adalah kandungan Oksigen yang


terdapat dalam batubara, baik yang terikat Dalam material
batubara, dalam mineral maupun dalam air. 
Analisa Komposisi Abu Batubara

Komposisi Abu batubara terdiri dari senyawa-senyawa Si, Ca, Fe, Al, dan sedikit
Ka, Na, Mn dalam bentuk silikat, oksida, sulfat, dan phosfat.Analisis komposisi
Abu dapat dikerjakan dengan cara melebur atau melarutkan contoh Abu tersebut
sehingga membentuk larutan, selanjutnya oksida logam yang terkandung dapat
ditentukan menggunakan alat sebagai berikut:

 Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS)

 Ultra Violet Spectrophotometer

 dan lain-lain
Pengujian Sifat Fisik Batubara
Pengujian Sifat Fisik Batubara

Pengujian sifat fisik batubara dapat dilakukan dengan cara berikut:

 Penentuan nilai kalor

 Penentuan nilai ketergerusan Hardgrove

 Pengujian nilai muai bebas

 Penentuan sifat pengkokasan batubara menurut Gray-King

 Pengujian dilatometri sampel batubara menurut Audibert Arnu

 Penentuan sifat coking batuabra menurut Roga Index

 Penentuan titik leleh abu batubara


Basis Pelaporan Hasil Analisis
Basis Pelaporan Hasil Analisis

Dalam pengungkapan kualitas batubara, analisis atau pengujian terhadap


kualitas batubara didasarkan pada keadaan "As Received(ar), Air Dried
Base(ADB), Dry Base(db), Dry Ash Free(daf), atau Dry Mineral Matter
Free(dmmf).

Cara melaporkan hasil analisis kadang-kadang dapat menimbulkan


kebingungan dan kesalahan fatal, karena data hasil analisis yang sama bisa
dihitung dan dilaporkan dengan tetap memperhitungkan adanya kadar lengas,
mineral, atau kadar abu. Metode standar untuk analisis batubara dan Kokas
biasanya didasarkan pada basis air dried (adb), kadangkala analisis dinginkan
dengan basis yang lain.

Anda mungkin juga menyukai