Anda di halaman 1dari 69

REAKSI REDUKSI-OKSIDASI

DAN ELEKTROKIMIA

Dra. M. SETYORINI, M.Si


 Elektrokimia : cabang sains yang mempelajari
kaitan antara arus listrik dan reaksi kimia
 Reaksi kimia yang penting : reaksi oksidasi-
reduksi
Konsep Oksidasi-Reduksi
 Penggabungan dan pelepasan oksigen
Contoh : 4 Fe(s) + 3 O2(g) Fe2O3(s)
Karat besi terjadi karena besi “bergabung” dengan
oksigen. Peristiwa tersebut dinamakan oksidasi.
Fe2O3(s) + 3 CO2(g) 2 Fe(s)+ 3CO2(g)
Bijih besi didapatkan melalui peristiwa “reduksi” di
mana oksigen diambil/ dilepaskan dalam suatu
senyawa.
Diskusi : Jelaskan 2 fenomena terkait reaksi:
2 Mg(s) + O2(g) 2MgO(s)
Mg(s) + S(g) MgS(s)
Definisi oksidasi-reduksi berdasarkan
perpindahan atom oksigen terlalu sempit,
artinya dibutuhkan definisi yang lebih luas untuk
menjelaskan peristiwa tersebut.
Transfer elektron

Contoh:2 Mg(s) 2Mg2++ 4e-(oksidasi)


O2(g) + 4e- 2O2- (reduksi)
Total :2 Mg(s) + O2(g) 2Mg2++ 2O2-
Ion :2Mg2+ + 2O2- 2MgO
Mg Mg2+ + 2e- (oksidasi)
S + 2e- S2- (reduksi)
Total :Mg + S Mg2+ + S2-
Ion : Mg2+ + S2- MgS
 
 Oksidasi: reaksi yang terkait dengan pelepasan
elektron
 Reduksi : reaksi yang terkait dengan penangkapan
elektron
Dalam pembentukan magnesium oksida : Mg
memberikan elektron pada oksigen sehingga
Oksigen tereduksi.
Artinya : Mg bertindak sebagai agen pereduksi
(reduktor) dan mengalami oksidasi.
Oksigen menangkap elektron yang dilepaskan
oleh Mg sehingga Mg teroksidasi.
Artinya : oksigen bertindak sebagai agen
pengoksidasi (oksidator) dan mengalami reduksi.
Catatan : elektron yang dilepaskan oleh reduktor
Sama dengan jumlah elektron yang diterima oleh
oksidator.
Pertambahan dan penurun bilangan
oksidasi
Jelaskan fenomena :
2 Mg(s) + O2(g) 2 MgO(s)
H2(g) + Cl2(g) 2 HCl(g)
2S(s) + O2(g) 2 SO2(g)

HCl dan SO2 bukan senyawa ionik, tetapi


kovalen (molekular) : tidak ada elektron yang
benar-benar pindah, artinya : diperlukan lagi
definisi yang lebih luas.
Bilangan oksidasi : jumlah muatan yang dimiliki suatu atom
dalam molekul (senyawa ionik) jika elektron-elektronnya
berpindah seluruhnya.
 2 Mg(s) + O2(g) 2 MgO(s)
0 0 +2 -2
 H2(g) + Cl2(g) 2 HCl(g)
0 0 +1 -1
 2S(s) + O2(g) 2 SO2(g)
0 0 +4 -2
 
 Oksidasi : jika suatu unsur mengalami pertambahan
bilangan oksidasi
 Reduksi : jika suatu unsur mengalami penurunan bilangan
oksidasi
 Kesimpulan :
Pengertian Perubahan Bilangan oksidasi
elektron
Oksidasi

Reduksi

Oksidator

Reduktor
Penyetaraan Persamaan
Oksidasi-Reduksi
 Metode ion-elektron (setengah reaksi )
 Metode bilangan oksidasi (biloks)
Metode ion-elektron (setengah
reaksi)
Konsep dasar :
Jumlah elektron yang diserap oksidator =
jumlah elektron yang dilepas reduktor
Proses penyetaraan berlangsung menurut
langkah-langkah :
1. Identifikasi spesies yang terlibat dalam
perubahan biloks, dan tulislah rangka setengah
reaksi.
2. Seimbangkan jumlah atom dari setiap setengah
reaksi
 Dalam larutan yang bersifat asam atau netral
tambahkan 1 molekul H2O untuk setiap
kekurangan satu O pada ruas yang kekurangan di
ruas lain tambahkan ion H+.
 Dalam suasana basa, tambahkan satu H2O untuk
setiap kelebihan satu atom O pada ruas tersebut,
lalu tambahkan ion OH‑ 2x lebih banyak pada
ruas lainnya.
3. Setarakan muatan listrik pada setiap setengah
reaksi dengan cara menambahkan sejumlah
elektron.
 Di sebelah kanan untuk reaksi oksidasi
 Di sebelah kiri untuk reaksi reduksi

4. Samakan jumlah elektron yang diserap pada


reaksi reduksi dengan jumlah elektron yang
dilepaskan pada reaksi oksidasi dengan jalan
memberi koefisien yang sesuai. Jumlahkan kedua
setengah reaksi tersebut agar diperoleh
persamaan redoks yang setara.
Contoh : Setarakan reaksi oksidasi-reduksi
berikut :
 MnO4-(aq) + SO32-(aq) Mn2+(aq) +
SO42-(aq) (asam)
 As2S3(s) + NO3-(aq) H3AsO4(aq) + S(s)
+ NO(g)(asam)
 Cr(OH)3(s) + OCl-(aq) CrO42-(aq) + Cl-(aq)
+ H2O(l)(basa)
 KMnO4(aq) + H2C2O4(aq) + H2SO4(aq)

K2SO4(aq) + MnSO4(aq) + H2O(l) + CO2(g)


 Reaksi tak setara : As2S3(s) + NO3-(aq)
H3AsO4(aq) + S(s) + NO(g) + H2O(l)

 Penyelesaian :
 Langkah 1 :

As2S3(s) + NO3-(aq) H3AsO4(aq) + S(s)


+ NO(g) + H2O(l)
Oksidasi : As2S3(s) H3AsO4(aq) + S(s)
Reduksi : NO3-(aq) NO(g)
Dan seterusnya.................................
 Contoh 2 : Setarakan persamaan reaksi oksidasi-
reduksi berikut :
Cr(OH)3(s) + OCl-(aq) CrO42-(aq) + Cl-(aq)
(basa)
 Catatan : cara menyeimbangkan H2O dan OH-
pada setengah persamaan reaksi oksidasi reduksi
dalam suasana basa.
Cara 1
Pada sisi kekurangan O,
Pada sisi lainnya
Menyeimbangkan tambahkan 2 ion OH untuk

tambahkan 1 molekul
atom O setiap kekurangan satu
H2O
atom O
Pada sisi kekurangan H,
Menyeimbangkan tambahkan 1 molekul H2O Pada sisi yang lainnya
atom H untuk setiap atom H yang tambahkan 1 ion OH‑
dibutuhkan
Pada sisi kekurangan O,
Pada sisi lainnya
Menyeimbangkan tambahkan 2 ion OH‑ untuk
tambahkan 1 molekul
atom O setiap kekurangan satu
H2O
atom O
Jawab :

Cr(OH)3(s) + OCl-(aq) CrO42-(aq) + Cl-(aq)


 Langkah 1 :
Oksidasi : Cr(OH)3(s) CrO42-(aq) Reduksi :
OCl-(aq) Cl-(aq)
(atom O belum setara)

 Langkah 2 : dan seterusnya.................


Cara 2

 Cr(OH)3(s) + OCl-(aq) CrO42-(aq) + Cl-(aq)


 Langkah 1 :
Oksidasi : Cr(OH)3(s) CrO42-(aq)
Reduksi : OCl-(aq) Cl-(aq)
Dan seterusnya....................
Metode bilangan oksidasi (biloks)
 Konsep dasar :
Jumlah pertambahan biloks reduktor = jemlah pengurangan
biloks oksidator
 Langkah-langkah :

1. Tentukan unsur yang mengalami perubahan biloks


2. Setarakan unsur yang mengalami perubahan biloks dengan
memberi koefisien yang sesuai.
3. Tentukan jumlah penurunan biloks oksidator dan jumlah
pertambahan biloks dari reduktor. Jumlah perubahan biloks
= jumlah atom yang terlibat dikalikan dengan perubahan
biloksnya.
4. Samakan jumlah perubahan biloks tersebut
dengan memberi koefisien yang sesuai.
5. Setarakan muatan dengan menambahkan ion H+
(asam) atau ion OH- (dalam suasana basa)
6. Setarakan atom H dengan menambahkan molekul
H2 O
Contoh : setarakan reaksi redoks berikut
dengan metode bilangan oksidasi :
 Cr2O72-(aq) + C2O42-(aq) Cr3+(aq)
+ CO2(g)(asam)
 MnO4-(aq) + C2O42-(aq) MnO2(s) +
CO2(g)(basa)
Jawab :
Cr2O72-(aq) + C2O42-(aq) Cr3+(aq) +
CO2(g)(asam)
 Langkah 1 :

Cr2O72-(aq) + C2O42-(aq) Cr3+(aq) + CO2(g)


+6 +3 +3 +4
Reduksi
oksidasi
 Langkah 2 : dan seterusnya.............
 MnO4-(aq) + C2O42-(aq) MnO2(s) +
CO2(g)(basa)
 Langkah 1 :

MnO4-(aq) + C2O42-(aq) MnO2(s) +CO2(g)


+7 +3 +4 +4
Reduksi
oksidasi

 Langkah 2 : dan seterusnya.............


Latihan :
 CrO42-(aq) + Fe(OH)2(s) Cr2O3(s) +
Fe(OH)3(s)(basa)

 KI(aq) + H2SO4(aq) K2SO4(aq) + H2S(g)


+ I2(s) + H2O(l)
Sel Elektrokimia
Sel elektrokimia

Sel Volta/Galvani Sel elektrolisis


menghasilkan energi listrik sebagai hasil reaksi kimia (redoks) yang arus listrik dari luar sel melangsungkan reaksi yang tidak
berlangsung spontan.
contoh :
spontan.
1. sel volta komersial contoh :
2. aki 1. proses penyepuhan
3. baterai 2. proses pemurnian logam
Dalam kedua sel tersebut terdapat :
 Anoda : elektroda tempat terjadinya oksidasi
 Katoda : elektroda tempat terjadinya reduksi
Sel Volta
Perhatikan reaksi berikut :
 Zn(s) + CuSO4(aq) Cu(s) + ZnSO4(aq)
biru jernih
Cu(s) + ZnSO4(aq)

Reaksi Zn dalam larutan CuSO4


merupakan reaksi redoks spontan :
 Zn(s) + Cu2+(aq) Zn2+(aq) + Cu(s)
 Dalam reaksi tersebut, tidak ada arus listrik yang
dapat diukur karena elektron berpindah secara
langsung dari atom Zn ke ion Cu2+. Agar
menghasilkan listrik, maka logam Zn dan ion Cu2+
dipisahkan sehingga menjadi rangkaian sebagai berikut
:

Gambar sel Volta


 Anoda : Zn(s) Zn2+(aq) + 2e-
 Katoda : Cu2+(aq) + 2e- Cu(s)
 Reaksi bersih :

Zn(s) + Cu2+(aq) Zn2+(aq) + Cu(s)


 Peralatan percobaan untuk menghasilkan listrik
dengan memanfaatkan reaksi redoks spontan
dinamakan sel Volta atau sel Galvani.
( diambil dari ilmuwan Italia : Luigi Galvani dan
Alessandro Volta )
 Batang Zn dicelupkan pada larutan ZnSO4 dan
Cu dalam larutan CuSO4, batang Cu dan Zn
dinamakan elektroda. Susunan elketroda (Zn dan
Cu) dan larutan (ZnSO4 dan CuSO4) ini disebut
sel Daniel ( John Daniel).
Pada sel Volta tersebut:
 Elektroda Zn teroksidasi dan larut menjadi Zn2+
 Elektron yang dibebaskan mengalir melalui
kawat penghantar menuju elektroda Cu.
 Pada elektroda Cu, elektron-elektron diikat oleh
ion Cu2+ dari larutan dan mengendap sebagai
Cu(s) dan melekat pada batang Cu. Akibatnya :
1. Pada anoda ion Zn2+ > ion SO42- (bermuatan
positif)
2. Pada katoda ion SO42- > ion Cu2+
(bermuatan negatif)
 Karena bermuatan positif pada ruang anoda,
maka akan menghambat pelarutan logam Zn
selanjutnya, sebaliknya di ruang katoda
bermuatan negatif akan menahan pengendapan
ion Cu2+ atau aliran elektron akan berhenti.
 Oleh karena itu, diperlukan jembatan garam
(umumnya berupa pipa U terbalik berisi larutan
garam inert (KCl, KNO3) sebagai medium
penghantar agar kation (K+,Zn2+) mengalir ke
katoda dan anion (SO42-, Cl-) bergerak ke anoda.
 Pada akhir kerja sel Volta:
1. Elektroda Zn akan berkurang massanya
2. Elektroda Cu akan bertambah massanya
3. Larutan CuSO4 semakin encer
4. Larutan ZnSO4 semakin pekat
 Logam Zn dan Cu pada sel tersebut disebut
elektroda (kutub-kutub listrik pada rangkaian sel
elektrokimia)
 Elektroda tempat terjadinya oksidasi : anoda
 Elektroda tempat terjadinya reduksi : katoda
 Pada sel Volta, anoda = kutub negatif dan katoda = kutub
positif
 Notasi sel atau diagram sel untuk sel di atas :
Zn(s)│Zn2+(aq)││Cu2+(aq)│Cu(s)
 
Setengah sel setengah sel
 Berdasarkan konvensi :
1. Anoda digambarkan sebelah kiri dan katoda di sebelah
kanan.
2. Dua garis sejajar : jembatan garam yang memisahkan
anoda dan katoda
3. Garis tunggal : batas antar fase
4. Zn(s)│Zn2+(aq) : pasangan oksidasi
Cu2+(aq)│Cu(s) : pasangan reduksi
Pada gambar Sel Volta:
 Aliran elektron dari elektroda Zn ke elektroda Cu dan
tidak sebaliknya, artinya Zn lebih mudah teroksidasi
daripada Cu, sebaliknya ion Cu2+ lebih mudah tereduksi.
 Perbedaan kecenderungan teroksidasi menghasilkan
perbedaan rapatan muatan antara elektroda Zn dan Cu,
yang pada akhirnya menyebabkan beda potensial listrik
antara Zn dan Cu. Selisih potensial = potensial sel
atau Esel (ggl=emf)
 Bila konsentrasi ion Zn2+ = 1M, Cu2+ = 1M, Esel = 1,10V.
Potensial sel yang diukur pada 25oC dengan
konsentrasi ion-ion 1M dan tekanan gas 1 atm
disebut potensial sel standar ( Eosel).
Potensial elektroda Standar
 Pengukuran potensial sel dapat digunakan untuk
membandingkan kecenderungan logam/spesi lain
untuk mengalami oksidasi atau reduksi.
 Untuk membandingkan kecenderungan oksidasi
atau reduksi suatu elektroda, diperlukan elektroda
pembanding/standar yaitu elektroda hodrogen
(SHE = Standar Hydrogen Elektrode)
Contoh 1:
 Anoda : Zn(s) Zn2+(aq) (1M) + e-
 Katoda: 2H+(aq) (1M) +2e- H2(g) (1atm)
 Keseluruhan:

Zn(s) + 2H+(aq) (1M) Zn2+(aq) (1M) + H2(g) (1atm)


 Notasi sel:

Zn(s) │Zn2+(aq) (1M) ││ 2H+(aq) (1M)│ H2(g) (1atm)│Pt(s)


 Berdasarkan konvensi :
Contoh 2 :
 Anoda : H2(g) (1atm) 2H+(aq) (1M) +2e-
 Katoda : Cu2+(aq) (1M) + 2e- Cu(s)
 Keseluruhan :
Cu2+(aq) (1M) + H2(g) (1atm) Cu(s) + 2H+(aq) (1M)
 Notasi sel:
Pt(s) │ H2(g) (1atm) │2H+(aq) (1M)│ │Cu2+(aq) (1M)
│Cu(s)
 Berdasarkan konvensi :
Atau :
 Zn(s) Zn2+(aq) (1M) + 2e- Eo = -0,76 V

 Cu2+(aq) (1M) + 2e- Cu(s) Eo = +0,34 V

 2H+(aq) (1M) +2e- H2(g) (1atm) Eo = 0,00 V


Pada sel Volta antara Cu dan Zn :
 Anoda : Zn(s) Zn2+(aq) (1M) + 2e-
 Katoda: Cu2+(aq) (1M) + 2e- Cu(s)
 Keseluruhan:
Zn(s) + Cu2+(aq)(1M) Zn2+(aq)(1M) + Cu(s)
Kesimpulan
 Menurut kesepakatan, potensial elektroda dikaitkan
dengan reaksi reduksi (potensial reduksi standar
= PRS).
 Bila kecenderungan proses reduksi ditandai Eo,
maka kecenderungan oksidasi merupakan harga
negatifnya (-Eo).
 Semakin positif Eo, elektroda yang lebih mudah
mengalami reduksi, sedangkan elektroda yang
lebih sukar mengalami reduksi diberi tanda negatif.
 Pada daftar PRS :
oksidator
Eo(V)
F2(g) + 2e- 2 F-(aq) +2,87
2H+(aq) + 2e- H2(g) 0,0
Li+(aq) + e- Li(s) -3,05

reduktor
artinya :
 F2 adalah zat pengoksidasi paling kuat karena mempunyai
kecenderungan terbesar untuk tereduksi
 Li+ adalah zat pengoksidasi paling lemah karena spesi ini paling
sukar untuk direduksi
 F- = zat pereduksi paling lemah
 Li(s) = zat pereduksi paling kuat
Pada sel Volta:
 katoda adalah elektroda yang Eo >>
 Anoda adalah elektroda yang Eo <<
Kespontanan reaksi redoks

Hubungan antara Eosel, ∆Go, dan K


 Untuk menjalankan proses non-spontan(∆G>0)
: dibutuhkan kerja.
Untuk proses spontan (∆G<0) : proses sponten
melakukan kerja.
 Dalam sel Volta : reaksi melakukan kerja, kuantitas
kerjanya :

Catatan :
 tanda (-) = kerja listrik dilakukan oleh sistem ke
lingkungan
 n = mol elektron yang dipertukarkan pada reaksi
redoks
 F = tetapan Faraday,

1 F = 96500 J/v . mol


= 96500 C/mol elektron
 Energi bebas, yaitu energi yang tersedia untuk
melakukan kerja.

Dari pers. (1) dan (2)

Dalam keadaan standar :

 Jadi, reaksi redoks spontan bila : ∆G < 0


dan Eo > 0
Bila Eosel bernilai negatif, reaksi akan
berlangsung spontan pada arah sebaliknya.
Hubungan antara Eosel dan K

Dari pers. (3) dan (4)


Hubungan Eosel, ∆Go, dan K

Reaksi pada keadaan


∆G o
K E o
sel
standar

- >1 + Spontan
0 =1 0 Pada saat kesetimbangan

Non-spontan : reaksi
+ <1 - spontan pada arah
berlawanan
Efek konsentrasi pada Esel

 Bila sel Galvani : Zn(s)│Zn2+(aq)││Cu2+(aq)│Cu(s)


 Atau reaksi :
Zn(s) + Cu2+(aq) Zn2+(aq) + Cu(s) dilakukan
pada konsentrasi Zn2+ dan Cu2+ yang bervariasi :
[Zn2+],M [Cu2+],M Esel, V

1,0 1,0 x 10-3 1,0 x 10-3 3,0 1,01

1,0 1,0 x 10-2 1,0 x 10-2 2,0 1,04

1,0 1,0 x 10-1 1,0 x 10-1 1,0 1,07

1,0 1,0 1,0 0 1,10

1,0 x 10-1 1,0 1,0 x 10-1 -1,0 1,13

1,0 x 10-2 1,0 1,0 x 10-2 -2,0 1,16

1,0 x 10-3 1,0 1,0 x 10-3 -3,0 1,19


 Dalam grafik :
 Menghasilkan garis lurus :

 Hubungan ini mula-mula dipelajari : Walther


Nerst
 Persamaan ini dapat diperoleh dari persamaan
termodinamika
 aA + bB cC + dD
 Persamaan Nerst memungkinkan mengkitung E
sebagai fungsi dari konsentrasi reaktan dan
produk dalam reaksi redoks.
Beberapa sel Volta Komersial
Aki
 Anoda : padatan Pb (timbal)
 Katoda : padatan PbO2
 Elektrolit : larutan H2SO4
 Tidak memerlukan jembatan garam ??
 Reaksi pengosongan aki :

Anoda : Pb(s) + SO42-(aq) PbSO4(s) + 2e-


Katoda : PbO2(s) + 4 H+(aq) + SO42-(aq) PbSO4(s) + 2H2O(l)
 Keseluruhan:

Pb(s) + 2SO42-(aq) + PbO2(s) + 4 H+(aq)


2PbSO4(s) + 2H2O(l)
 Aki, umumnya terdapat 6 sel identik. Esel setiap sel =
± 2 V, total = 12 V
 Pada proses pengosongan aki

Katoda (Pb) : PbSO4(s) + 2e- Pb(s) +


SO42-(aq)
Anoda (PbO2): PbSO4(s) + 2H2O(l)
PbO2(s) + 4 H+(aq) + SO42-(aq)
 Keseluruhan :

2PbSO4(s) + 2H2O(l) Pb(s) + 2SO42-(aq)


+ PbO2(s) + 4H+(aq)
 Pengisian aki, dilakukan dengan membalik arah
aliran elektron pada kedua elektroda
Sel Kering (sel Leclanche)
 Anoda : Zn(s) Zn2+(aq) + 2e-
 Katoda :2 NH4+(aq) + 2MnO2(s) + 2e-
Mn2O3(s) + 2NH3(aq)+ H2O(l)
 Keseluruhan:
 Zn(s) +2NH4+(aq) +2MnO2(s) Mn2O3(s) +2NH3(aq)
+H2O(l) +Zn2+(aq)
 Voltase yang dihasilkan : 1,5 V
Pada reaksi : Zn2+(aq) + 4NH3(aq) Zn(NH3)42+(aq)
 Sel Leclanche : tidak dapat diisi ulang = sel primer
Sel Aki : dapat diisi ulang = sel sekunder
Sel Elektrolisis
 Proses yang menggunakan energi listrik agar reaksi
kimia non-spontan dapat terjadi dinamakan
elektrolisis.
 Susunan sel elektrolisis

Anoda : positif
Katoda : negatif
Elektrolisis lelehan NaCl

NaCl(l) Na+(l) + Cl-(l)


 Katoda : 2Na+ + 2e- 2Na(s)
 Anoda : 2 Cl- Cl2(g) + 2e-
 Keseluruhan :

2Na+ + 2 Cl- 2Na(s) +Cl2(g)


Esel =.................................?
Proses ini merupakan sumber utama logam Na
dan gas klorin
Elektrolisis larutan NaCl, elektroda
grafit (inert)
 Pada anoda, terjadi kompetisi :
2 Cl- Cl2(g) + 2e- Eooks = -1,36 V
2 H2O(l) O2(g) + 4H+(aq) + 4e- Eooks = - 1,23 V
 Meskipun potensial oksidasi klorin lebih negatif, tetapi
fakta yang terjadi di anoda dihasilkan gas klorin. Karena,
pembentukan gas oksigen memerlukan overpotensial
tinggi.
 Overpotensial : selisih antara potensial elektroda dan
voltase sebenarnya yang diperlukan pada proses elektrolisis.
 Pada katoda, terjadi kompetisi :
2 H2O(l) + 2e- H2(g) + 2 OH-(aq) Eo = -0,83 V
Na+(aq) + e- Na(s) Eo = - 2,71 V
 Pada katoda yang terjadi adalah Eo(1) > Eo(2) sehingga
yang lebih mengalami reduksi adalah H2O.
Maka :
 Anoda : 2 Cl- Cl2(g) + 2e-
 Katoda: 2 H2O(l) + 2e- H2(g) + 2 OH-(aq)
 Keseluruhan:

2 H2O(l) 2 Cl- H2(g) + 2 OH-(aq) + Cl2(g)


Katoda anoda
 Pada proses tersebut, konsentrasi ion Cl­-
menurun, ion OH‑ meningkat, sehingga hasil
samping : NaOH dengan cara menguapkan
larutan berair pada saat elektrolisis.

 Elektrolisis dengan elektroda tidak inert,


contohnya larutan CuSO4 dengan elektroda Cu.
SEKIAN
DAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai