Anda di halaman 1dari 11

HUKUM PERJANJIAN DAN

PERIKATAN
Disusun Oleh Kelompok 2:

1.Anisa Noviantari (18133100016)


2.Niken Ayu Trisna (18133100034)
3.Yanuatri Rohmatun (18133100036)
HUKUM PERJANJIAN DAN PERIKATAN

Hukum Perjanjian dan perikatan berada dalam ruang


lingkup hukum perdata, Hukum perdata adalah bidang
hukum yang cakupannya sangat luas serta beraneka
ragam pengaturan dan ketentuannya.Hukum perdata di
Indonesia bersumber dari Kitab Undang-Undang
Hukum Perdata (KUHPerdata) yang berasal dari
Burgerlijke Wetboek, yaitu KUHPerdata Belanda negeri
Belanda yang diberlakukan di Indonesia sejak zaman
Hindia Belanda
Hukum dan Perjanjian dan Perikatan

Perikatan adalah suatu hubungan hukum antara dua orang atau dua pihak ,
berdasarkan hubungan tersebut pihak yang satu berhak menuntut sesuatu dari
Perikatan pihak yang lain dan pihak yang lain berkewajiban untuk memenuhi tuntutan
tersebut (subekti,1985:1)

Perjanjian menurut pasal 1313 KUHPerdata berbunyi “sesuatu perbuatan


dengan mana satu orang lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain
atau lebih. Lebih lanjut pengertian tersebut oleh subekti ditafsirkan sebagai
Perjanjian suatu peristiwa ketika seseorang berjanji kepada orang lain atau ketika dua
orang itu saling berjanji untuk melakukan sesuatu hal (Subekti, 1985:1)
Asas Asas
Hukum
Perjanjian

Asas Kebebasan
Berkontrak Asas Asas Pacta Sunt
(Contracts Konsensualisme Servanda
Vrijheid)

Asas Kepribadian Asas Itikad


(Personalitas) Baik
Syarat Sahnya Perjanjian
1. Kata Sepakat
2. Kecakapan
3. Hal Tertentu
4. Sebab Yang Halal
5. Akibat Hukum Syarat Tidak Terpenuhi
Kata Sepakat Kecakapan

Subekti (1985:17) menguraikan


bahwa kedua pihak yang
mengadakan perjanjian harus Setiap orang dianggap cakap atau
sepakat, setuju, atau seia sekata mampu untuk membuat perjanjian,
mengenai hal-hal yang pokok dalam kecuali ditentukan lain oleh undang-
perjanjian yang dibuat. Apa yang undang.
dikendaki oleh pihak yang satu juga
dikehendaki oleh pihak yang lain.
Hal Tertentu Sebab yang Halal

Sebab yang dimaksud adalah isi


perjanjian itu sendiri atau tujuan dari
Menurut pasal 1320 KUHPerdata
para pihak mengadakan perjanjian,
yang dimaksud hal tertentu adalah
yaitu mempunyai dasar yang sah dan
apa yang menjadi kewajban dari
patut atau pantas. Halal adalah tidak
debitur dan apa yang menjadi hak
bertentangan dengan undang-
dari kreditur atau sebaliknya.
undang, ketertiban umum dan
kesusilaan.
Akibat Hukum Syarat Tidak
Terpenuhi
Apabila perjanjian yang dibuat mengandung salah satu unsur dari
paksaan,penipuan atau kekeliruan serta apabila yang membuat belum
dewasa maka akibat hukum terhadap perjanjian tersebut adalah
perjanjian dapat dimintai pembatalan.
PERJANJIAN MENURUT ISINYA

01 Perjanjian untuk memberikan atau


menyerahkan sebuah barang

02 Perjanjian untuk berbuat sesuatu

02 Perjanjian untuk tidak berbuat sesuatu


HAPUSNYA PERIKATAN

KUHPerdata pasal 1381 telah


3. Novasi
menetapkan beberapa sebab yang
4. Perjumpaan utang
mengakibatkan berakhirnya
5. Percampuran utang
perjanjian sebagai berikut :
6. Pembebasan utang
1.Pembayaran
7. Musnahnya barang yang terutang
2.Penawaran pembayaran tunai
8. Batal atau pembatalan
diikuti dengan penyimpanan atau
9. Berlakunya suatu syarat batal
penitipan (konsinyasi)
10. Lewat waktu atau kadaluwarsa
Terima Kasih 

Anda mungkin juga menyukai