Anda di halaman 1dari 10

Bab 9

Hukum Asuransi

Disusun Oleh Kelompok II :


1.) AnisaNoviantari (18133100016)
2.) Niken Ayu Trisna (18133100034)
3.) Yanuatri Rohmatun (18133100036)
HUKUM ASURANSI Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD)
Dasar Hukum: Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) UU No. 2
tahun 1992 tentang Perasuransian

Pengertian: UU No. 2 tahun 1992 tentang Asuransi:


Asuransi adalah Perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak
penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi
asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena
kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan atau
tanggungjawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita
tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk
memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau
hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.

2
Berdasarkan definisi hukum yang termuat dalam UU
Perasuransian dan KUHD,Dapat dirumuskan empat
unsur pokok yang terdapat dalam suatu perjanjian
asuransi sebagai berikut :
1.) Pihak tertanggung (Insured)
2.) Pihak penanggung (Insurer/Asuradur)
3.) Suatu Peristiwa yang tidak menentu (Evenemen)
4.) Kepentingan (Interest)

Syarat sah perjanjian Asuransi menurut pasal 1320 Kitab


Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata), yaitu:
1.) Sepakat mereka mengikatkan dirinya
2.) Kecakapan untuk membuat suatu perikatan
3.) Suatu hal tertulis
4.) Suatu sebab yang halal

3
PRINSIP-PRINSIP ASURANSI
• Kepentingan yang dapat diasuransikan (Insurable interest)
Hak untuk mengasuransikan yang timbul dari suatu hubungan keuangan
antara tertanggung dengan yang diasuransikan dan diakui secara hukum.

• Itikad Baik (good faith)


Suatu tindakan untuk mengungkapkan secara akurat dan lengkap semua
fakta yang material (material fact) mengenai sesuatu yang akan diasuransikan
baik diminta maupun tidak.

• Sebab Akibat (Proximate cause)


Suatu penyebab aktif, efisien yang menimbulkan rangkaian kejadian yang
menimbulkan suatu akibat tanpa adanya intervensi suatu yang mulai dan
secara aktif dari sumber yang baru dan independen

4
PRINSIP-PRINSIP ASURANSI

• Ganti Rugi (Indemnity)


Suatu mekanisme dimana penanggung menyediakan kompensasi
financial dalam upayanya menempatkan tertanggung dalam posisi
keuangan yang ia miliki sesaat sebelum terjadinya kerugian

• Pengalihan (Subrogation)
Pengalihan hak tuntut dari tertanggung kepada penanggung setelah
klaim dibayar

• Kontribusi (Contribution)
Prinsip kontribusi berarti bahwa apabila penanggung telah
membayar penuh ganti rugi yang menjadi hak tertanggung maka
penanggung berhak menuntut perusahaan-perusahan lain yang
terlibat dalam suatu pertanggungan untuk membayar bagian kerugian
masing masing yang besarnya sebanding dengan jumlah
pertanggungan yang ditutupnya.
5
Pembedaan Jenis-Jenis Asuransi
Pembedaan menurut UU Perasuransian

“ UU No 2 Tahun 1992 tentang perasuransian membedakan asuransi


ke dalam dua jenis usaha asuransi dan usaha penunjang asuransi.
Usaha Asuransi terdiri dari :
1.) Usaha Asuransi kerugiaan
2.) Usaha Asuransi Jiwa
3.) Reasuransi

Usaha penunjang Asuransi :


1.) Usaha pialang Asuransi
2.) Usaha pialang Reasuransi
3.) Usaha Agen Asuransi
4.) Usaha penilai kerugian asuransi
5.) Usaha konsultan Aktuaria

6
Pembedaan Menurut Ilmu Pengetahuan

Asuransi Kerugian

Asuransi sejumlah uang

Reasuransi, ada 2 bentuk :


1. Fakultatif
2. Treaty
a. Proportional treaty
b. Nonproportional treaty
POLIS

Bukti tertulis atau surat perjanjian antara pihak-pihak yang mengadakan


perjanjian, yaitu tertanggung ataupun penanggung
Fungsi polis bagi tertanggung, antara lain:
1. Bukti tertulis atas jaminan penanggungan untuk mengganti kerugian yang mungkin
dideritanya yang ditanggung oleh penanggung;
2. Bukti pembayaran premi kepada penanggung;
3. Bukti autentik untuk menuntut penanggung apabila lalai atau tidak memenuhi
jaminannya;
 
Fungsi polis bagi penanggung, antara lain:
4. Bukti atau tanda terima premi asuransi dari tertanggung;
5. Bukti tertulis atas jaminan yang diberikannya kepada tertanggung untuk membayar
ganti rugi yang mungkin diderita oleh tertanggung;
6. Bukti autentik untuk menolak tuntutan ganti rugi ataau klaim apabila penyebab
kerugian tidak memenuhi syarat polis.
PERLINDUNGAN KEPENTINGAN PEMEGANG POLIS

1. Pada awal pendirian, perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi


harus menempatkan sekurang-kurangnya 20% dari modal disetor
yang dipersyaratkan, dalam bentuk deposito berjngka dengan
perpanjangan otomatis pada bank umum di Indonesia yang bukan
afiliasi dari perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi yang
bersangkutan;
2. Deposito tersebut merupakan jaminan terakhir dalam rangka
melindungi kepentingan pemegang polis;
3. Premi harus ditetapkan pada tingkat yang mencukupi, tidak
berlebihan, dan tidak diterapkan secara diskriminatif.

9
Terima kasih 
10

Anda mungkin juga menyukai