Membawa informasi dari lingk. eksternal & internal ke SSP
Reseptor Aferen (sensorik) SSP
Permukaan tb (kulit. otot, sendi dll)
Jalur : 1. Somatik Khusus : Penglihatan, pendengaran Hidu & kecap 2. Viseral : organ Pain • mechanical, • thermal, • chemical pain stimuli. – bradykinin, serotonin, histamine, potassium ions, acids, acetylcholine, and proteolytic enzymes. – prostaglandins and substance P enhance the sensitivity of pain endings but do not directly excite them. INDERA KHUSUS AFFERENT DIVISION (Special Sense)
FAAL INDERA
1. Faal Penglihatan (Vision)
2. Faal Pendengaran (Hearing) 3. Faal Perasa (Sensibility) a. Nyeri (Pain) b. Raba/ Tekan (Touch) c. Panas/dingin (Temperature) 4. Faal Pengecap (Taste) 5. Faal Penghidu (Smell) Indera Penglihatan • Mata secara optik = kamera fotografi biasa → mempunyai sistem lensa dan retina yang dapat disamakan dengan film
• Organ yang ada hubunganya dengan proses
optik adalah: kornea, humor akuosus, lensa, humor vitreus dan retina Lapisan bola mata: • Sclera → luar, keras • Choroidea → kaya vascular • Retina → jaringan saraf • Nervus Opticus • Humor Vitreus: transparan seperti jeli • Corpus ciliaris: memproduksi humor aqueous (glandula ciliaris) • Ligamentum suspensorii lentis :ligamen yg mempertahankan posisi lensa • Humor aqueous: cairan bola mata yang mengisi camera oculi • Angulus iridocornealis: sudut antara iris dan kornea tempat homur aqueous mengalir ke sinus venosus sclera • Makula Lutea: area paling sempurna menerima rangsang cahaya • Discus optik: bintik buta, tempat nervus opticus dan pembuluh darah masuk • Fungsi Lensa • Pembentukan bayangan pada retina → diaktifkan oleh lensa → memfokuskan bayangan di retina dengan mekanisme akomodasi →dan hasil bayanganya terbalik dari bendanya Mekanisme Akomodasi • Akomodasi → kemampuan mencembungkan lensa → akibat kontraksi m siliaris → relaksasi ligamen sunpensorius yang memegang lensa, dan sebaliknya jika m siliaris berelaksasi → kekuatan dioptri lensa paling lemah. • Makin bertambah usia, lensa kehilangan elastisitasnya dan menjadi suatu massa yang relatif keras, mungkin karena denaturasi protein secara progresif, sehingga daya akomodasi menurun dari 14 dioptri setelah lahir menjadi 2 dioptri pada usia 45 – 50 tahun • Sesudah itu lensa mata dianggap hampir sama sekali tidak dapat berakomodasi yang disebut : presbiopia • Sel Retina Sel kerucut : untuk penglihatan warna • Sel batang : untuk penglihatan di tempat gelap • Makula merupakan tempat paling peka terhadap cahaya yang disebut fovea centralis
Sel Batang Retina
• Terdapat pada semua retina kecuali pada fovea • Berisi rodopsin (penglihatan warna ungu) dan derivat vitamin A • Rodopsin → berwarna ungu pada keadaan gelap, tetapi pucat oleh cahaya yang dapat dilihat
Sel Kerucut Retina
• Banyak ditemukan pada makula lutea, disamping juga menyebar pada semua retina • Merupakan satu-satunya sel pada fovea, tempatnya berkumpul dengan rapat • Tiap kerucut mengandung satu dari tiga pigmen (fotopsin) VITAMIN A • Kadar Normal : 5000 – 7000 i.u (sehari-hari) 50 – 70 i.u (darah) • Fungsi : - mempertahankan Epitel seluruh tubuh - Pembentukan Rodopsin (Batang) - Pembentukan Iodopsin (kerucut) • Defisiensi : - Xeroftalmia (perubahan epitel mata) - Gangguan fungsi retina - Perubahan anatomis batang & kerucut degenerasi retina Indera Pendengaran • Telinga luar terdiri : aurikula (pinna) , meatus akustikus eksternus • Telinga tengah terdiri : membrana timpani, ossicles (malleus, incus, stapes) , meatus akustikus internus , tuba faringotimpani (tuba Eustachius). • Telinga dalam terdiri: terdiri dua buah organ , organ pendengaran (cochlea) dan organ keseimbangan (aparatus vestibularis). Proses Mendengar • Pendengaran → indera mekanoreseptor → memberikan respon terhadap getaran mekanik gelombang suara yang terdapat diudara. • Getaran suara diterima membrana timpani → maleus → inkus → stapes → labirin membranosa pada lubang foramen ovale → gelombang suara dihantarkan ke telinga dalam (koklea) • Koklea (tabung bergelung) → terbagi menjadi tiga ruangan (scalae) → skala vestibuli, skala timpani dan skala media. • Skala vestibuli, skala timpani berisi perilimfe, skala media berisi endolimfe • Skala vestibuli, skala timpani saling berhubungan melalui lubang kecil di apek koklea yang disebut helicotrema • Skala vestibuli dan skala media dipisahkan oleh membrana vestibularis (membran Reissner) • Antara skala media dan skala timpani dipisahkan oleh membrana basilaris • Skala media berisi organ korti yang terletak di membrana basilaris → reseptor getaran suara. • Getaran suara masuk skala vestibuli dari permukaan lebar stapes pada foramen ovale, perlekatan ini dihubungkan oleh ligamen anulare yang relatif longgar sehingga dapat bergerak keluar dan kedalam → gerakan kedalam menyebabkan cairan bergerak kedalam skala vestibuli, skala media dan skala timpani dan menyebabkan foramen rontundum menonjol keluar dan menimbulkan getaran sesuai dengan frekuensinya. Jaras Saraf • Organ corti (reseptor) → n. koklearis → nukleus koklearis (medulla oblongata) → nukleus olivaris superior → kolikulus inferior (pusat refleks pendengaran) → nukleus genikulatum mediale (didalam thalamus) → cortex cerebri (radiatio auditoria) yang terletak di girus superior lobus temporalis Ketulian • Tuli hantar : tuli akibat gangguan hantaran bunyi dari telinga luar atau tengah, akibat : • Sumbatan mae oleh serumen atau benda asing • Kerusakan ossicula auditus • Penebalan membrana timpani setelah infeksi telinga tengah ( otitis media ) • Kekakuan perlekatan antara stapes dan foramen ovale • Tuli saraf : tuli akibat kerusakan sel rambut atau jaras saraf, yang diakibatkan : • Degenerasi toksin sel rambut akibat streptomisin dan gentamisin • Kerusakan sel rambut luar akibat oleh antibiotika • Tumor pada n vestibularis dan hantaran diatasnya • Audiometer : alat untuk mengukur ketajaman pendengaran. • Frekuensi yang dapat didengar antara : 20 – 20.000 Hz ( siklus / detik ) Indera Penciuman Organum Olfactorium • Tractus olfactorius • Bulbus olfactorius • Sel olfactorius terletak pada atap cavum nasalis: berupa lamina kribiformis os frontalis Peranan Penciuman • Menimbulkan sekresi saliva dan getah lambung → respon bau menyenangkan, bau busuk • Memantau kebersihan → keringat, kotoran • Membentuk info sosial → penciuman “keluarga” dan “orang luar’ • Mempengaruhi tingkah laku seksual • Mempengaruhi emosi → gembira, lesu • Ada 107 sel indera primer penciuman → terletak pada neuroepitelium regio olfactorius (epitelium olfaktori) • Reseptor penciuman (kemoreseptor olfaktori) bersifat bipolar, ujung dendritnya membawa 5-20 silia yg ditutupi oleh mukus, akson menuju ke otak Epitelium olfactori mengandung sel penunjang, sel basal dan sel olfaktori
• Sel olfactory merupakan neuron bipolar, ujungnya
berambut yang menonjol pada mukus • Kemoreseptor olfactorius terletak didalam bagian khusus mucosa hidung yakni membrana mucosa olfactorius. • Kemoreseptor olfactorius hanya berespon terhadap senyawa yang berkontak dengan epitel olfactorius dan dilarutkan dalam lapisan tipis mukus yang menutupinya Syarat zat yang dapat di-bau : • Harus mudah menguap → dapat masuk hidung • Sedikit larut dalam air sehingga dapat melalui mukus untuk mencapai sel olfactorius • Harus dapat larut dalam lipid karena diduga rambut olfactorius dan ujung luar sel olfactorius terutama terdiri dari zat lipid Jaras Saraf Olfactorius • Silia olfactoria → sel olfactoria (reseptor) →akson olfactoria → glomeruli olfactorius → sel mitral → tractus olfactorius →striae olfactoriae medialis et lateralis →cortex olfactorium Kelainan Penciuman • Anosmia: tak ada indera penciuman • Hiposmia: sensitifitas penciuman yang berkurang • Disosmia: indera penciuman yang berubah Indera Pengecapan Organum Gustatorium • Papilla lingualis • Papilla fungiformis • Papilla filiformis • Papilla sircumvalata • Tonsila lingualis • Reseptor gustatorius terdapat dalam papila lingualis • Sel reseptor gustatorius (tunas pengecapan) terletak di lidah, merupakan kemoreseptor yang berespon terhadap senyawa yang dilarutkan dalam cairan mulut. Pada manusia terletak pada : Lidah, Palatum, Epiglotis, Nasofaring Peranan Indera Pengecap • Menjaga makanan yg rusak (citarasa yang buruk: reflek muntah; citarasa pahit: biasanya beracun) • Menimbulkan sekresi saliva dan getah lambung Macam sensasi pengecapan dan letaknya di lidah : • Pahit: dorsum posterior linguae • Manis: ujung lidah • Asin: dorsum anterior linguae • Asam: sepanjang tepi (lateral) lidah Jaras Saraf Gustatorius • Saraf sensorik 2/3 anterior lidah → chorda tympani dari n facialis ( VII ) • 1/3 posterior lidah → n glosofaringius (IX) • Faring melalui n vagus ( X ) • Ketiganya masuk ke nukleus tractus solitarius di batang otak → kemudian diteruskan oleh lemnicus medialis bersama rasa raba, nyeri dan suhu → menuju area proyeksi pengecapan ( cortex cerebri ) Kelainan Pengecapan • Ageusia → tak ada indera pengecapan • Hipogeusia → sensitivitas pengecapan yang berkurang • Disgeusia → indera pengecapan yang terganggu Indra Perasa Ada empat macam reseptor kulit : • Raba – tekan • Dingin • Hangat • Nyeri Reseptor Kulit Korpuskel pacinian: •berkapsul, mendeteksi tekanan vibratori, terdapat di jari tangan, genetalia interna dan payudara Korpuskel Meissner, Krause dan Discus Merkle: •Berkapsul, mendeteksi sentuhan Korpuskel Ruffini: •Berkapsul mendeteksi tegangan dan tekanan, terdapat di plantar kaki Proprioseptor Proprioseptor: reseptor pada otot, tendon dan persendian •Gelondong otot → tegangan otot →terletak diantara serat otot •Organ tendon Golgi → tegangan pada tendon •Korpuskel Panician → tekanan Terima kasih