Anda di halaman 1dari 24

INTERAKSI SOSIAL

DEFINISI
INTERAKSIONIS DEFINISI
INTERAKSI
ME SIMBOLIK SITUASI
SOSIAL

ATURAN YANG GOFFMAN DAN


INTERAKSI DAN PRINSIP
MENGATUR
INFORMASI DAMATURGI
INTERAKSI

DARI BERJUMPA
KONSEP
SAMPAI RINGKASAN
PENTING
BERPISAH
DEFINISI
INTERAKSI
SOSIAL
Sebuah tindakan yang membentuk sebuah hubungan sosial
antarindividuyang terjadi dalam beragam situasi setiap
harinya.

Contohnya, hubungan antara dokter dan juru rawat, supir


taksi dan penumpang.

BACK
INTE RAKSIONISME
SIMBOLIK
 Untuk mempelajari interaksi social, digunakan pendekatan tertentu yang
disebut interactionist perspective. Salah satu pendekatan yang digunakan
adalah interaksionisme simbolik (symbolic interactionism) yang berasal
dari pemikiran George Herbert Mead.

 Leslie White mendefinisikan simbol sebagai “a thing the value or meaning


of which is bestowed uon by those who use it”.

 Suatu simbol, menurut White, hanya dapat ditangkap melalui cara


simbolis, contohnya, makna suatu warna tergantung pada mereka yang
menggunakannya.

NEXT
 Herbert Blumer mengungkapkan ada tiga pokok pikiran interaksionisme
simbolik.

1. Manusia bertindak (act) terhadap sesuatu (thing) atas dasar makna


(meaning) yang dipunyai sesuatu tersebut baginya.
Contoh:
2. Makna (meaning) yang dipunyai sesuatu tersebut berasal atau muncu
dari interaksi sosial antara seseorang dengan sesamanya.

3.Makna diperlakukan atau diubah melalui suatu proses penafsiran


(interpretative process) yang digunakn orang dalam menghadapi sesuatu
yang diumpainya.
DEFINISI
SITUAS I

Definisi situasi (W. I. Thomas (1968)) atau penafsiran situasi adalah


suatu proses dimana seseorang melakukan penilaian dan
pertimbangan terlebih dahulu ketika mendapat rangsangan dari
luar sebelum memberikan reaksi dari rangsangan yang
didapatkannya tersebut.

Ada dua macam definisi situasi, yaitu:


 Definisi siuasi yang dbuat secara spontan oleh individu.
 Definisi situasi yang dibuat oleh masyarakat.
AT U RAN
YAN G
M E N GAT U R
INTERAKSI

 Dalam kajian sosiologis, ada beberapa aturan mengenai interaksi social yang
berbeda dengan faktor yang memengaruhi interaksi. Karp dan Yoels (1979)
menyatakan tiga jenis aturan dalam interaksi sosial, yaitu:

ATURAN ATURAN ATURAN


MENGENAI MENGENAI MENGENAI
RUANG WAKTU GERAK TUBUH
AT U RAN
MENGENAI
RUANG
Hall, dalam bukunya yang berjudul “The Hidden Dimension” mengemukakan
bahwa dalam interaksi dijumpai aturan tertentu dalam hal penggunaan ruang.
Dari penelitiannya, Hall menyimpulkan ada empat jarak dalam situasi sosial,
yaitu:

JARAK INTIM
JARAK
PRIBADI
JARAK
SOSIAL
JARAK
PUBLIK
JARAK
INTIM

Pada jarak intim yang berkisar antara 0 ― 18 inci (0 ― 45cm), terjadi


keterlibatan intensif panca indera dengan tubuh orang lain, contohnya:
JARAK
PRIBADI
Jarak pribadi berkisar antara 4 ― 12 kaki (45 cm ― 1.22 m), jarak pribadi
cenderung dijumpai dalam interaksi antara orang yang berhubungan dekat,
contohnya:
JARAK
SOSIAL

Pada jarak sosial, yang berkisar antara 4 ― 12 kaki (1.22 m ― 3.66 m), orang
yang berinteraksi dapat berbicara secara wajar dan tidak saling menyentuh,
contohnya:
JARAK
PUBLIK

Menurut Hall, jarak publik (di atas 12 kaki atau 3.66 m) umumnya digunakan
oleh orang yang harus tampil di depan umum, seperti politisi dan artis, misalnya:
AT U RAN
MENGENAI
WAK T U

Setiap orang punya makna tersendiri tentang waktu yang mengatur interaksi
seseorang dengan orang lain. Misalnya, pada masyarakat kita dikenal adanya
istiilah “jam karet”. Bagi kita, hal ini sudah menjadi budaya di masyarakat.
AT U RAN
M ENGENAI
SIKAP
TUBUH
Komunikasi nonverbal (tanpa menggunakan bahasa lisan maupun tulisan)
merupakan bentuk komunikasi pertama bagi manusia. Komunikasi ini digunakan
seseorang untuk menyampaikan pesan dalam interaksinya dengan orang lain.
Contohnya memicingkan mata, mengangkat bahu, membungkukkan badan,
menganggukkan kepala, dan lainnya.
Namun demikian, makna komunikasi ini bisa berbeda antara satu masyarakat
dengan masyarakat lainnya. Oleh karena itu, komunikasi nonverbal hanya efektif
dilakukan dalam interaksi antaranggota masyarakat yang memiliki pemaknaan
yang sama terhadap gerakan-gerakan tersebut.
INTERAK SI
DAN
INFORMASI

Untuk dapat berinteraksi, untuk dapat mengambil peran orang lain, seseorang
perlu mempunyai informasi mengenai orang yang berada di hadapannya. (Karp
dan Yoels, Symbols, Selves, and Society: Understanding Interaction (1979))
Manakala ia asing bagi kita karena kita tidak mengetahui riwayat hidupnya
(biographical stranger) dan/atau kita tidak tahu kebudayaannya (cultural stranger)
maka interaksi sukar dilakukan. Oleh karena itu, pencarian informasi diperlukan
untuk melancarkan interaksi.
Menurut Karp dan Yoels, terdapat sumber-sumber informasi, yaitu ciri fisik (yang
diwarisi sejak lahir maupun yang tidak).

JENIS
WARNA KULIT USIA
KELAMIN

PENAMPILAN BENTUK
PAKAIAN
FISIK TUBUH

WACANA
WAR NA
KULIT
Menurut Karp dan Yoels, ciri yang dibawa sejak lahir seperti jenis kelamin, usia,
dan ras sangat menentukan interaksi. Dalam masyarakat yang mengenai
diskriminasi ras, misalnya Amerika Serikat, interaksi tergantung pada warna kulit
orang yang berinteraksi.
USIA
Dalam banyak masyarakat, interaksi dengan orang yang dianggap lebih tua sering
berbeda dengan orang yang sebaya serta dengan orang yang lebih muda.
JENIS
K E LA M I N
Jenis kelamin sangat memengaruhi interaksi. Untuk menggarisbawahi peran
penting jenis kelamin bagi kelancaran interaksi, Karp dan Yoels mengisahkan
kesukaran dalam suatu interaksi yang terjadi manakala jenis kelamin salah satu
pihak tidak jelas, apakah orang tersebut harus diperlakukan sebagai laki-laki atau
wanita? Ketidakjelasan mengenai jenis kelamin ini mempersulit interaksi.
P E N A M P I LA N
FISIK
Karp dan Yoels menyajikan sejumlah hasil penelitian yang memperlihatkan
bahwa orang yang berpenampilan fisik menarik lebih mudah memperoleh
pasangan, sedangkan orang yang merasa dirinya tidak menarik mengeluh karena
mengalami kesukaran pergaulan.
BENTUK
TUBUH

Karp dan Yoels melaporkan temuan penelitian Wells dan Slegal bahwa orang
cenderung menganggap adanya keterkaitan antara bentuk tubuh dan watak
manusia.
PA K A I A N
Pakaian merupakan suatu faktor pula dalam interaksi. Misalnya, seseorang yang
berbusana sebagai eksekutif muda jelas mendapat perlakuan berbeda dengan
seseorang yang berpenampilan seperti pemulung.
WACANA
Faktor terakhir yang memengaruhi interaksi adalah apa yang diucapkan para
pelaku. Terkadang, suatu masyarakat menerapkan suatu mekanisme agar orang
yang baru bertemu untuk pertama kali dapat mempunyai informasi mengenai
status masing-masing sehingga mengetahui bagaimana ia harus berinteraksi.

Anda mungkin juga menyukai