Fitofarmaka Pertemuan 5
Fitofarmaka Pertemuan 5
METODA
EKSTRAKSI
Wahyu Tusy Wardhani, S.Si, Apt.
PERTEMUAN KE 5
MASERASI
Wahyu Tisy Wardhani, S.Si, Apt.
• Maserasi merupakan cara
penyarian yang sederhana.
• Pengerjaanya lama,
• Penyariannya kurang
sempurna.
MASERASI DAPAT DILAKUKAN
MODIFIKASI MISALNYA :
1. Maserasi Digesti
3. Remaserasi
4. Maserasi Melingkar
SOXLETASI
DESTILASI
PERTEMUAN KE 6
INFUNDASI &
DESTILASI
Wahyu Tisy Wardhani, S.Si, Apt.
PERTEMUAN KE 6
INFUNDASI
Wahyu Tisy Wardhani, S.Si, Apt.
Infuse adalah sediaan cair yang di
buat dengan menyari simplisia
dengan air pada suhu 900 selama
15 menit.
Infudasi adalah proses penyarian yang
umumnya digunakan untuk menyari zat
kandungan aktif yang larut dalam air dan
bahan-bahan nabati. Penyarian dengan
cara ini menghasikan sari yang tidak stabil
dan mudah tercemar oleh kuman dan
kapang. Oleh sebab itu, sari yang diperoleh
dengan cara ini tidak boleh disimpan lebih
dari 24 jam.
Cara ini sangat sederhana dan
sering digunakan oleh
perusahaan obat tradisional.
Dengan beberapa modifikasi, cara
ini sering digunakan untuk
membuat ekstrak.
Infus dibuat dengan cara :
1. Membasahi bahan bakunya,
biasanya dengan air 2 kali bobot
bahan, untuk bunga 4 kali bobot bahan
dan untuk karagen 10 kali bobot bahan.
2. Bahan baku ditambah dengan air dan
dipanaskan selama 15 menit pada suhu
900 – 980C.
Pada umumnya, perbandingan
simplisai dengan larutan
penyari = 1: 10
Pada simplisia tertentu tidak
diambil 10 bagian bahan.
Destilasi uap air dapat digunakan untuk menyari simplisia yang mengandung minyak
menguap, mempunyai titik didih yang tinggi pada tekanan udara normal dan biasanya
pada proses pemanasan kemungkinan akan kerusakan zat aktif dan mencegah
kerusakan tersebut maka dilakukan penyarian secara destilasi uap air (5).
Berdasarkan proses kerjanya penyulingan dapat
digolongkan menjadi 3 cara yaitu (5):
Penyulingan dengan air
Prinsip kerjanya adalah penyulingan diisi air sampai
volumenya hampir separuh, lalu dipanaskan. Sebelum air
mendidih sampel dimasukkan ke dalam ketel penyulingan,
sehingga air dan minyak atsiri menguap secra bersamaan ke
dalam kondensor pendingin dan mengalami pengembunan
dan mencair kembali yang selanjutrnya dilairkan ke alat
pemisah yang akan memisahkan minyak atsiri dari air.
Penyulingan dengan air dan uap
Prinsip kerjanya adalah penyulingan diisi air sampai pada
batas saringan. Sampel diletakkan di atas saringan, sehingga
sampel tidak berhubungan langsung dengan air mendidih
akan tetapi akan berhubungan dengan uap air di mana air
yang menguap akan membawa partikel minyak atsiri dan
dialirkan melalui pipa ke kondensor sehingga terjadi
pengembunan dan uap air bercampur minyak atsiri tersebut
akan mencair kembali dan selanjutnya dialirkan ke alat
pemisah untuk memisahkan minyak atsiri dan air.
Penyulingan dengan uap
Prinsip kerjanya pada dasarnya sama dengan uap ketel dan ketel penyulingan terpisah. Ketel uap yang berisi air dipanaskan, lalu uapnya
dilairkan ke ketel penyulingan yang berisi sampel, sehingga partikel-partikel minyak atsiri pada sampel akan terbawa bersama uap menuju
kondensor selanjutnya diembunkan kemudian mencair dan mengalir ke alat pemisah yang akan memisahkan minyak atsiri dari air
Rotary Evaporator
Rotary evaporator ialah alat yang biasa digunakan di laboratorium kimia untuk mengefisienkan dan mempercepat pemisahan pelarut dari
suatu larutan. Alat ini menggunakan prinsip vakum destilasi, sehingga tekanan akan menurun dan pelarut akan menguap dibawah titik
didhnya. Rotary evaporator sering digunakan dibandingkan dengan alat lain yang memiliki fungsi sama karena alat ini mampu menguapkan
pelarut dibawah titik didih sehingga zat yang terkandung di dalam pelarut tidak rusak oleh suhu tinggi (7).
Rotary evaporator bekerja seperti alat destilasi. Pemansan pada rotary evaporator menggunakan penangas air yang dibantu dengan
rotavapor akan memutar labu yang berisi sampel oleh rotavapor sehingga pemanasan akan lebih merata. Selain itu, penurunan tekanan
diberikan ketika labu yang berisi sampel diputar menyebabkan penguapan lebih cepat. Dengan adanya pemutaran labu maka penguapan
pun menjadi lebih cepat terjadi. Pompa vakum digunakan untuk menguapkan larutan agar naik ke kondensor yang selanjutnya akan diubah
kembali ke dalam bentuk cair (7).
Labu disimpan dalam labu alas bulat dengan volume 2/3 bagian dari volume labu alas bulat yang digunakan, kemudian waterbath
dipanaskan sesuai dengan suhu pelarut yang digunakan. Setelah suhu tercapai, labu alas bulat dipasang dengan kuat pada ujung rotor
yang menghubungkan dengan kondensor. Aliran air pendingin dan pompa vakum dijalankan, kemudian tombol rotar diputar dengan
kecepatan yang diinginkan.
Terdapat beberapa bagian alat rotary evaporator, diantaranya (7):
Pendingin. Berfungsi mendinginkan air yang akan dipompakan ke kondensor.
Kondensor. Berfungsi untuk mengubah uap menjadi bentuk cair kembali.
Penangas Air/Watherbath. Digunakan untuk memanaskan sampel dengan suhu yang dapat diatur sesuai kebutuhan.
Pompa Vakum. Pompa vakum digunakan untuk mengatur tekanan dalam labu, sehingga mempermudah penguapan sampel.
PERKOLASI
Perkolasi adalah cara penyarian yang dilakukan dengan mengalirkan cairan penyari melalui serbuk simplisia yang telah dibasahi. Kekuatan yang
berperan pada perkolasi antara lain: gaya berat, kekentalan, daya larut, tegangan permukaan, difusi, osmosa, adesi, daya kapiler dan daya geseran
(friksi). Cara perkolasi lebih baik dibandingkan dengan cara maserasi karena:
a.Aliran cairan penyari menyebabkan adanya pergantian larutan yang terjadi dengan larutan yang konsentrasinya lebih rendah, sehingga
meningkatkan derajat perbedaan konsentrasi.
b.Ruangan diantara serbuk-serbuk simplisia membentuk saluran tempat mengalir cairan penyari.karena kecilnya saluran kapiler tersebut,maka
kecepatan pelarut cukup untuk mengurangi lapisan batas,sehingga dapat meningkatkan perbedaan konsentrasi.
Reperkolasi
Untuk menghindari kehilangan minyak atsiri pada pembuatan sari,maka cara perkolasi diganti dengan cara reperkolasi. Pada perkolasi dilakukan
pemekatan sari dengan pemanasan pada reperkolaso tidak dilakukan pemekatan. Reperkolasi dilakukan dengan cara sinplisia dibagi dalam beberapa
percolator.
Perkolasi Bertingkat
Dalam proses perkolasi biasa,perkolat yang dihasilkan tidak dalam kadar yang maksimal. Selama cairan penyari melakukan penyarian serbuk
simplisia , maka terjaji aliran melalui lapisan serbuk dari atas sampai ke bawah disertai pelarutan zat aktifnya. Proses poenyaringan tersebut aakan
menghasilkan perkolat yang pekat pada tetesanm pertama dan terakhir akan diperoleh perkolat yang encer.
Untuk memperbaiki cara perkolasi tersebut dialkukan cara perkolasi bertingkat. Serbuk simplisia yang hampir tersari sempurna sebelum dibuang
,disari dengan cairan penyari ang baru. Hal ini diharapkan gar serbuk simplisia tersebut dapat tersari sempurna. Sebaliknya sewrbuk simplisia yang
baru disari dengan perkolat yang hampir jenuh, dengan denikian akan diperoleh perkolat akhir yang jernih. Perkolat dipisahkan dan dipekatkan.
Cara ini cocok bila digunakan untuk perusahaan obat tradisional,termasuk perusahaan yang memproduksi sediaan galenik. Agar dioperoleh cara
yang tepat, perlu dilakukan percobaan pendahuluan. Dengan percobaan tersebut dapat ditetapkan :
1.Jumlah percolator yang diperlukan
2.Bobot serbuk simplisia untuk tiap kali perkolasi
3.Jenis cairan penyari
4.Jumlah cairan penyari untuk tiap kali perkolasi
5.Besarnya tetesan dan lain-lain.
Percolator yang digunakan untuk cara perkolasi ini agak berlainan dengan percolator biasa. Percolator ini harus dapat diatur, sehingga:
1.Perkolat dari suatu percolator dapat dialirkan ke percolator lainnya
2.Ampus dengan mudah dapat dikeluarkan.
Percolator diatur dalam suatu deretan dan tiap percolator berlaku sebagai percolator pertama.
PERTEMUAN KE 6
DESTILASI
Wahyu Tisy Wardhani, S.Si, Apt.
PERTEMUAN KE 7
SOXLETASI
Wahyu Tisy Wardhani, S.Si, Apt.