Anda di halaman 1dari 46

PERTEMUAN KE 5 - 7

METODA
EKSTRAKSI
Wahyu Tusy Wardhani, S.Si, Apt.
PERTEMUAN KE 6

INFUNDASI &
DESTILASI
Wahyu Tisy Wardhani, S.Si, Apt.
PERTEMUAN KE 6

INFUNDASI
Wahyu Tisy Wardhani, S.Si, Apt.
REBUSAN - PANCI INFUSA
Terdapat dua panci :
A. Panci sebelah dalam
berisi bahan dan air
B. Panci sebelah luar berisi
air sebagai penangas
A
Pemanasan 15 menit
B dihitung penangas
mulai mendidih (infusa)
atau 30 menit (dekokta)
Infuse adalah sediaan cair yang di
buat dengan menyari simplisia
dengan air pada suhu 90 selama
15 menit.
• Infudasi adalah proses penyarian
yang umumnya digunakan untuk
menyari zat kandungan aktif yang
larut dalam air dan bahan-bahan
nabati.
• Penyarian dengan cara ini
menghasikan sari yang tidak stabil
dan mudah tercemar oleh kuman dan
kapang.
• Oleh sebab itu, sari yang diperoleh
dengan cara ini tidak boleh disimpan
lebih dari 24 jam.
• Cara ini sangat sederhana dan
sering digunakan oleh
perusahaan obat tradisional.
• Dengan beberapa modifikasi,
cara ini sering digunakan
untuk membuat ekstrak.
Infus dibuat dengan cara :
1. Membasahi bahan bakunya,
biasanya dengan air 2 kali bobot
bahan, untuk bunga 4 kali bobot bahan
dan untuk karagen 10 kali bobot bahan.
2. Bahan baku ditambah dengan air dan
dipanaskan selama 15 menit pada suhu
90 – 98°C.
 Pada umumnya, perbandingan
simplisai dengan larutan
penyari = 1: 10
 Pada simplisia tertentu tidak
diambil 10 bagian bahan.

Hal ini di sebabkan karena:


1. Kandungan simplisia
kelarutannya terbatas,
misalnya kulit kina digunakan
6 bagian. .
2. Disesuaikan dengan cara
penggunaannya dalam
pengobatan, misalnya daun kumis
kucing, sekali minum infuse 100cc
karena itu diambil 1/2 bagian.
3. Berlendir, misalnya karagen
digunakan 1 1/2 bagian
4. Daya kerjanya keras, misalnya
digitalis digunakan 1/2 bagian.
3. Untuk memindahkan penyarian
kadang-kadang perlu ditambah
bahan kimia misalnya:
a. Asam sitrat untuk infuse kina
b. Kalium atau Natrium karbonat
untuk infuse kelembak
4. Penyaringan dilakukan pada
saat cairan masih panas, kecuali
bahan yang mengandung bahan
yang mudah menguap.

Simplisia yang digunakan untuk


pembuatan infuse harus
mempunyai derajat kehalusan
tertentu.
DERAJAD KEHALUSAN

1. Derajat kahalusan (2/3),


• Daun kumis kucing
• Daun sirih
• Akar manis

2. Derajat kehalusan (3/6),


• Akar kelembak
3. Derajat kehalusan (6/8),
• Rimpang lengkuas
• Rimpang temulawak
• Rimpang jahe

4. Derajat kehalusan (8/24),


• Kulit kina
• Prosedur pengerjaan selanjutnya, yaitu
simplisia yang telah dihaluskan sesuai
dengan derajat kehalusan yang telah
ditetapkan dicampur dengan air
secukupnya dalam sebuah panci.
• Kemudian dipanaskan dalam tangas
air selama 15 menit, dihitung mulai
suhu dalam panci mencapai 900C,
sambil sekali-sekali diaduk.
• Infuse diserkai sewaktu masih panas
melalui kain flannel.
• Untuk mencukupi kekurangan air,
ditambahkan air mendidih
melalui ampasnya.
• Infuse simplisia yang
mengandung minyak atsiri harus
diserkai setelah dingin.
• Infuse asam jawa dan simplisia
yang berlendir tidak boleh
diperas.
• Infuse kulit kina biasanya ditambah
dengan asam sitrat sepersepuluh
dari bobot simplisia.
• Asam jawa sebelum dipakai
dibuang bijinya dan sebelum
direbus dibuat massa seperti bubur.
• Buah adas dan dan buah adas
manis dipecah terlebih dahulu
Keuntungan dari metode infudasi:
• Unit alat yang dipakai sederhana,
• Biaya operasionalnya relatif rendah
Kerugiannya adalah:
• Zat-zat yang tertarik kemungkinan
sebagian akan mengendap kembali,
apabila kelarutannya sudah mendingin
(lewat jenuh).
• Hilangnya zat-zat atsiri
• Adanya zat-zat yang tidak tahan panas
lama, disamping itu simplisia yang
mengandung zat-zat albumin tentunya
zat ini akan menggumpal dan
menyukarkan penarikan zat-zat
berkhasiat tersebut.
ALAT ALAT EKSTRAKSI
PENGADUK STIRRER
PENYARING VACUM
EVAPORATION OF MENSTRUMI

OPEN EVAPORATOR VACUUM EVAPORATOR


WATERBATH
ROTARY EVAPORATOR

• Rotary evaporator ialah alat yang biasa


digunakan di laboratorium kimia untuk
mengefisienkan dan mempercepat
pemisahan pelarut dari suatu larutan.

• Alat ini menggunakan prinsip vakum


destilasi, sehingga tekanan akan menurun
dan pelarut akan menguap dibawah titik
didhnya.
• Rotary evaporator sering digunakan
dibandingkan dengan alat lain yang memiliki
fungsi sama karena alat ini mampu
menguapkan pelarut dibawah titik didih
sehingga zat yang terkandung di dalam
pelarut tidak rusak oleh suhu tinggi.
• Rotary evaporator bekerja seperti alat
destilasi. Pemansan pada rotary evaporator
menggunakan penangas air yang dibantu
dengan rotavapor akan memutar labu yang
berisi sampel oleh rotavapor sehingga
pemanasan akan lebih merata.
• Selain itu, penurunan tekanan diberikan
ketika labu yang berisi sampel diputar
menyebabkan penguapan lebih cepat.
Dengan adanya pemutaran labu maka
penguapan pun menjadi lebih cepat
terjadi. Pompa vakum digunakan untuk
menguapkan larutan agar naik ke
kondensor yang selanjutnya akan diubah
kembali ke dalam bentuk cair.
• Sampel dimasukkan dengan volume 2/3
bagian dari volume labu alas bulat yang
digunakan, kemudian waterbath dipanaskan
sesuai dengan suhu pelarut yang
digunakan. Setelah suhu tercapai, labu alas
bulat dipasang dengan kuat pada ujung
rotor yang menghubungkan dengan
kondensor. Aliran air pendingin dan pompa
vakum dijalankan, kemudian tombol rotar
diputar dengan kecepatan yang diinginkan.
Bagian alat rotary evaporator, diantaranya
•  Pendingin. Berfungsi mendinginkan air yang
akan dipompakan ke kondensor.
• Kondensor. Berfungsi untuk mengubah uap
menjadi bentuk cair kembali.
• Penangas Air/Watherbath. Digunakan untuk
memanaskan sampel dengan suhu yang dapat
diatur sesuai kebutuhan.
• Pompa Vakum. Pompa vakum digunakan
untuk mengatur tekanan dalam labu, sehingga
mempermudah penguapan sampel.
HASIL EKSTRAK
HASIL EKSTRAK
PERTEMUAN KE 6

DESTILASI
Wahyu Tisy Wardhani, S.Si, Apt.
EKSTRAKSI SECARA
DESTILASI UAP AIR
Destilasi uap air dapat digunakan untuk
menyari simplisia yang
• mengandung minyak menguap,
• mempunyai titik didih yang tinggi pada
tekanan udara normal dan
• biasanya pada proses pemanasan
kemungkinan akan ada kerusakan zat
aktif dan mencegah kerusakan
tersebut maka dilakukan penyarian
secara destilasi uap air
BERDASARKAN PROSES KERJANYA
PENYULINGAN DAPAT DIGOLONGKAN MENJADI
3 CARA YAITU
DISTILATOR

WATER STEAM AND WATER STEAM


PENYULINGAN DENGAN AIR
Prinsip kerjanya adalah penyulingan diisi
air sampai volumenya hampir separuh, lalu
dipanaskan. Sebelum air mendidih sampel
dimasukkan ke dalam ketel penyulingan,
sehingga air dan minyak atsiri menguap
secra bersamaan ke dalam kondensor
pendingin dan mengalami pengembunan
dan mencair kembali yang selanjutrnya
dilairkan ke alat pemisah yang akan
memisahkan minyak atsiri dari air.
PENYULINGAN DENGAN AIR DAN UAP
Prinsip kerjanya adalah penyulingan diisi air
sampai pada batas saringan. Sampel diletakkan
di atas saringan, sehingga sampel tidak
berhubungan langsung dengan air mendidih
akan tetapi akan berhubungan dengan uap air
di mana air yang menguap akan membawa
partikel minyak atsiri dan dialirkan melalui pipa
ke kondensor sehingga terjadi pengembunan
dan uap air bercampur minyak atsiri tersebut
akan mencair kembali dan selanjutnya dialirkan
ke alat pemisah untuk memisahkan minyak
atsiri dan air.
PENYULINGAN DENGAN UAP
Prinsip kerjanya pada dasarnya sama dengan
uap ketel dan ketel penyulingan terpisah.
Ketel uap yang berisi air dipanaskan, lalu
uapnya dilairkan ke ketel penyulingan yang
berisi sampel, sehingga partikel-partikel
minyak atsiri pada sampel akan terbawa
bersama uap menuju kondensor selanjutnya
diembunkan kemudian mencair dan mengalir
ke alat pemisah yang akan memisahkan
minyak atsiri dari air
PERTEMUAN KE 7

SOXLETASI
Wahyu Tisy Wardhani, S.Si, Apt.

Anda mungkin juga menyukai