Anda di halaman 1dari 59

PERTEMUAN KE 5 - 7

METODA
EKSTRAKSI
Wahyu Tusy Wardhani, S.Si, Apt.
PERTEMUAN KE 5

MASERASI
Wahyu Tisy Wardhani, S.Si, Apt.
• Maserasi merupakan cara
penyarian yang sederhana.

• Maserasi dilakukan dengan


cara merendam serbuk
simplisia dalam cairan penyari.
• Cairan penyari akan menembus dinding
sel dan masuk ke dalam rongga sel yang
mengandung zat aktif,
• zat aktif akan larut karena adanya
perbedaan konsentrasi antara larutan zat
aktif di dalam sel dengan yang diluar sel,
maka larutan yang terpekat didesak
keluar.
• Peristiwa tersebut berulang sehingga
terjadi keseimbangan konsentrasi antara
larutan diluar sel dengan larutan di
dalam sel.
Maserasi digunakan untuk
• penyarian simplisia yang
mengandung zat aktif yang
mudah larut dalam cairan
penyari,
• tidak mengandung zat yang
mudah mengembang dalam
cairan penyari,
• tidak mengandung benzoin,
tiraks dan lain-lain.
Cairan penyari yang digunakan dapat
berupa
• air,
• etanol,
• air-etanol, atau
• pelarut lain.

Bila cairan penyari digunakan air maka


untuk mencegah timbulnya kapang, dapat
ditambahkan bahan pengawet, yang
diberikan pada awal penyarian.
KEUNTUNGAN CARA PENYARIAN
DENGAN MASERASI

• Cara pengerjaan dan peralatan


sederhana dan mudah
diusahakan.
KERUGIAN CARA MASERASI

• Pengerjaanya lama,
• Penyariannya kurang
sempurna.
MASERASI DAPAT DILAKUKAN
MODIFIKASI MISALNYA :

1. Maserasi Digesti

2. Maserasi dengan Mesin Pengaduk

3. Remaserasi

4. Maserasi Melingkar

5.Maserasi Melingkar Bertingkat


1. DIGESTI

• Cara maserasi ini hanya dapat


dilakukan untuk simplisia yang zat
aktifnya tahan terhadap
pemanasan.
Daya melarutkan cairan penyari akan
meningkat,

sehingga pemanasan tersebut


mempunyai pengaruh yang sama
dengan pengadukan.
Koefisien difusi berbanding lurus
dengan suhu absolute dan berbanding
terbalik dengan kekentalan

Sehingga kenaikan suhu akan


berpengaruhpada kecepatan difusi.
Umumnya kelarutan zat aktif akan
meningkat bila suhu dinaikkan.
4. Jika cairan penyari mudah menguap
pada suhu yang digunakan, maka perlu
dilengkapi dengan pendingin balik,
sehingga cairan akan menguap kembali
ke dalam bejana.
2. MASERASI DENGAN MESIN
PENGADUK

Penggunaan mesin pengaduk


yang berputar terus-menerus,
waktu proses maserasi dapat
dipersingkat menjadi 6 sampai 24
jam.
3. REMASERASI

Cairan penyari dibagi menjadi 2.


Seluruh serbuk simplisia di
maserasi dengan cairan penyari
pertama, sesudah dienap tuangkan
dan diperas, ampas dimaserasi lagi
dengan cairan penyari yang kedua.
4. MASERASI MELINGKAR
• Maserasi dapat diperbaiki dengan
mengusahakan agar cairan penyari
selalu bergerak dan menyebar.
• Dengan cara ini penyari selalu
mengalir kembali secara
berkesinambungan melalui sebuk
simplisia dan melarutkan zat
aktifnya.
5.MASERASI MELINGKAR
BERTINGKAT
• Pada maserasi melingkar,
penyarian tidak dapat dilaksanakan
secara sempurna, karena
pemindahan massa akan berhenti
bila keseimbangan telah terjadi.
• Masalah ini dapat diatasi dengan
maserasi melingkar bertingkat
(M.M.B),
YANG AKAN DIDAPATKAN
DENGAN METODA MMB:
1. Serbuk simplisia mengalami proses
penyarian beberapa kali, sesuai dengan
bejana penampung. Pada contoh di atas
dilakukan 3 kali, jumlah tersebut dapat
diperbanyak sesuai dengan keperluan.
2. Serbuk simplisia sebelum dikeluarkan
dari bejana penyari, dilakukan penyarian
dengan cairan penyari baru. Dengan ini
diharapkan agar memberikan hasil
penyarian yang maksimal
YANG AKAN DIDAPATKAN
DENGAN METODA MMB:

3. Hasil penyarian sebelum diuapkan


digunakan dulu untuk menyari serbuk
simplisia yang baru,hingga memberikan
sari dengan kepekatan yang maksimal.
4. Penyarian yang dilakukan berulang-
ulang akan mendapatkan hasil yang
lebih baek daripada yang dilakukan
sekali dengan jimlah pelarut yang sama.
INFUNDASI

SOXLETASI
DESTILASI
PERTEMUAN KE 6

INFUNDASI &
DESTILASI
Wahyu Tisy Wardhani, S.Si, Apt.
PERTEMUAN KE 6

INFUNDASI
Wahyu Tisy Wardhani, S.Si, Apt.
Infuse adalah sediaan cair yang di
buat dengan menyari simplisia
dengan air pada suhu 900 selama
15 menit.
Infudasi adalah proses penyarian yang
umumnya digunakan untuk menyari zat
kandungan aktif yang larut dalam air dan
bahan-bahan nabati. Penyarian dengan
cara ini menghasikan sari yang tidak stabil
dan mudah tercemar oleh kuman dan
kapang. Oleh sebab itu, sari yang diperoleh
dengan cara ini tidak boleh disimpan lebih
dari 24 jam.
Cara ini sangat sederhana dan
sering digunakan oleh
perusahaan obat tradisional.
Dengan beberapa modifikasi, cara
ini sering digunakan untuk
membuat ekstrak.
Infus dibuat dengan cara :
1. Membasahi bahan bakunya,
biasanya dengan air 2 kali bobot
bahan, untuk bunga 4 kali bobot bahan
dan untuk karagen 10 kali bobot bahan.
2. Bahan baku ditambah dengan air dan
dipanaskan selama 15 menit pada suhu
900 – 980C.
 Pada umumnya, perbandingan
simplisai dengan larutan
penyari = 1: 10
 Pada simplisia tertentu tidak
diambil 10 bagian bahan.

Hal ini di sebabkan karena:


1. Kandungan simplisia
kelarutannya terbatas,
misalnya kulit kina digunakan
6 bagian. .
2. Disesuaikan dengan cara
penggunaannya dalam
pengobatan, misalnya daun kumis
kucing, sekali minum infuse 100cc
karena itu diambil 1/2 bagian.
3. Berlendir, misalnya karagen
digunakan 11/2 bagian
4. Daya kerjanya keras, misalnya
digitalis digunakan 1/2 bagian.
3. Untuk memindahkan penyarian
kadang-kadang perlu ditambah
bahan kimia misalnya:
a. Asam sitrat untuk infuse kina
b. Kalium atau Natrium karbonat
untuk infuse kelembak
4. Penyaringan dilakukan pada
saat cairan masih panas, kecuali
bahan yang mengandung bahan
yang mudah menguap.

Simplisia yang digunakan untuk


pembuatan infuse harus
mempunyai derajat kehalusan
tertentu.
DERAJAD KEHALUSAN

1. Derajat kahalusan (2/3),


• Daun kumis kucing
• Daun sirih
• Akar manis

2. Derajat kehalusan (3/6),


• Akar kelembak
3. Derajat kehalusan (6/8),
• Rimpang lengkuas
• Rimpang temulawak
• Rimpang jahe

4. Derajat kehalusan (8/24),


• Kulit kina
Penyarian dengan metode ini menghasilkan sari/ekstrak
yang tidak stabil dan mudah tercemar oleh kuman dan
kapang.
Oleh sebab itu, sari yang diperoleh dengan cara ini tidak
boleh disimpan lebih dari 24 jam. Umumnya digunakan untuk
simplisia yang mempunyai jaringan lunak, yang mengandung
minyak atsiri, dan zat-zat yang tidak tahan pemanasan lama
Pada metode infudasi terlebih dahulu harus dibuatkan infus.
Cara pembuatannya, yaitu (6):
Membasahi bahan bakunya, biasanya dengan air 2 kali bobot
bahan, untuk bunga 4 kali bobot bahan dan untuk karagen 10
kali bobot bahan.
Bahan baku ditambah dengan air dan dipanaskan selama 15
menit pada suhu 900 – 980C. Umumnya untuk 100 bagian sari
diperlukan 10 bagian bahan. Pada simplisia tertentu tidak
diambil 10 bagian bahan. Hal ini di sebabkan karena:
Hal ini di sebabkan karena:
Kandungan simplisia kelarutannya terbatas, misalnya kulit
kina digunakan 6 bagian.
Disesuaikan dengan cara penggunaannya dalam
pengobatan, misalnya daun kumis kucing, sekali minum
infuse 100cc karena itu diambil 1/2 bagian.
Berlendir, misalnya karagen digunakan 11/2 bagian
Daya kerjanya keras, misalnya digitalis digunakan 1/2 bagian.
Untuk memindahkan penyarian kadang-kadang perlu
ditambah bahan kimia misalnya asam sitrat untuk infuse kina
dan Kalium atau Natrium karbonat untuk infuse kelembak
Penyaringan dilakukan pada saat cairan masih panas,
kecuali bahan yang mengandung bahan yang mudah
menguap.
Simplisia yang digunakan untuk pembuatan infuse harus
mempunyai derajat kehalusan tertentu.
Prosedur pengerjaan selanjutnya, yaitu simplisia yang telah
dihaluskan sesuai dengan derajat kehalusan yang telah
ditetapkan dicampur dengan air secukupnya dalam sebuah
panci. Kemudian dipanaskan dalam tangas air selama 15
menit, dihitung mulai suhu dalam panci mencapai 900C,
sambil sekali-sekali diaduk. Infuse diserkai sewaktu masih
panas melalui kain flannel.
Untuk mencukupi kekurangan air, ditambahkan air mendidih
melalui ampasnya. Infuse simplisia yang mengandung
minyak atsiri harus diserkai setelah dingin. Infuse asam jawa
dan simplisia yang berlendir tidak boleh diperas. Infuse kulit
kina biasanya ditambah dengan asam sitrat sepersepuluh
dari bobot simplisia. Asam jawa sebelum dipakai dibuang
bijinya dan sebelum direbus dibuat massaseperti bubur.
Buah adas dan dan buah adas manis dipecah terlebih dahulu
(6).
Keuntungan dari metode infudasi, antara lain (6):
Unit alat yang dipakai sederhana,
Biaya operasionalnya relatif rendah
Sedangkan, kerugiannya adalah:
Zat-zat yang tertarik kemungkinan sebagian akan mengendap kembali,apabila
kelarutannya sudah mendingin (lewat jenuh).
Hilangnya zat-zat atsiri
Adanya zat-zat yang tidak tahan panas lama,dismping itu simplisia yang mengandung
zat-zat albumin tentunya zat ini akan menggumpal dan menyukarkan penarikan zat-zat
berkhasiat tersebut.
Ekstraksi Secara Destilasi Uap Air

Destilasi uap air dapat digunakan untuk menyari simplisia yang mengandung minyak
menguap, mempunyai titik didih yang tinggi pada tekanan udara normal dan biasanya
pada proses pemanasan kemungkinan akan kerusakan zat aktif dan mencegah
kerusakan tersebut maka dilakukan penyarian secara destilasi uap air (5).
Berdasarkan proses kerjanya penyulingan dapat
digolongkan menjadi 3 cara yaitu (5):
Penyulingan dengan air
Prinsip kerjanya adalah penyulingan diisi air sampai
volumenya hampir separuh, lalu dipanaskan. Sebelum air
mendidih sampel dimasukkan ke dalam ketel penyulingan,
sehingga air dan minyak atsiri menguap secra bersamaan ke
dalam kondensor pendingin dan mengalami pengembunan
dan mencair kembali yang selanjutrnya dilairkan ke alat
pemisah yang akan memisahkan minyak atsiri dari air.
Penyulingan dengan air dan uap
Prinsip kerjanya adalah penyulingan diisi air sampai pada
batas saringan. Sampel diletakkan di atas saringan, sehingga
sampel tidak berhubungan langsung dengan air mendidih
akan tetapi akan berhubungan dengan uap air di mana air
yang menguap akan membawa partikel minyak atsiri dan
dialirkan melalui pipa ke kondensor sehingga terjadi
pengembunan dan uap air bercampur minyak atsiri tersebut
akan mencair kembali dan selanjutnya dialirkan ke alat
pemisah untuk memisahkan minyak atsiri dan air.
Penyulingan dengan uap
Prinsip kerjanya pada dasarnya sama dengan uap ketel dan ketel penyulingan terpisah. Ketel uap yang berisi air dipanaskan, lalu uapnya
dilairkan ke ketel penyulingan yang berisi sampel, sehingga partikel-partikel minyak atsiri pada sampel akan terbawa bersama uap menuju
kondensor selanjutnya diembunkan kemudian mencair dan mengalir ke alat pemisah yang akan memisahkan minyak atsiri dari air
Rotary Evaporator
Rotary evaporator ialah alat yang biasa digunakan di laboratorium kimia untuk mengefisienkan dan mempercepat pemisahan pelarut dari
suatu larutan. Alat ini menggunakan prinsip vakum destilasi, sehingga tekanan akan menurun dan pelarut akan menguap dibawah titik
didhnya. Rotary evaporator sering digunakan dibandingkan dengan alat lain yang memiliki fungsi sama karena alat ini mampu menguapkan
pelarut dibawah titik didih sehingga zat yang terkandung di dalam pelarut tidak rusak oleh suhu tinggi (7).
Rotary evaporator bekerja seperti alat destilasi. Pemansan pada rotary evaporator menggunakan penangas air yang dibantu dengan
rotavapor akan memutar labu yang berisi sampel oleh rotavapor sehingga pemanasan akan lebih merata. Selain itu, penurunan tekanan
diberikan ketika labu yang berisi sampel diputar menyebabkan penguapan lebih cepat. Dengan adanya pemutaran labu maka penguapan
pun menjadi lebih cepat terjadi. Pompa vakum digunakan untuk menguapkan larutan agar naik ke kondensor yang selanjutnya akan diubah
kembali ke dalam bentuk cair (7).
Labu disimpan dalam labu alas bulat dengan volume 2/3 bagian dari volume labu alas bulat yang digunakan, kemudian waterbath
dipanaskan sesuai dengan suhu pelarut yang digunakan. Setelah suhu tercapai, labu alas bulat dipasang dengan kuat pada ujung rotor
yang menghubungkan dengan kondensor. Aliran air pendingin dan pompa vakum dijalankan, kemudian tombol rotar diputar dengan
kecepatan yang diinginkan.
Terdapat beberapa bagian alat rotary evaporator, diantaranya (7):
 
 
Pendingin. Berfungsi mendinginkan air yang akan dipompakan ke kondensor.
Kondensor. Berfungsi untuk mengubah uap menjadi bentuk cair kembali.
Penangas Air/Watherbath. Digunakan untuk memanaskan sampel dengan suhu yang dapat diatur sesuai kebutuhan.

Pompa Vakum. Pompa vakum digunakan untuk mengatur tekanan dalam labu, sehingga mempermudah penguapan sampel.
PERKOLASI
Perkolasi adalah cara penyarian yang dilakukan dengan mengalirkan cairan penyari melalui serbuk simplisia yang telah dibasahi. Kekuatan yang
berperan pada perkolasi antara lain: gaya berat, kekentalan, daya larut, tegangan permukaan, difusi, osmosa, adesi, daya kapiler dan daya geseran
(friksi). Cara perkolasi lebih baik dibandingkan dengan cara maserasi karena:
a.Aliran cairan penyari menyebabkan adanya pergantian larutan yang terjadi dengan larutan yang konsentrasinya lebih rendah, sehingga
meningkatkan derajat perbedaan konsentrasi.
b.Ruangan diantara serbuk-serbuk simplisia membentuk saluran tempat mengalir cairan penyari.karena kecilnya saluran kapiler tersebut,maka
kecepatan pelarut cukup untuk mengurangi lapisan batas,sehingga dapat meningkatkan perbedaan konsentrasi.

Reperkolasi
Untuk menghindari kehilangan minyak atsiri pada pembuatan sari,maka cara perkolasi diganti dengan cara reperkolasi. Pada perkolasi dilakukan
pemekatan sari dengan pemanasan pada reperkolaso tidak dilakukan pemekatan. Reperkolasi dilakukan dengan cara sinplisia dibagi dalam beberapa
percolator.

Perkolasi Bertingkat
Dalam proses perkolasi biasa,perkolat yang dihasilkan tidak dalam kadar yang maksimal. Selama cairan penyari melakukan penyarian serbuk
simplisia , maka terjaji aliran melalui lapisan serbuk dari atas sampai ke bawah disertai pelarutan zat aktifnya. Proses poenyaringan tersebut aakan
menghasilkan perkolat yang pekat pada tetesanm pertama dan terakhir akan diperoleh perkolat yang encer.
Untuk memperbaiki cara perkolasi tersebut dialkukan cara perkolasi bertingkat. Serbuk simplisia yang hampir tersari sempurna sebelum dibuang
,disari dengan cairan penyari ang baru. Hal ini diharapkan gar serbuk simplisia tersebut dapat tersari sempurna. Sebaliknya sewrbuk simplisia yang
baru disari dengan perkolat yang hampir jenuh, dengan denikian akan diperoleh perkolat akhir yang jernih. Perkolat dipisahkan dan dipekatkan.
Cara ini cocok bila digunakan untuk perusahaan obat tradisional,termasuk perusahaan yang memproduksi sediaan galenik. Agar dioperoleh cara
yang tepat, perlu dilakukan percobaan pendahuluan. Dengan percobaan tersebut dapat ditetapkan :
1.Jumlah percolator yang diperlukan
2.Bobot serbuk simplisia untuk tiap kali perkolasi
3.Jenis cairan penyari
4.Jumlah cairan penyari untuk tiap kali perkolasi
5.Besarnya tetesan dan lain-lain.
Percolator yang digunakan untuk cara perkolasi ini agak berlainan dengan percolator biasa. Percolator ini harus dapat diatur, sehingga:
1.Perkolat dari suatu percolator dapat dialirkan ke percolator lainnya
2.Ampus dengan mudah dapat dikeluarkan.
Percolator diatur dalam suatu deretan dan tiap percolator berlaku sebagai percolator pertama.
PERTEMUAN KE 6

DESTILASI
Wahyu Tisy Wardhani, S.Si, Apt.
PERTEMUAN KE 7

SOXLETASI
Wahyu Tisy Wardhani, S.Si, Apt.

Anda mungkin juga menyukai