Anda di halaman 1dari 24

(APBD)

Anggaran Pendapatan dan Belanja


Daerah
Kelompok 2
Bima Nur, Devana, Khatami zulfa, M.Gavin,
Naila Ika, Sandi, Syakhila
Pengertian APBD
01 Devana 05 Mekanisme Penyusunan APBD
Gavin

Pengaruh APBD terhadap


Fungsi & Tujuan APBD
02 Naila 06 Perekonomian
Sandi

Sumber-Sumber Penerimaan Daerah


03 Khatami & Bima Nur

Jenis-Jenis Belanja Daerah


04 Syakhilla
Apa Itu APBD ?
Suatu daftar sistematis tentang pendapatan dan
pengeluaran pemerintah daerah, baik pemerintah
provinsi maupun pemerintah kabupaten atau kota selama
periode tertentu.
02
FUNGSI DAN
TUJUAN APBD
FUNGSI
FUNGSI APBD
APBD
Sebagai sebuah negara yang berdaulat, biasanya suatu negara memiliki 3 buah fungsi
APBN yang harus dijalankan. Hal tersebut tidak berbeda jauh dengan APBD, dimana ada 5
fungsi yang harus dijalankan dan ditaati yaitu :

● Fungsi Otoritasi
● Fungsi Perencanaan.
● Fungsi Pengawasan.
● Fungsi Alokasi
● Fungsi Distribusi
TUJUAN
TUJUAN APBD
APBD
Adapun tujuan disusunnya APBD oleh setiap daerah yang ada di Indonesia antara lain

● untuk mengatur penerimaan dan pengeluaran daerah,


● membantu meningkatkan efisiensi dan kerataan penyediaan barang dan jasa publik,
● meningkatkan kejelasan dan pertanggungjawaban pemerintah daerah kepada DPRD dan masyarakat,
● memunculkan prioritas belanja pemerintah daerah, serta
● mempermudah koordinasi antar bagian di pemerintahan daerah.
APBD
APBD MENURUT
MENURUT UNDANG-UNDANG
UNDANG-UNDANG

Menurut UU Nomor 33 Tahun 2004


Rencana keuangan tahunan Pemerintah Daerah yang
dibahas dan disetujui bersama oleh Pemerintah Daerah
dan Dewan Perwakilan Rakyat dan ditetapkan dengan
Peraturan Daerah.

Menurut UU Nomor 17 Tahun 2003


Wujud keuangan daerah yang ditetapkan setiap tahun
dengan peraturan daerah.
UU No. 22 UU no. 32
Tahun Tahun
1999 2004
Penyelenggaraan tugas pemerintah daerah dan DPRD dibiayai dari dan atas beban Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
03
SUMBER-SUMBER
PENERIMAAN APBD
SUMBER
SUMBER PENERIMAAN
PENERIMAAN APBD
APBD
Sebagaimana diketahui, berdasarkan Undang-undang No.32 tahun 2004 pasal 157 sumber pendapatan atau
penerimaan daerah terdiri atas Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Bagi Hasil (DBH), Dana Alokasi
Umum (DAU), dan Dana Alokasi Khusus (DAK).
PENDAPATAN
PENDAPATAN ASLI
ASLI DAERAH
DAERAH (PAD)
(PAD)

PAD adalah pendapatan yang bersumber dan dipungut sendiri oleh pemerintah daerah (Pemda). Semakin besar
PAD yang dimiliki suatu daerah, maka daerah tersebut akan semakin leluasa dalam mengakomodasi
kepentingan masyarakat. PAD sendiri dibedakan menjadi 4 jenis yaitu :

● Pajak daerah, yang terdiri atas pajak hotel, pajak restoran, pajak hiburan, pajak reklame, penerangan jalan,
pengambilan bahan galian golongan C.
● Retribusi daerah, bersumber dari retribusi parker, retribusi air minum, serta retribusi pasar.
● Hasil pengelolaan kekayaan daerah. Hasil pengelolaan ini dibedakan menjadi 3 yaitu bagian laba atas
penyertaan modal pada BUMD, bagian laba atas penyertaan modal pada BUMN, dan bagian laba
penyertaan modal pada perusahaan swasta.
● PAD dari lain-lain milik Pemda misalnya hasil penjualan asset daerah yang tidak dipisahkan, jasa giro,
pendapatan bunga, penerimaan atas tuntutan ganti rugi daerah dan sebagainya.
DANA BAGI HASIL (DBH)
Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No.55 tahun 2005 pasal 19 ayat 1, DBH bersumber dari pajak (PBB,
PPh, dan BPHTB) dan sumber daya alam seperti kehutanan, migas, pertambangan umum, dan pertambangan
panas bumi.

● Adapun besaran DBH dalam APBD yang ditetapkan setiap daerah adalah sebagai berikut :
● Besaran DBH penerimaan Negara dari PBB dengan imbalan 10% untuk setiap daerah tempat PBB
dipungut.
● Besaran DBH penerimaan BPHTB dengan imbalan 80% untuk Pemda dan sisanya diberikan kepada
Pemerintah pusat.
● Besaran DBH dari hasil PPh yang diterima Pemda sebesar 20% dari keseluruhan pungutan.
● Besaran DBH daru SDA ditetapkan masing-masing sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
DANA
DANAALOKASI
ALOKASI UMUM
UMUM (DAU)
(DAU)
DAU merupakan penerimaan daerah yang bersumber dari APBN yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan
kemampuan keuangan antar daerah guna membiayai kebutuhan pengeluaran daerah sebagai upaya pelaksanaan
desentralisasi. Perhitungan DAU yang dilakukan Pemda harus mengikuti beberapa ketentuan antara lain :

● DAU ditetapkan sekurang-kurangnya sebesar 25% dari pemerintah dalam negeri yang ditetapkan dalam
APBN.
● DAU untuk daerah provinsi dan kebupaten/kota ditetapkan masing-masing 10% dan 90% dari DAU.
● DAU untuk setiap daerah ditetapkan berdasarkan perkalian jumlah DAU untuk setiap daerah yang
ditetapkan dalam APBN dengan porsi masing-masing.
● Porsi daerah kabupaten/kota merupakan proporsi bobot daerah kabupaten/kota yang berada diseluruh
wilayah Indonesia
● DAU suatu daerah ditentukan atas dasar besar kecilnya celah fiskal suatu daerah yang merupakan selisih
antara kebutuhan daerah dan potensi yang dimiliki daerah.
DANA
DANAALOKASI
ALOKASI KHUSUS
KHUSUS (DAK)
(DAK)

DAK adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah tertentu, dengan
tujuan membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah yang sesuai dengan prioritas
nasional.

Program yang menjadi prioritas nasional dimuat dalam rencana kerja pemerintah dalam tahun anggaran
kemudian Menteri teknis akan mengusulkan kegiatan khusus yang akan didanai dari DAK dan ditetapkan
setelah berkoordinasi dengan Menteri Dalam Negeri, Menteri Keuangan, dan Bappenas.
04
JENIS JENIS
BELANJA DAERAH
BELANJA OPERASI
belanja operasi adalah pengeluaran untuk kegiatan sehari-hari
pemerintah daerah yang memberi manfaat jangka pendek.

●Belanja pegawai
Belanja pegawai adalah pengeluaran
yang dilakukan pemerintah daerah
untuk memberikan imbalan berupa
kompensasi dalam bentuk uang atau ●Belanja barang dan jasa
barang. Kompensasi tersebut
diberikan kepada pegawai negeri, Belanja barang dan jasa adalah
pejabat negara, pensiunan, serta pengeluaran yang dilakukan pemerintah
pegawai honorer yang bertugas di daerah untuk pembelian barang atau jasa
dalam maupun di luar negeri habis pakai yang digunakan dalam proses
produksi barang atau jasa yang dipasarkan
maupun tidak dipasarkan.
●Belanja hibah
Belanja hibah adalah perjanjian antara pemberi
hibah dan penerima hibah dengan mengalihkan
hak dalam bentuk uang, barang, maupun jasa
berupa transfer. Belanja hibah bersifat sukarela,
tidak wajib, tidak mengikat, tidak perlu dibayar
kembali, dan tidak terus-menerus dilakukan.

●Belanja bantuan sosial


Belanja bantuan sosial adalah pemberian barang
atau jasa oleh pemerintah daerah kepada
masyarakat guna menghindari kemungkinan risiko
sosial yang merupakan peristiwa pemicu terjadinya
kerentanan sosial. Contoh belanja bantuan sosial
adalah belanja jaminan sosial, pemberdayaan
sosial, rehabilitasi sosial, dan lain-lain.
BELANJA MODAL
Dilansir dari buku Akuntansi Pemerintah Daerah Berbasis Akrual (2020) karya Nunuy Nur Afiah, Sri
Mulyani, dan Adhi Alfian, belanja modal adalah jenis pengeluaran untuk perolehan aset tetap dan aset
lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Belanja modal terdiri atas belanja modal
untuk perolehan tanah, gedung dan bangunan, peralatan, serta aset tidak berwujud.

Belanja tidak terduga


Belanja tidak terduga adalah pengeluaran anggaran pemerintah daerah untuk
keperluan darurat, termasuk keperluan mendesak yang tidak dapat diprediksi
sebelumnya. Contoh belanja tidak terduga adalah belanja penanggulangan bencana
alam, bencana sosial, dan sebagainya.
BELANJA TRANSFER
Belanja transfer adalah pengeluaran anggaran dari pemerintah daerah
kepada pemerintah daerah lainnya atau pengeluaran anggaran dari
pemerintah daerah kepada pemerintah desa. Belanja transfer dibedakan
menjadi dua jenis, yaitu:

●Belanja bagi hasil ●Belanja bantuan keuanganBelanja


Belanja bagi hasil adalah pengeluaran yang
digunakan untuk menganggarkan dana bagi
bantuan keuangan adalah
hasil yang bersumber dari pendapatan daerah pengeluaran yang digunakan untuk
provinsi kepada daerah kabupaten/kota atau mengganggarkan bantuan keuangan
pendapatan daerah kabupaten/kota kepada yang bersifat umum atau khusus dari
pemerintah desa. Termasuk juga pendapatan
pemerintah daerah tertentu kepada pemerintah pemerintah daerah provinsi kepada
daerah lainnya sesuai dengan peraturan pemerintah daerah kabupaten/kota,
undang-undang. pemerintah desa, dan pemerintah
05
MEKANISME
PENYUSUNAN
APBD
MEKANISME
MEKANISME PENYUSUNAN
PENYUSUNAN APBD
1. Pemerintah daerah menyusun RAPBD (Rancangan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah).

2. Pemerintah daerah akan mengajukan RAPBD tersebut kepada DRPD untuk


dirapatkan apakan RAPBD tersebut disetujui atau tidak.

3. Jika DPRD memutuskan untuk menyetujui RAPBD, maka RAPBD akan


disahkan menjadi APBD.
06
DAMPAK
APBD BAGI
PEREKONOMIAN
DAMPAK APBD BAGI
PEREKONOMIAN
1. APBD dapat digunakan pemerintah daerah untuk menjaga
kestabilan serta memperbaiki perekonomian masyarakat daerah.
2. Meningkatkan kesadaran masyarakat dalam berinvestasi.
3. Rasa percaya masyarakat akan semakin meningkat jika APBD
mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi
4. Memperluas kesempatan kerja masyarakat daerah
5. Meningkatkan jumlah investasi masyarakat daerah dan nasional
atas potensi daerah tersebut sehingga perekonomian daerah
tersebut akan lebih meningkat lagi.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai