● Fungsi Otoritasi
● Fungsi Perencanaan.
● Fungsi Pengawasan.
● Fungsi Alokasi
● Fungsi Distribusi
TUJUAN
TUJUAN APBD
APBD
Adapun tujuan disusunnya APBD oleh setiap daerah yang ada di Indonesia antara lain
PAD adalah pendapatan yang bersumber dan dipungut sendiri oleh pemerintah daerah (Pemda). Semakin besar
PAD yang dimiliki suatu daerah, maka daerah tersebut akan semakin leluasa dalam mengakomodasi
kepentingan masyarakat. PAD sendiri dibedakan menjadi 4 jenis yaitu :
● Pajak daerah, yang terdiri atas pajak hotel, pajak restoran, pajak hiburan, pajak reklame, penerangan jalan,
pengambilan bahan galian golongan C.
● Retribusi daerah, bersumber dari retribusi parker, retribusi air minum, serta retribusi pasar.
● Hasil pengelolaan kekayaan daerah. Hasil pengelolaan ini dibedakan menjadi 3 yaitu bagian laba atas
penyertaan modal pada BUMD, bagian laba atas penyertaan modal pada BUMN, dan bagian laba
penyertaan modal pada perusahaan swasta.
● PAD dari lain-lain milik Pemda misalnya hasil penjualan asset daerah yang tidak dipisahkan, jasa giro,
pendapatan bunga, penerimaan atas tuntutan ganti rugi daerah dan sebagainya.
DANA BAGI HASIL (DBH)
Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No.55 tahun 2005 pasal 19 ayat 1, DBH bersumber dari pajak (PBB,
PPh, dan BPHTB) dan sumber daya alam seperti kehutanan, migas, pertambangan umum, dan pertambangan
panas bumi.
● Adapun besaran DBH dalam APBD yang ditetapkan setiap daerah adalah sebagai berikut :
● Besaran DBH penerimaan Negara dari PBB dengan imbalan 10% untuk setiap daerah tempat PBB
dipungut.
● Besaran DBH penerimaan BPHTB dengan imbalan 80% untuk Pemda dan sisanya diberikan kepada
Pemerintah pusat.
● Besaran DBH dari hasil PPh yang diterima Pemda sebesar 20% dari keseluruhan pungutan.
● Besaran DBH daru SDA ditetapkan masing-masing sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
DANA
DANAALOKASI
ALOKASI UMUM
UMUM (DAU)
(DAU)
DAU merupakan penerimaan daerah yang bersumber dari APBN yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan
kemampuan keuangan antar daerah guna membiayai kebutuhan pengeluaran daerah sebagai upaya pelaksanaan
desentralisasi. Perhitungan DAU yang dilakukan Pemda harus mengikuti beberapa ketentuan antara lain :
● DAU ditetapkan sekurang-kurangnya sebesar 25% dari pemerintah dalam negeri yang ditetapkan dalam
APBN.
● DAU untuk daerah provinsi dan kebupaten/kota ditetapkan masing-masing 10% dan 90% dari DAU.
● DAU untuk setiap daerah ditetapkan berdasarkan perkalian jumlah DAU untuk setiap daerah yang
ditetapkan dalam APBN dengan porsi masing-masing.
● Porsi daerah kabupaten/kota merupakan proporsi bobot daerah kabupaten/kota yang berada diseluruh
wilayah Indonesia
● DAU suatu daerah ditentukan atas dasar besar kecilnya celah fiskal suatu daerah yang merupakan selisih
antara kebutuhan daerah dan potensi yang dimiliki daerah.
DANA
DANAALOKASI
ALOKASI KHUSUS
KHUSUS (DAK)
(DAK)
DAK adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah tertentu, dengan
tujuan membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah yang sesuai dengan prioritas
nasional.
Program yang menjadi prioritas nasional dimuat dalam rencana kerja pemerintah dalam tahun anggaran
kemudian Menteri teknis akan mengusulkan kegiatan khusus yang akan didanai dari DAK dan ditetapkan
setelah berkoordinasi dengan Menteri Dalam Negeri, Menteri Keuangan, dan Bappenas.
04
JENIS JENIS
BELANJA DAERAH
BELANJA OPERASI
belanja operasi adalah pengeluaran untuk kegiatan sehari-hari
pemerintah daerah yang memberi manfaat jangka pendek.
●Belanja pegawai
Belanja pegawai adalah pengeluaran
yang dilakukan pemerintah daerah
untuk memberikan imbalan berupa
kompensasi dalam bentuk uang atau ●Belanja barang dan jasa
barang. Kompensasi tersebut
diberikan kepada pegawai negeri, Belanja barang dan jasa adalah
pejabat negara, pensiunan, serta pengeluaran yang dilakukan pemerintah
pegawai honorer yang bertugas di daerah untuk pembelian barang atau jasa
dalam maupun di luar negeri habis pakai yang digunakan dalam proses
produksi barang atau jasa yang dipasarkan
maupun tidak dipasarkan.
●Belanja hibah
Belanja hibah adalah perjanjian antara pemberi
hibah dan penerima hibah dengan mengalihkan
hak dalam bentuk uang, barang, maupun jasa
berupa transfer. Belanja hibah bersifat sukarela,
tidak wajib, tidak mengikat, tidak perlu dibayar
kembali, dan tidak terus-menerus dilakukan.