Anda di halaman 1dari 55

Materi kuliah 2

Oleh : Marwanto, ST, MT

BAHAN STRUKTUR Oleh


Marwanto, ST, MT 1
JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA
BESI
• Besi dan baja merupakan logam yang banyak di-gunakan
dalam teknik; dan meliputi 95% dari seluruh produksi logam
dunia.
• Untuk penggunaan tertentu, besi dan baja me-rupakan satu-
satunya logam yang memenuhi persyaratan teknis maupun
ekonomis, namun di beberapa bidang lainnya logam ini mulai
mendapat persaingan dari logam bukan besi dan bahan bukan
logam.
• Diperkirakan bahwa besi telah dikenal manusia disekitar
Tahun 1200 BC.

BAHAN STRUKTUR Oleh


Marwanto, ST, MT 2
JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA
Proses pembuatan baja diperkenalkan oleh :
• Sir Henry Bessemer dari Inggris (Th. 1800),
• William Kelly dari Amerika (waktu hampir bersa-maan)
berhasil membuat besi malleable (tempa).
• Dalam sidang pengadilan terbukti bahwa William Kelly
lebih dahulu mendapatkan hak paten.

BAHAN STRUKTUR Oleh


Marwanto, ST, MT 3
JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA
SIFAT BAHAN TEKNIK :
1. Kekuatan (Strenght) ,
2. Kekenyalan (Elastisitas),
3. Kekakuan (Stiffness),
4. Kekerasan (Hardness),
5. Keliatan (Ductility),
6. Daya lenting (Resilience)
7. Keuletan (Toughness),
8. Kemuluran (Creep),

BAHAN STRUKTUR Oleh


Marwanto, ST, MT 4
JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA
Penjelasan :
1. Kekuatan (Strenght) adalah kemampuan bahan untuk
menahan tegangan tanpa kerusakan. Beberapa bahan seperti
baja struktur, besi tempa, aluminium dan tembaga,
mempunyai kekuatan tarik dan tekan yang hampir sama,
sementara kekuatan gesernya kira-kira 2/3 kekuatan
tariknya. Bahan lain seperti besi tempa abu-abu, bata, dan
beton, kekuatan tarik dan geser hanya merupakan sebagian
dari kekuatan dalam arah tekan.
2. Kekenyalan (Elastisitas) adalah sifat kemampuan bahan
untuk kembali ke ukuran dan bentuk asalnya, setelah gaya
luar dilepas. Sifat ini penting pada semua struktur yang
mengalami beban yang berubah-ubah.

BAHAN STRUKTUR Oleh


Marwanto, ST, MT 5
JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA
Penjelasan :
3. Kekakuan (Stiffness) adalah sifat yang didasarkan pada
sejauh mana bahan mampu menahan pe-rubahan bentuk.
Ukuran kekakuan suatu bahan adalah modulus elastisitasnya,
yang diperoleh dengan membagi tegangan satuan dengan
peru-bahan bentuk satuan-satuan yang disebabkan oleh
tegangan tersebut.
4. Kekerasan (Hardness) adalah kemampuan suatu bahan untuk
menahan kikisan. Kekerasan umum-nya diukur dengan uji
Brinell di mana suatu bola baja yang dikeraskan dengan
diameter 10 mm ditekan pada permukaan datar suatu
spesimen uji dengan gaya 29.420 N.

BAHAN STRUKTUR Oleh


Marwanto, ST, MT 6
JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA
Penjelasan :
5. Keliatan (Ductility) adalah sifat dari suatu bahan yang memung-kinkannya
bisa dibentuk secara permanen melalui perubahan bentuk yang besar tanpa
kerusakan, Misalnya seperti tembaga yang dibentuk menjadi kawat.
Tembaga, alluminium, dan besi tempa termasuk logam-logam yang ulet.
Ukuran keliatan adalah prosentase pertambahan panjang suatu spesium uji
patah. Keliatan diperlukan pada batang atau bagian yang mungkin me-
ngalami beban yang besar secara tiba-tiba, karena perubahan bentuk yang
berlebihan akan memberikan tanda-tanda ancaman kerusakan.
6. Daya lenting (Resilience) merupakan sifat bahan yang mampu menyerap
energi yang terjadi akibat beban benturan atau pukulan secara tiba-tiba tanpa
menyebabkan perubahan bentuk yang permanen. Sifat ini pada baja
digunakan pada pegas, seperti pegas mobil, kereta api, jam dan sebagainya
dimana energi harus cepat diserap tanpa menyebabkan perubahan bentuk
permanen. Daya lenting kadang-kadang disebut sebagai “keuletan elastis”,
mengingat energi harus diserap tanpa menegangkan bahan diluar batas
elastisitasnya. Ukuran daya lenting adalah jumlah energi di mana volume
satuan dari bahan telah menyerap tegangan sampai batas elastisnya.

BAHAN STRUKTUR Oleh


Marwanto, ST, MT 7
JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA
Penjelasan :
7. Keuletan (Toughness) adalah sifat dari suatu bahan yang
memungkinkan menyerap energi pada tegangan yang tinggi
tanpa patah, (biasanya di atas batas elastis). Karena di atas
batas elastis, tegangan tersebut akan menyebabkan perubahan
bentuk permanen. Besi tempa, misalnya, adalah ulet, oleh
karena itu dapat dibengkokkan tanpa mengalami kerusakan.
Ukuran keuletan adalah jumlah energi yang dapat diserap
untuk setiap satuan volume bahan, setelah mengalami
tegangan hingga titik patah.
8. Kemuluran (Creep) adalah sifat yang menyebabkan beberapa
bahan pada tegangan konstan mengalami perubahan bentuk
dengan perlahan, tetapi makin lama bertambah dalam suatu
selang waktu. Kemuluran terjadi akibat dari perubahan waktu.

BAHAN STRUKTUR Oleh


Marwanto, ST, MT 8
JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA
BESI
TUANG/COR

BAHAN STRUKTUR Oleh


Marwanto, ST, MT 9
JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA
IRON
ORE PIG IRON
• HAEMATITE (Fe2O3)
• MAGNETITE (Fe3O4)
• PYRITIES (FeS2) - cast iron
• LIMONITE (2Fe2O3.3H2O ) - wrought iron
• SIDERITES (FeCO3) - steel

BAHAN STRUKTUR Oleh


Marwanto, ST, MT 10
JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA
A. BESI TUANG (Cast Iron)
BIJIH BESI (IRON ORE)
• Bijih besi adalah bahan baku utama untuk pem-buatan besi
kasar, sedangkan besi kasar tersebut adalah bahan baku untuk
pembuatan besi tempa, besi tuang dan baja.
• Bijih besi didapat dari hasil penambangan bijih besi.
Sedangkan bahan-bahan lain yang bercampur de-ngan bijih
tersebut selain kotoran yang merugikan (antara lain
belerang ,pospor, silika , tanah liat) juga ada kotoran yang
menguntungkan (antara lain emas, platina, perak).

BAHAN STRUKTUR Oleh


Marwanto, ST, MT 11
JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA
BESI TUANG (Cast Iron)
Yang termasuk bijih besi :
kandungan
No Nama B.J Keterangan
besi (%)
MAGNETITE warna hitam atau abu-abu,
1. (Fe3O4) 70 - 73 4,9 s/d 5,2
sangat kuat dan keras
HAEMATITE
2 (Fe2O3) 65 – 70 4,5 s/d 5,3 warna merah tua sampai hitam

PYRITIES
3 (FeS2) 45 s/d 47 4,8 s/d 5,1 warna kuning sampai coklat

LIMONITE warna dari kuning sampai


4 (2Fe2O3.3H2O) sekitar 60 3,6 s/d 4
hitam
SIDERITES
5 (FeCO3) 40 s/d 48 3,7 s/d 3,9 warna kuning sampai coklat

BAHAN STRUKTUR Oleh


Marwanto, ST, MT 12
JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA
UNSUR KIMIA PEMBENTUK

Krom(Cr)
Alumunium(Al)
Magnesium(Mg)

Titanium(Ti) Mangan(Mn)
Molybdenum(Mo)

BAHAN STRUKTUR Oleh


Marwanto, ST, MT 13
JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA
BESI TUANG (Cast Iron)
PIG IRON (BESI KASAR)
Besi kasar adalah hasil pemurnian tingkat pertama dari pada bijih
besi. Kandungan besinya berkisar: 92 s/d 95% dan kadar
karbonnya sekitar 3 s/d 4%, selain itu masih ada sedikit
kandungan belerang, pospor dan mangaan. Besi kasar adalah
bahan utama pembuatan
1. Besi tuang (cast iron )
2. Besi tempa (wrought iron )
3. Baja (steel )
Proses Pembuatan Besi Kasar.
Ada beberapa tahapan untuk pengolahan bijih besi menjadi besi
kasar, antara lain :
Dressing of iron ores (proses pencucian )
Calcination and roasting (proses pemanggangan)
Smelting (proses peleburan) .

BAHAN STRUKTUR Oleh


Marwanto, ST, MT 14
JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA
BESI TUANG (Cast Iron)
• Besi tuang adalah besi yang mempunyai kadar
Carbon 2,5 – 4,0%.
• Karena kadar tersebut besi tuang mem-punyai sifat
mampu lasnya (weldability) rendah.
• Unsur Carbon dalam besi tuang berupa sementit
(Fe3C) yang biasa disebut karbon bebas (grafit).
• Perlu di ketahui juga kandungan fosfor (P) dan
sulfur (S) dari material ini sangat tinggi
dibandingkan baja.

BAHAN STRUKTUR Oleh


Marwanto, ST, MT 15
JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA
BESI TUANG (Cast Iron)
Beberapa jenis besi tuang yaitu :
• BESI TUANG PUTIH (WHITE CAST IRON).
Besi tuang ini seluruh karbonnya berupa sementit sehingga mempunyai
sifat sangat keras dan getas.
• BESI TUANG MAMPU TEMPA (MALLEABLE CAST IRON).
Dibuat dari besi tuang putih dengan melakukan heat treatment kembali
untuk menguraikan seluruh gumpalan graphit (Fe3C) menjadi matriks
Ferrite, Pearlite dan Martensite. Mempunyai sifat yang mirip dengan Baja.
• BESI TUANG KELABU (GREY CAST IRON).
Sangat sering kita dijumpai (sekitar 70%), sifat kekuatan ta-riknya tidak
begitu tinggi dan keuletannya rendah sekali.
• BESI TUANG NODULAR (NODULAR CAST IRON).
Besi tuang jenis ini mempunyai keuletan yang tinggi maka di kategorikan
sebagai DUCTILE CAST IRON.

BAHAN STRUKTUR Oleh


Marwanto, ST, MT 16
JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA
BESI TUANG (Cast Iron)
Besi tuang ini jika di las sering terjadi retak !!!
Karena :
Chemical Composition :
• Kadar C yang terlalu tinggi akan menurunkan titik lebur.
• Paduan Fe, kadar P dan S tak boleh lebih besar dari ketentuan,
karena hanya akan menyebabkan sumber keretakan.
Solusi :
• Gunakan kawat las Nickel (logam warna putih perak, BJ 8,5).
• Kontrol heat input dan cooling rate.
• Bersihkan terlebih dulu permukaan logan yang akan dilas dari
olie, cat, dll.

BAHAN STRUKTUR Oleh


Marwanto, ST, MT 17
JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA
BESI TUANG (Cast Iron)
Pembuatan besi :
• Secara konvensional  pengolahan bijih besi di reduksi
secara tidak langsung, umumnya adalah Blast Furnace.
• Secara non konvensional  mereduksi bijih besi secara
langsung dengan menggunakan gas pere-duksi (seperti gas H2
dan CO).
• Penjelas :
Blast furnace digunakan untuk mengolah bijih besi untuk
dijadikan besi kasar. Besi kasar yang dihasilkan oleh dapur tinggi
diolah kembali kedalam dapur, untuk dijadikan baja atau baja
tuang; besi tuang.

BAHAN STRUKTUR Oleh


Marwanto, ST, MT 18
JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA
BESI TUANG (Cast Iron)

BAHAN STRUKTUR Oleh


Marwanto, ST, MT 19
JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA
BESI TUANG (Cast Iron)
Bahan yang digunakan dalam proses dapur tinggi antara lain :
a. Iron ore : umumnya besi oksida (Fe2O3)
Bijih besi (merupakan bahan pokok) dari tambang setelah melalui proses
tertentu.
b. Limestone : kalsium karbonat (CaCO3)
Batu kapur digunakan untuk mengikat bahan-bahan yang ikut campur
dalam cairan besi untuk menjadikan terak.
c. Hot air : pembakaran yang terjadi di bagian bawah furnace untuk
menyediakan panas dan oksigen.
d. Coke : dari batu bara dengan kadar karbon tinggi.
Karakteristik coke dapat digolongkan menjadi dua yaitu :
• sifat fisika (seperti kekuatan coke, kestabilan coke dan kekuatan coke setelah
reaksi) dan
• sifat kimia yang paling penting adalah kandungan air, fixed carbon, abu, sulfur,
phosphor dan alkali.

BAHAN STRUKTUR Oleh


Marwanto, ST, MT 20
JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA
BESI TUANG (Cast Iron)
Proses dalam blast furnace :
1. Bahan baku dimasukkan dalam blast 6. Dekomposisi limestone
furnace melalui tutup yang berben-tuk Limestone terdekomposisi dengan panas
kerucut yang bersusun. yang dihasilkan membentuk kalsium oksida
2. Pemanasan cepat secara simultan di bagian dan karbon diksida
bawah furnace. CaCO3  CaO + 3CO2
3. Pembakaran coke 7. Pembentukkan slag
Coke dibakar menggunakan udara panas Kalsium oksida yang terbentuk be-reaksi
menghasilkan karbon dioksi-da dan panas. dengan pasir membentuk kalsium silica
C + O2  CO2 + Heat yang disebut dengan slag.
4. Produksi karbon monoksida CaO + SiO2  CaSiO3
Karbon dioksida bereaksi kembali dengan
coke menghasilkan karbon monoksida. Besi yang terbentuk mengendap di-bagian
CO2 + C  2CO bawah furnace dan lapisan slag berada di
5. Reduksi hematite atasnya sehingga me-lindungi besi dari
Karbon monoksida yang terbentuk oksidasi.
mereduksi hematite menjadi besi. Besi yang diperoleh dari proses ini disebut
Fe2O3 + 3CO  2Fe + 3CO2 dengan pig iron.

BAHAN STRUKTUR Oleh


Marwanto, ST, MT 21
JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA
BESI TUANG (Cast Iron)
Proses reduksi bijih
besi yang
berlangsung da-lam
blast furna-ce dapat
dilihat pada gambar
di samping :

BAHAN STRUKTUR Oleh


Marwanto, ST, MT 22
JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA
Sifat besi tuang :
a. keras dan mudah melebur dan mencair,
b. getas sehingga tidak dapat menahan lenturan,
c. temperatur leleh 1250 oC,
d. tidak berkarat,
e. tidak dapat diberi muatan magnet,
f. dapat dikeraskan dengan cara dipanasi, kemu-dian
didinginkan secara mendadak,
g. kuat dalam menahan desak, lemah dalam mena-han gaya
tarik. Kuat desaknya sekitar 600 MPa, ada yang kuat
tariknya sekitar 50 MPa,
h. tidak dapat disambung dengan paku keling atau las, dua
buah besi tuang hanya dapat disambung dengan baut dan
sekrup.

BAHAN STRUKTUR Oleh


Marwanto, ST, MT 23
JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA
Pemakaian besi tuang sebagai bagian dari struktur,
misalnya :
a. pipa yang menahan tekanan luar sangat tinggi,
b. tutup lubang saluran drainase dan alat saniter
yang lain,
c. bagian struktur rangka yang menahan gaya
desak,
d. bagian mesin, blok mesin, dsb,
e. pintu gerbang, tiang lampu, dsb,
f. sendi, dan roll pada struktur jembatan.

BAHAN STRUKTUR Oleh


Marwanto, ST, MT 24
JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA
BAHAN STRUKTUR Oleh
Marwanto, ST, MT 25
JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA
CONTOH PRODUKSI BESI TUANG

BAHAN STRUKTUR Oleh


Marwanto, ST, MT 26
JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA
BESI
TEMPA

BAHAN STRUKTUR Oleh


Marwanto, ST, MT 27
JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA
BESI TEMPA
o Besi tempa merupakan jenis besi yang mempunyai paling
sedikit mengandung campuran bahan lain,
o Bahan-bahan itu ialah: karbon 0.05-0.15 %, silica 0.15-0.2 %,
fosfor 0,12-0.16 %, belerang 0,02-0,03 %, mangan 0,03-0,1
%, dan lain-lain sekitar 2 %.

Sfat-sifat besi tempa antara lain:


o Daktail (liat), kuat dan dapat ditempa,
o Dapat dilas,
o Tidak dapat dituang karena sulit mencair,
o Temperature leleh sekitar 1535 oC,
o Kuat tarik maksimum sekitar 400 MPa dan kuat desaknya
sekitar 200 MPa.
BAHAN STRUKTUR Oleh
Marwanto, ST, MT 28
JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA
BESI TEMPA
Pemakaian besi tempa :
o Pemakaian besi tempa telah lama digantikan oleh baja
struktur.
o Besi tempa tinggal dipakai bila dibutuhkan bahan
yang kuat misalkan paku sumbat / keling, pipa air,
pipa gas, baut, sekrup, tapal kuda, rantai,dsb.

BAHAN STRUKTUR Oleh


Marwanto, ST, MT 29
JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA
BAHAN STRUKTUR Oleh
Marwanto, ST, MT 30
JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA
BESI
BAJA
BAHAN STRUKTUR Oleh
Marwanto, ST, MT 31
JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA
BAJA
Pembagian baja menurut kandungan karbon-nya :
 Baja dengan sedikit karbon  baja ini mengandung
karbon sampai 0.25 %, disebut juga baja lunak atau
baja struktur.
 Baja dengan karbon sedang  baja ini mengandung
karbon antara 0,25-0,70 %,
 Baja dengan karbon banyak  baja ini mengandung
karbon antara 0,70-1,5 %.

BAHAN STRUKTUR Oleh


Marwanto, ST, MT 32
JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA
BAJA
Kekuatan, elastisitas, daktalitas, dan sebagai-nya
merupakan sifat-sifat penting yang dimiliki baja, faktor
yang mempengaruhi antara lain :
 Kandungan karbon.  makin banyak kan-dungan
karbon, baja semakin kuat dan ke-ras, akan tetapi
sifat daktalitasnya semakin berkurang. Baja dengan
kandungan karbon kurang dari 0,1 % disebut deed
steel, baja dengan kandungan karbon 0,10-0,25%
disebut baja lunak, baja dengan kandungan karbon
antara 0,25-0,70% disebut carbon steel, baja dengan
kandungan karbon antara 0,70-1,5 % disebut baja
keras.

BAHAN STRUKTUR Oleh


Marwanto, ST, MT 33
JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA
BAJA
b. Kandungan bahan lain.
o belerang sampai 0.1 %,
o fosfor yang menambah sifat cair baja yang meleleh akan
tetapi kelebihan fosfor mengurangi kekuatan, daktalitas,
maupun ketahanan terhadap benturan,
o silicon sampai 0,2 %,
o mangaan sampai 1 % dan sedikit menaikkan keku-atan baja
akan tetapi diatas 1,5 % baja akan men-jadi sangat getas
sehingga tdk banyak dipakai.
c. Pemanasan. sifat baja bisa diubah supaya sesuai dengan
keinginan dengan cara pemanasan dan pendinginan baja yang
terkontrol dengan baik.

BAHAN STRUKTUR Oleh


Marwanto, ST, MT 34
JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA
35
Cara pembuatan baja :
a. Drawing yaitu baja dimasukkan melalui lubang atas alat lain
dan ditarik sehingga membentuk kawat,
b. Forging yaitu dengan cara dipanasi dengan tem-peratur
tertentu lalu ditempa dengan palu,
c. Pressing dengan cara diletakkan di alat pres yang telah
ditentukan betuknya (seperti cetakan),
d. Rolling dengan cara dimasukkan alat roll kusus,
e. Extrusion dengan proses ini baja yang telah dipanaskan
ditekan dengan tekanan yang sangat besar agar dapat
melewati suatu lubang.

BAHAN STRUKTUR Oleh


Marwanto, ST, MT 36
JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA
Sifat sifat baja lunak Sifat sifat baja keras
a. Berat jenis 7,8 a. Dapat diberi muatan mag-net
b. Temperatur leleh sekitar 1400 yang tetap,
o
C, b. Dapat dilas,
c. Daktail, c. Lebih kuat dan elastik d/p baja
d. Mudah dilas, lunak,
e. Dapat diberi muatan mag-net, d. Mudah berkarat,
f. Mudah berkarat, e. Berat jenis 7,9
g. Lebih keras dan kuat dari pada f. Temperature leleh sekitar 1300
besi tempa, o
C,
h. Dipakai hampir untuk se-mua g. Kuat tarik dan kuat geser hampir
struktur, sehingga se-ring sama besar,
disebut baja struktur. h. Banyak dipakai untuk bagi-an
alat yang sering mene-rima
beban kejut dan ge-taran,

BAHAN STRUKTUR Oleh


Marwanto, ST, MT 37
JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA
Dahulu …………… PBI 1971 N I .2

Tegangan leleh karakteristik atau tegangan


Mutu Sebutan karakteristik yang mem-berikan regangan
tetap 0,2 % (*)

U-22 Baja lunak 2200


U-24 Baja lunak 2400
U-32 Baja sedang 3200
U-39 Baja keras 3900
U-48 Baja keras 4800

(*) adalah tegangan yang bersangkutan ,dimana dari sejumlah besar hasil-hasil pemeriksaan
kemungkinan adanya tegangan yang kurang dari tegangan tersebut ,terbatas sampai 5 % saja.

BAHAN STRUKTUR Oleh


Marwanto, ST, MT 38
JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA
BESI baja
Bentuk Profil Baja
Dalam teknik konstruksi bangunan terdapat ber-macam-
macam bentuk profil sbb.:
a. Baja Pelat
• Berupa pelat lembaran maupun pelat strip,
• Tebal antara 3 mm s.d 60 mm,
• Ukuran :
• Pelat lembaran :
o lebar 150 mm s/d 4300 mm
o panjang 3 s/d 6 meter.
• Pelat strip :
o lebar < 600 mm
o panjang 3 s/d 6 meter
BAHAN STRUKTUR Oleh
Marwanto, ST, MT 39
JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA
BESI baja
• Permukaan baja pelat ada yang polos dan ada juga yang
bermotif dalam berbagai bentuk motif. Namun untuk
keperluan konstruksi pada umum-nya digunakan baja pelat
yang polos rata dengan lebar dapat dipotong sendiri sesuai
dengan kebutuhan.

b. Baja Profil yaitu baja berupa batangan (lonjoran) dengan


penampang berprofil dengan bentuk tertentu dengan panjang
pada umumnya 6 sampai 15 meter.

BAHAN STRUKTUR Oleh


Marwanto, ST, MT 40
JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA
BESI baja
• Adapun bentuk-bentuk profil penampang baja dapat dilihat
dalam buku daftar-daftar.
• Untuk Konstruksi Baja tertera dalam Tabel Profil
Konstruksi Baja.
• Isinya menjelaskan jenis dan dimensi baja antara lain
misalnya : profil INP, DIN, DiE, DiR, DiL, WF, Light
Beam and Joists, H Bearing Piles, Structural Tees, Profil
Kanal, Profil Siku, Hollow Structural Tubings (profil
tabung segi-4), Circular Hollow Sections (profil tabung
bulat), serta pelengkap lainnya.

41
BESI baja

BAHAN STRUKTUR Oleh


Marwanto, ST, MT 42
JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA
BAHAN STRUKTUR Oleh
Marwanto, ST, MT 43
JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA
BESI baja
c. Baja Beton yaitu baja yang digunakan untuk kon-struksi
beton bertulang.
• Pada umumnya berbentuk batangan/lonjoran dengan
berbagai macam ukuran diameter, dan panjang ± 12
meter.
• Bentuk penampang :
 bulat polos,
 diprofilkan (deform).
• Apabila baja tulangan dengan mutu yang me-ragukan
(yang dikeluarkan oleh pabrik yang ku-rang dikenal),
maka baja tulangan tersebut ha-rus/wajib diperiksa
kualitasnya oleh lembaga pemeriksaan bahan yang telah
diakui.

BAHAN STRUKTUR Oleh


Marwanto, ST, MT 44
JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA
• Baja Tulangan ada dua jenis, BESI baja
1. Baja tulangan polos (BJTP)

2. Baja tulangan deform (BJTD), yaitu baja tulangan yang


diprofilkan.

BAHAN STRUKTUR Oleh


Marwanto, ST, MT 45
JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA
BESI baja

• Pengujian Tarik Baja Tulangan.


Pengujian Tarik Baja Tulangan adalah suatu pengu-jian yang bertujuan
untuk mencari nilai-nilai tegang-an leleh, tegangan maksimum, regangan
leleh, regangan maksimum, modulus elastisitas baja tulangan. Dari hasil
pengujian tersebut akan diketahui kekuatan dan mutu dari baja tulangan
tersebut.
• Pengujian Lengkung
Percobaan lengkung adalah pengujian mekanis secara statis dengan
maksud untuk mengetahui sifat mampu lengkung dari logam yang
digunakan sebagai bahan uji.
• Pengujian Pukulan (Impact Loading Test).
Maksud dari percobaan ini adalah untuk mengetahui sifat bahan logam
yang mengalami beban bentur atau kejut pada berbagai temperatur.

BAHAN STRUKTUR Oleh


Marwanto, ST, MT 46
JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA
KLASIFIKASI

Berdasarkan penggunaannya dan sifat-sifatnya :


• Baja konstruksi (structural steel)
• Baja perkakas (tool steel)

Baja paduan dengan sifat khusus :


• Baja tahan karat (stainless steel)
• High Strength Low Alloy Steel (HSLS)
• Baja perkakas (tool steel)

BAHAN STRUKTUR Oleh


Marwanto, ST, MT 47
JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA
Sifat Mekanis Baja Paduan

Kekuatan :
• Penambahan logam (Ni, Cr, Mo) dengan komposisi sesuai
akan menambah kekuatan baja.

Batas mulur (plastisitas) :


• Plastisitas adalah kemampuan suatu bahan untuk berubah
bentuk secara permanen setelah diberi beban. Logam yang
ditambahkan berupa Nikel, Vanadium, Titanium, Tungsten,
Chrom dll. akan meningkatkan nilai batas mulur.

BAHAN STRUKTUR Oleh


Marwanto, ST, MT 48
JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA
Sifat Mekanis Baja Paduan

• Elastisitas :
Adanya penam-
bahan logam pada
baja akan
meningkatkan
kemampuan
elastisitasnya
dengan nilai
modulus elasti-
sitas yang lebih
besar dari se-
belumnya.

BAHAN STRUKTUR Oleh


Marwanto, ST, MT 49
JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA
Sifat Mekanis Baja Paduan

Kekuatan tarik :
• Logam Ni dan Cr merupakan bahan yang biasa
ditambahkan untuk meningkatkan kemampuan menahan
tarikan, selain sebagai penambah kekuatan tekan.

Keuletan :
• Baja dengan kandungan karbon rendah memiliki keuletan
yang tinggi, sehingga dengan paduan logam lain kadar
karbonnya akan turun. Selain itu, kandungan fosfor pada
baja paduan yang rendah akan meningkatkan keuletannya.

BAHAN STRUKTUR Oleh


Marwanto, ST, MT 50
JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA
Sifat Mekanis Baja Paduan

Diagram Tegangan-Regangan
BAHAN STRUKTUR Oleh
Marwanto, ST, MT 51
JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA
Sifat Pengaruh Lingkungan
• Baja paduan akan memiliki ketahanan korosi jika dicampur
dengan tembaga yang berkisar 0,5 – 1,5 % tembaga pada 99,95
– 99,85 % Fe, dengan Chromium, atau dicampur dengan Nikel.

• Penambahan Molibdenum akan memperbaiki baja menjadi


tahan terhadap suhu tinggi, liat dan kuat.

• Penambahan Wolfram dan Kobalt juga memberikan pengaruh


yang sama seperti pada penambahan Molibdenum yaitu
membuah baja paduan tahan terhadap suhu tinggi.

BAHAN STRUKTUR Oleh


Marwanto, ST, MT 52
JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA
Macam Standar & kode :
• AISI, American Iron Steel Institute
• SAE, Society for Automotive Engineering
• UNS (Unified Numbering System)
• ASTM, American Standard for Testing and Material
• JIS, Japanese Industrial Standard
• DIN, Deutsches Institut fur Normung

BAHAN STRUKTUR Oleh


Marwanto, ST, MT 53
JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA
the end
sekian
BAHAN STRUKTUR Oleh
Marwanto, ST, MT 54
JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA
HW-1 (LOGAM)
• BUAT KELOMPOK/REGU MAKS 3 MHS
• BUAT MATERI MASALAH LOGAM UNTUK
STRUKTUR
• DIBUAT DALAM BENTUK PPT MIN. 10 SLIDE
• DISKUSIKAN MINGGU DEPAN
• MATERI DIKIRIM VIA EMAIL KE :
marwantokotagede@gmail.com

55

Anda mungkin juga menyukai