Anda di halaman 1dari 22

KE TU BA N P E C AH DIN I

( KP D)
B Y:
M O N N A M A H A R A N I H I D AYAT, M . K E P. , N S . S P. K E P. M AT.
DEFINISI
• KPD (Ketuban Pecah Dini) adalah pecahnya
ketuban secara spontan sebelum dimulainya
persalinan, tanpa melihat usia gestasi.

• Keadaan ini sering dihubungkan dengan


komplikasi seperti infeksi, prolap tali pusat,
abruptio plasenta, dan persalinan premature.
TIPE KPD
Ada 2 tipe, yaitu:
1. PROM (Premature Rupture Of
Membrane), yaitu KPD sesudah usia
gestasi 37-40 minggu

2. p-PROM (Preterm Premature Rupture Of


Membrane), yaitu pecahnya ketuban
sebelum aterm, usia gestasi dibawah 37
minggu tanpa tanda-tanda persalinan
INSIDEN

• Insiden PROM 11% dari semua kehamilan.


Satu dari 3 PROM adalah p-PROM.
• p-PROM adalah penyebab terbesar
kelahiran bayi prematur, kematian perinatal
dan infeksi neonatal.
• 30-40% KPD adalah p-PROM
ETIOLOGI
• Penyebab pasti KPD tidak diketahui.
• Faktor-faktor yang berhubungan dengan KPD:
- infeksi - (STIs/Sexual Transmitted Infections,
cervicitis, amnionitis).
- peningkatan ukuran uterus (polihydramnion,
makrosomia, multifetal gestasi)
- anomali uterus dan fetal
- inkompeten cerviks (cervical cerclage)
- perdarahan pervaginam
- selaput ketuban lemah (invasi bakteri, sosek
rendah, nutrisi tidak adekuat, perokok)
PATOFISIOLOGI
• Pecahnya ketuban sebelum waktunya karena kelemahan selaput ketuban
disebabkan perubahan metabolisme pada kolagen dan peningkatan tekanan
pada selaput ketuban.
• Adanya bakteri pada vagina yang memproduksi proteases & collagenases
atau endotoxin, ini secara bersamaan merusak neutropil dan mengakibatkan
selaput lemah dan tidak elastis. Bakteri mengaktivasi prostaglandin. Setelah
selaput ketuban pecah maka infeksi berkembang secara asending dari flora
vagina, dimana cairan vagina masuk ke uterus & terjadi reaksi stimulasi
inflamatory di plasenta, membran amnion, maternal desidua..
MANIFESTASI KLINIK

• Adanya gejala persalinan (cramping, pelvic pressure, back pain)


• Riwayat atau gejala UTI (Urinaria Tractus Infection) / ISK (Infeksi Saluran
Kemih) meliputi (frequency, urgency, dysuria, flank pain)
• Riwayat atau gejala infeksi vagina atau pelvik (nyeri atau ada adanya
discharge vagina).
• Pemeriksaan tanda-tanda vital menunjukan adanya infeksi seperti
peningkatan suhu dan sel darah putih > 18.000 /mm3.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

1. Observasi cairan amnion


2. Pemeriksaan spekulum steril
3. Tes Ferning
4. USG
5. Amniosintesis
PEMERIKSAAN SPEKULUM
STERIL
MANAJEMEN KPD
Manajemen KPD tergantung pada:
• Usia kehamilan : HPHT, USG
• Maturitas janin : adanya Phosphatidylo glycerol pada cairan
amnion atau amniocentesis untuk mengevaluasi L/S
(lecitin/sphingomylin, 2:1)
• Stress janin : DJJ, pergerakan janin, NST, BBPs
(Biophysical profile), AFI (Amniotic Fluid Index)
• Infeksi intraamniotik/chorioamnionitis: suhu lebih dari
38ºC, takikardia > 120x/mt, leukositosis ≥ 20.000/mm3,
janin takikardia > 160x/mt, kontraksi uterus lemah, cairan
amnion berbau busuk.
• Pengkajian tanda-tanda kelahiran
MANAJEMEN KEHAMILAN ATERM

Keputusan manajemen harus dibuat berdasarkan:


 Usia kehamilan
 Ada/tidaknya tanda-tanda persalinan
 Ada/tidaknya infeksi maternal
 Stabilitas persentasi janin
 Tersedianya NICU
• KPD dengan usia gestasi < 32 minggu atau lebih, paru janin
matang, ada fasilitas NICU → induksi persalinan dengan
SEGERA.
• Antibiotik profilaksis diberikan pada semua KPD dengan usia
kehamilan < 37 minggu atau KPD sudah terjadi > 18 jam.
• Penanganan KPD pada aterm 24-72 jam, aterm biasanya
diikuti tanda-tanda persalinan, kelahiran terjadi dalam 28 jam.
MANAJEMEN PADA KEHAMILAN PRETERM
• Bedrest
• Pelvic rest (hindari intercourse dan sexual stimulation)
• Kaji tanda-tanda infeksi chorioamnionitis
• Monitor tanda-tanda yang membahayakan janin: USG,
NST
• Terapi prophylactic antibiotic
• Terapi prophylactic TOCOLYSIS untuk memperlambat
kontraksi 24-48 jam.
• Corticosteroid untuk maturitas paru janin → Betametason
12mg IM setiap 24 jam 2x dan Dexametason 6mg setiap
12 jam 4x.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan pertukaran gas pada janin b.d. tidak
adanya cairan amnion.
2. Risiko tinggi infeksi b.d. pecahnya ketuban.
3. Gangguan pemenuhan ADL b.d. bedrest
4. Cemas b.d. kurangnya informasi
INTERVENSI KEPERAWATAN
DX 1 – Untuk mengatasi gangguan pertukaran
gas pada janin
 Monitor DJJ selama 48-72 jam setelah KPD atau
sampai kehamilan diakhiri.
 Berikan O2 dan reposisi klien, lateral kiri atau lateral
recumbent position, knee chest, lateral dan pentingnya
menghindari kontraksi pada kehamilan preterm.
 Instruksikan ibu untuk segera melapor bila ada
penurunan gerakan janin.
• Siapkan ibu untuk pemeriksaan maturitas janin: USG,
NST, BBPs, AFI, Amniocentesis
• Beritahukan dokter bila ada perubahan DJJ, NST tidak
reaktif
• Kolaborasi pemberian cairan IV
• Kolaborasi pemberian tokolitik pada kehamilan preterm
dan jelaskan pentingnya terapi korticosteroid untuk
pematangan paru janin
DX 2. UNTUK MENGURANGI INFEKSI
• Kaji & lakukan PD melalui spekulum untuk
membuktikan adanya KPD
• Observasi pengeluaran pervaginam, jumlah, warna
dan bau
• Kaji TTV dan DJJ
• Kaji kontraksi uterus; lemah atau hipotonia atau atonia
• Kaji tanda-tanda infeksi pada saluran perkemihan
• Kaji aktivitas klien sebelum terjadi KPD
• Kolaborasi pemeriksaan lekosit, kultur darah atau
cairan vagina
• Ajarkan pentingnya tindakan vulva hygiene setelah
eliminasi
• Minimalkan tindakan vaginal examination sampai ada
tanda-tanda aktif persalinan
• Jelaskan tanda-tanda infeksi
• Jelaskan semua tindakan yang akan dilakukan, tujuan,
risiko dan harapan, serta minta informed consent
• Berikan antibiotik sesuai order dokter
DX 3. INTERVENSI KEPERAWATAN
PADA KLIEN BEDREST
• Kaji respon klien saat dianjurkan bedrest
• Jelaskan pentingnya dan keuntungan bedrest
• Dorong klien dan keluarga berpartisipasi dalam
perawatan ibu
DX 4. UNTUK MENGURANGI KECEMASAN

• Kaji kecemasan ibu terhadap kesejahteraan janin.


• Kaji koping klien dan keluarga dan sumber-sumber
koping yang ada
• Dorong ibu untuk mengungkapkan kecemasannya
• Bersikap empati dan klarifikasi mispersepsi
• Jelaskan usia kehamilan, pertumbuhan janin saat
USG, dan pentingnya memonitor DJJ terus menerus
• Jelaskan dan informasikan pada keluarga
komplikasi kehamilan, rencana tindakan,
implikasi pada ibu dan janin.
• Lakukan pengenalan ruang NICU jika kehamilan
preterm akan diakhiri, bila memungkinkan
• Libatkan orang tua, pemuka agama atau konselor
jika ada permintaan klien
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai