Anda di halaman 1dari 36

PAJAK PENGHASILAN PASAL 21

PENGERTIAN:
PPh Pasal 21/26 adalah PPh yang terutang sehubungan
dengan pekerjaan, jasa, dan kegiatan (active income)
yang dilakukan oleh Wajib Pajak orang pribadi Subjek
Pajak dalam/ luar negeri

PEMOTONG PPh PASAL 21:


PEMBERI KERJA

PIHAK YANG MEMBERIKAN PENGHASILAN


KANTOR

DIKECUALIKAN PEMOTONG PPh 21/ 26


BENDAHARA/ PERWAKILAN
PEMEGANG KAS NEGARA ASING
PEMERINTAH
ORGANISASI
DANA PENSIUN, INTERNASIONAL
K
BADAN E YANG BUKAN
PENYELENGGARA C SUBJEK PAJAK
JAMINAN SOSIAL U
TENAGA KERJA A
ORANG PRIBADI
L YANG
ORANG PRIBADI MEMPEKERJAKAN
I
MELAKUKAN ORANG PRIBADI
KEGIATAN USAHA UNTUK
/ PEKERJAAN MELAKUKAN
BEBAS & BADAN PEKERJAAN
PENYELENGGARA RUMAH TANGGA
KEGIATAN
Mendaftarkan diri ke KPP sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
Menghitung, memotong, menyetorkan & melaporkan PPh 21/26 yang terutang
untuk setiap bulan kalender;
Membuat catatan/ kertas kerja perhitungan PPh 21/26 untuk masing-masing
penerima penghasilan, yang menjadi dasar pelaporan PPh 21/ 26 yang
terutang untuk setiap masa pajak & menyimpan catatan/kertas kerja
perhitungan tersebut sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
Kewajiban melaporkan pemotongan PPh 21/26 untuk setiap bulan kalender
tetap berlaku, dalam hal jumlah pajak yang dipotong pada bulan yang
bersangkutan nihil;
Membuat Bukti Pemotongan PPh Pasal 21/26 dan memberikan Bukti
Pemotongan tersebut kepada penerima penghasilan;
Memperhitungkan kelebihan penyetoran PPh Pasal 21/26 dengan PPh Pasal
21/26 bulan berikutnya melalui SPT Masa PPh Pasal 21/26;
Untuk masa pajak terakhir, menghitung, menyetorkan, dan melaporkan PPh
Pasal 21 dengan ketentuan bahwa besarnya PPh Pasal 21 yg harus dipotong
adalah selisih antara PPh yg terutang utk seluruh penghasilan kena pajak
setahun dengan PPh Pasal 21 yang telah dipotong pada masa-masa
sebelumnya.
PENERIMA PENGHASILAN
PEGAWAI

PENERIMA UANG

PENERIMA PENGHASILAN
PESANGON, PEJABAT
PENSIUN, THT PERWAKILAN

DIKECUALIKAN
TERMASUK AHLI K
DIPLOMATIK &
ORANG PRIBADI
WARIS E
KONSULAT
C
BUKAN PEGAWAI U
A PEJABAT
YANG MENERIMA/
L
MEMPEROLEH PERWAKILAN
I
PENGHASILAN ORGANISASI
INTERNASIONAL
PESERTA
KEGIATAN YANG
MENERIMA/
MEMPEROLEH
PENGHASILAN Ada SK Menkeu yang menetapkan
Organisasi internasional bukan subyek pajak
PENERIMA PENGHASILAN

Wajib membuat surat pernyataan yang berisi jumlah tanggungan


keluarga pada awal tahun kalender atau pada saat mulai
menjadi Subjek Pajak dalam negeri sebagai penentuan PTKP &
wajib menyerahkannya kepada Pemotong Pajak pada saat
mulai bekerja/mulai pensiun;
Dalam hal terjadi perubahan tanggungan keluarga, pegawai,
penerima pensiun berkala & bukan pegawai wajib membuat
surat pernyataan baru & menyerahkannya kepada Pemotong
PPh 21/26 paling lama sebelum tahun kalender berikutnya.
Berhak menerima Bukti Pemotongan PPh Pasal 21/26 dari
Pemotong Pajak;
Berhak Mengkreditkan PPh Pasal 21 yang dipotong untuk tahun
pajak yang bersangkutan, kecuali PPh Pasal 21 yang bersifat
final;
Golongan Penerima Penghasilan

Pegawai yg menerima penghsln.


PEGAWAI dlm jmlh tertentu secara teratur
TETAP serta pegawai yg bekerja
berdasarkan kontrak utk jangka
PENERIMA waktu ttt. dan bekerja full time
PENERIMA
PENGHASILAN
PENGHASILAN
Pegawai yang hanya menerima
PEGAWAI penghasilan jika ybs. bekerja
berdasarkan jml hari, unit hasil,
TAK TETAP atau penyelesaian pekerjaan yg
diminta pemberi kerja

Orang pribadi selain Pegawai Tetap


Bukan Pegawai dan Pegawai Tidak Tetap yg mene-
rima imbalan sehubungan dengan
Pekerjaan, jasa, atau kegiatan
PENERIMA PENGHASILAN BUKAN
PEGAWAI
Tenaga Ahli yang melakukan pekerjaan bebas (Pengacara, Akuntan, Arsitek,
Dokter,Konsultan, Notaris, Penilai, & Aktuaris);
Pemain musik, pembawa acara, penyanyi, pelawak, bintang film, bintang
sinetron, bintang iklan, sutradara, kru film, foto model,
peragawan/peragawati, pemain drama, penari, pemahat, pelukis, & seniman
lainnya;
Olahragawan;
Penasihat, pengajar, pelatih, penceramah, penyuluh, & moderator;
Pengarang, peneliti, & penerjemah;
Pemberi jasa dalam segala bidang termasuk teknik, komputer dan sistem
aplikasinya, telekomunikasi, elektronika, fotografi, ekonomi & sosial serta
jasa kepada suatu kepanitiaan;
Agen iklan;
Pengawas & pengelola proyek;
Pembawa pesanan atau yang menemukan langganan atau yang menjadi
perantara;
Petugas penjaja barang dagangan;
Petugas dinas luar asuransi;
Distributor perusahaan MLM atau Direct Selling dan kegiatan sejenis.
PENGHASILAN YANG DIPOTONG PPh 21/26
• Penghasilan yg diterima pegawai tetap: baik bersifat tertatur maupun tidak
teratur
• Penghasilan yg diterima penerima pensiun secara teratur berupa uang
pensiun dan sejenisnya
• Penghasilan sehub. dgn pemutusan hubungan kerja dan penghasilan
sehubungan dengan pensiun yg diterima secara sekaligus berupa pesangaon,
uang manfaat pensiun, THT, dll.
• Penghasilan pegawai tidak tetap atau tenaga kerja lepas berupa upah harian,
mingguan, satuan, borongan, atau upah yg dibayarkan bulanan
• Imbalan kepada bukan pegawai berupa honorarium, komisi, fee dan imbalan
sehub dengan pekerjaan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan
• Imbalan kpd peserta kegiatan berupa uang saku, uang representasi, uang
rapat, honorarium, hadiah dan penghargaan dengan nama dan dalam
bentuk apapun dan imbalan sejenis dgn nama apapun

Termasuk yang dipotong PPh Pasal 21/26:


Penerimaan dalam bentuk natura dan kenikmatan dengan nama dan dalam
bentuk apapun yg diberikan oleh:
1) Bukan Wajib Pajak …seperti Kedutaan Besar yg bukan Subyek Pajak
2) WP yg dikenakan PPh Final… seperti usaha konstruksi, persewaan, real estat
3) WP yg dikenakan PPh berdasarkan Norma Penghitungan Khusus (deemed profit)..spt perwkl dagang
asing
PENGHASILAN YANG TIDAK DIPOTONG PPh 21/26

 Pembayaran manfaat atau santunan asuransi dari perusahaan asuransi


sehubungan dengan asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi
jiwa, asuransi dwiguna, dan asuransi bea siswa;
 Penerimaan dalam bentuk natura dan/atau kenikmatan dalam bentuk
apapun yang diberikan wajib pajak dan pemerintah,
kecuali diberikan oleh bukan Wajib Pajak, WP dikenakan PPh Final, dan WP dikenakan
deemed profit
 Iuran pensiun yang dibayarkan kepada dana pensiun yang pendiriannya
telah disahkan oleh Menteri Keuangan dan iuran tunjangan hari tua
atau Jaminan Hari Tua kepada badan penyelenggara THT atau badan
penyelenggara jamsostek yang dibayar oleh pemberi kerja;
 Zakat yg diterima orang pribadi yg berhak dari badan /lembaga amil
zakat yg dibentuk atau disahkan oleh Pemerintah, atau sumbangan
keagamaan yg sifatnya wajib bagi pemeluk agama yg diakui di Indonesia
yg diterima oleh orang pribadi yg berhak dari lembaga keagamaan yg
dibentuk atau disahkan pemerintah
 Beasiswa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) huruf l UU
Pajak Penghasilan.

PPh yg ditanggung Pemberi Kerja, merupakan penerimaan


dalam bentuk kenikmatan sehingga tidak dipotong PPh 21.
Penghitungan PPh terutang
A. PEGAWAI TETAP

Tarif x Penghasilan Kena Pajak

PKP = Penghasilan Bruto - biaya jabatan - iuran pensiun - PTKP

WP sendiri 15.840.000
Besarnya 5% dr Phsl Bruto
Seluruh penghasilan Status kawin 1.320.000
Maks. Rp 500.000 / bulan
Termasuk gaji, tunjangan, Tanggungan @ 1.320.000
Rp 6.000.000 /tahun
Bonus, dll. maks. 3 orang
Sebesar yg dibayarkan
Pegawai ke lembaga dana
Pensiun yg disahkan Menkeu
Atau badan penyelenggaran JHT
Dan THT yg disahkan Menkeu
…pegawai tetap

PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP)


Rp 15.840.000 WP OP yang bersangkutan
Rp 1.320.000 Tambahan untuk WP yang kawin
Rp 1.320.000 Tambahan untuk setiap anggota
keluarga sedarah & keluarga
semenda dalam garis keturunan
lurus, serta anak angkat yang
menjadi tanggungan sepenuhnya,
paling banyak 3 orang untuk setiap
keluarga.

• Ditentukan keadaan pada awal tahun kalender


• Karyawati kawin, PTKP yang dikurangkan untuk dirinya
sendiri Rp15.840.000, kecuali suami tidak menerima/
memperoleh penghasilan yang dibuktikan dengan Surat
Keterangan dari Pemerintah Daerah setempat
…pegawai tetap

BIAYA JABATAN / PENSIUN


Biaya Jabatan
Biaya yang sifatnya fiktif & cerminan biaya 3M
Untuk pegawai tetap tanpa memandang
mempunyai jabatan atau tidak

Biaya Pensiun :
Biaya fiktif sebagaimana biaya jabatan yang
diberikan kepada penerima pensiun

Uraian Besarnya
5%x Penghasilan maksimal Rp 500.000/bulan atau
Biaya Jabatan Bruto Rp 6.000.000/tahun
5%x Penghasilan
maksimal Rp 200.000/bulan atau
Biaya Pensiun Bruto
Rp 2.400.000/tahun

PMK-250/PMK.03/2008
Contoh hitungan PPh 21 Pegawai Tetap
masuk mulai Januari masuk Juli
ALI(K/1) TAKEDA(TK) Abu(K/1) NARUTO(TK)
gaji sebulan 3.000.000 16.000.000 3.000.000 16.000.000
premi asuransi 30.000 30.000
Penghsl. Bruto 3.030.000 16.000.000 3.030.000 16.000.000
biaya jabatan (151.500) (500.000) (151.500) (500.000)
penghsl. neto sebulan 2.878.500 15.500.000 2.878.500 15.500.000
p.neto setahun/disethnkan 34.542.000 186.000.000 17.271.000 186.000.000
ptkp (18.480.000) (15.840.000) (18.480.000) (15.840.000)
penghasilan kena pajak 16.062.000 170.160.000 (1.209.000) 170.160.000
pph 21 setahun 5% 803.100 2.500.000 - 2.500.000
15% 18.024.000 18.024.000
25% - -
30%
PPh 21 setahun 803.100 20.524.000 - 20.524.000
PPh 21 disetahunkan 10.262.000
pph 21 sebulan 66.925 1.710.333 - 1.710.333

TAKE HOME PAY sebulan 2.933.075 14.289.667 3.000.000 14.289.667


NARUTO adalah Orang Jepang yang baru mulai kerja Juli 2009 di Indonesia
walaupun hanya 6 bulan, penghasilan Naruto hartus disetahunkan lebih dahulu
Berbeda dengan Abu(Subyek Pajak Dalam Negeri), yg tidak perlu disetahunkan.
…pegawai tetap
PENGHASILAN NETO
DISETAHUNKAN ?
Penghasilan Neto Tidak Penghasilan Neto
Disetahunkan Disetahunkan
1. Pegawai yang baru bekerja 1. Pegawai dari luar negeri
pada periode berjalan yang yang baru bekerja dalam
sejak awal tahun telah di periode berjalan
Indonesia
2. Pegawai yang berhenti 2. Pegawai yang berhenti
bekerja pada periode berjalan bekerja karena meninggal
karena pensiun dunia
3. Pegawai berhenti bekerja 3. Pegawai yang berhenti
pada periode berjalan dan bekerja karena
tidak meninggalkan meninggalkan Indonesia
Indonesia untuk selama- untuk selama-lamanya
lamanya
4. Pegawai berhenti bekerja 4. Pegawai yang pindah ke
karena pindah ke pemberi kantor pusat atau cabang
kerja lain lainnya pada pemberi kerja
yang sama
……..Penghitungan PPh terutang

B. PEGAWAI TAK TETAP

Dibayar bulanan
- Tenaga harian
Tarif Psl 17 x Penghasilan Kena Pajak
PKP = Penghsl.Bruto – PTKP
- Tenaga Kerja
Lepas
TIDAK Dibayar bulanan
- Pegawai Tidak Lihat bagan perhitungan….
Tetap lainnya
PEGAWAI TDK TETAP
(tidak dibayarkanPMK-254/PMK.03/2008
bulanan)

Upah Harian

Tidak lebih dari Rp150.000 Lebih dari Rp150.000

PKP = Upah Harian – Rp150.000

Tidak dipotong PPh 21 PPh 21 = 5% x PKP

Saat telah melebihi Rp1.320.000 dalam 1 bulan

PKP = Upah Harian – PTKP Harian Sebenarnya

PPh 21 = 5% x PKP (jk per bln<= 6 Juta) PPh 21 = Tarif Ps 17 UU PPh x


PKP Disetahunkan (jk per bln > 6 Juta)
Contoh hitungan PPh 21 Pegawai Tidak Tetap
• Alim (TK) adalah pemagang yang ada di PT ABC dengan honor per hari Rp 40.000. Honor diterima
pada akhir bulan sesuai hari kerjanya. Bulan Januari 2009 dibayar sebesar 25 x Rp 40.000 = Rp
1.000.000,-.
Honor sebulan Rp 1.000.000
PTKP sebulan (Rp 1.320.000)
Penghsl. Kena Pajak (Rp 320.000)
PPh Pasal 21 5% …….. ……….Nihil....
Take Home Pay ………. Rp 1.000.000

• Manto (TK) adalah tukang yang dibayar PT ABC secara harian sebesar Rp 100.000. Dalam bulan
Januari 2009 ia bekerja selama 15 hari, sehingga upah yang diterima berjumlah Rp 1.500.000
Hari ke-1: Rp 100.000 - Rp 150.000 = (Rp 50.000) …Non taxable
dst…s.d. hari ke-13

Hari ke-14 :
…jumlah kumulatif upah sebulan sudah melebihi Rp 1.320.000
Upah s.d. hari ke-14 Rp 1.400.000
PTKP 14 hari (14 x 15.840.000/360) (Rp 616.000)
PKP Rp 784.000
PPh 21 terutang 5% Rp 39.200
Take Home hari ke-14 : Rp 100.000 - Rp 39.200 = Rp 60.800

Hari ke-15:
PPh 21 hari ke-15 : 5% x (Rp 100.000 - Rp 44.000 ) = Rp 2.800
C. PENERIMA PENGHASILAN BUKAN PEGAWAI

Orang pribadi selain pegawai tetap dan pegawai tidak tetap


(tenaga kerja lepas) yang memperoleh penghasilan dengan
nama dan dalam bentuk apapun dari Pemotong PPh 21/26
sebagai imbalan atas pekerjaan, jasa atau kegiatan tertentu
yang dilakukan berdasarkan perintah atau permintaan dari
pemberi penghasilan.
Antara lain:

Tenaga Ahli yang melakukan pekerjaan bebas


(Pengacara, Akuntan, Arsitek, Konsultan, Notaris, Penilai,
& Aktuaris);
Pemain musik, pembawa acara, penyanyi, pelawak,
bintang film, bintang sinetron, bintang iklan, sutradara,
kru film, foto model, peragawan/peragawati, pemain
drama, penari, pemahat, pelukis, & seniman lainnya;
… penerima penghasilan bukan pegawai

Olahragawan;
Penasihat, pengajar, pelatih, penceramah, penyuluh, &
moderator;
Pengarang, peneliti, & penerjemah;
Pemberi jasa dalam segala bidang termasuk teknik,
komputer dan sistem aplikasinya, telekomunikasi,
elektronika, fotografi, ekonomi & sosial serta jasa kepada
suatu kepanitiaan;
Agen iklan;
Pengawas & pengelola proyek;
Pembawa pesanan atau yang menemukan langganan
atau yang menjadi perantara;
Petugas penjaja barang dagangan;
Petugas dinas luar asuransi;
Distributor perusahaan MLM/ Direct Selling.
Perhitungan PPh 21…
Penceramah, artis,
Pengajar, peneliti, pelatih
Pemenang lomba,
Komisaris/dwn pengawas menerima Tarif x Penghasilan Bruto
honor/imbalan tidak teratur
dihitung secara kumulaitf
Mantan pegawai menereima japrod,
tantiem, gratifikasi, bonus, dll

Tenaga Ahli yang


melakukan pekerjaan
bebas.
Terbatas:
-Pengacara -Konsultan Tarif x 50% x Penghasilan Bruto
-Akuntan -Notaris dihitung secara kumulaitf
-Arsitek -Penilai
-Dokter -Aktuaris
Tarif x (Penghasilan Bruto – PTKP)
- Distributor MLM Memiliki NPWP, penghasilan hanya dari pemotong pajak,
- Petugas Dinas Luar Asuransi tak memiliki penghasilan lain
- Petugas Penjaja Barang Dagangan
-Bukan Pegawai lain yg menerima dihitung secara kumulaitf
Penghsln berkesinambungan dlm 1 tahun
Tarif x Penghasilan Bruto
Revisi…Per-57/12okt09…
Peserta kegiatan,
Komisaris/dwn pengawas menerima Tarif x Penghasilan Bruto
honor/imbalan tidak teratur

Tarif x [(50% x Penghasilan Bruto) – PTKP]


Memiliki NPWP, penghasilan hanya dari pemotong pajak,
Bukan pegawai yang menerima tak memiliki penghasilan lain
Penghasilan secara berkesinambungan
Tarif x (50% x Penghasilan Bruto)

Bukan pegawai yang menerima


Penghasilan tidak berkesinambungan
Mantan pegawai menerima japrod,
tantiem, gratifikasi, bonus; Tarif x (50% x Penghasilan Bruto)
Pegawai(aktif) yang menerima penarikan
dana pensiun

……dihitung secara kumulaitf setahun kalender


Syarat Bukan Pegawai mendapat
pengurangan PTKP …….

telah mempunyai NPWP


hanya memperoleh penghasilan dari hubungan kerja
dengan Pemotong Pajak serta
tidak memperoleh penghasilan lainnya

• penerima penghasilan bukan pegawai harus menyerahkan fotokopi


kartu NPWP, dan
• bagi wanita kawin harus menyerahkan fotokopi kartu NPWP suami
serta fotokopi surat nikah & kartu keluarga
Contoh hitungan PPh 21/26 Bukan Pegawai
• PT ABC membayar fee perantara proyek sebesar Rp 5 juta
PPh Pasal 21 : 5% x Rp 5 juta = Rp 250.000

• PT ABC membayar fee konsultan, Mr. Alim sebesar Rp 180 juta


PKP : 50% x Rp 180 juta …………………………Rp 90 juta
PPh Pasal 21 : 5% x Rp 50.000.000 = Rp 2.500.000
15% x Rp 40.000.000 = Rp 6.000.000
jumlah PPh 21 terutang = Rp 8.500.000
Untuk pembayaran fee berikutnya, PPh 21 dihitung secara kumulatif setahun, artinya
pada bulan berikut, pengenaan pajaknya dikenakan langsung pada level 15% untuk PKP
s.d. Rp 160 juta.. sehingga mencapai Rp 200 juta…dst.

• PT ABC membayar penceramah motivasi, Arjuno, sebesar Rp 500.000


PPh Pasal 21 : 5% x Rp 500.000 = Rp 25.000

• PT ABC membayar technical assistance fee sebesar US$ 10,000 kepada Takeda
(expatriate freelance dari Japan, bekerja di Indonesia selama 2 bulan)
PPh Pasal 26 : 20% x (US$ 10,000 x Rp 9.000 )= Rp 18.000.000
Kurs yg digunakan Kurs Menteri Keuangan
Jika Takeda dapat menunjukkan Certificate of Residence dari Kantor Pajak Japan, ia tidak dikenakan
pemotongan pajak di Indonesia, krn antara Japan – RI ada Tax Treaty (Perjanjian Penghindaran Pajak
Berganda)
Contoh sesuai Revisi Per-57/2009
• PT ABC membayar fee perantara proyek sebesar Rp 5 juta
PPh Pasal 21 : 5% x 50% x Rp 5 juta = Rp 125.000

• PT ABC membayar fee konsultan, Mr. Alim sebesar Rp 180 juta


PKP : 50% x Rp 180 juta …………………………Rp 90 juta
PPh Pasal 21 : 5% x Rp 50.000.000 = Rp 2.500.000
15% x Rp 40.000.000 = Rp 6.000.000
jumlah PPh 21 terutang = Rp 8.500.000
Untuk pembayaran fee berikutnya, PPh 21 dihitung secara kumulatif setahun, artinya
pada bulan berikut, pengenaan pajaknya dikenakan langsung pada level 15% untuk PKP
s.d. Rp 160 juta.. sehingga mencapai Rp 200 juta…dst.

• PT ABC membayar penceramah motivasi, Arjuno, sebesar Rp 500.000


PPh Pasal 21 : 5% x Rp 500.000 = Rp 25.000

• PT ABC membayar technical assistance fee sebesar US$ 10,000 kepada Takeda
(expatriate freelance dari Japan, bekerja di Indonesia selama 2 bulan)
PPh Pasal 26 : 20% x (US$ 10,000 x Rp 9.000 )= Rp 18.000.000
Kurs yg digunakan Kurs Menteri Keuangan
Jika Takeda dapat menunjukkan Certificate of Residence dari Kantor Pajak Japan, ia tidak dikenakan
pemotongan pajak di Indonesia, krn antara Japan – RI ada Tax Treaty (Perjanjian Penghindaran Pajak
Berganda)
TARIF PASAL 17 UU PPh

Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif PPh

Sampai dengan Rp50.000.000 5%

Di atas Rp50.000.000 s.d Rp250.000.000 15%

Di atas Rp250.000.000 s.d Rp500.000.000 25%

Di atas Rp500.000.000 30%


PREMI ASURANSI PEGAWAI
PROGRAM JAMSOSTEK BESAR PREMI
1 Jaminan Kecelakaan Kerja
- Kelompok I 0,24% x Gaji sebulan
- Kelompok II 0,54% x Gaji sebulan
- Kelompok III 0,89% x Gaji sebulan
- Kelompok IV 1,27% x Gaji sebulan
- Kelompok V 1,74% x Gaji sebulan
2 Jaminan Kematian 0,30% x Gaji sebulan
3 Jaminan Pelayanan Kesehatan
- Pegawai berkeluarga 6% x Gaji sebulan (max 1 juta)
- Pegawai bujangan 3% x Gaji sebulan (max 1 juta)
4 Jaminan Hari Tua
- Dibayar pemberi kerja 3,7% x Gaji sebulan
- Dibayar karyawan 2% x Gaji sebulan
Lanjutan….
URAIAN PEMBERI KERJA KARYAWAN
JKK, JKM, JPK Biaya bagi Penghasilan bagi pegawai
dibayar pemberi pemberi kerja
kerja
JKK,JKM,JPK Bukan biaya bagi Bukan pengurang bagi
dibayar pegawai pemberi kerja pegawai

Iuran JHT 3,7% Biaya bagi Bukan menambah


dibayar oleh pemberi kerja penghasilan bruto
perusahaan pegawai, tapi obyek pajak
pada saat menerima JHT
sekaligus dari PT.
Jamsostek
Iuran JHT 2% Bukan biaya bagi Biaya bagi pegawai
dibayar oleh pemberi kerja (pengurang penghasilan
karyawan bruto)
KLASIFIKASI PERHITUNGAN PPh 21

 Penerima Uang Pesangon/


Manfaat Pensiun/ THT/ JHT

??? x Uang Pesangon

Tarif Ps. 17 x PKP(Pengh Kena Pjk)


PPh Tarif Ps. 17 x Penghs. Bruto
Pasal 21
 Pegawai Tetap  Komisaris Non Pegawai
 Penerima Pensiun  Mantan Pegawai
 Pegawai Tidak Tetap Bulanan  Peserta Program Pensiun
 Pegawai Tidak Tetap Non  Peserta Kegiatan
Bulanan  Penerima Ph Bukan Pegawai
 Penerima Ph Bukan Pegawai
tertentu
??? x Penghasilan selain yg
terkait dgn gaji dari APBN/D
 Pejabat Negara
 PNS
 Anggota TNI/ Polri
 Pensiunan PNS/ TNI/ Polri
TARIF PROGRESIF FINAL X
PENGHASILAN BRUTO

PENERIMA UANG PESANGON, UANG TEBUSAN


PENSIUN ATAU TUNJANGAN HARI TUA/ TABUNGAN
HARI TUA/ JAMINAN HARI TUA YANG DIBAYARKAN
SEKALIGUS (No.16/PMK.03/2010 tgl 25 Jan 2010)

PENGHASILAN BRUTO TARIF

Sampai dengan Rp 50.000.000 tidak dipotong


di atas Rp 50.000.001 s.d. Rp 100.000.000 5%
di atas Rp 100.000.001 s.d. Rp 500.000.000 15%
di atas Rp 500.000.001 25%
TARIF 15% X PENGHASILAN BRUTO

Pejabat Negara
PNS (Gol III/a keatas)
TNI/Polri (Peltu/Ajun Inspektur Tk. I keatas)

Yang menerima honorarium yang bersumber dari APBN/D


PPh Ps.21 = 15% x Penghasilan Bruto

Ini aturan yang lama…


ketentuan baru MASIH MENUNGGU PER-DIRJEN yang mengatur…..

Sambil menunggu aturannya, agar aman bagi pemberi kerja:


Potong 15%
PENERIMA PENGHASILAN tidak
ber-NPWP

Bagi penerima penghasilan yang dipotong PPh 21 yang


tidak memiliki NPWP, dikenakan pemotongan PPh 21
dengan tarif lebih tinggi 20% daripada tarif yang
diterapkan terhadap Wajib Pajak yang memiliki NPWP

JIKA DALAM TAHUN KALENDER, selambat-lambatnya


sebelum perhitungan PPh 21 bulan Desember, PEGAWAI
sudah memiliki NPWP, maka tarif yang lebih tinggi 20%
yang sudah dipotong bulan-bulan sebelumnya dapat diperhitungkan
dalam perhitungan PPh 21 bulan setelah memiliki NPWP
SPT MASA PPh 21 (1721)
(DESEMBER 2009)
Form-1721
SPT Masa PPh Pasal 21 bulan Desember diisi dengan
ketentuan sbb.:

1. Menyajikan seluruh penghasilan yang diterima selama


tahun 2009 (Jan. s.d. Desember)
2. Menyajikan perhitungan PPh 21 yang terutang atas
seluruh penghasilan
3. Menyajikan kredit pajak sejak Jan s.d. Nopember 2009
4. PPh yang kurang (lebih) dibayar merupakan hasil akhir dari
kewajiban pemotongan dan penyetoran pajak tahun 2009.
Tidak ada lagi SPT Tahunan PPh 21.
Lanjutan…
SPT Masa PPh Pasal 21 dan/atau Pasal 26 menggunakan format yang
dapat dibaca dengan mesin scanner, oleh karena itu perlu diperhatikan
hal-hal berikut ini:
• Jika Wajib Pajak membuat sendiri formulir SPT ini jangan lupa utuk
membuat tanda  (segi empat warna hitam) di keempat sudut kertas
sebagai pembatas agar dokumen dapat di scan
• Kertas berukuran F4/Folio (8,5 x 13 inchi) dengan berat minimal 70 gram
• Kertas tidak boleh dilipat atau kusut
• Bagi Wajib Pajak yang mengisi menggunakan komputer atau tulis tangan,
semua isian identitas harus ditulis didalam kotak-kotak yang disediakan.
1721-I
Formulir 1721-I wajib disampaikan HANYA pada masa pajak Desember.

Merupakan daftar bukti pemotongan PPh Pasal 21 dan atau Pasal 26 untuk
pegawai tetap dan penerima pensiun berkala.

Pemotong Pajak tidak perlu menyampaikan formulir 1721 A-1/A-2 sebagai


lampiran dari SPT Masa PPh Pasal 21 dan atau PPh Pasal 26 namun wajib
memberikan bukti pemotongan 1721 A1/A2 kepada Pegawai Tetap atau
penerima pensiun atau tunjangan hari tua maupun kepada Pegawai Negeri
Sipil, anggota TNI/POLRI, Pejabat Negara dan Pensiunannya.

Jika pegawai yang penghasilan netonya tidak melebihi PTKP menghendaki bukti
pemotongan ini, juga WAJIB diberikan.
1721-II
Merupakan daftar perubahan pegawai tetap. Formulir 1721-II wajib
disampaikan hanya pada saat ada Pegawai Tetap yang masuk/keluar
dan/atau ada Pegawai yang baru memiliki NPWP

1721-T
Tidak perlu dilampirkan lagi…
Form ini hanya untuk bulan Juli 2009 atau awal berdirinya perusahaan.

DAFTAR BUKTI PEMOTONGAN PPh 21/26


 Dilampirkan jika dalam bulan Desember terdapat pembayaran kepada
Pegawai tidak tetap dan bukan pegawai yang dipotong pajaknya
• jika dibuatkan form. Ini harus dilampiri dengan Bukti Pemotongan PPh 21
LAMPIRAN YANG LAIN….sesuai kondisi:
-SSP
-Surat Kuasa
-Daftar Biaya Cabang

Anda mungkin juga menyukai