Anda di halaman 1dari 21

KONSEP AGAMA DALAM

PEMBUKTIAN ADANYA TUHAN

Oleh :
Dr. Fuji Rahmadi P, S.HI, MA. CIQaR, CIQnR
Disampaikan Dalam Kuliah Bersama Pendidikan
Agama Universitas Pembangunan Panca Budi 2020
Pengantar:

Dilihat dari perspektif agama, umur agama setua


dengan umur manusia. Tidak ada suatu
masyarakat manusia yang hidup tanpa suatu
bentuk agama. Agama ada pada dasarnya
merupakan aktualisasi dari kepercayaan
tentang adanya kekuatan gaib dan supranatural
yang biasanya disebut sebagai Tuhan dengan
segala konsekuensinya.
Pengertian Agama:

Agama secara etimologi terdapat perbedaan


pendapat, di antaranya ada yang mengatakan
bahwa kata agama berasal dari bahasa
sansekerta yang terdiri dari dua suku kata
yaitu: “a” berarti tidak dan “gama” berarti
kacau, jadi berarti tidak kacau.
Unsur-unsur Agama Menurut
Prof. Harun Nasution :

 Kekuatan Gaib
 Keyakinan akan hubungan kesejahteraan hidup
manusia tergantung kepada hubungannya dengan
kekuatan ghaib tersebut.
 Respons yang bersifat emosionil dari manusia.
Seperti perasaan takut dlm agama primitif dan
perasaan cinta dalam agama-agama monotheis.
 Paham adanya yang kudus dalam bentuk kekuatan
gaib, kitab ajaran dan tempat-tempat tertentu.
Pokok Penting Agama:

1. Credo
Yakni suatu agama memiliki sistem
kepercayaan yang percaya akan adanya
Tuhan. Sebuah agama tentu tidak
dinamakan agama jika tidak memiliki Tuhan.
 
2. Ritus:

Sebuah agama pasti memiliki suatu sistem


ritual hubungan antara pemeluk agama
dengan Tuhan yang diyakini oleh masing-
masing pemeluk agama. Ritus ini pasti ada
dan berbeda tiap-tiap agama
3. Norma:

Sistem norma ini mengatur hubungan-hubungan


sosial antara pemeluk agama dengan pemeluk
agama lain. Sistem norma inilah yang
menciptakan kerukunan antar umat beragama.
Tidak ada satupun agama di dunia ini yang
mempunyai sistem norma yang mengajarkan
untuk bermusuhan dengan pemeluk agama lain.
Sistem norma ini selalu mengajarkan kebaikan
kepada para pemeluknya.
Pembagian Agama:

Ada pelbagai klasifikasi yang dibuat para


ahli tentang pembagian agama, Sidi
Gazalba dalam bukunya “Asas Agama
Islam” menulis bahwa ditinjau dari segi
kebudayaan agama itu terbagi dua bagian,
yaitu: Agama Samawi dan Agama Budaya
(bumi).
Agama Samawi:

Agama samawi merupakan agama yang


turun dari langit alias datang langsung dari
Tuhan pencipta alam semesta. Agama
samawi terdiri dari Yahudi, Nasrani, dan
Islam.
Agama Bumi (budaya)

Agama Budaya ialah agama yang lahir dalam


kebudayaan, ia adalah cultural universal atau
cabang kebudayaan. Agama budaya disebut
dalam kepustakaan Barat “Natural Religion
(agama alami)”. Lahir dan berkembang dari
pemikiran masyarakat disuatu tempat tertentu.
Contoh agama alamiah adalah Hindu, Buddha
dan Khong Hu Cu dan Lain-lain.
Ciri-ciri agama Samawy antara lain:

1.Secara pasti dapat ditentukan kapan


lahirnya, ia bukan tumbuh dalam
masyarakat tetapi diturunkan untuk
masyarakat (umat manusia). Atau
bersumber dari wahyu Allah, bukan hasil
kreasi manusia;
Lanjutan:

2.Doktrin ketuhanannya mesti bersifat


monoteisme atau tauhid tidak
menemukan Politeism.
3. Ajarannya disampaikan oleh para nabi
atau Rasul Allah;
4.Mempunyai kitab suci orisinil (asli)
sebagai sumber ajarannya.
Lanjut:

5. Ajaran atau doktrinnya bersifat tetap,


terkecuali tafsir atau interpretasi atas
doktrin itu yang bisa mengalami
perubahan.
Agama Non Wahyu:

1. Merupakan hasil kreasi akal fikiran


manusia
2. Doktrin ketuhanannya bukan monoteisme,
melainkan mengambil bentuk dinamisme,
animisme, politeisme,
3. Disampaikan tidak melalui para nabi atau
Rasul Allah melainkan seorang tokoh;
Berikutnya:

4. Umumnya tidak mempunyai kitab suci


asli (orisinil), jika memiliki kitab maka
keberadaannya telah berubah dari
keasliannya;
5.Ajarannya senantiasa mengalami
perubahan seiring dengan selera
keinginan akal manusia penganutnya.
Urgensi Hidup Beragama

Sesungguhnya fenomena agama itu lebih


merupakan fenomena universal bagi manusia,
dan oleh karena itu sejak dahulu hingga sekarang
sama sekali belum pernah ditemukan adanya
laporan hasil penelitian atau kajian ilmiah yang
menginformasikan perihal adanya suatu
masyarakat yang hidup dengan tanpa agama.
Maka urgensi beragama adalah:

(1) Agama merupakan sumber moral; (2)


agama merupakan petunjuk kebenaran; (3)
Agama adalah merupakan sumber
informasi mengenai masalah metafisika
(gaib); dan (4) Agama memberikan
bimbingan rohani kepada manusia, baik
saat suka maupun duka.
Krakteristik Orang Beragama:

Menurut Ibnu Sina, ada tiga tipe orang


beragama.
Pertama, beragama ibarat relasi buruh-majikan
atau budak-tuan. Budak atau buruh akan
melakukan pekerjaan apabila ada instruksi atau
perintah dari sang majikan.
Kedua:

Beragama ibarat relasi pedagang-pembeli.


Keduanya sama-sama mencari untung; pedagang
menginginkan laba besar, sementara pembeli
menghendaki harga semurah-murahnya.
Beragama tipe ini cenderung pamrih, riya, dan
melihat situasi dan kondisi yang menguntungkan
dirinya jika melakukan kewajiban beragama.
Ketiga:

Beragama ibarat relasi ibu-anak. Hanya, sang


ibu rela mengandung, mempertaruhkan
nyawa saat melahirkan, membesarkan,
memberi perhatian, dan mendidik kita semua
pasti bukan karena pamrih, melainkan karena
cinta.
Sekian…………….!

Anda mungkin juga menyukai