Anda di halaman 1dari 44

Drs. Zainal Abidin, M.

Si
Validitas
Validity→ ketepatan dan kecermatan suatu tes dalam melakukaan fungsi
ukurnya→

Tepat dan akurat v.v. tidak relevan.

Cermat : cermat dalam mendeksi perbedaan-perbedaan kecil yang ada


pada atribut yang diukur.

Validitas tes untuk satu tujuan tes yang spesifik.


Validitas ISI
Validitas Konstrak
Validiatas Kriteria
Interpretasi
Bersifat relative : tidak ada batasan pasti tentang koofisien terendah yang
harus dipenuhi agar validitas dinyatakan memuaskan.

Nilai maksimal : 100

Konvensi nilai validitas dianggap memuaskan jika < 0,30


Reliabilitas
Reliability → reliabel.
Yi. Sejauh mana hasil pengukuran dapat dipercaya →
setelah beberapa kali pengukuran terhadap kelompok
subyek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama,
jika aspek yang diukur dalam diri subyek belum
berubah.
 Relatif sama : terdapat toleransi dalam perbedaan
perbedaan kecil diantara hasil pengukuran.
Tinggi-rendah koefisien realibilitas :
yaitu tinggi-rendah korelasi antara dua distribusi
skor dari dua alat ukur yang pararel yang dikenakan
pada subyek yang sama.
Tes Ulang
Pengertian
Mengenakan tes dua kali dengan tegangan waktu tertentu
terhadap sekelompok subyek.

Komputasi
Korelasi antara distribusi skor pada penyelenggaraan/pengenaan
pertama dengan kedua.

Kelemahan
1 . Kurang praktis.
2 . Adanya efek bawaan dari pengenaan /penyelenggaraan pertama
ke
penyelenggaraan kedua.
Tes Sejajar/Paralel
Pengertian
Dilakukan untuk dua tes yang pararel, Yi. memiliki tujuan objek
psikologis yang sama, berdasarkan blue print yang sama, dan
memiliki spesifikasi yang sama.
Kedua tes dikenakaan secara berturut-turut kepada sekelompok
subyek yang sama. 

Komputasi
Korlasi antara distribusi skor pada tes pertama dengan tes kedua.

Kelemahan
1 . Sulit menyusun tes yang pararel.
2 . Adanya efek bawaan.
Konsistensi Internal
Pengertian
Menggunakan data dari pengenaan/penyelenggaraan satu kali tes
pada sekelompok subyek.

Komputasi
Dilakukan dengan cara pembelahan(gasal genap, berpasangan,
acak) Teknik penghitungan tergantung pada bentuk dan sifat alat
ukur, jumlah belahan. →lih tabel 3 pada buku
Formula 1. Spearman-Brown

Jumlah Belahan Dua bagian seimbang jumlah aitem


genap

Komputasi 2ry1y2 / (1+ry1y2)

Formula 2. Rulon

Jumlah Belahan Dua bagian seimbang jumlah aitem


genap

Komputasi Dilakukan berdasarkan selisih skor


subyek pada kedua belahan, karena
selisih skor merupakan sumber variasi
eror. Sehingga caranya adalah
membandingkan variasi eror dengan
variasi skor dengan variasi skor subyek.
1 – s(y1-y2)2/sx2
Formula 3. Alpha

Jumlah Belahan Untuk beberapa belahan (dua, tiga,


dst) dengan jumlah aitem seimbang
pada masing-masing belahan.

Komputasi [k/(k-1)](sx2-∑sj2) / sx2


Atau
[k/(k-1)][1-(∑sj2/sx2)]

Formula 4. Kuder Richardson 20

Jumlah Belahan Jumlah belahan tak terbatas (bisa


sejumlah aitem) namun skornya
dikhotomis (1&0)

Komputasi [k/(k-1)][1-(∑p(1-p))/sx2]
Interpretasi
 Bersifat relatif : tidak ada batasan mutlak tentang koefisien yang harus
dipenuhi agar pengukuran disebut reliabel.
 Nilai maksimal = 1,00.
 Konvensi nilai reliabilitas dianggap memuaskan jika berada disekiatar 0,900.
 Interpretasi tidak terlepas dari besarnya varians skor ( sehingga bisa dihitung
besarnya varians eror (Se) → eror of measurement .
 Besar kecilnya varians skor merupakan indikator keterpercayaan pengukuran
yang komparabel. Sehingga : semakin kecil harga (Se) pengukuran semakin
terpercaya/reliabel karena variasi erornya semakin kecil.
 Se dapat digunakan untuk mengestimasi SKOR MURNI dalam suatu tes
dengan menggunakan interval kepercayaan skor murni.
 Luas sempitnya Interval akan memberikan gambaran kepada pemakai tes
mengenai sejauh mana kecermatan hasil pengukuran tes dalam menjalankan
fungsi ukurnya.
 Semakin sempit luas interval berarti hasil pengukuran semakin cermat v.v.
Berbagai pendekatan untuk
mengestimasi koefisien reliabilitas
PENDEKATAN TEST ULANG
Kelemahan
Kelemahan
Komputasi reliabilitas
Contoh
Dari dua penyajian tes diperoleh distribusi skor sebagai berikut:
 Pada distribusi data diatas terdapat eror ( ) yang bervariasi sehingga
terdapat perubahan skor yang tidak searah ( eror random),→ eror dalam
teori skor murni klasik, Eror inilah yang berpengaruh terhadap besar
kecilnya nilai reliabilitas.
 Jika tidak bervariasi ( sistematik ) maka eror tidak akan mempengaruhi
koefisien reliabilitas.
Subyek Tes Pertama Tes Kedua Error
A 20 22 +2
B 19 21 +2
C 22 24 +2
D 17 19 +2
E 24 26 +2
F 17 19 +2
G 20 22 +2
H 15 17 +2
I 24 26 +2
J 19 21 +2
Eror terjadi karena
perubahan psikologis pada subyek
yang berlangsung diantara tenggang waktu
penyajian tes.
Kelemahan
Kelemahan
Satu kali penyajian tes kepada sekelompok
subyek.
Praktis dan efisien.
Memiliki satu distribusi skor sehingga analisisnya
diarahkan terhadap aitem-aitem atau aitem dalam
tes melalui pembelahan menjadi beberapa bagian.
Reliabilitas tes diperlihatkan oleh konsistensi
antar aitem atau antar belahan tes.
Cara pembelahan dilakukan berdasarkan sifat,
fungsi tes dan jenis skala yang digunakan.
Cara pembelahan berpengaruh terhadap rumus
yang digunakan dalam menghitung koefisien
reliabiitasnya.
Cara pembelahan diarahkan untuk memperoleh
belahan yang relatif sama/homogen (memiliki
jumlah aitem yang sama banyak, taraf kesukaran
seimbang, isi sebanding, memenuhi ciri-ciri
paralelisme).
Beberapa cara pembelahan
Random
• Dialakukan dengan cara undian untuk memasukkan aitem-aitem

mana saja yang masuk belahan pertama dan aitem-aitem yang


masuk belahan kedua, dst.
• Hanya dilakukan untuk aitem-aitem homogen.

Gasal Genap

• Mengelompokan aitem nomor gasal menjadi atu belahan


(belahan pertama) dan aitem nomor genap menjadi belahan yang
lain (belahan kedua).
Beberapa cara pembelahan
Matched Random subsets /
berpasangan

• Hanya untuk tes yang mengukur aspek kemampuan, yang taraf


kesukaran aitem dan korelasi aitem dengan skor total tes telah
dihitung.
• Pengelompokkan dilakukan dengan cara meletakkan setiap
aitem pada satu posisi atau titik tertentu dalam grafik berdasarkan
indeks kesukaran aitem (P) dan koefisien korelasi antara aitem
dan skor tes (rix).
Aitem yang letaknya berdekatan berarti memiliki karakteristik
yang relatif sama . Kedua aitem yang lainnya untuk menentukan
mana aitem yang masuk belahan kedua.
Menghitung koefisien reliabilitas
Kesimpulan :
“PENAMBAHAN AITEM = MENIGKATKAN
KOEFISIEN RELIABILITAS EFEK TERHADAP
VALIDITAS”
Efek Terhadap Validitas
Kesimpulan :
“ PENAMBAHAN AITEM =
MENINGKATKAN KOEFISIEN FALIDITAS’’
HETEROGINITAS KELOMPOK
Besar kecilnya varians distribusi skor subyek (σx²) pada
variabel yang diungkap.
Varians BESAR : sampel lebih HETEROGEN →
OVERESTIMASI
Varians KECIL : sampel lebih HOMOGEN→
UNDERESTIMASI
Varians EROR : sampel HOMOGEN lebih KECIL dari
pada varians EROR sampel HETEROGEN
Contoh
RELIABILITAS

Anda mungkin juga menyukai