Anda di halaman 1dari 16

ARAH KEBIJAKAN DAN RANCANGAN

PROGRAM PENYEDIAAN DAN


PENGEMBANGAN PRASARANA DAN
SARANA PERTANIAN TAHUN 2020

Oleh:
Ir. Mulyadi Hendiawan, MM.
Sekretaris Direktorat Jenderal Prasarana dan
Sarana Pertanian

DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN


KEMENTERIAN PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA
Realisasi Keuangan Dijen PSP TA. 2018

NO ASPEK KEGIATAN PAGU REALISASI %

1 Pengelolaan Air Irigasi Untuk Pertanian 368.928.725.000 359.565.111.948 97,46

2 Perluasan dan Perlindungan Lahan Pertanian 573.707.615.000 476.264.127.066 83,02

Pengelolaan Sistem Penyediaan dan Pengawasan


3 3.724.678.354.000 3.313.945.876.060 88,97
Alat Mesin Pertanian
Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis
4 885.067.655.000 731.334.423.711 82,63
Lainnya Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian

5 Fasilitasi Pupuk dan Pestisida 84.657.850.000 79.067.166.251 93,4

6 Fasilitasi Pembiayaan Pertanian 197.686.850.000 159.212.414.947 80,54

TOTAL 5.834.727.049.000 5.119.389.119.983 87,74

2
STRATEGI DAN KEGIATAN OPERASIONAL PENGEMBANGAN
PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN 2020-2024

STRATEGI KEGIATAN OPERASIONAL

1. Peningkatan ketersediaan dan pemanfaatan 1. Rehabilitasi Jaringan Irigasi


lahan dan air Tersier
2. Peningkatan infrastruktur dan sarana
3. Penguatan kelembagaan petani
2. Irigasi Perpompaan
4. Pengembangan dan penguatan pembiayaan 3. Irigasi Perpipaan
pangan dan pertanian 4. Cetak Sawah
5. Optimasi Lahan
6. Alat dan Mesin Pertanian Pra
panen
STRATEGI OPERASIONAL 7. Pembangunan Embung
1.Pengembangan lahan rawa pasang surut dan Pertanian
lebak 1 juta ha 8. Bangunan konservasi air dan
2.Pengembangan lahan kering dan tadah hujan antisipasi anomali iklim
(rainfed) 4 juta ha
3.Peningkatan Indeks Pertanaman (IP) dari 100 9. Pengawalan Penyaluran
menjadi 200-300 Pupuk Bersubsidi
4.Modernisasi pangan dan pertanian (mekanisasi) 10. Asuransi Usaha Tani Padi
5.Pengembangan korporasi petani
6.Asuransi padi, sapi/kerbau
(AUTP)
11. Asuransi Usaha Ternak
3
Sapi/Kerbau (AUTS/K)
SANDINGAN KEGIATAN UTAMA DITJEN PSP TA. 2019
DAN RANCANGAN TA. 2020

VOLUME
NO KEGIATAN SATUAN
TA. 2019 TA. 2020
1 Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier Ha 134.075 100.000
2 Irigasi Perpompaan Unit 467 1.000
3 Irigasi Perpipaan Unit 138 150
4 Cetak Sawah Ha 6.000 12.000
5 Optimasi Lahan Ha 500.000 114.000
6 Alat dan Mesin Pertanian Pra panen Unit 30.071 50.000
7 Pembangunan Embung Pertanian Unit 400 400
Bangunan konservasi air dan antisipasi
8 - 500
anomali iklim
Pengawalan Penyaluran Pupuk
9 Layanan 521 521
Bersubsidi
10 Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) Ha 1.000.000 1.000.000
Asuransi Usaha Ternak Sapi/Kerbau
11 Ekor 120.000 120.000
(AUTS/K)

3
ARAH DAN KEBIJAKAN PROGRAM/KEGIATAN
LINGKUP DITJEN PSP

DITJEN PSP SEBAGAI INSTITUSI PENDUKUNG/SUPPORTING:

Subsektor Tanaman Pangan, Hortikultura, Perkebunan, dan


Peternakan.
Program/kegiatan Direktif Menteri Pertanian, al: #SERASI; Petani
Milenial, Obor Pangan Lestari (OPAL) dan kegiatan tematik lainnya.
Bersama-sama dengan BPPSDMP melibatkan penyuluh dalam
monitoring terhadap kondisi fisik alsintan maupun pendayagunaan
dan pemanfaatan alsintan (OPSIN) baik ditingkat petani/kelompok
tani maupun Brigade Alsintan.
 Bersama-sama dengan Ditjen TP mendukung pelaksanaan
kegiatan optimasi lahan rawa dalam rangka meningkatkan
capaian penambahan luas tanam (IP) dan provitas.

53
MODEL PELAPORAN ONLINE
(MPO) 2019 yang dilakukan oleh
SATKER
Metode UPDATE:
1.UPLOAD :
a.Revisi DIPA/ RKAKL dengan menggunakan file
backup *.s18
b.Realisasi keuangan dengan mengekstrak realisasi
keuangan terkini melalui menu tayang pagu pada ENTRI DATA
aplikasi SAS SPM dengan file *.xls DIPERMUDAH
2. ENTRI: BISA MELALUI:
Entri dilakukan pada Realisasi Fisik per kelompok
penerima manfaat, dilengkapi dengan: 1.KOMPUTER PC
a.Target
b.Progress realisasi 2.LAPTOP
c.Alamat Kelompok Penerima 3.HP (Handphone)
d.Koordinat Lokasi link Peta Digital
e.BAST
f.Foto Kegiatan (sebelum, proses, selesai 100%)
Data Dashboad Satker MPO

Kinerja per
Kabupaten dapat
dimonitor oleh
Satker Provinsi
TAMPILAN PROGRES Kegiatan MPO
Contoh Pelaksaan Keg
Perpompaan, data &
dokumentasi pelaksanaan
67
ARAH KEBIJAKAN IRIGASI PERTANIAN

• Meningkatkan dan mempertahankan ketersediaan


air di tingkat usaha tani sebagai suplesi air
irigasi untuk komoditas Tanaman Pangan,
Hortikultura, Perkebunan dan Peternakan, dengan
cara :
 Menampung atau meninggikan muka air,
dan mengoptimalkan pemanfaatan air yang
sumber airnya berasal dari mata air,
curah hujan/ run off, sungai dan atau
sumber air lainnya yang berfungsi untuk
suplesi air irigasi;
 Meningkatkan fungsi jaringan irigasi tersier
melalui kegiatan rehabilitasi dan
peningkatan fungsi saluran.
ARAH KEBIJAKAN CETAK SAWAH

 Prosedur cetak sawah harus diikuti sesuai aturan, kesiapan dan


kelengkapan SID dan Dokumen Lingkungan;
 Dinas Pertanian bersama dengan pihak pelaksana (TNI AD) agar
melakukan reviu dan evaluasi terhadap Dokumen SID yang sudah
ada.
 Dinas Pertanian kabupaten agar berkoordinasi dengan Dinas
Kehutanan dan Kanwil ATR/BPN setempat untuk memastikan calon
lokasi yang akan dicetak status lahannya sudah clean dan clear;
 Cetak sawah mengedepankan kualitas, bukan kuantitas sehingga
calon lokasi yang tidak sesuai dengan persyaratan tidak boleh
dibuka untuk sawah;
 Dinas Pertanian harus memastikan ada sumber air dekat dengan
lokasi dan ada calon petani penggarap sehingga ada jaminan lahan
yang telah dicetak dapat ditanami.
ARAH KEBIJAKAN OPTIMASI LAHAN RAWA (# SERASI)

 Difokuskan untuk meningkatkan provitas dan meningkatkan indek


pertanaman (IP).
 Kegiatan dilakukan melalui:
pembuatan tanggul, penataan jaringan irigasi dan bangunan
pelengkapnya, pemasangan pompa air, dan lain-lain.
 Tahun 2019, pengembangan lahan rawa akan ditargetkan seluas 500
ribu hektar yang tersebar di 5 (lima) provinsi, yaitu Sumatera Selatan,
Kalimantan Selatan, Jambi, Lampung dan Sulawesi Selatan
ARAH DAN KEBIJAKAN ALAT DAN MESIN PERTANIAN (ALSINTAN)

 Bantuan Alsintan kepada Poktan/Gapoktan harus


dikonsolidasi pemanfaatannya dan dioperasionalkan
sebagai BRIGADE ALSINTAN;
 ALSINTAN bantuan bukan sekedar alat tetapi juga
sebagai barang Modal yg harus dapat berkembang
sebagai modal USAHA (UPJA);
 BPP/BP3K harus menjadi basis konsolidasi
ALSINTANPenyuluh dan Babinsa sebagai
Pendamping/Penggeraknya;
 Kelompok Tani/Gapoktan/UPJA yang pemanfaatan
alsintannya sudah optimal tetap dilanjutkan. Kelompok
Tani/Gapoktan/UPJA yang pemanfaatan alsintannya
belum optimal dialihkan pengelolaannya ke Kelompok
Tani/Gapoktan lainnya atau ke Brigade Alsintan
dengan masa transisi 3 bulan.
 Secara administrasi, dalam bentuk BASTB harus
dapat langsung diselesaikan begitu alsintan tersebut
sudah didistribusikan ke Dinas/Kodim.
ARAH KEBIJAKAN SUBSIDI PUPUK

1. Penyaluran pupuk bersubsidi berbasis pada kelompok


tani yang telah menyusun Rencana Definitif Kebutuhan
Kelompok (RDKK). Bagi petani yang belum bergabung
dalam kelompok, perlu dikawal untuk dibentuk
kelompok dan/atau bergabung pada kelompok tani
terdekat.
2. Peruntukan alokasi pupuk bersubsidi yang tersedia
termasuk pemanfaatan di lahan perhutani dan
kehutanan untuk usaha komoditi tanaman pangan dan
hortikutura.
3. Kepada petani/kelompok tani di wilayah uji coba
penerapan kartu tani yang belum menerima kartu tani,
pupuk bersubsidi tetap disalurkan kepada petani yang
terdaftar dalam RDKK/e-RDKK.
4. Realokasi antar waktu dan/atau antar wilayah.
ARAH KEBIJAKAN ASURANSI PERTANIAN

1. Meningkatkan komunikasi, publikasi dan sosialisasi


terutama dengan sasaran petani/peternak.
2. Mensinergikan AUTP dan AUTS/K dengan program
Kementan dan pemerintah daerah.
3. Memetakan daerah-daerah endemi kebanjiran dan
kekeringan untuk menjadi sasaran peserta AUTP dan
endemi penyakit ternak untuk AUTS/K
4. Pengembangan sistem/aplikasi IT dalam pelaksanaan
AUTP/AUTS/K sehingga mempermudah monitoring dan
verifikasi.
ADMINISTRASI DAN DUKUNGAN MANAJEMEN

 Mengidentifikasi Penerima Manfaat dengan Cermat by name by


adress dan memenuhi ketentuan sebagaimana dipersyaratkan
dlm Pedoman Umum/Pedoman Teknis;
 Melengkapi dokumen akuntabilitas kegiatan: BAST, SIMAK BMN
atau dokumen Hibah oleh seluruh penyelenggara SATKER
Dekon/TP di Daerah;
 Pelaporan: tahapan persiapan sd selesainya kegiatan. harus
melaporkan secara periodik perkembangan kegiatan PSP di
daerahnya masing-masing melalui berbagai instrumen
monitoring dan evaluasi kinerja anggaran/kegiatan antara lain:
SMART (Kemenkeu); e-MONEV (Bappenas); serta MPO dan Si-
MANIS (Ditjen PSP).

Anda mungkin juga menyukai