Oleh
SUYANTO
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Surat Undangan dari Kepala Balai Uji Coba Sistem Diklat Sumber Daya Air
Flush
pengangkatannya
sumur uji kita dapat mengetahui kondisi geologi dan akifer air
Selanjutnya dari sumur uji – sumur uji yang kita buat kita
bisa mengetahui secara lebih akurat potensi dan debit air
tanah yang akan kita kembangkan di daerah tertentu.
II.2. Groundwater Influence ( Daerah Pengaruh)
Dalam setiap pengembangan air tanah disuatu daerah tertentu kita harus mengetahui kondisi
Groundwater Influence, kondisi ini bisa kita hitung dan ketahui dari data sumur eksplorasi dan
sumur uji.
Groundwater Influence ini akan menentukan berapa banyak sumur produksi yang bisa kita bangun
disamping besarnya jumlah cadangan air tanah pada suatu daerah pengembangan.
Karena setiap sumur akan mempengaruhi sumur lainnya selama pemompaan, dimana nantinya
dalam pengembangan besar2an akan terjadi pemompaan bersamaan. Kalau kepengaruhan
sumur tidak kita perhitungkan maka hasil pengembangan tidak akan seperti yang kita harapkan.
II.3. PENGGUNAAN SUMUR PRODUKSI
Penggunaan sumur produksi yang kita akan bangun ini harus diketahui lebih
dahulu untuk keperluan apa? Apakah untuk air minum atau untuk air industri
atau untuk irigasi atau bahkan untuk air keperluan industri pertambangan
Karena setiap keperluan akan memerlukan kebutuhan air yang ber beda2
misalnya :
Untuk keperluan air industri, ini juga berbeda untuk proses kering
dan proses basah , untuk proses basah diperlukan kira 0,3 l/det an
dan seterusnya untuk keperluan lain.
pembahasan ini kita khususkan untuk air irigasi
Untuk air irigasi kita juga harus tentukan terlebih dahulu apakah untuk sawah dengan
tanaman padi atau untuk tanaman polowijo.
Dalam standard umum yang telah kita gunakan dalam perencanaan air tanah adalah :
Dua petimbangan utama dalam perencanaan sumur, dalam rangka mencapai tujuan yang
efisien dari segi penggunaan dan operasionalnya ;
sebagai contoh pemilihan bahan konstruksi sumur seperti pipa casing, screEn
dll tidak hanya didasarkan pada harga material semata tetapi harus
diperhitungkan kekuatan dan umur sumur yang kita inginkan sesuai
perencanaan.
Pemilihan material dengan kualitas yang rendah dengan harga murah
bukanlah suatu tindakan yang bijaksana
Konstruksi sumur terdiri dari :
1) Pipa Casing : Gunanya untuk mencegah keruntuhan dinding sumur serta
menjaga lubang pemboran tetap terbuka.
Secara umum perencanaan sumur produksi adalah mencakup pada penentuan diameter lubang bor
dan kedalamn lubang bor, penentuan diameter material sumur seperti pipa jambang (pump casing),
pipa screen dan pipa buta/naik serta panjang yang diperlukan dan metode penyelesaian akhir.
DETAIL DESIGN / PERENCANAAN DETAIL
Detail design sumur produksi dilakukan pada saat pemboran dilakukan karena detail design setiap
sumur biasanya ber beda2, setiap sumur mempunyai karakteristik sendiri walaupun berada dalam
satu daerah pengembangan.
Pengambilan Sample / Cutting Pengeboran
2. Test Geofisik
Test geofisika ini pada dasarnya digunakan untuk menentukan secara tepat posisi jenis
dan formasi batuan dalam lubang bor dan sekaligus untuk mengetahui secara pasti
lokasi dan posisi ekifer.
Hasil test geofisika ini dicocokan dengan diskripsi sample yang telah dilakukan oleh
geohirologis, kalau ada perbedaan harus didiskusikan diantara driller, drilling engineer,
geologis dan geohidrologis. Diskusi ini diperlukan untuk secara bersama memutuskan
dan menentukan design sumur.
Logging Geophisik
WIRELINE LOGGING
3. Airlift Test
Setelah lubang sumur di washing / dicuci selanjutnya dilakukan air lift test dengan
memasang conductor pipe dan pipa tiup pada kedalaman minimal 50% dari kedalaman
sumur bor, air lift test ini menggunakan peralatan kompresor sebagai sarana untuk
menaikan air dari dalam lubang bor.
Air lift test dilakukan selama 6 – 8 jam dengan debit air tertentu, dari hasil air lift test ini
diketahui debit jenis sementara dari sumur produksi dan ini digunakan sebagai dasar
dalam menentukan debit design sumur produksi.
Berdasarkan pengalaman debit jenis sementara ini hanya dipakai 50% untuk sebagai
dasar design sumur.
4. Detail Design Sumur Produksi
Detail design sumur dilakukan dan digambar secara detail dan meliputi :
1) Panjang Pipa Jambang (pump house casing)
2) Panjang dan posisi / letak pipa screen
3) Panjang dan letak pipa buta / naik
4) Debit Pumping Test
5. Pembesaran lubang (reaming)
Pembesaran lubang dilaksanakan setelah detail design bisa diselesaikan, pembesaran
lubang ini harus lebih besar dari diameter pipa jambang.
Diameter pipa jambang untuk sumur dengan debit 20 l/det adalah 12”, maka lubang harus
direaming dengan diameter 16 ” hal ini untuk memudahkan masuknya pipa jambang dan
gravelpack kedalam sumur serta peletakan pipa dengan tegak lurus.
Reaming lubang ini dilakukan dengan kedalaman sesuai panjang pipa jambang dalam
design sumur.
Kemudian pembesaran lubang untuk pipa screen dan pipa buta juga
disesuikan dengan design panjangnya, besarnya lubang untuk memasukan diameter pipa
6. Konstruksi Sumur
Setelah reaming lubang bor bisa diselesaikan, barulah konstruksi sumur dilakukan, pipa buta
dan pipa screen dimasukan secara perlahan dan hati2 yang posisinya sesuai dengan design.
Pipa screen atau buta yang paling bawah ditutup dengan ”plug”
Penyambungan pipa pada umumnya dengan welding / pengelasan .
Setelah pipa buta dan screen disambung dengan pipa jambang dengan menggunakan
”reducer” dari 12” ke 6” maka pipa jambang juga dimasukan sesuai design sumur.
Setelah semua konstruksi pipa masuk maka seluruh pipa diletakan dengan dengan
kedudukan yang sempurna dengan menggunakan drilling rig yang tetap pada possi tegak
lurus
7. Test ketegak lurusan
Setelah posisi rangkaian pipa sumur pada posisi stabil langsung dilakukan test ketegak lurusan, test
ini menggunakan alat yang namanya ”bobin”.
Bobin dimasukan kedalam lubang dan diukur gerakan ”tali sling” nya pada setiap meter penurunan
dan yang diukur adalah hanya pipa jambang, dari pengukuran ini bisa dihitung kemiringan dari pada
pipa jambang.
Sepanjang kemiringan yang terjadi masih pada posisi yang bisa ditoleransi maka pipa jambang
diasumikan tegak lurus.
Sebagai contoh untuk kedalaman pipa jambang 30 meter dengan kemiringan maksimum 5 derajat
masih dianggap tegak lurus.
Sumur yang tegak lurus sangat diperlukan terutama jika sumur tersebut akan dipasang pompa
turbine, karena sumur yng bengkok tidak tegak lurus akan menyebabkan line shaft pompa turbine
akan sering patah.
8. Gravel Pack
Gravel pack dimasukan setelah kita yakin bahwa sumur produksi sudah dalam posisi tegak lurus.
Gravel pack dimasukan dengan hati2 dan harus masuk kedalam lubang diantara pipa
jambang/screen/pipa buta dan dinding sumur secara merata. Biasanya dalam memasukan gravel
pack ini sumur dikocok dengan menggunakan tiupan udara dari kompresor.
GR
AV
EL
PA
CK
10. Cementing
Selanjutnya untuk memperkuat kedudukan konstruksi sumur dan agar sumur stabil dilakukan
cementing.
Cementing ini pada umumnya dilakukan dari permukaan sampai kedalamam 5 – 7 meter, cementing
ini juga dimaksudkan untuk mengurangi potensi pencemaran dari permukaan tanah.
3) Recovery test
Recovery test dilakukan untuk mengukur kecepatan air kambuh setelah long period test.
12. Penyelesaian Sumur / Pemasangan Tutup Sumur
Penyelesaian sumur dilakukan dengan membuat blok beton semen seluas 1 – 2 meter persegi dan
lubang sumur berada di tengah2 dengan ketebalan 10 cm, kemudian di buat nomor dan kode sumur
pada beton semen.
Terakhir tutup sumur dipasang dan di kunci dengan gembok agar aman dari kerusakan dan
kemasukan material dari luar.
VI. KESIMPULAN
Perencanaan Pengembangan Sumur Produksi Air Tanah harus
dilakukan sesuai SIDLACOM dan tahapan perecanaanya harus
mengikuti kaidah kaidah yang baku, baik untuk Perencanaan Umum
maupun Perencanaan Detail.
Tidak ada pengembangan atau pemanfaatan air tanah yang dilakukan
tanpa melalui perencanaan.
Perencanaan air tanah harus dilakukan sesuai dengan kaidah teknis
perencanaan yang baik dan akurat.
Tidak ada kegiatan pemanfaatan air tanah yang dilakukan dengan
short cut atau dengan cara ”design as you go”
TERIMA KASIH