Anda di halaman 1dari 24

MORNING REPORT

Sabtu, 02 April 2016

AMWALINA AZKA
1407101030284

Dokter Jaga :
dr. Muhammad Muqsith, sp.JP-FIHA
dr. M. Diah, sp.PD-KKV
ANAMNESIS
KASUS
Tn. SA, 57 tahun datang ke IGD RSUDZA dengan keluhan nyeri
dada sejak 9 jam SMRS. Nyeri dada dirasakan selama 20-30 menit dan
berlangung terus menerus seperti tertusuk dan tertimpa beban berat
yang menjalar ke leher dan punggung, disertai nyeri ulu hati dan tidak
hilang dengan istirahat. Keluhan sesak napas juga dirasakan pada saat
istirahat. Keluhan mual muntah dan dada berdebar tidak ada.
PEMERIKSAAN FISIK
3
PEMERIKSAAN FISIK
Kepala : Normocepali
Leher : Pembesaran kelenjar KGB, (-), TVJ 5-2 cmH2O
Mata : Edema palpebra (-/-), konjungtiva pucat (-/-), sklera ikterik(-/-),
refleks cahaya langsung (-/-), refleks cahaya tak langsung(-/-),
pupil isokor
Hidung : NCH (-), Sekret (-)
Mulut : Sianosis (-)

Thoraks
Inspeksi : simetris saat statis dan dinamis
Palpasi : stem fremitus kanan=kiri
Perkusi : sonor dikedua lapang paru
Auskultasi : Vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)
PEMERIKSAAN FISIK
5

Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : ictus cordis teraba di ICS V midclavicularis sinistra
Perkusi :
Batas atas : ICS III midclavicularis sinistra
Batas kanan : ICS IV parasternal dextra
Batas kiri : ICS V midclavicularis sinistra 2
jari ke arah lateral
Auskultasi : BJ I > BJ II, regular (+) bising (-)
PEMERIKSAAN FISIK
6
Abdomen
Inspeksi : simetris, distensi (-)
Palpasi : organomegali (-), R/H/L tidak teraba, nyeri
tekan epigastrium (+)
Perkusi : timpani, shifting dullness (-), undulasi (-)
Auskultasi : Peristaltik (3 x dalam 1 menit)

Ekstremitas:
Ekstremitas superior : sianosis(-/-), edema(-/-), pucat(-/-), akral
dingin (-/-), CRT <2”
Ekstremitas inferior : sianosis(-/-), edema(-/-), pucat(-/-), akral
dingin (-/-), CRT <2”
PEMERIKSAAN EKG

Irama : sinus ritme, 77 x/menit LVH : (-)


P : 98 mdtk RVH : (-)
QRS : 84 mdtk Iskemik : (+)
PR interval : 190 mdtk Kesimpulan : sinus ritme,
RR interval : 779 mdtk rate 77 x/menit, LAD, STEMI
Q patologis : (+) lead II anteriorekstensif
T inverted : (-)
Axis : LAD
ST elevasi : (+) lead I, aVL, V2-V6
ST depresi : (+) lead III, aVF, aVR
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Pemeriksaan Laboratorium 31/03/2016 Nilai Normal
Darah Rutin
Hb 12,5 14-17 g/dl
Ht 38 42%
Leukosit 13.700* 4,5-10,5/mm3
Eritrosit 4,5x106* 4,7-6,1 x 106 /mm3
Trombosit 377.000* 150-450 x 103 /mm3
Diftell (E/B/Nb/Ns/L/M) 1/0/0/77/16/6 0-6/0-2/2-6/50-70/20-40/2-8
%
Jantung
Troponin I 6,29 < 1,5 ng/ml
CKMB 72 < 25 U/L
Elektrolit
Natrium 144 135-145 mmol/L
Kalium 4,1 3,5-4,5 mmol/L
Clorida 104 90-110 mmol/L
Diabetes
Gula Darah Sewaktu 104 <200 mg/dL
Ginjal-Hipertensi
Ureum 24 13-43 mg/dL
Kreatini 0,70 0,67-1,17 mg/dL
DIAGNOSA
STEMI anteriorekstensif KILLIP I TIMI
Risk 3/15 GRACE Score 127
TERAPI
SUPORTIF
Bed rest
Diet MII Rendah Garam
O2 2-3 L/I nasal kanul
IVFD RL 10 gtt/i

MEDIKAMENTOSA
Loading Aspilet 4 tab  1 x 80mg tab
Loading Clopidogrel 4 tab  1 x 75 mg tab
Streptase 1,5 juta UI habiskan dalam 45 menit
Drip Nitrogliserin 10 ug/menit  ISDN 3 x 5 mg
Inj. Lovenox 0,6 cc/12 jam (6 jam post trombolitik)
Inj. Omeprazole 40 mg/ 12 jam
Inj. Lasix 1 amp/8 jam
V blok 1 x 6,25 mg
Atorvastatin 1 x 20 mg (malam)
Alprazolam 1 x 0,5 mg (malam)
Spironolakton 1 x 25 mg
Laxadin Sirup 1 x 2 Cth
IDENTIFIKASI MASALAH
1. Apakah diagnosa pada kasus diatas ?
2. Bagaimana patogenesis penyakit pada pasien tersebut?
3. Bagaimana tatalaksana pada kasus diatas?
DIAGNOSIS
Infark miokard dengan ST elevasi (STEMI)
ditegakkan berdasarkan keluhan angina tipikal atau
atipikal disertai dengan perubahan EKG berupa elevasi
segmen ST di 2 sandapan yang bersebelahan, dengan
peningkatan marker jantung CKMB atau Troponin I/T
PATOFISIOLOGI
TATALAKSANA AWAL
• Tirah baring (Kelas I-C)
• Suplemen oksigen hingga mencapai SpO2>95% (Kelas IIa-C)
• Aspirin 160-320 mg (Kelas I-A)
• Penghambat reseptor ADP (adenosine diphosphate): Dosis awal
clopidogrel adalah 300 mg dilanjutkan dengan dosis pemeliharaan 75
mg/hari (Kelas I-C)
• Nitrogliserin (NTG) spray/tablet sublingual bagi pasien dengan nyeri dada
yang masih berlangsung saat tiba di ruang gawat darurat (Kelas I-C). Dalam
keadaan tidak tersedia NTG, isosorbid dinitrat (ISDN) dapat dipakai
sebagai pengganti
• Morfin sulfat 1-5 mg intravena, dapat diulang setiap 10-30 menit, bagi
pasien yang tidak responsif dengan terapi tiga dosis NTG sublingual(kelas
IIa-B).
TATALAKSANA
TATALAKSANA
TATALAKSANA
LEARNING OBJECTIVE

1. Berapa skor TIMI, KILLIP, GRACE, dan CRUSADE pada


pasien ini?
2. Bagaimana tatalaksana jangka panjang pada pasien STEMI?
HASIL BELAJAR MANDIRI
Skor TIMI

STEMI
Parameter Poin Skor Mortalitas
Usia ≥ 75 tahun 3 risiko 30 hari (%)
Usia 65-74 2 0 0,8%
Diabetes, hipertensi, angina 1 1 1,6%
Tekanan darah sistolik <100 mmHg 3 2 2,2%
Laju nadi >100 kali per menit 2 3 4,4%
Kelas Killip II-IV 2 5 12%
STEMI anterior atau LBBB komplit 1 6 16%
Waktu ke tindakan >4 jam 1 7 23%
8 27%
TATALAKSANA
Skor KILLIP

Kelas Killip merupakan klasifikasi risiko berdasarkan indikator klinis


gagal jantung sebagai komplikasi infark miokard akut, yang ditujukan
untuk memperkirakan tingkat mortalitas dalam 30 hari
HASIL BELAJAR MANDIRI
Skor GRACE
Prediksi kematian di Rumah Sakit

Skor Risiko
<108 Risiko rendah (1%)

109-140 Risiko menengah (1-3%)

>140 Risiko tinggi (3%)

Prediksi kematian 6 bln setalah keluar RS

Skor Risiko
<88 Risiko rendah (3%)

89-118 Risiko menengah (3-8%)

>118 Risiko tinggi (8%)


HASIL BELAJAR MANDIRI
Skor CRUSADE
HASIL BELAJAR MANDIRI
Tatalaksana Jangka Panjang

•Kendalikan faktor risiko seperti hipertensi, diabetes, dan terutama merokok


• Antiplatelet/Aspirin dosis rendah (75-100 mg) tanpa henti
• DAPT (Aspirin dengan penghambat reseptor ADP)indikasi hingga 12 bulan setelah STEMI
•Pengobatan oral dengan penyekat beta indikasi untuk pasien gagal ginjal atau disfungsi
ventrikel kiri
• Profil lipid puasa diperiksa pada setiap pasien STEMI sesegera mungkin sejak datang
• Statin dosis tinggi perlu diberikan /dilanjutkan segera setelah pasien masuk rumah sakit
bila tidak ada kontraindikasi, tanpa memandang nilai kolesterol
• ACE-I diindikasikan sejak 24 jam atau dilanjutkan untuk pasien STEMI dengan gagal
ginjal , disfungsi sistolik ventrikel kiri, diabetes, atau infark anterior. ARB digunakan
sebagai alternatif ACE-I
• Antagonis aldosteron indikasi bila EF <40% atau terdapat gagal ginjal atau diabetes
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai