Case Report
Report Session
Session
Preseptor
Preseptor ::
dr.
dr. Jatu
Jatu Sulistyowati,
Sulistyowati, SpOG
SpOG
Presentan
Presentan ::
Putri
Putri Hervianti
Hervianti
Naufal
Naufal Kautsar
Kautsar
mulas-mulas
Anamnesis Khusus
G2P1A0 merasa hamil 9 bulan datang ke IGD
kebidanan RSUD Al-Ihsan dengan keluhan mulas-mulas
yang sering dan bertambah kuat keluhan tersebut
dirasakan sejak 6 jam sebelum pasien datang ke rumah
sakit. Pasien merasakan adanya lendir bercampur darah
tetapi tidak di sertai keluar air-air di daerah jalan lahir.
pasien juga merasakan panas dan pegal di pinggang dan
menjalar ke punggung belakang. Pasien mengaku
gerakan janin masih di rasakan aktif.
Pasien menyangkal memiliki riwayat penyakit tekanan darah tinggi
sebelum maupun selama hamil ini. Pasien menyangkal adanya sakit
kepala hebat, pandangan kabur, dan nyeri ulu hati selama hamil. Pasien
tidak memiliki riwayat penyakit kencing manis. Pasien tidak memiliki
riwayat penyakit kelainan darah maupun riwayat perdarahan yang sulit
berhenti. Pasien tidak memiliki riwayat penyakit hepatitis sebelumnya.
Pasien hanya mengonsumsi obat yang diberikan oleh bidan, tidak
mengonsumsi obat-obatan lain dan jamu-jamuan selama hamil. (obat di
riwayat ANC). Pasien tidak pernah menjalani tindakan operasi apapun
sebelumnya.
Riwayat Pernikahan Riwayat menstruasi
• Pernikahan ke : 1 • Menarche 13 tahun,
• Usia istri : 27 tahun • Siklus teratur,
• • Lama haid 6-7 hari,
Usia suami : 30 tahun
• Nyeri haid tidak ada,
• Lama pernikahan : 7 tahun
• Jumlah darah biasa 1-2 pembalut
perhari
Riwayat Obstetri
• HPHT : 27 April 2019 1. Spontan,di bidan, ditolong
• HPL : 4 Februari 2020 bidan, BBL : 3,7 kg, tahun
2013, hidup, laki-laki
2. Saat ini
Riwayat Kontrasepsi Riwayat PNC
• Pasien sebelumnya menggunakan • Setiap bulan dilakukan kontrol
pil KB kehamilan ke bidan, diberikan obat
penambah darah dan vitamin yang
diminum rutin 1 kali sehari.
• Dilakukan USG 1 kali oleh bidan,
dikatakan hasilnya letak janin baik
(kepala), kunjungan ke bidan 7 kali, ke
dokter SpOG 2 kali
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : compos mentis
GCS : 15
TB / BB / IMT : 162 cm / 58 kg / 21,8 N
Tekanan Darah : 120/70 mmHg
Respirasi : 20 kali/menit
Nadi : 98 kali/menit
Suhu : 36,8 C
• Kepala : normocephal
• Mata :
Konjungtiva : anemis (-/-)
Sklera : ikterik (-/-)
• Leher
KGB : tidak teraba pembesaran
JVP : tidak meningkat
Tiroid: tidak membesar
• Abdomen : linea alba (-), linea nigra (+) striae gravidarum (+), bekas luka
operasi (-)
• TFU : 33 cm
• LP : 104 cm
• HIS : Frekuensi : 3-4kali/10 menit, 20-40”
• Leopold 1 : Teraba bagian lunak, kurang bundar, tidak melenting (Kesan
Bokong)
• Leopold 2 : teraba bagian terbesar, keras, datar, memanjang di sebelah kiri
ibu (Kesan Punggung kiri)
• Leopold 3 : Teraba bagian keras, bundar, melenting, bagian terendah
terfiksasi (Kesan Kepala)
• Leopold 4 : sejajar
• Per 5 an : 2/5
• DJJ : 138 x/menit
Pemeriksaan Dalam
- Vulva/Vagina : Tidak ada kelainan
- Portio : Tebal, Lunak
- Pembukaan : 4 cm
- Ketuban : (+) utuh
- Bagian Terendah : Kepala, uuk; kanan belakang
- Station : 0
USULAN PEMERIKSAAN
Darah Rutin
P 2 A0 PAR T U S M AT U R U S S P O N TAN
Prognosis
PD
V/V tak
Portio : tebal – lunak
Pembukaan : 6cm
Ketuban : - jernih
Bagian Terendah:
Kepala, uuk; kanan
belakang
Penurunan kepala HII,
VK
Tanggal S O A P
30/01/2020 G2P1A0 merasa KU baik, CM G2P1A0 parturient Persalinan dipimpin
12:10 hamil 9 bulan TD: 12/80 mmHg aterm kala I fase oleh bidan
mengeluhkan N = 80x/mnt aktif
mules-mules R = 20x/mnt
yang sering dan S = 36,6
semakin kuat
seperti ingin His : Frekuensi : 4-5
BAB. Keluhan kali/10 menit, 50”,kuat
disertai keluar DJJ : 140 x/m
lendir yang
disertai sedikit
darah dari jalan PD :
lahir dan keluar V/V tak
air – air, keluar Portio : tipis lunak
air-air berwarna Pembukaan : 10 cm
jernih Ketuban : -
Gerak janin
dirasakan aktif
oleh ibu
Tanggal S O A P
30/1/202 Lahir bayi Laki-laki, KU baik, CM P2A0 partus Dilakukan APN
0 BBL: 3530gram TD: 120/80 mmHg maturus spontan
12:35 PBL: 50cm N = 80x/mnt
Apgar: 6/8 R = 20x/mnt
S = 36,6
Nifas
Tanggal S O A P
31/01/2020 Darah dari KU baik, CM P2A0 partus Cefixime
jalan lahir (+), 110/80 maturus 2x200mg tab
BAK (+), BAB mmHg spontan Nonemi 1x1
(+), flatus (+), N = 90x/mnt tab
ASI -/- R = 20x/mnt Keren 3x1 tab
S = 36,6
TFU 2 jari
bawah pusat,
kontraksi kuat
PERSALINAN
DEFINISI
• Merupakan serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran
bayi yang cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan
pengeluaran plasenta dan selaput dari tubuh ibu (OBSTETRI FISIOLOGI
FK UNPAD)
Bila persalinan ini berlangsung dengan kekuatan
ibu sendiri dan melalui jalan lahir disebut
Persalinan spontan
Persalinan buatan
Pada umumnya persalinan terjadi jika bayi sudah cukup besar untuk
hidup di luar. Terkadang persalinan tidak dimulai dengan sendirinya.
Tetapi baru berlangsung setelah pemecahan ketuban, pemberian
pitosin atau prostaglandin. Keadaan tersebut disebut
Persalinan Anjuran
PERSALINAN BERDASARKAN
MASA GESTASI DAN BERAT
BAYI
Abortus
Partus
Imaturus
Penurunan Kadar
Progesteron Teori Prostaglandin
Oxytocin
Keregangan otot-
Pengaruh janin
otot
PENURUNAN KADAR
PROGESTERON
HIS
His ialah kontraksi otot-otot rahim pada persalinan
HIS persalinan : Merupakan kontraksi fisiologis otot-otot rahim yang bersifat nyeri.
Nyeri disebabkan oleh : anoksia dari sel-sel otot sewaktu kontraksi, tekanan oleh serabut
otot rahim yang berkontraksi pada ganglion saraf di dalam cervix dan segmen bawah
rahim, regangan cervix, atau regangan dan tarikan pada peritoneum sewaktu kontraksi
Perasaan nyeri bergantung pada ambang nyeri pasien yang ditentukan oleh keadaan
jiwanya
Kontraksi rahim bersifat autonom, tidak dipengaruhi oleh kemauan, tetapi dapat
dipengaruhi oleh rangsangan dari luar, misalnya rangsangan oleh jar-jari tangan.
Seperti kontraksi jantung, pada his juga terdapat pacemaker yang memulai
kontraksi dan mengontrol frekuensinya. Pacemaker itu terletak pada kedua pangkal
tuba.
Kontraksi rahim bersifat berkala :
Lamanya kontraksi ; berlangsung 45 sampai 75 detik
Kekuatan kontraksi ; menimbulkan naiknya tekanan intrauterin sampai 35 mmHg.
Interval antara dua kontraksi ; pada permulaan persalinan his timbul sekali dalam
10 menit, pada kala pengeluaran sekali dalam 2 menit.
Saat persalinan:
Segmen atas rahim: aktif (kontraksi, dinding bertambah tebal, mendorong
anak keluar)
Segmen bawah rahim: pasif (meregang; relaksasi dilatasi, dinding semakin
tipis dan teregang yang akan dilalui bayi)
Sifat kontraksi otot rahim
Setelah kontraksi, otot tersebut tidak
berelaksasi kembali ke keadaan sebelum
kontraksi, tetapi menjadi sedikit lebih
pendek walaupun tonusnya seperti
sebelum kontraksi (retraksi) (rongga rahim
mengecil dan anak berangsur didorong ke
bawah dan tidak naik lagi ke atas)
Kontraksi tidak sama kuatnya. Paling kuat
di fundus uteri, paling lemah di segmen Segmen bawah Rahim
bawah rahim. pada:
A. Permulaan persalinan
B. Pembukaan lengkap
Karena pada permulaan persalinan cervix masih tertutup, isi rahim tentu tidak
dapat didorong ke dalam vagina
Jadi, pengecilan segmen atas rahim harus diimbangi ooleh relaksasi segmen
bawah rahim.
Akibat hal tersebut, segmen atas makin lama makin mengecil, sedangkan
segmen bawah semakin diregang semakin tipis ; isi rahim sedikit demi
sedikit terdorong ke luar dan pindah ke segmen bawah.
Karena segmen atas makin tebal dan segmen bawah makin tipis,
batas antara segmen atas dan segmen bawah menjadi jeas. Batas ini
disebut
Jika segmen bawah sangat diregang, lingkaran retraksi lebih jelas lagi
dan naik mendekati pusat. Lingkaran ini disebut
Pendataran cervix
Pemendekan dari canalis cervicis uteri, yang semula
berupa sebuah saluran yang panjangnya 1-2cm,
menjadi 1 lubang saja dengan pinggir yang tipis.
Bagi pemeriksa : tampak pada porsio yang makin
pendek dan akhirnya menjadi rata. Pendataran dan
Cervix yang pendek (lebih dari setengahnya telah pembukaan cervix pada
merata) merupakan tanda cervix yang matang. primigravida
Pembukaan cervix
Pembesaran dari os.externeum yang tadinya berupa suatu lubang
dengan diameter beberapa millimeter menjadi lubang yang dapat
dilalui anak (10 cm).
Perubahan pada vagina dan dasar panggul
Pada kala I, ketuban ikut meragangkan bagan
atas vagina yang sejak kehamilan mengalami
perubahan-perubahan sedemikian rupa sehingga
dapat dilalui oleh anak
Sewaktu kepala sampai di vulva, lubang vulva
menghadap ke depan atas.
Dari luar, peregangan oleh bagian bagian depan
tampak pada perineum yang menonjol dan
menjadi tipis, sedangkan anus menjadi terbuka
PASSANGER
(Gerakan anak pada persalinan)
Majunya kepala:
Masuknya kepala ke dalam pintu atas Disebabkan,
panggul: Tekanan cairan intrauterine
Sutura sagittalis melintang dan fleksi yang Tekanan langsung oleh fundus pada
ringan bokong
Pada pintu atas panggul biasanya kepala Kekuatan mengejan
dalam asynclitismus posterior yang ringan Melurusnya badan anak oleh
perubahan bentuk rahim
Majunya Kepala
Keluarnya cairan
banyak dengan
sekonyong-
konyong dari jalan
lahir
1. His Persalinan
Kontraksi fisiologis, tapi bersifat nyeri.
-Bersifat autonom
“Berkala”
•Lama: 45-75 detik
•Kekuatan: 35 mmHg (klinis: apakah
jari kita dapat menekan ke dalam
dinding rahim)
•Interval:
-Awal persalinan : 1x10 menit
-Kala II : 1x2 menit
HIS ADEKUAT
(PPK Obgin, RSHS, FK Unpad)
Kontraksi 3 kali dalam 10 menit
Lamanya 40-60 detik
Tekanan intrauterine 40-60mg
2. Keluarnya Lendir Berdarah dari
Jalan Lahir ( bloody show)
Kala I /Pembukaan
Kala II /Pengeluaran Kala III / Uri
• Dimulaidarihispersalinanpertamasampaipembu • Dimulaidaripembukaanlengkapsampailahirnyab
kaancervixmenjadilengkap ayi
• Dimulai
darilahir
nyabayis
ampaila
hirnyapl
asenta
*Dalam klinik, diakui adanya kala IV ialah masa 1 jam setelah plasenta lahir.
Merupakan 1 jam pertama dari masa nifas, tetapi dari segi praktis sebaiknya
dimasukan dalam persalinan karena pada masa ini sering timbul perdarahan.
KALA I
a. Fase latent
b. Fase aktif
Gejala-gejala kala II : his menjadi lebih kuat: kontraksi selama 50-100 detik,
datangnya tiap 2-3 menit
Pasien mulai mengejan
Tanda bahwa kepala sudah sampai dasar panggul: perineum menonjol, vulva
menganga, rectum terbuka
Saat his kepala nampak/keluar vulva, surut jika his berhenti.
Dengan extensi lahirlah UUB, dahi, dan mulut. Terjadi putaran paksi luar. Pada his
berikutnya bahu lahir, bahu belakang dulu kemudian bahu depan, disusul seluruh
badan anak dengan fleksi lateral, sesuai paksi jalan lahir
Lamanya kala II pada primi +- 50 menit, pada multi +- 20menit
Perineum
menonjol, vulva
menganga, rectum
terbuka
KALA III
Tatalaksana
Beri dukungan dan dengarkan keluhan ibu
Jika ibu tampak gelisah/kesakitan:
Biarkan ia berganti posisi sesuai keinginan, tapi jika di tempat tidur
sarankan untuk miring kiri.
Biarkan ia berjalan atau beraktivitas ringan sesuai kesanggupannya
Anjurkan suami atau keluarga memjiat punggung atau membasuh
muka ibu
Ajari teknik bernapas
Jaga privasi ibu. Gunakan tirai penutup dan tidak menghadirkan
orang lain tanpa seizin ibu.
Izinkan ibu untuk mandi atau membasuh kemaluannya setelah buang air
kecil/besar
Jaga kondisi ruangan sejuk. Untuk mencegah kehilangan panas pada bayi
baru lahir, suhu ruangan minimal 25 C dan semua pintu serta jendela harus
tertutup.
Beri minum yang cukup untuk menghindari dehidrasi.
Sarankan ibu berkemih sesering mungkin.
Pantau parameter berikut secara rutin dengan menggunakan partograf
Pasang infus intravena untuk pasien dengan:
Kehamilan lebih dari 5
Hemoglobin ≤9 g/dl atau hematokrit ≤27%
Riwayat gangguan perdarahan
Sungsang
Kehamilan ganda
Hipertensi
Persalinan lama
Isi dan letakkan partograf di samping tempat tidur atau di dekat pasien
Kateterisasi kandung kemih rutin: dapat meningkatkan risiko infeksi saluran kemih.
Lakukan hanya jika ada indikasi.
Posisi terlentang: dapat mengurangi detak jantung dan penurunan aliran darah
uterus sehingga kontraksi melemah
Enema
• Semua pakaian, handuk, selimut dan kain untuk bayi dalam kondisi bersih dan
hangat
• Timbangan, pita ukur, stetoskop bayi, dan termometer dalam kondisi baik dan
bersih
• Patahkan ampul oksitosin 10 unit dan tempatkan spuit steril sekali pakai di
dalam partus set/wadah DTT
• Untuk resusitasi: tempat datar, rata, bersih, kering dan hangat, 3 handuk atau
kain bersih dan kering, alat penghisap lendir, lampu sorot 60 watt dengan
jarak 60 cm diatas tubuh bayi.
• Persiapan bila terjadi kegawatdaruratan pada ibu: cairan kristaloid, set infus
3. Kenakan baju penutup atau celemek plastik yang bersih,
sepatu tertutup kedap air, tutup kepala, masker, dan
kacamata.
lengkap. Lakukan amniotomi bila selaput ketuban belum pecah, dengan syarat:
kepala sudah masuk ke dalam panggul dan tali pusat tidak teraba.
sarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5%, kemudian lepaskan sarung tangan
dalam keadaan terbalik dan rendam dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit.
10. 10. Periksa denyut jantung janin (DJJ) segera setelah kontraksi berakhir untuk
memastikan bahwa DJJ dalam batas normal (120 – 160 kali/ menit). Ambil tindakan
jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam 60 menit.
15. Jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm, letakkan
16. Letakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian di bawah bokong ibu.
17. Buka tutup partus set dan perhatikan kembali kelengkapan alat dan bahan.
18. Pakai sarung tangan DTT atau steril pada kedua tangan.
f. Membantu Lahirnya Kepala
20. Periksa lilitan tali pusat dan lakukan tindakan yang sesuai jika
hal itu terjadi.
21. Tunggu hingga kepala bayi melakukan putaran
paksi luar secara spontan.
g. Membantu Lahirnya Bahu
22. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar,
pegang secara biparental. Anjurkan ibu untuk
meneran saat kontraksi.
MANAJEMEN
AKTIF KALA III
29.Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, berikan suntikan oksitosin 10 unitIM
di sepertiga paha atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi sebelum
menyuntikkan oksitosin!)
• Ikat tali pusat dengan benang DTT/steril pada satu sisi kemudian lingkarkan
kembali benang ke sisi berlawanan dan lakukan ikatan kedua menggunakan
simpul kunci.
33. Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan kering dan pasang topi
pada kepala bayi.
34. Pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva
35. Letakkan satu tangan di atas kain yang ada di perut ibu, tepat di tepi atas
simfisis dan tegangkan tali pusat dan klem dengan tangan yang lain.
36. Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat ke arah bawah sambil
tangan yang lain mendorong uterus ke arah dorso-kranial secara hati-hati,
seperti gambar berikut, untuk mencegah terjadinya inversio uteri.
Jika plasenta tidak lahir setelah
30-40 detik, hentikan
penegangan tali pusat dan
tunggu hingga timbul kontraksi
berikutnya dan ulangi prosedur
diatas
37. Lakukan penegangan dan dorongan dorso-kranial hingga
plasenta terlepas, lalu minta ibu meneran sambil menarik tali
pusat dengan arah sejajar lantai dan kemudian ke arah atas,
mengikuti poros jalan lahir dengan tetap melakukan tekanan
dorso-kranial, seperti gambar berikut.
• Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga
berjarak sekitar 5-10 cm dari vulva dan lahirkan plasenta
• Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit menegangkan tali pusat:
Beri dosis ulangan oksitosin 10 unitIM
Segera rujuk jika plasenta tidak lahir dalam 30 menit setelah bayi
lahir
Bila terjadi perdarahan, lakukan plasenta manual.
38. Saat plasenta terlihat di introitus vagina, lanjutkan kelahiran plasenta
dengan menggunakan kedua tangan.
• Jika selaput ketuban robek, pakai sarung tangan DTT atau steril untuk
melakukan eksplorasi sisa selaput kemudian gunakan jarijari tangan atau
klem DTT atau steril untuk mengeluarkan bagian selaput yang tertinggal.
39. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase uterus
dengan meletakkan telapak tangan di fundus dan lakukan masase
dengan gerakan melingkar secara lembut hingga uterus berkontraksi
(fundus teraba keras).
• Lakukan tindakan yang diperlukan jika uterus tidak berkontraksi setelah
15 detik melakukan rangsangan taktil/ masase.
I. Menilai Perdarahan
perdarahan pervaginam
43. Mulai IMD dengan memberi cukup waktu untuk melakukan kontak
• Bila bayi harus dipindah dari kamar bersalin sebelum 1 jam atau sebelum
bayi menyusu, usahakan ibu dan bayi dipindah bersama dengan
mempertahankan kontak kulit ibu dan bayi.
• Jika bayi belum menemukan puting ibu - IMD dalam waktu 1 jam,
posisikan bayi lebih dekat dengan puting ibu dan biarkan kontak kulit
vitamin K1, salep mata) dan kemudian kembalikan bayi kepada ibu
untuk menyusu.
kehangatannya.
• Tetap tutupi kepala bayi dengan topi selama beberapa hari
pertama. Bila suatu saat kaki bayi terasa dingin saat disentuh,
• Tempatkan ibu dan bayi di ruangan yang sama. Bayi harus selalu
• Beri bayi salep atau tetes mata antibiotika profilaksis (tetrasiklin 1% atau
antibiotika lain).
• Berikan gelang pengenal pada bayi yang berisi informasi nama ayah, ibu,
waktu lahir, jenis kelamin, dan tanda lahir jika ada.
bisa disusukan.
• Letakkan kembali bayi pada dada ibu bila bayi belum berhasil
berhasil menyusu.
46. Lanjutkan pemantauan kontraksi dan pecegahan perdarahan pervaginam:
• Lakukan asuhan yang sesuai untuk menatalaksana atonia uteri jika uterus
49.Periksa tekanan darah, nadi, dan keadaan kandung kemih ibu setiap 15
menit selama 1 jam pertama pascasalin dan setiap 30 menit selama jam
kedua pascasalin.
• Periksa temperatur ibu sekali setiap jam selama 2 jam pertama pascasalin.
37,50C).
• Tunda proses memandikan bayi yang baru saja lahir hingga minimal 24
51. Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5%
didekontaminasi.
52. Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang sesuai.
53. Bersihkan badan ibu menggunakan air DTT. Bersihkan sisa cairan
ketuban, lendir dan darah. Bantu ibu memakai pakaian yang bersih dan
kering.
56. Celupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5%, balikkan
bagian dalam keluar dan rendam dalam larutan klorin 0,5% selama
10 menit.
57. Cuci kedua tangan dengan sabun dan air bersih mengalir kemudian
3 KOMPONEN
A. KEMAJUAN PERSALINAN
1. PEMBUKAAN SERVIKS
2. PENURUNAN KEPALA
3. H I S
a. FREKUENSI (BERAPA KALI DALAM
10 MENIT
b. LAMANYA ( DALAM DETIK )
B. KONDISI JANIN
1. DENYUT JANTUNG JANIN ( DJJ )
2. SELAPUT KETUBAN & AIR KETUBAN
3. MOLASE ( PENYUSUTAN KEPALA )
C. KONDISI IBU
1. NADI, TEKANAN DARAH, SUHU
2. URINE : VOLUME, PROTEIN, ASETON
3. OBAT-OBATAN DAN CAIRAN INFUS
4. PEMBERIAN OKSITOSIN
OBSERVASI (MINIMAL)
DJJ ●
4 <20 DETIK
3
20-40
2 DETIK
1
>40 DETIK
WAKTU
(JAM)
0 1 2 3
01/24/2021
Contoh pengisian partograf
Partograf WHO yang sudah
dimodifikasi
01/24/2021
Contoh partograf
untuk persalinan
normal
01/24/2021
TERIMA KASIH