01 Hipertansi Gestational
04 Hipertansi Kronik
PERBEDAAN
Eclampsi sine eclampsi : eklamsi yang ditandai oleh penurunan kesadaran tanpa kejang.
KLASIFIKASI
3) Tingkat konvulsi (tingkat kejang klonis) : kejang hilang
timbul, rahang membuka dan menutup begitu pula mata,
otot-otot muka dan otot badan berkontraksi dan berelaksasi
berulang.
Kejang sangat kuat sehingga penderita dapat terlempar
dari tempat tidur atau menggigit lidah sendiri.
Ludah berbuih bercampur darah keluar dari mulut, mata
merah, dan muka biru
Lamanya kejang : sekitar 1 menit
4) Tingkat koma: terjadi setelah kejang klonis, penderita
mengalami koma, lamanya bervariasi dari beberapa menit
hingga berjam-jam.
Bila sadar dapat terjadi amnesia retrograd : penderita
tidak ingat sama sekali apa yang telah terjadi
DIAGNOSIS
Anamnesis
Umur kehamilan > 20 minggu Pemeriksaan Fisik
Hipertensi Kesadaran : somnolen sampai koma
Kejang Tanda vital: Tekanan darah > 140/90 mmHg
Penurunan Kesadaran Proteinuria minimal +1
Penglihatan Kabur Penurunan kesadaran tanpa disertai kejang
Nyeri kepala hebat Tetanus
Nyeri ulu hati
Pemeriksaan Penunjang
o Pemeriksaan Hb, Ht, Leukosit, Trombosit, Urin Lengkap, Fungsi hati, dan
fungsi ginjal
o Pemeriksaan foto rontgen thoraks
o Pemeriksaan CT scan bila ada dugaan perdarahan otak
o Pungsi lumbal: bila ada indikasi
o Pemeriksaan elektrolit Na, K, Ca, dan Cl; kadar glukosa, Urea N, kreatinin,
SGOT, SGPT, analisa gas darah, asam urat atas indikasi
o Pemeriksaan USG, KTG
TATALAKSANA
2. Pengobatan
Tujuan
Mencegah kejang berulang : saat kejang terjadi hipoksia, asidosis
respiratorik maupun metabolic serta kenaikan tekanan darah
Pengakhiran kehamilan:
Terminasi kehamilan impending eklamsi adalah dengan per
vaginam, seksio sesarea bila ada indikasi obstetric atau
pertimbangan lain.
Diagnosis laboratorium :
oHemolisis
Adanya sel-sel spherocytes, Schistocytes, triangular, dan
sel Burr pada apus darah perifer
Kadar bilirubin total > 1,2mg%
oKenaikan kadar enzim hati
Kadar SGOT > 70 IU/L
Kadar LDH > 600 IU/L
oTrombosit < 100.000
PENGELOLAAN
Diagnosis:
Proteinuria awitan-baru ≥ 300mg/24 jam pada
perempuan hipertensi, tetapi tidak ditemukan
proteinuria sebelum kehamilan 20 minggu.
Peningkatan mendadak proteinuria atau tekanan darah
atau trombosit <100.000 pada perempuan yang
mengalami hipertensi dan proteinuria sebelum
kehamilan 20 minggu.
HIPERTENSI KRONIS YANG DIPERPARAH
OLEH SINDROM PREEKLAMSI
Preeklamsia:
Urin lengkap
Preeklamsia berat:
Pemeriksaan Hb, Ht, leukosit, trombosit, dan urin
lengkap
Pemeriksaan elektrolit Na, K, Ca, dan Cl; kadar glukosa,
Urea N, Kreatinin, SGOT, SGPT, Analisa gas darah, asam
urat darah
Pemeriksaan CTG
Pemeriksaan foto rontgen thoraks
TATALAKSANA
PREEKLAMSIA:
Rawat jalan: istirahat cukup (berbaringatau tidur miring), diet cukup
protein, rendah karbohidrat dan lemak, roboransia, dan penderita diminta
datang kembali setiap minggu.
Rawat inap: penderita preeklamsia harus di rawat di RS bila:
Gejala klinis tidak membaik setelah 2 minggu pengobatan rawat jalan
Timbul salah satu atau lebih gejala dan tanda preeklamsia berat
PREEKLAMSIA BERAT:
Perawatan Konservatif: mempertahankankehamilan bersama
dengan pengobatan medisinal
Perawatan aktif: kehamilan di terminasi/diakhiri setelah pengobatan
medisinal
PERAWATAN
KONSERVATIF
2. Labetalol
Labetolol merupakan golongan beta blocker
Non selective beta blocker dan selektif alfa-1 blocker
Pertama menggunakan dosisi inisial dengan pemberian 20 mg bolus. Apabila
tekanan darah tidak menurun, maka diberikan lagi 20 mg. Lalu 40 mg lalu 80
mg 10 menit berikutnya sampai dosis maksimal 220 mg
PERAW ATAN
AKTIF
Indikasi: bila didapatkan satu/lebih keadaan dibawah ini:
Ibu
• Kehamilan >34 minggu (dengan kortikosteroid selama 2 hari telah
diberikan, dan memberitahu bagian perinatologi sebelum
terminasi kehamilan)
• Adanya gejala impending eklamsi
• Gagal perawatan konservatif
• Kondisi ibu tidak stabil
Janin
• Adanya tanda-tanda gawat janin
• Adanya tanda pertumbuhan janin terhambat
Laboratorik:
• Adanya sindom HELLP
PENGOLAAN
OBSTETRI
CARA TERMINASI KEHAMILAN
• Eclampsia
Maternal
• Placental abruption (10%)
• Neurological deficits (7%)
• Aspiration pneumonia (7%)
• Pulmonary edema (5%)
• Cardiovascular problems (4%)
• Intracerebral Hemorrhage
• Acute renal failure (4%)
Death (1%)
Other : hematological changes
(HEELP, DIC, Coagulopathy)
PROGNOSIS…..